Di tengah situasi yang sangat kompetitif seperti sekarang, joint venture dianggap sebagai solusi bagi bisnis-bisnis yang belum cukup kuat melawan gempuran pesaing.
Entitas bisnis dapat melakukan joint venture karena berbagai alasan. Misalnya, kurangnya modal, sumber daya, atau masih terbatasnya kapasitas bisnis jika beroperasi secara mandiri.
Sebab itu, beberapa bisnis memutuskan untuk berkolaborasi dengan bisnis lain. Wajar saja jika banyak startup yang akhirnya membentuk joint venture.
Nah, beberapa dari kamu mungkin ada yang bertanya-tanya, sebenarnya apa yang dimaksud dengan joint venture. Mari simak penjelasan di bawah ini!
Apa itu joint venture?
Joint venture adalah kesepakatan bisnis antara dua pihak atau lebih untuk mengumpulkan sumber daya yang dimiliki dan bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
Tujuan yang dimaksud bisa berupa pembentukan suatu bisnis baru ataupun proses mengoptimalkan aktivitas bisnis yang sudah berjalan. Jadi, semua pihak yang terlibat bertanggung jawab atas pencapaian laba, risiko rugi, ataupun biaya yang terkait dengan tujuan tersebut.
Dengan kata lain, beberapa entitas bisnis melakukan patungan untuk mencapai sesuatu dan bersepakat menanggung segala risikonya bersama. Namun, usaha tersebut merupakan entitas mandiri, terpisah dari kepentingan masing-masing bisnis yang terlibat.
Salah satu contoh joint venture yang umum dilakukan oleh bisnis adalah berpartner dengan bisnis lokal saat akan memasuki pasar asing.
Memahami joint venture
Dari paparan terkait pengertian joint venture, kita dapat melihat bahwa kerja sama ini merupakan kemitraan. Adapun kemitraan ini bisa mengambil bentuk apa pun dalam struktur hukum.
Sebagai contoh, joint venture bisa berbentuk korporasi, perseroan terbatas, atau bentuk badan hukum lainnya. Jadi, entitas bisnis dengan ragam bentuk badan hukum dapat bekerja sama membentuk joint venture.
Lazimnya, joint venture memang hanya dibentuk untuk kebutuhan produksi atau riset tertentu. Akan tetapi, sah-sah saja bila kamu membentuk joint venture dengan tujuan lanjutan.
Selain bisa menggabungkan berbagai bentuk badan usaha, joint venture juga dapat dibentuk oleh entitas bisnis dengan skala berbeda. Bisnis besar dan bisnis kecil bisa bergabung membentuk joint venture untuk menyelesaikan proyek tertentu.
Umumnya, ada tiga alasan utama yang mendasari perusahaan atau bisnis membuat joint venture.
1. Memanfaatkan sumber daya
Seperti yang sempat disinggung sebelumnya dalam, sumber daya menjadi salah satu faktor yang mendorong perusahaan membentuk joint venture. Ketika tergabung dalam perjanjian sebagai joint venture, sumber daya gabungan bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan.
Hal ini tentu memperkuat entitas bisnis karena masing-masing perusahaan mungkin memiliki keunggulan sumber daya tersendiri. Contohnya, salah satu pihak mungkin unggul dalam hal manufaktur, sedangkan pihak lainnya memiliki jaringan distribusi yang solid.
Dalam joint venture, seluruh keunggulan sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan sehingga harapannya hasil akhir lebih optimal.
2. Menghemat biaya
Dengan menggunakan skala ekonomi, bisnis-bisnis yang terlibat dalam joint venture dapat meningkatkan produksi dengan biaya per unit yang lebih rendah daripada secara terpisah.
Hal ini biasanya disebabkan oleh kemampuan joint venture menerapkan teknologi produksi mutakhir yang harganya relatif mahal bila harus ditanggung oleh satu bisnis secara mandiri.
Penghematan biaya tidak hanya berlaku di aspek produksi, tetapi juga dalam hal pemasaran dan tenaga kerja. Joint venture dapat membagi biaya iklan serta menanggung biaya tenaga kerja bersama.
3. Keahlian gabungan
Dua perusahaan atau bisnis yang bergabung membentuk joint venture mungkin memiliki latar belakang, keterampilan, serta keahlian yang berbeda. Saat bergabung menjadi joint venture, perusahaan akan diuntungkan dengan keahlian staf dari masing-masing pihak.
Baca juga: Memahami Pengertian dan Manfaat Modal Ventura Bisnis
Joint venture agreement
Terlepas dari bentuk badan hukum yang digunakan untuk joint venture, bagian terpenting adalah joint venture agreement. Dalam dokumen perjanjian tersebut diatur berbagai hak dan kewajiban masing-masing entitas bisnis yang terlibat.
Dokumen perjanjian juga biasanya mencatat tujuan dari dibentuknya joint venture, kontribusi awal masing-masing partner, hingga penjelasan tentang operasional bisnis harian.
Tidak lupa, dokumen perjanjian juga mencakup hak terkait keuntungan dan tanggung jawab atas kerugian yang mungkin terjadi. Karena itu, penting sekali untuk membuat perjanjian joint venture secara saksama agar terhindar dari tuntutan hukum di kemudian hari.
Pertimbangan khusus
Kamu sudah mengetahui pengertian joint venture, alasan pembentukannya, serta pentingnya joint venture agreement. Sebelum kamu memutuskan untuk membentuk joint venture, masih ada hal-hal yang perlu kamu pertimbangkan.
1. Pajak joint venture
Saat membentuk joint venture, hal paling umum yang dilakukan adalah membuat sebuah entitas bisnis baru. Sayangnya, joint venture belum diakui sebagai bentuk usaha sehingga badan hukum dari joint venture tersebut yang menentukan peraturan pembayaran pajaknya.
Apabila joint venture merupakan suatu entitas bisnis terpisah, entitas ini perlu membayar pajak seperti bisnis atau perusahaan lainnya. Misal bentuknya berupa perseroan terbatas maka laba dan rugi akan dihitung dan dipotong pajaknya sesuai dengan aturan pajak untuk perseroan terbatas.
Ketentuan pajak tersebut juga dijelaskan dalam joint venture agreement. Namun, jika kesepakatan yang dibuat hanya berupa kontrak antara kedua belah pihak, pajak juga ditentukan berdasarkan kesepakatan pihak-pihak yang terlibat.
2. Memanfaatkan joint venture untuk memasuki pasar asing
Seperti yang telah diketahui, joint venture kerap dibentuk sebagai strategi untuk memasuki pasar asing. Jadi, joint venture dibentuk oleh sebuah perusahaan yang berkolaborasi dengan bisnis lokal untuk menjangkau pasar setempat.
Kali ini, joint venture dibentuk dalam rangka melebarkan jejaring distribusi. Perusahaan diuntungkan dalam hal distribusi produk ke negara atau daerah baru karena alur distribusi yang sudah dimiliki oleh partner yaitu bisnis lokal.
Selain itu, beberapa negara memang memiliki aturan bahwa perusahaan asing yang ingin memasarkan produk di negara tersebut harus berkolaborasi dengan entitas bisnis lokal.
Elemen-elemen penting dalam joint venture
Joint venture berbeda dengan partnership. Istilah partnership merujuk kepada sebuah entitas bisnis yang dibentuk oleh dua orang atau lebih. Sementara itu, joint venture adalah gabungan dua entitas bisnis atau lebih menjadi sebuah entitas baru.
Adapun elemen-elemen penting dalam joint venture mencakup poin-poin di bawah ini, tetapi tidak terbatas hanya pada daftar poin tersebut saja.
Jumlah pihak yang terlibat dalam joint venture.
Apa dan bagaimana masing-masing pihak akan berkontribusi dalam joint venture.
Cakupan joint venture akan beroperasi, baik secara geografi, produk, maupun teknologi.
Struktur dari joint venture.
Pembagian kontribusi awal serta hak kepemilikan masing-masing pihak.
Kesepakatan terkait akhir perjanjian ketika tujuan proyek sudah tercapai.
Bagaimana joint venture akan dikelola?
Bagaimana pengaturan sumber daya manusia untuk joint venture tersebut?
Contoh joint venture
Setelah membahas tentang apa itu joint venture, sebagian dari kamu mungkin mulai mencari-cari contoh joint venture. Salah satu contoh yang cukup populer adalah Caradigm.