Apakah kamu pernah mendengar istilah devaluasi? Atau kamu pernah mendengar istilah inflasi? Nah, devaluasi ini merupakan kebalikan dari inflasi yang sering kamu dengar.
Untuk kamu yang sedang menjalankan bisnis cukup besar, penting halnya mengetahui pengertian devaluasi. Sebutan devaluasi sering dikaitkan dengan terjadinya penurunan nilai mata uang suatu negara terhadap nilai mata uang negara asing.
Pemerintah sendiri akan melakukan intervensi bila terjadi devaluasi, supaya nilai mata uang dalam negeri tetap stabil.
Jika inflasi akan menyebabkan harga komoditas barang atau jasa menjadi meningkat, karena terjadi permintaan daya beli yang meningkat juga, lalu, apakah devaluasi kebalikan dari kondisi tersebut? Nah, langsung aja simak ulasan lengkap mengenai arti, tujuan, serta contoh devaluasi!
Pengertian Devaluasi
Pemerintah akan melakukan devaluasi untuk memperbaiki ekonomi negara. Akan tetapi, kejadian ini tidak dapat terjadi begitu saja. Tentunya pemerintah harus memiliki alasan yang kuat untuk melakukan devaluasi.
Arti devaluasi sendiri dapat dijabarkan dalam beberapa definisi. Definisinya sebagai berikut:
1. Menurut Wikipedia
Devaluasi adalah kebijakan moneter yang diambil oleh pemerintah untuk melakukan penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri khususnya pada mata uang asing yang sangat berpengaruh dalam perdagangan internasional.
2. Arti Secara Umum
Devaluasi adalah kejadian penting bagi suatu negara ketika mereka masuk ke pasar global dunia. Devaluasi ini membantu nilai mata uang negara menjadi di bawah rata-rata bila dibandingkan nilai mata uang asing.
Apa pengaruh dari devaluasi ini? Pengaruhnya bisa dilihat dari perputaran ekspor dan impor produk yang ikut berubah di perdagangan internasional.
Baca Juga: Pahami Arti, Manfaat, dan Hambatan Perdagangan Internasional
3. Menurut Leni Permana, dkk. (Buku Ekonomi 2: Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas XI Tahun 2009)
Devaluasi adalah tindakan yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang negaranya terhadap nilai mata uang negara lain secara mendadak dan dalam perbedaan yang cukup besar. Bisa dikatakan terjadi penurunan nilai tukar (exchange rate) secara resmi atas mata uang domestik terhadap valuta asing.
4. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Devaluasi adalah penurunan nilai uang yang dilakukan dengan sengaja terhadap uang luar negeri atau terhadap emas, misalnya untuk memperbaiki perekonomian.
Akibat dari devaluasi adalah harga barang negara lain menjadi lebih murah di pasaran luar negeri dan sebaliknya harga barang negara lain menjadi mahal di pasaran domestik. Semakin tinggi tingkat devaluasi yang dilakukan pemerintah maka daya saing antar negara bersangkutan menjadi lebih baik. Dalam jangka pendek tindakan tersebut membuat suatu negara mengurangi barang impor dan menaikkan barang ekspor.
Baca Juga: Definisi Perencanaan Usaha dan Manfaatnya Bagi Pebisnis.
Tujuan Devaluasi
Setelah kamu memahami pengertian devaluasi di atas, tentunya kamu juga perlu mengetahui tujuan devaluasi. Berikut ini beberapa tujuan devaluasi yang dilakukan pemerintah, antara lain:
- Upaya peningkatan barang ekspor dan menekan jumlah barang impor. Hal ini untuk memperbaiki BOP (Balance of Payment).
- Untuk meningkatkan pemakaian barang produksi lokal atau dalam negeri. Hal ini dapat dicapai apabila barang impor mempunyai harga lebih mahal dari barang lokal.
- Berhasilnya menjaga kesetimbangan BOP (Balance of Payment), sehingga nilai mata uang asing menjadi stabil.
Penyebab Devaluasi
Di samping mempunyai tujuan tertentu, devaluasi juga dilakukan karena ada sebab tertentu. Ketahui pula penyebab devaluasi mata uang yang sering terjadi, seperti di bawah ini:
1. Adanya Peningkatan Pengangguran
Penyebab utama devaluasi mata uang yang tak asing bagi kamu sendiri adalah masalah pengangguran seperti yang terjadi di Indonesia. Saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang kekurangan lapangan pekerjaan. Dari sebab inilah transaksi jual beli akan meningkat, sehingga pendapatan yang diperoleh negara akan bertambah dan lapangan pekerjaan akan semakin banyak dibuka.
2. Kualitas Produk Lokal yang Lebih Baik
Adanya kemajuan teknologi yang digunakan dalam sektor produksi, membuat kualitas produk dalam negeri semakin membaik. Demi menaikkan permintaan produk dalam negeri di negara asing maka devaluasi mata uang ini diperlukan.
3. Volume Impor yang Tinggi
Sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa devaluasi adalah kejadian yang berkaitan dengan ekspor dan impor. Jadi saat terjadi devaluasi, jumlah impor barang tinggi dan membuat jumlah barang yang ekspor ke luar negeri hanya sedikit.
Baca Juga: Ekonomi Maritim: Pengertian dan Contohnya.
Dampak Devaluasi
Dengan melakukan devaluasi, pemerintah mengharapkan adanya perubahan atau dampak bagi sektor ekonomi Berikut ini beberapa dampak dari devaluasi mata uang, antara lain:
1. Berkurangnya Jumlah Barang Impor
Devaluasi akan mengubah cara berpikir masyarakat dalam membeli barang lokal, sehingga jumlah produk yang diimpor semakin berkurang.
Penggunaan barang dalam negeri ini akan semakin meningkat yang diharapkan dapat memengaruhi pendapatan perkapita negara.
2. Kenaikan Jumlah Barang Ekspor
Apabila nilai mata uang dalam negeri lebih rendah terhadap nilai mata uang negara asing maka harga barang lokal dirasa lebih murah oleh warga asing. Jadi devaluasi akan mendorong permintaan (demand) barang oleh masyarakat asing dan meningkatkan jumlah barang ekspor.
Peningkatan jumlah produksi barang ekspor akan meningkatkan jumlah peredaran mata uang asing di suatu negara, sehingga BOP (Balance of Payment) dan BOT (Balance of Trade) menjadi lebih baik.
3. Devisa Negara Meningkat
Adanya ketidakseimbangan antara kegiatan ekspor dan impor dengan jumlah barang ekspor lebih tinggi dibandingkan jumlah barang impor akan memberikan keuntungan dalam perdagangan internasional, sehingga devisa negara semakin meningkat.
Devisa negara ini dimanfaatkan untuk mengembangkan atau mendirikan suatu perusahaan yang dapat menyediakan lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengangguran di negara tersebut.
4. Bersaingnya Produk Lokal di Luar Negeri
Terjadinya devaluasi dapat dijadikan batu loncatan pengusaha dalam negeri untuk bersaing di pasar internasional. Penawaran barang lokal akan semakin beragam ke masyarakat luar negeri.
Bahkan harga produk lokal yang dianggap murah oleh masyarakat luar negeri mengubah pola pikir masyarakat asing untuk memilih barang impor yang murah daripada barang lokal produksi mereka yang harganya cenderung lebih mahal. Selain itu, keadaan devaluasi menyebabkan pengusaha dalam negeri yang berada luar negeri akan menurunkan harga produknya.
5. Adanya Perubahan Metode Produksi
Dampak devaluasi juga akan mendorong perusahaan untuk mengubah metode produksinya. Perubahan metode produksi ini bisa dilihat dari pemakaian mesin ke pemakaian tenaga kerja. Hal ini karena memanfaatkan tenaga kerja dirasa lebih murah dibanding menggunakan mesin.
Maka dari itu pembukaan lapangan kerja semakin banyak dan terjadi penurunan tingkat pengangguran.
6. Terjadinya Keseimbangan Pada Neraca Pembayaran
Devaluasi dapat digunakan untuk menyeimbangkan neraca pembayaran. Nilai mata uang dalam negeri yang terlalu tinggi menyebabkan jumlah barang ekspor mengalami kenaikan dan jumlah barang barang impor menurun. Dari kejadian ini akan menyebabkan defisit neraca perdagangan dan pada akhirnya membuat defisit neraca pembayaran.
Baca Juga: Strategi Pemasaran 4P dan Contohnya dalam Dunia Bisnis.
Contoh Devaluasi
Sepanjang sejarah Indonesia, devaluasi adalah kejadian yang cukup sering terjadi. Mayoritas dari kejadian devaluasi di Indonesia terjadi karena inflasi yang tinggi, sehingga pemerintah menciptakan kebijakan untuk memperbaiki kondisi ekonomi negara. Berikut ini contoh devaluasi di Indonesia yang pernah terjadi.
-
Devaluasi Tahun 1950
Pemerintahan Presiden Soekarno, melalui Menteri Keuangannya yang bernama Syafrudin Prawiranegara, pada tanggal 30 Maret 1950, melakukan devaluasi dengan cara menggunting uang kertas. Mata uang lain yang berlaku di Indonesia selain ORI (Oeang Repoeblik Indonesia) yang bernilai Rp5 ke atas, digunting fisiknya dan ditukarkan dengan mata uang ORI dengan nilai setengahnya. Kejadian ini dikenal sebagai “Gunting Syafrudin”.
-
Devaluasi Tahun 1959
Tanggal 24 Agustus 1959, pada masa pemerintahan Presiden Soekarno melalui Menteri Keuangannya menurunkan nilai mata uang Rp1.000 yang bergambar gajah dan Rp500 yang bergambar macan. Nilai mata uang ini diturunkan menjadi Rp100 dan Rp50. Pemerintah pada saat itu juga melakukan pembekuan terhadap semua simpanan di bank yang jumlahnya lebih dari Rp25.000.
Adanya devaluasi ini untuk meningkatkan nilai rupiah pada saat itu dan rakyat kecil tidak dirugikan. Namun, kebijakan yang telah dilakukan ini ternyata tidak dapat mengatasi kemunduran ekonomi secara menyeluruh.
-
Devaluasi Tahun 1966
Imbas dari embargo yang dilancarkan oleh sekutu imperialis dan kapitalis terhadap Indonesia adalah keberanian Indonesia dalam menentang pembentukan negara boneka di kawasan Asia Tenggara oleh Inggris dan Amerika Serikat. Waperdam III Chairul Saleh melakukan tindakan ekstrim yaitu mengganti uang lama dengan uang baru dengan kurs Rp1.000 dan diganti dengan nilai mata uang baru senilai Rp1.
Akibat inflasi pada tahun 1966 yang tidak terkendali tersebut terjadilah lonjakan sebesar 650% dan Bung Karno dipaksa untuk mengeluarkan Supersemar pada tanggal 11 Maret 1966. Hal ini semakin menguatkan pemberontakan yang dilakukan Soeharto yang menolak dipanggil ke Halim oleh Panglima Polim tertinggi pada tanggal 1 Oktober 1965.
-
Devaluasi Tahun 1971
Pada tanggal 21 Agustus 1971, Indonesia melakukan devaluasi mata uang. Devaluasi ini dikarenakan presiden Amerika Serikat menghentikan pertukaran Dolar Amerika Serikat dengan emas. Devaluasi mata uang ini dari Rp378 menjadi Rp415 per 1 US$.
-
Devaluasi Tahun 1978
Contoh devaluasi selanjutnya terjadi pada tahun 1978, tepatnya tanggal 15 November. Pada saat itu pemerintah membuat kebijakan devaluasi karena terjadi penurunan pendapatan negara dari penjualan minyak bumi.
Alasan lain pemerintah melakukan devaluasi pada tahun 1978 karena pemerintah terlibat utang hingga mencapai nominal US$10 miliar. Devaluasi mata uang ini dari Rp415 menjadi Rp625 per 1 US$.
-
Devaluasi Tahun 1983
Devaluasi ini terjadi pada tanggal 30 Maret 1983, pada masa pemerintahan Presiden Soeharto melalui Menteri Keuangan Radius Prawiro, mendevaluasi rupiah sebesar 48%. Kejadian devaluasi ini hampir sama dengan “menggunting” nilai mata uang menjadi setengahnya. Pada tahun ini kurs 1 Dolar Amerika Serikat mengalami kenaikan dari Rp702,50 menjadi Rp970,00.
-
Devaluasi Tahun 1986
Yang menjabat sebagai Menteri Keuangan pada tahun 1986 yaitu Radius Prawiro. Beliau membuat kebijakan devaluasi pada tanggal 12 September 1986. Nilai devaluasi yang dibuatnya sebesar 47% atau lebih tepatnya Rp1.134 menjadi Rp1.664.
Kesimpulan
Apabila kamu memiliki bisnis ekspor, adanya devaluasi akan berdampak pada bisnis yang sedang kamu jalankan. Meningkatnya demand pasar internasional akan membuat bisnismu bekerja lebih efektif dan efisien.
Pengelolaan keuangan pada sebuah bisnis harus benar dan tepat. Supaya pengelolaan keuangan bisnismu lebih mudah, tepat, dan efisien, kamu dapat menggunakan aplikasi majoo. Aplikasi majoo one stop solution ini akan membantumu dalam membuat laporan dan mengelola bisnismu.
Selain itu fitur akuntansi yang memudahkanmu dalam membuat laporan, aplikasi majoo juga terdapat fitur analisa bisnis. Dengan menggunakan fitur ini, kamu akan terbantu dalam membuat laporan analisa dari aktivitas berjalan sehingga membantu keputusan bisnis yang cepat. Analisa bisnis ini mencakup analisa waktu teramai penjualan, analisa waktu teramai produk, analisa perputaran stok, analisa belanja modal, dan lain sebagainya. Kamu dapat mengaksesnya melalui dashboard di dalam aplikasi.
Tunggu apa lagi? Yuk, gunakan aplikasi majoo sekarang juga! Agar bisnismu lancar, dan memudahkanmu dalam mengoperasikan bisnismu sehingga berjalan dengan baik.