Tahukah kamu apa itu investasi? Seberapa sering kamu mendengar istilah itu?
Pengertian investasi adalah salah satu kegiatan untuk menanamkan modal, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan harapan nantinya pemilik modal akan mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut.
Lalu, apa saja manfaat yang didapatkan dari investasi itu sendiri? Simak penjelasannya berikut ini ya.
Apa itu Investasi?
Istilah investasi menurut Tandelilin adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.
Sedangkan Bodie menyampaikan, bahwa pengertian investasi adalah sebuah komitmen penanaman berupa uang dan sumber daya lainnya saat ini dengan harapan dapat memperoleh keuntungan di masa depan.
Fitz Gerald mengungkapkan, investasi merupakan sebuah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan berbagai sumber dana yang digunakan untuk pengadaan modal barang pada saat sekarang. Barang modal tersebut kemudian diharapkan akan menghasilkan aliran produk batu di masa mendatang.
Tujuan Investasi
Setelah memahami apa itu investasi, berikut ini beberapa hal yang menjadi tujuan untuk berinvestasi.
1. Memperbesar Usaha
Nilai investasi dalam bentuk penambahan modal merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan bisnis atau usaha kamu. Semakin besar nilai investasinya, semakin tinggi pula tingkat produksi barang atau jasa yang dijual.
2. Memperoleh Penghasilan
Dengan berinvestasi, pemilik modal dapat memperoleh penghasilan baik secara aktif maupun pasif dalam jangka waktu tertentu.
3. Jaminan Bisnis
Melakukan investasi juga dapat bertujuan untuk menjamin sebuah bisnis. Ketika seorang investor melakukan investasi pada supplier atau pada bisnis yang lebih besar, maka kemungkinan operasional akan berjalan baik juga semakin besar.
4. Mengurangi Persaingan
Investasi juga dapat mengurangi jumlah kompetitor perusahaan lain yang terjun di bidang yang sama dengan perusahaan kamu.
Baca juga: 7 Tahap Menuju Kebebasan Finansial
Manfaat Investasi
Ada sembilan manfaat investasi yang bisa didapatkan ketika kamu rutin mengalokasikannya.
- Menghindari inflasi
Tingkat suku bunga yang tinggi bisa menekan laju pertumbuhan inflasi.
- Meningkatkan nilai uang
Pengelolaan uang dengan investasi bisa meningkatkan nilai uang yang kamu miliki.
- Menambah sumber penghasilan
Investasi mampu menambah sumber penghasilan. Semakin kamu mampu memprediksi peluang, semakin besar pula kamu meningkatkan nilai uang melalui persentase keuntungan.
- Mendapatkan bunga berlipat
Kondisi ketika kamu mendapatkan pengembalian modal beserta bunga dan keuntungan, dan kamu menginvestasikannya kembali, sehingga bunga yang kamu dapatkan sebelumnya akan kembali menghasilkan bunga.
- Mempersiapkan kebutuhan untuk masa depan
Berinvestasi akan membantumu mempersiapkan modal untuk kebutuhan di masa yang akan datang.
- Mempersiapkan kebutuhan pensiun
Dengan pengalokasian dana untuk investasi, tentu saja bisa menjadi simpanan ketika kamu pensiun nanti.
- Membuka wawasan
Berinvestasi dapat memberi manfaat untuk kamu sebagai individu. Memberi wawasan dan relasi baru yang mungkin akan memberi hubungan yang saling menguntungkan nantinya.
- Melatih untuk mengambil keputusan
Ketika kamu berinvestasi, secara tidak langsung kamu akan membuat perencanaan investasinya. Sehingga akan membiasakan kamu mengambil keputusan untuk kondisi finansial kamu.
- Bertanggung jawab
Investasi mengajarkan individu untuk lebih bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang akan kamu buat.
Jenis Investasi
1. Investasi Berdasarkan Tujuan
- Investasi Jangka Pendek
Investasi jangka pendek umumnya dapat terpenuhi dalam waktu kurang dari satu tahun. Investasi ini bisa digunakan dengan tujuan jangka pendek seperti liburan, ataupun dana darurat.
- Investasi Jangka Menengah
Jenis investasi jangka menengah merupakan investasi dengan jangka waktu satu tahun hingga lima tahun. Biasanya, investasi jenis ini digunakan untuk mempersiapkan DP rumah atau melanjutkan pendidikan.
- Investasi Jangka Panjang
Jenis ini memiliki waktu investasi yang lebih lama, yaitu lebih dari lima tahun. Investasi jangka panjang sangat cocok untuk kamu yang ingin memiliki dana pensiun, biaya pendidikan anak, atau bentuk keuangan untuk masa depan lainnya.
2. Investasi Berdasarkan Asetnya
Berdasarkan asetnya, terdapat dua jenis investasi yang digolongkan dari segi aspek modal atau kekayaannya, yaitu:
- Real Asset, adalah investasi yang memiliki wujud seperti kendaraan, gedung, atau bangunan.
- Financial Asset, merupakan investasi yang berupa dokumen atau surat-surat sebagai klaim tidak langsung terhadap sebuah aktivitas riil pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut.
3. Investasi Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, investasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Investasi Portofolio, adalah investasi yang dilakukan dengan instrumen surat berharga melalui pasar modal. Contohnya, saham dan obligasi.
- Investasi Langsung, merupakan bentuk investasi dengan membeli total, membangun, atau mengakuisisi sebuah perusahaan.
4. Investasi Berdasarkan Pengaruhnya
Terdapat dua jenis investasi yang didasari oleh faktor pengaruhnya. Faktor tersebut dapat memengaruhi atau tidak memengaruhi kegiatan investasinya.
- Investasi Autonomous, merupakan jenis investasi yang sifatnya spekulatif, atau tidak terpengaruh oleh tingkat pendapatan seseorang. Misalnya, pembelian surat atau dokumen berharga.
- Investasi Induced, adalah jenis investasi yang tingkat pendapatannya dapat dipengaruhi oleh kenaikan permintaan barang dan jasa. Contohnya berupa penghasilan transitory atau penghasilan yang didapatkan di luar bekerja, seperti bunga bank.
5. Investasi Berdasarkan Sumber Pembiayaannya
Jenis investasi ini didasarkan atas sumber pembiayaan atau asal usul investasi didapatkan. Ada dua macam investasi berdasarkan sumber pembiayaannya, yakni investasi dengan sumber modal asing dan investasi dengan sumber modal dalam negeri.
Baca juga: Mengenal ROI atau Return of Investment dalam Bisnis
Resiko Investasi
Proses investasi ini tidak terlepas dari resiko yang mungkin diterima bagi setiap investor atau pemilik modal. Dalam investasi, resiko seringkali berbanding lurus dengan potensi keuntungan yang didapatkan.
Resiko merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menganalisis investasi, karena setiap resiko mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh pemilik modal.
Sebelum kamu terjun ke dunia investasi, kamu juga perlu memahami bahwa selain menjanjikan keuntungan, investasi juga dapat menyebabkan kerugian. Ada tujuh resiko investasi yang mungkin terjadi, seperti:
1. Resiko Suku Bunga
Resiko ini merupakan resiko yang timbul karena nilai relatif aset berbunga. Resiko ini bisa terjadi bila ada perubahan suku bunga yang ada di pasar, sehingga mempengaruhi pendapatan investasi. Sehingga, semakin tinggi suku bunga maka harga saham akan semakin menurun, begitu sebaliknya.
Suku bunga yang tinggi cenderung membuat investasi menjadi merugi, dan sebaliknya investasi akan menguntungkan apabila suku bunga yang berlaku melemah.
2. Resiko Pasar
Naik turunnya nilai aset pada resiko pasar ini disebabkan oleh perubahan sentimen pasar keuangan yang sering disebut dengan resiko sistematik. Artinya, resiko ini pasti akan dialami oleh investor dan tidak mungkin dihindari.
Perubahan ini dapat terjadi juga karena beberapa faktor, seperti resesi ekonomi, kerusuhan, spekulasi dan perubahan politik lainnya.
3. Resiko Likuiditas
Resiko likuiditas terjadi akibat adanya kesulitan dalam menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu. Hal ini mungkin terjadi jika pihak debitur tidak dapat menjual hartanya karena tidak ada pihak lainnya yang berminat membelinya di pasar.
Berbeda dengan penurunan harga aset secara drastis, dalam kasus ini, pasar menilai bahwa aset tersebut tidak memiliki nilai sehingga tidak adanya pihak yang ingin membeli atau menukar asetnya.
Biasanya, ini disebabkan karena sulitnya menemukan pihak pembeli dan penjual, sehingga resiko likuiditas lebih besar terjadi di pasar yang kapasitasnya kecil.
4. Resiko Inflasi
Apabila terjadi peningkatan inflasi maka akan mengurangi kemampuan daya beli rupiah yang telah diinvestasikan. Maka dari itu, resiko inflasi disebut juga dengan resiko daya beli.
Para investor akan menuntut tambahan premium inflasi untuk meminta ganti rugi atas penurunan daya beli yang dialami.
Baca juga: Memahami Pengertian dan Manfaat Modal Ventura Bisnis
5. Resiko Nilai Tukar Mata Uang
Resiko ini terjadi karena perubahan kurs valuta asing yang ada di pasaran tidak sesuai dengan harapan, terutama saat dikonversikan ke mata uang domestik. Jenis resiko ini berhubungan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara lain.
6. Resiko Negara
Resiko negara atau sovereign risk berkaitan dengan kondisi perundang-undangan dan kondisi politik suatu negara. Imbasnya dari kondisi perekonomian negara tersebut akan mempengaruhi iklim investasinya.
7. Resiko Reinvestasi
Resiko ini memberikan kemungkinan terhadap arus kas investasi yang menghasilkan return yang lebih rendah setelah diinvestasikan kembali kepada instrumen investasi yang baru.
8. Resiko Bisnis
Resiko ini umumnya berkaitan dengan bisnis pada perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan yang ada dalam satu sektor dengan bisnis yang sama dianggap memiliki resiko yang sama. Perlu diingat bahwa ada pengaruh resiko investasi terhadap return dari saham yang kamu miliki. Pada akhirnya, ini akan mempengaruhi keuntungan yang didapatkan.
Contoh sektor yang terpengaruh dengan siklus ini seperti properti dan komoditas, karena dianggap memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor konsumsi atau sektor farmasi yang berpengaruh terhadap return saham.
Pencegahan Resiko Investasi
Kendati beresiko, bukan berarti kamu tidak bisa mencegah potensi kerugiannya. Berikut ini beberapa tips investasi yang bisa kamu pertimbangkan.
1. Menentukan Target Investasi
Sebelum kamu memilih instrumen investasi, ada baiknya mempertimbangkan target yang ingin kamu capai saat memilih investasi. Jenis investasi seperti apa dan perusahaan apa yang ingin kamu investasikan, serta sejauh mana resiko yang mampu kamu terima.
2. Rutin Mengawasi Investasi
Ketika memutuskan berinvestasi dan melakukan riset terhadap jenis investasi tersebut, kamu juga perlu melakukan pengawasan terhadap instrumen investasi yang kamu pilih.
Hal ini menjadi momentum untuk kamu belajar mengenal dinamika, cara kerja pasar, serta manajemen resiko investasinya. Sehingga kamu tidak akan melewatkan kesempatan ketika bisa menarik keuntungan dan bersiap untuk segala kemungkinan ketika tren sedang turun.
3. Diversifikasi Instrumen Investasi
Ketika sudah menentukan jenis investasinya, ada baiknya untuk memiliki lebih dari satu jenis instrumen investasi. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir kerugian yang didapatkan ketika pasar sedang melemah.
Dengan beragam jenis investasi yang bisa dipilih, sebagai pemilik modal tentu kamu juga perlu mempertimbangkan teknologi yang dapat membantumu mengelola usahamu. Salah satu aplikasi yang bisa kamu andalkan adalah aplikasi majoo.
Berbagai macam fitur yang ada, bisa kamu andalkan untuk mengelola semua jenis usahamu, tentu memudahkan kamu untuk membagi waktu antara menjalankan usaha dan mengembangkannya dengan mendapatkan investasi.