Investasi Properti: Cara, Tips, Keuntungan, dan Contoh

Ditulis oleh Andiana Moedasir

article thumbnail

Investasi properti memang membutuhkan modal besar, tapi hasil yang akan didapat oleh investor pun sangat besar.

“Ada tanah murah, tuh! Lumayan buat investasi.”

“Rumah udah ada, sih. Beli lagi soalnya buat disewain.”

“Nggak, bukan buat buka toko. Beli ruko buat investasi aja.”

Tanah, rumah, ruko, dan bangunan lainnya memang jadi incaran untuk investasi. Selain harganya stabil dalam jangka waktu lama, nilainya juga melesat naik dari tahun ke tahun.

Ya, yang disebut tadi memang jadi alasan menggiurkan hingga banyak yang menanamkan kepercayaannya untuk mengembangkan dana melalui investasi properti.

Kalau kamu berminat untuk meraup cuan dengan investasi di bidang properti, pahami jenisnya, dalami risikonya, dan pelajari trik dalam menjalankannya, ya.

Dengan membaca artikel ini, kamu bisa lebih mengenal mengenai investasi properti. Simak sampai tuntas. 

Pengertian Investasi Properti

Hal yang membedakan investasi properti dengan yang lainnya adalah jenis aset yang dikelolanya.

Jika investasi saham mengelola aset berupa berupa surat berharga dan investasi pasar uang berupa mata uang, maka aset investasi properti adalah sebidang tanah dan semua hal-hal yang berada di atasnya.

Misalnya bangunan, rumah, pohon, apartemen, jalanan dan berbagai sumber daya lain yang ada di atas sebidang tanah.

Pada dasarnya, investasi properti mencakup kegiatan berupa:

  • Pembelian
  • Kepemilikan
  • Penyewaan
  • Pengelolaan
  • Penjualan ragam properti

Keuntungan investasi properti diraih dari selisih harga beli dengan harga jual atau harga sewa yang ditawarkan.

Baca Juga: Memahami Sistem dan Manfaat Akuntansi Perbankan 

Contoh Investasi Properti

Investasi properti menawarkan banyak sekali pilihan aset. Tiap aset memiliki kelebihan dan risiko yang berbeda-beda.

Contoh investasi properti misalnya Bu Rika yang memiliki ketertarikan menanamkan dananya dalam bentuk aset apartemen. Awalnya membeli 1 unit, lama-lama menjadi banyak.

Bu Rika merenovasi, mendekor, sampai menata isinya. Bukan untuk ditinggali. Melainkan ia sewakan harian atau bulanan melalui aplikasi seperti Reddoorz, OYO, Airbnb, Mamikos, dan sejenisnya.

Beda lagi dengan Pak Ridwan. Ia memilih membeli rumah yang rusak berharga murah di lokasi strategis. Kemudian ia melakukan renovasi sampai rumah tersebut jadi lebih menarik.

Pak Ridwan mendapatkan keuntungan besar dari selisih harga jual dikurangi harga beli dan biaya renovasi.

Terlihat, bukan? Beda aset maka berbeda pula cara pengolahan dan strategi meraup keuntungannya.

Jenis Investasi Properti

Jenis investasi properti dilihat dari jenis asetnya tentu banyak sekali. Namun, berikut adalah jenis investasi properti yang banyak digemari oleh para investor.

Rumah

Rumah, walaupun berada agak jauh dari pusat kota tetap menjadi investasi yang menjanjikan.

Pasalnya, harga rumah bisa dipastikan naik terus dari tahun ke tahun. Selain itu, kebutuhan rumah seakan tak pernah menurun.

Terlebih belakangan ini, animo untuk memiliki rumah tak hanya berkisar pada pasangan muda. Para lajang milenial pun sudah mulai ingin memiliki rumah.

Tak ada salahnya mulai melakukan investasi di daerah penyangga kota besar. Pilih yang memiliki rencana pembangunan akses tol atau moda transportasi yang mudah.

Apartemen

Memiliki apartemen tipe studio di lokasi strategis sama untungnya dengan jenis properti lainnya.

Terlebih tren sewa penginapan harian sedang bergeser ke arah apartemen. Dulu, kan, biasanya berbentuk wisma atau guest house.

Enaknya lagi, promosi bisa dilakukan dengan bantuan teknologi berbasis digital seperti aplikasi yang digunakan oleh Ibu Rika dalam contoh investasi properti di atas.

Biaya maintenance apartemen pun terhitung lebih kecil dibanding rumah.

Selain disewakan, kamu juga bisa menjualnya dalam bentuk full furnished. Tentu harganya lebih tinggi, bukan?

Tanah

Investasi properti berupa tanah adalah investasi yang paling simpel tapi sarat pemanfaatan.

Utamanya, tanah sangat minim perawatan. Kelebihannya, tanah bisa dimaksimalkan keuntungannya menjadi bentuk lainnya misalnya disewakan menjadi kebun atau tempat parkir.

Sambil menunggu harga sudah naik di masa depan, kamu tak khawatir akan kerusakan dan penyusutan.Jika sudah bertahun-tahun kamu bisa menjualnya.

Bagaimana? Sangat menggiurkan, bukan?

Vila

Jika kamu memiliki dana cukup besar, maka vila bisa menjadi pilihan aset untuk investasi properti. Tak hanya itu, vila juga bisa digunakan sebagai agunan atau jaminan.

Dengan naiknya tren “healing” dan “staycation” maka vila di lokasi yang tenang, sejuk, dan menawarkan pemandangan indah menjadi celah bisnis yang tak main-main.

Namun perlu diperhatikan, biaya perawatan vila memang bisa dibilang tak sedikit.

Kantor

Walau efek pandemi membuat banyak kantor mulai terpikir untuk membuat virtual office, namun justru ada celah di mana karyawan butuh tempat nyaman buat bekerja selain di rumah.

Ya, co-working space. Tempat kerja, hangout, meeting, dan diskusi dengan desain kece, jaringan internet ngebut, dan kopi enak banyak dibutuhkan belakangan ini.

Hal ini jadi peluang besar. Namun kunci dari investasi jenis ini adalah lokasi. Idealnya, membutuhkan bangunan yang berada di tengah kota atau pusat bisnis.

Ruko

Mengambil kesempatan maraknya orang bermimpi punya usaha dan berjualan, maka investasi ruko tetap menjanjikan.

Pilih ruko di perumahan yang baru buka dan berpotensi akan ramai pengunjung. Terlebih yang lokasinya strategis dengan akses mudah.

Gudang

Ya, betul. Investasi ini butuh dana yang besar karena menyangkut lahan yang luas. Namun sebesar itu pula keuntungan yang diraup.

Mengapa? Karena sebuah perusahaan tak menyewa hitungan bulan saja. Melainkan bisa tahunan bahkan di atas 10 tahun. Artinya pemasukan aman selama kurun waktu yang lama.

Ditambah lagi sekarang sudah mulai tren menyewakan gudang yang berukuran sedang untuk pelaku usaha menengah. Lahan luas bisa dibuat kaveling-kaveling gudang yang lebih kecil.

Uniknya, di luar sana sudah lumrah penyewaan gudang kecil yang bisa disewakan perorangan. Misalnya untuk keluarga yang rumahnya tak memiliki gudang namun butuh area penyimpanan. Menarik, bukan?

Indekos

Kalau kamu butuh pemasukan bulanan tapi bisa duduk-duduk manis, usaha indekos menjadi pilihan tepat.

Investasi properti berupa indekos cocok dijalankan di daerah kota maupun pinggiran kota. Selama dekat dengan perkantoran, kampus, dan tempat bekerja, maka ada keuntungan besar di tiap pintunya.

Kebayang, kan, jika kamu punya 5 kamar dengan harga sewa Rp1 juta rupiah saja maka tiap bulannya mengalir pendapatan pasif sebesar Rp5 juta.

Kalau kamu punya dana lebih besar, kamu bisa membuat yang lebih besar dari sebuah kamar indekos. Ya, benar. Membuat kontrakan minimalis 3 petak. Ini pun ranum sekali keuntungannya.

 Selain kebal inflasi, berinvestasi properti membuat pemilik properti mendapatkan passive income secara rutin.

 

Baca Juga: Investasi adalah: Pengertian, Biaya, dan Manfaat

Keuntungan Investasi Properti

Setelah membaca jenis-jenis investasi properti di atas, apakah kamu makin tertarik dengan investasi ini? Agar makin yakin, berikut adalah keuntungan investasi properti:

Enaknya Passive Income

Investasi properti merupakan cara yang paling tepat menggambarkan passive income, yakni keuntungan yang otomatis masuk rekening hanya dengan duduk manis. 

Keuntungan masuk ke dalam pundi-pundi rupiahmu dalam bentuk uang sewa, dividen, bunga, bahkan royalti dari hasil investasi properti. Enak kan?

Harga Selalu Naik

Investasi properti terkenal rendah risiko karena harga investasi tidak naik turun drastis seperti pasar saham.

Kabar baiknya, harga properti yang selalu merambat naik sebanyak hampir 20% menjadikan investasi ini selalu untung.

Kebal Inflasi

Seperti kita tahu bahwa inflasi di Indonesia berkisar sekitar 3-5%. Dibandingkan dengan kenaikan harga properti sebesar 10-20%, artinya investasi properti tak akan tergerus inflasi.

Investor Si Penentu Harga

Pemilik properti berhak menentukan harga ketika menjual atau menyewakan properti. Namun tentu saja, harga bersaing.

Oleh karena banyaknya pilihan properti yang bisa dipilih konsumen, maka harga yang ditawarkan harus sesuai dengan kondisi dan fasilitas dari properti.

Tak Perlu Dipantau Tiap Hari

Berbeda dengan investasi saham yang harus dipantau tiap saat, investasi properti tidak demikian. Kamu bahkan bisa membeli properti lalu menyewakannya atau menjualnya begitu saja dan mendapatkan keuntungan.

Tanpa pemantauan harian, aset yang kamu miliki tak akan hilang. Enaknya lagi jika kamu menyewakan properti, maka milikmu akan dirawat oleh penyewa.

Namun, memang perlu ada pengontrolan berkala misalnya tahunan. Tak perlu tiap hari yang merepotkan.

Bonusnya: Dapat Diagunkan!

Sembari menyewakan properti yang kamu miliki dan mendapatkan keuntungan dari situ, kamu pun masih bisa menjadikan properti tersebut sebagai agunan untuk pinjaman bank.

Baca Juga: Contoh Neraca Saldo Untuk Pebisnis Pemula 

Cara Investasi Properti

Ada tiga cara investasi properti yang kamu pilih.

Investasi Properti Online

Investasi properti online bisa dilakukan dengan beberapa cara berikut ini.

  1. Property Equity Crowdfunding. Singkatnya ini adalah investasi properti patungan di platform atau aplikasi yang menyediakan layanan tersebut. Cara ini adalah investasi properti modal kecil.

    Misalnya, kamu hanya memiliki dana Rp10 juta tapi bisa berinvestasi properti dengan membeli rumah seharga Rp1 miliar. Jadi, kepemilikanmu hanya 1% dan sisanya ditanamkan oleh investor lain.

  2. Investasi Properti P2P Lending. Kemudahan zaman bisa membuat kamu berinvestasi hanya dengan menanam modal minimal Rp100 ribu. Sebagai lender (peminjam), kamu bisa mendapatkan keuntungan 20% per tahun.
  3. Membeli Saham Emiten Properti. Investasi saham di sektor properti sekarang sudah bisa dilakukan secara online dengan menggunakan aplikasi trading milik perusahaan sekuritas. Serupa dengan cara sebelumnya, kamu bisa berinvestasi minimal Rp100 ribu.

Investasi Properti Sistem Sewa

Keuntungan yang kamu dapatkan berupa uang sewa bulanan, tahunan, dan dalam jangka waktu yang disepakati.

Aset yang disewakan bisa berupa properti apa saja semisal tanah, rumah, indekos, gudang, ruko, dan jenis aset lainnya.

Investasi Properti Flipping

Investasi properti flipping adalah membeli properti dengan murah untuk kemudian diberi nilai tambah dan dijual dengan lebih mahal.

Misalnya, kamu membeli rumah yang sudah rusak seharga Rp150 juta. Dengan sedikit renovasi kamu jual kembali seharga Rp400 juta.

Investasi jenis ini dikatakan investasi properti jangka pendek. Mengapa? Karena mulai dari proses pembelian hingga penjualan kembali dilakukan secepatnya.

Baca Juga: Kenali Apa Itu Investasi Leher ke Atas Beserta Contohnya!

Tips Investasi Properti

Jika kamu ingin mulai merambah investasi properti, ikuti 10 sukses agar menjadi investor yang sukses.

  1. Memilih Lokasi yang Strategis. Lokasi juga sangat memengaruhi harga jual properti. Pilih yang aksesnya mudah dan dekat dengan fasilitas umum.
  2. Mempersiapkan Dana. Dana harus siap untuk biaya pokok properti dan biaya wajib lainnya. Misalnya biaya tanda jadi dengan pengembang, uang muka, dan angsuran.
  3. Pilih Pengembang yang Tepercaya. Lakukan background check pengembang properti. Pilihlah yang memiliki minimal 5 tahun pengalaman dalam bidang properti.
  4. Cek Harga Pasar. Jangan buru-buru membeli properti. Lakukan pengecekan harga pasar melalui data online atau melakukan riset langsung.
  5. Fasilitas Lengkap. Fasilitas yang baik meningkatkan harga jual properti. Cek fasilitas internal berupa tempat ibadah, arena olahraga, area bermain, dan lain-lain. Dan periksa juga fasilitas eksternal misalnya pusat perkantoran, sekolah, rumah sakit dan pusat perbelanjaan.
  6. KPR. Memiliki persetujuan KPR membuat agen perumahan yakin dengan kredibilitasmu. Hal ini mencegah kegagalan transaksi jual beli properti.
  7. Sesuaikan Tenor dengan Budget. Jangan memaksakan memilih tenor pendek jika belum siap secara finansial.
  8. Surat Pembelian Tanah. Memastikan sertifikat tanah yang dikeluarkan oleh pengembang sah secara hukum.
  9. Mempersiapkan Dana Tambahan. Karena bisa saja ada biaya tambahan yang harus ditanggung dalam proses pembelian investasi properti. Misalnya biaya bank, biaya asuransi, biaya notaris, dan pajak.
  10. Tentukan Waktu Serah Terima Unit. Jangan sampai ada keterlambatan yang akan merugikan kamu Anda di kemudian hari.

Kesimpulan

Ingat, investasi properti konvensional membutuhkan modal besar hingga miliaran rupiah. 

Karena itulah, jika kamu setelah membaca artikel ini makin mantap ingin melakoni investasi properti, maka lindungi asetmu dengan menyiapkan rencana proteksi.

Misalnya dengan mengambil asuransi properti. Ya, investasi properti rawan terhadap terjadinya bencana seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, dan risiko lainnya.

Selamat berinvestasi, Majoopreneurs! Jangan lupa tambah wawasanmu dengan membaca artikel lain yang sudah majoo siapkan untukmu, ya!

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
whatsapp logo