Jurnal Umum Akuntansi: Pengertian, Format, dan Contohnya

Penulis Nisa Destiana
25 December 2022

article thumbnail

Transaksi-transaksi yang tidak dicatat di jurnal khusus, didokumentasikan di jurnal umum akuntansi.

Setiap kali terjadi transaksi dalam perusahaan, transaksi tersebut dicatat di jurnal. Terdapat dua jenis jurnal, yaitu jurnal khusus dan jurnal umum akuntansi.

Jurnal khusus menjadi dokumentasi untuk transaksi khusus yang terkait dengan jurnal tertentu. Ada empat jenis jurnal khusus, yakni jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, jurnal pembelian, dan jurnal pengeluaran kas.

Perusahaan dapat memiliki lebih banyak jurnal khusus, tergantung kebutuhan dan jenis transaksinya. Namun, keempat jurnal di atas berisi sebagian besar aktivitas akuntansi.

Nah, aktivitas atau transaksi yang tidak dicatat di jurnal khusus, didokumentasikan di jurnal umum akuntansi, misalnya piutang usaha, peralatan, depresiasi, pengeluaran, pendapatan bunga, dan lain-lain.

Baca juga: Pendapatan Bunga: Pengertian, Karakteristik, dan Jurnal

Jadi, apa yang dimaksud dengan jurnal umum dalam akuntansi? Cari tahu selengkapnya dalam pembahasan di bawah ini!

Pengertian Jurnal Umum Akuntansi

Jurnal umum akuntansi adalah jurnal perusahaan berupa pencatatan awal semua transaksi yang tidak dicatat dalam jurnal khusus. 

Dengan kata lain, jurnal umum digunakan untuk mencatat berbagai aktivitas transaksi keuangan sebuah bisnis atau usaha selama periode tertentu untuk memudahkan pengelolaan keuangan internal dan eksternal.

Selain itu, jurnal umum juga bisa disebut sebagai jurnal yang digunakan untuk mengakumulasi catatan di jurnal khusus. 

Dalam akuntansi, jurnal umum idealnya memuat catatan detail, seperti nama transaksi, kelompok akun, dan nominal transaksi di kolom debit dan kredit yang disusun secara sistematis untuk mempermudah pengelolaan keuangan.

Tujuan Pembuatan Jurnal Umum Akuntansi

Setelah mengetahui pengertiannya, sebagian dari kamu mungkin bertanya: Apa tujuan pembuatan jurnal umum dalam akuntansi?

Jurnal umum dibuat agar pihak yang berkepentingan, khususnya kamu sebagai pemilik usaha, dapat mengidentifikasi dan mengelola segala hal yang terkait dengan transaksi keuangan. Adapun beberapa hal tersebut, antara lain:

  • Mengidentifikasi seluruh aktivitas transaksi yang dilakukan dalam perusahaan.
  • Menentukan nilai transaksi.
  • Mengidentifikasi dampak ekonomi dari transaksi yang terjadi.
  • Memindahkan dampak transaksi pada akun yang sesuai dengan mudah.

Selanjutnya, agar kamu bisa membuat jurnal umum untuk mengelola keuangan bisnis, kamu perlu memahami formatnya. Di bawah ini kami telah menyiapkan pembahasan lengkap terkait format jurnal umum di dalam akuntansi.

Format Jurnal Umum Akuntansi

Format jurnal umum akuntansi sebetulnya tidak terlalu rumit. Pada dasarnya, kamu akan membuat kolom yang terdiri dari tanggal, keterangan, referensi, debit, dan kredit.

  • Tanggal: Kolom tanggal diisi dengan tanggal dan bulan saat transaksi terjadi.
  • Keterangan: Keterangan diisi dengan ayat-ayat jurnal transaksi. Akan tetapi, sebelum itu, kamu perlu menuliskan jumlah transaksi yang didebit. Untuk memudahkan transaksi, catatan berupa keterangan pendek dapat dibuat pada setiap transaksi.
  • Referensi: Kolom referensi berisi nomor ayat-ayat jurnal yang sudah dipindahkan ke buku besar.
  • Debit: Catatan jumlah transaksi yang harus didebit. Pencatatan ini dilakukan pada setiap transaksi.
  • Kredit: Berisi catatan jumlah transaksi yang harus dikredit. Setiap transaksi kredit harus dicatat.
  • Aktiva: Apabila aktiva atau aset bertambah, kamu perlu membuat catatan di kolom debit. Sebaliknya, jika aktiva berkurang, buat catatan di kolom kredit. Kolom saldo normal di akun aktiva berada pada posisi debit.
  • Kewajiban: Ketika kewajiban atau utang bertambah, kamu perlu membuat catatan di kolom kredit. Sementara itu, jika ada pengurangan kewajiban, transaksi dicatat di kolom debit. Kolom saldo normal di akun kewajiban dicatat pada sisi kredit.
  • Modal: Bila akun modal bertambah, kamu harus mencatat transaksi di kolom kredit. Sebaliknya, catat transaksi di kolom debit saat modal berkurang. Kolom saldo normal berada pada posisi kredit
  • Pendapatan: Jika pendapatan bertambah, transaksi dicatat di kolom kredit. Namun, saat pendapatan menurun atau berkurang, transaksi ditulis di kolom debit. Saldo normal di akun pendapatan berada di posisi kredit. 
  • Beban: Pencatatan akun beban sama dengan akun aset. Penambahan beban dicatat di kolom debit, sedangkan pengurangan beban dicatat di kolom kredit. Saldo normal pada akun beban berada di posisi debit.

 

Pembuatan jurnal umum akuntansi akan memudahkan pengelolaan keuangan.

Cara Membuat Jurnal Umum Akuntansi

Setelah menyimak pengertian jurnal umum akuntansi dan formatnya, beberapa dari kamu mungkin masih kebingungan memikirkan cara membuatnya. Tidak perlu khawatir sebab kami telah menyiapkan pembahasan cara membuat jurnal umum akuntansi di bawah ini.

  • Memahami Konsep Persamaan Akuntansi

Salah satu hal penting dalam pembuatan jurnal ialah pastikan kamu sudah memahami konsep persamaan akuntansi. 

Dengan memahami konsep tersebut, kamu mempunya bekal terkait cara pencatatan transaksi dalam jurnal, mengetahui jenis akun yang digunakan, serta memahami debit dan kredit secara tepat.

Jadii, proses pembuatan jurnal pun bisa lebih cepat dan akurat. Adapun persamaan dasar akuntansi adalah sebagai berikut:

Aset = Utang + Modal

Rumus di atas bisa dikembangkan menjadi:

Aset = Utang + Modal + (Pendapatan – Beban)

Pemahaman dasar akuntansi akan membantumu memahami jenis-jenis akun secara lebih mudah. Sebagai contoh, persediaan dan piutang usaha termasuk dalam kategori kelompok aset.

Kemudian, kamu juga harus memahami ketentuan saldo normal dari setiap akun di dalam jurnal umum. Dengan begitu, kamu bisa menentukan kategori transaksi dengan lebih mudah dan cepat.

  • Mengumpulkan Bukti Transaksi dan Melakukan Identifikasi

Langkah selanjutnya dalam pembuatan jurnal umum akuntansi ialah mengumpulkan bukti transaksi, seperti nota, invoice, faktur, dan kuitansi. Kemudian, identifikasi setiap transaksi. 

Baca juga: Memahami Perbedaan antara Bon, Invoice, Kuitansi, dan Nota

Proses identifikasi yang dimaksud ialah menyaring transaksi yang menyebabkan perubahan posisi keuangan. Di luar itu, transaksi tidak perlu dimasukkan ke dalam jurnal.

Paling tidak, ada dua akun yang pasti terpengaruh dalam setiap transaksi. Untuk memudahkan identifikasi suatu transaksi berpengaruh terhadap posisi keuangan perusahaan atau tidak, kamu bisa menggunakan prinsip persamaan dasar akuntansi yang telah dibahas sebelumnya.

  • Melakukan Pencatatan Jurnal

Terakhir, kamu bisa mulai melakukan pencatatan transaksi dari data yang diidentifikasi ke dalam jurnal. 

Umumnya, pencatatan ke dalam jurnal menggunakan double-entry system. Dengan sistem ini, setiap transaksi yang termuat dalam jurnal akan memiliki pengaruh pada debit dan kredit atau dua posisi keuangan dengan jumlah berimbang.

Contoh Jurnal Umum Akuntansi

Berikut ini adalah contoh data transaksi PT. Hidup Bahagia Sejahtera yang telah dikumpulkan dan terjadi pada bulan Desember 2021.

Desember 1: Dibeli barang dagangan secara kredit dari PT. Subur Damai seharga Rp160.000.000 dengan termin 2/10, n/30.

Desember 2: Dijual barang dagangan kepada Tuan Yuri senilai Rp50.000.000 dengan termin 1/10, n/30.

Desember 4: Dijual barang dagangan kepada Tuan Daniel senilai Rp80.000.000 dengan termin 2/10, n/30.

Desember 4: Dikembalikan barang yang dibeli pada tanggal 1 Desember seharga Rp20.000.000.

Desember 8: Dibayar seluruh utang kepada PT. Subur Damai untuk pembelian barang dagangan yang dilakukan pada tanggal 1 Desember.

Desember 9: Diterima pengembalian barang dagangan yang dibeli oleh Tuan Daniel seharga Rp10.000.000.

Desember 11: Diterima pembayaran secara penuh dari Tuan Yuri untuk barang dagangan yang dijual pada tanggal 2 Desember.

Desember 13: Diterima pembayaran secara penuh dari Tuan Daniel untuk penjualan barang dagangan pada tanggal 4 Desember.

Desember 12: Dibeli barang dagangan dari Firma Cahaya seharga Rp600.000.000 dengan termin 5/10, n/30.

Desember 15: Dibeli perlengkapan kantor seharga Rp90.000.000 dengan termin 1/10, n/30.

Desember 16: Dibayar biaya pengangkutan untuk pembelian barang dagangan yang dilakukan 12 Desember sebesar Rp6.000.000.

Desember 18: Dijual barang dagangan kepada CV. Maju Berkarya secara kredit seharga Rp60.000.000 dengan termin 2/10, n/30.

Desember 20: Dijual barang dagangan secara tunai seharga Rp40.000.000.

Desember 22: Dibayar utang kepada Firma Cahaya untuk pembelian barang tanggal 12 Desember.


Kesimpulan

Kini kamu sudah mengetahui, mulai dari pengertian hingga cara membuat jurnal umum akuntansi. Bila kamu masih merasa kesulitan membuat jurnal umum secara manual, cobalah gunakan aplikasi point of sale (POS) dengan fitur lengkap seperti majoo.

Aplikasi majoo membantu wirausaha mengelola bisnis dengan lebih mudah, termasuk terkait laporan. Jadi, kamu bisa mengelola transaksi penjualan, pembelian stok, hingga menarik laporan keuangannya dalam satu aplikasi.

Baca juga: Laporan Keuangan adalah: Pengertian, Tujuan, dan Jenisnya

Fitur laporan keuangan dari majoo menyediakan berbagai laporan yang dibutuhkan oleh bisnis, seperti neraca, laporan rugi laba, dan laporan arus kas. Tak ketinggalan, jurnal umum akuntansi yang telah kita bahas pun tersedia dalam fitur tersebut. Kamu juga bisa menarik laporan utang, piutang, serta buku besar. 

Untuk usaha kecil yang kesulitan merekrut akuntan dan pemilik usaha yang masih awam tentang akuntansi, aplikasi ini tentu sangat membantu. Mau tahu lebih lanjut? Klik tautan ini, ya!

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo