Saat mendapat pertanyaan “Apa HET itu?” pelaku usaha yang bergerak di bidang ritel mungkin sudah sangat paham dan dapat menjelaskan bahwa HET adalah singkatan dari Harga Eceran Tertinggi. Namun, jika ditanyakan kepada masyarakat awam, mungkin tidak semua bisa memahaminya dengan baik.
Wajar saja, sih, sebenarnya, karena berbeda dengan istilah lain yang sama asingnya, misalnya BEP atau break event point, singkatan harga eceran tertinggi ini mungkin memang kurang familier di telinga.
Ditambah lagi, masyarakat secara umum yang menjadi konsumen akhir memang hanya mengenal satu harga saja, yaitu harga eceran yang ada di pasaran, kan? Namun, tak perlu cemas atau ketakutan saat memperoleh pertanyaan serupa, karena dalam artikel ini kita akan menjabarkan serba-serbi terkait harga eceran tertinggi ini.
Yuk, langsung saja kita bahas bersama-sama!
Baca juga: Definisi dan Cara Menentukan Target Penjualan dengan Tepat
HET Artinya Adalah …
Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, HET artinya adalah Harga Eceran Tertinggi atau batas atas harga yang diperbolehkan untuk barang-barang yang dijual secara eceran kepada masyarakat sebagai konsumen akhir.
Pertanyaan berikutnya, apa yang dimaksud dengan harga eceran tertinggi? Jawabannya sebenarnya cukup literal, ketika suatu barang sudah dikenakan harga eceran tertinggi, artinya tidak boleh ada pemilik usaha yang menjual barang tersebut melebihi harga yang telah ditetapkan.
Namun, jangan salah sangka dulu, ya! Ketika harga eceran tertinggi sudah ditetapkan untuk sebuah barang, bukan berarti seluruh pemilik usaha harus memasang harga yang persis sama dengan batas atas yang sudah ditentukan.
Karena yang ditetapkan hanya harga tertinggi, artinya pemilik usaha masih dapat menjual suatu barang di bawah harga tersebut, kok! Pada kenyataannya, tak sedikit pula pemilik usaha yang memasang harga di bawah harga eceran tertinggi ini untuk meningkatkan daya saing bisnisnya, lho!
Strategi bisnis ini sebenarnya bukanlah strategi yang buruk, ketika kebanyakan pemilik usaha memasang harga di batas tertinggi, jelas pelanggan akan lebih tertarik untuk membeli barang serupa di tempat usaha yang mampu menjual dengan harga di bawahnya, kan? Hanya saja secara otomatis margin keuntungan yang diterima oleh pemilik usaha tersebut akan lebih kecil.
Baca juga: Belajar Menghitung Harga Pokok Produksi dengan Benar
Seperti Apa Aturan HET yang Berlaku?
Aturan HET atau harga eceran tertinggi sebenarnya dapat berbeda-beda tergantung dari barang yang ingin dijual. Untuk produk berupa obat-obatan, misalnya, aturan penghitungan yang digunakan didasarkan pada Peraturan Kementerian Kesehatan nomor 98 tahun 2015.
Dalam aturan tersebut, margin keuntungan yang bisa dikantongi oleh apotek dari penjualan obat-obatan generik dibatasi hingga 25% saja di luar PPN atau Pajak Pertambahan Nilai.
Untuk produk-produk yang lain, aturan yang dikenakan pun akan berbeda sesuai dengan peraturan kementerian yang mendukungnya. Oleh karena itu, ada baiknya setiap pelaku usaha mempelajari terlebih dahulu setiap regulasi yang ada untuk memastikan harga jual yang dipasangnya sudah sesuai dengan aturan HET yang berlaku.
Siapa yang Menentukan Harga Eceran Tertinggi?
Sebenarnya, siapa yang menentukan harga eceran tertinggi? Jawabannya adalah pemerintah melalui kementerian-kementerian yang sesuai dengan bidangnya.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, untuk produk obat-obatan, khususnya penjualan obat generik, apotek-apotek yang beroperasi harus mengacu pada aturan yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Serupa dengan situasi ini, harga eceran beragam jenis produk yang lain pun ditetapkan oleh pemerintah melalui kementerian-kementerian yang ada.
Umumnya, dasar acuan yang kerap digunakan adalah Peraturan Kementerian, akan tetapi tidak menutup kemungkinan pula bagi presiden untuk melakukan intervensi langsung melalui Peraturan Presiden untuk kasus-kasus khusus yang sifatnya kondisional. Meski demikian, situasi ini jarang sekali terjadi dan penetapan harga eceran tertinggi kerap dilakukan melalui Peraturan Kementerian saja.
Sebagai contoh, saat pandemi Covid-19 merebak di akhir tahun 2019 lalu, harga obat-obatan dan juga alat kesehatan terkait penanggulangan efek coronavirus tetap diatur oleh Kementerian Kesehatan melalui Peraturan Kementerian Kesehatan.
Situasi tersebut terjadi karena munculnya pandemi dianggap sebagai kejadian khusus yang membuat habisnya persediaan obat serta peralatan kesehatan terkait di pasaran. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan pun mengeluarkan aturan khusus untuk memastikan setiap masyarakat yang ada di Indonesia tetap memiliki akses terhadap obat-obatan dan juga peralatan kesehatan.
Sekalipun termasuk dalam kejadian khusus, tetapi aturan yang berlaku tetap dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan karena kejadian khusus ini belum digolongkan sebagai bencana nasional yang membutuhkan intervensi langsung dari presiden.
Apa Fungsi HET?
Mengapa, sih, harga eceran tertinggi perlu diatur sedemikian rupa oleh pemerintah? Mengapa pemilik usaha tidak dibebaskan saja dalam menetapkan harga jual barang-barang yang menjadi komoditas bisnisnya untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar?
Tentu saja jika tidak ada fungsi yang jelas, pemerintah pun tidak akan secara asal menetapkan harga eceran tertinggi ini, kan? Jadi, apa sebenarnya fungsi dari adanya batasan harga eceran ini dan apa yang ingin dicapai dengan menetapkan HET?
Secara sederhana, harga eceran tertinggi diberlakukan untuk melindungi masyarakat sebagai konsumen akhir. Karena sebenarnya dengan menetapkan HET artinya pemerintah ingin memastikan setiap lapisan masyarakat yang ada di negaranya mampu membeli setiap barang yang dianggap esensial atau penting bagi keberlangsungan hidupnya.
Tujuan ini pula yang membuat tidak semua barang dikenakan harga eceran tertinggi. Barang-barang lain yang dianggap kurang esensial bagi kehidupan sehari-hari atau barang-barang yang tergolong sebagai kebutuhan tersier tidak memiliki batasan harga eceran tertinggi.
Akan tetapi, untuk barang-barang yang dipastikan akan memengaruhi hajat hidup orang banyak, misalnya saja harga bahan bakar minyak maupun obat-obatan, harga eceran tertinggi menjadi sesuatu yang dibutuhkan untuk memastikan siapa pun, terlepas dari kemampuan daya beli dan tingkat ekonominya, masih dapat membeli barang tersebut.
Baca juga: Mark Up adalah Peningkatan Harga. Apa Saja Contoh Mark Up?
Bolehkah Melanggar Aturan HET?
Karena harga eceran tertinggi ditetapkan langsung oleh pemerintah, artinya aturan yang berlaku pun diterapkan secara nasional di suatu negara. Dengan kondisi yang demikian, secara teknis pemilik usaha bisa saja menjual suatu barang melebihi harga eceran tertinggi yang ditentukan.
Sederhana saja, dengan implementasi di tingkat nasional, tentu pemerintah akan kesulitan dalam memantau penjualan setiap barang yang ada di pasaran, terlebih untuk barang-barang yang dijual secara mengecer kepada konsumen akhir secara langsung.
Meski demikian, yang menjadi pertanyaan, kan, bukan bisa atau tidak bisa, melainkan boleh atau tidak boleh. Sekalipun secara teknis pemilik usaha bisa melanggar aturan HET yang telah ditetapkan, secara hukum pemilik usaha tidak boleh melakukannya.
Dengan kata lain, pemilik usaha yang ketahuan menjual suatu barang di atas harga eceran tertinggi dapat dikenakan sanksi secara hukum yang sifatnya mengikat. Untuk alasan ini pulalah pemerintah melalui otonomi daerah diperkenankan untuk melakukan razia pasar guna memastikan setiap penjual mematuhi aturan yang telah ditetapkan, khususnya untuk barang-barang yang peruntukannya memberikan pengaruh yang signifikan bagi hajat hidup orang banyak.
Secara singkat, menjual suatu barang dengan harga yang sesuai HET adalah kewajiban yang harus dipatuhi oleh setiap pelaku usaha. Kewajiban ini tidak hanya mengikat secara hukum saja, lho, tetapi juga secara moral karena barang-barang yang memiliki harga eceran tertinggi umumnya barang-barang yang memang dibutuhkan oleh orang banyak.
Agar pengelolaan barang yang ingin dijual bisa lebih mudah lagi, tak ada salahnya untuk memaksimalkan penggunaan aplikasi majoo dengan beragam fitur unggulannya yang dapat diandalkan untuk mengelola bisnis secara tepat. Tertarik untuk mencoba? Langsung saja berlangganan layanan aplikasi majoo!
Baca juga: Rumus Harga Jual: Inilah 5 Cara Menentukan Harga Jual Produk