Bagi mereka yang memang terbiasa mengurus pencatatan keuangan, tentu tak sulit membedakan antara laporan laba rugi multiple step dengan laporan laba rugi yang dibuat dengan metode single step. Namun, bagi kebanyakan pelaku usaha, khususnya yang bergerak di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah, tentu ini bukan perkara yang mudah.
Tak hanya memahami perbedaannya, dalam praktik secara langsung, tentu kita perlu tahu metode mana yang sebaiknya digunakan, kan? Terutama karena laporan laba rugi itu sendiri merupakan salah satu laporan keuangan yang cukup penting dalam menjalankan operasional bisnis.
Wajar saja, kan, karena dengan laporan laba rugi, kita tak hanya mampu mengukur performa bisnis yang dikelola di setiap periode pencatatan keuangan, tetapi juga dapat dengan lebih mudah menyusun strategi bisnis yang benar-benar tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan bisnis kita di periode berikutnya.
Nah, daripada berlama-lama, bagaimana langsung saja kita bahas jenis laporan laba rugi yang satu ini dengan lebih mendalam, termasuk perbedaannya dengan metode single step, cara membuatnya, serta kapan waktu terbaik untuk menyusun laporan laba rugi dengan metode multiple step ini.
Baca Juga: Laporan Keuangan Restoran: Pentingkah? Ada Contohnya?
Membedakan Laporan Laba Rugi Multiple Step
Jika dilihat dari namanya saja, tentu kita bisa membayangkan bahwa dalam laporan laba rugi single step hanya ada satu langkah yang perlu dilakukan, berbeda dengan laporan laba rugi bentuk multiple step yang mungkin memiliki lebih banyak langkah dalam penyusunannya. Namun, langkah-langkah apa, sih, yang dimaksud di sini?
Perbedaan langkah ini sebenarnya terletak pada transaksi-transaksi yang sifatnya operasional. Dalam laporan laba rugi single step, setiap jenis transaksi akan dihitung tanpa membedakan apakah transaksi tersebut merupakan transaksi operasional atau transaksi nonoperasional.
Oleh karena itu, laporan laba rugi single step dapat diselesaikan dalam satu langkah saja dan terkesan lebih sederhana. Hanya saja, apabila kita membuat laporan laba rugi dengan metode single step, kita baru dapat menghitung besarnya laba operasional di akhir dengan mencari selisih antara total penjualan dengan besarnya beban pengeluaran bisnis.
Kondisi ini tidak terjadi pada laporan laba rugi bentuk multiple step yang tidak langsung menjumlahkan seluruh transaksi dalam penyusunannya. Dalam multiple step, ada satu langkah tambahan yang perlu dilakukan, yaitu memisahkan terlebih dahulu transaksi-transaksi yang termasuk dalam transaksi operasional dengan transaksi nonoperasional.
Dengan adanya pemisahan ini, besarnya laba operasional dapat diketahui terlebih dahulu di awal. Selain itu, kita juga dapat menghitung besarnya nilai penjualan bersih secara cepat karena nilai tersebut akan dihitung terlebih dahulu sebelum kita mulai melakukan penyusunan laporan laba rugi.
Salah satu keuntungan yang bisa didapatkan dengan laporan laba rugi multiple step adalah tercatatnya transaksi-transaksi yang sifatnya insidentil atau tidak selalu terjadi. Transaksi semacam ini tidak akan dengan mudah diketahui dalam laporan laba rugi single step karena memang sejak awal transaksi tersebut tidak dipisahkan dari transaksi operasional yang umum dilakukan setiap harinya.
Baca Juga: Cara Menghitung Laba Rugi Bisnis dengan Laporan Laba Rugi
Cara Membuat Laporan Laba Rugi Bentuk Multiple Step
Cara membuat laporan laba rugi bentuk multiple step sebenarnya tidak terlalu rumit. Sekalipun mungkin memang ada langkah tambahan yang perlu dilakukan, tidak seperti jenis metode penyusunan laporan laba rugi single step, langkah tambahan tersebut tidak terlalu sulit untuk dilakukan.
Dengan memisahkan antara transaksi operasional dan transaksi nonoperasional, kita dapat memulai penyusunan laporan laba rugi dengan mencari besarnya laba operasional, yaitu dengan mencari selisih antara beban atau pengeluaran operasional yang terjadi dan pendapatan-pendapatan yang berhubungan dengan kegiatan operasional tersebut.
Setelah mengurangi total penjualan dengan laba operasional yang telah dihitung, kita akan mendapatkan nilai penjualan bersih. Langkah selanjutnya adalah mengurangi nilai penjualan bersih tersebut dengan harga pokok penjualan untuk mendapatkan laba kotor.
Setelah sampai di tahap ini, cara membuat laporan laba rugi bentuk multiple step sudah tidak terlalu sukar karena kita cukup mencari pendapatan operasional dengan mengurangi laba kotor yang telah didapatkan tersebut dengan pengeluaran operasional yang telah dipisahkan di awal.
Laporan laba rugi pun bisa ditutup dengan mencari penghasilan bersih yang bisa didapatkan dengan menjumlahkan pendapatan operasional tersebut dengan pendapatan nonoperasional yang juga telah dipisahkan di awal.
Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, laporan laba rugi pun bisa dibuat dengan mudah. Jadi, tak perlu khawatir akan kebingungan dengan langkahnya yang bisa dibilang sedikit banyak, karena langkah-langkah tersebut sebenarnya bersifat sekuens, sehingga langkah yang lebih akhir tidak akan bisa dilakukan apabila langkah-langkah awal belum diselesaikan.
Apabila ingin menerapkan metode multiple step, tidak perlu takut mengalami salah hitung akibat mencoba menyelesaikan langkah tanpa mengikuti urutan yang seharusnya karena penghitungan laba rugi dengan metode ini tak mungkin dilakukan jika urutan pengerjaannya tidak tepat. Mudah sekali, kan?
Baca Juga: Laporan Keuangan Perusahaan Jasa: Kenali Jenis & Contohnya!
Laporan Laba Rugi Multiple Step Versus Single Step
Setelah dapat membedakan laporan laba rugi multiple step dan single step, tentu tak sulit untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk menggunakan metode multiple step dan kapan waktu yang tepat untuk menggunakan metode single step.
Pada dasarnya, waktu tidak menjadi masalah yang terlalu signifikan dalam menentukan pilihan ini. Selama dilakukan di akhir periode pencatatan keuangan, metode mana pun yang dipilih akan dapat digunakan untuk mengukur performa dan laba rugi bisnis dengan baik. Menyusun laporan laba rugi di tengah-tengah periode pencatatan keuangan bisa jadi tidak efektif karena belum semua transaksi yang terjadi di periode tersebut telah tercatat.
Keputusan untuk memilih menggunakan multiple step atau single step umumnya dipengaruhi oleh tujuan serta fungsinya. Ada banyak sekali contoh laporan laba rugi multiple step yang bisa dijadikan inspirasi ketika ingin mencari secara mendetail apakah dalam periode pencatatan keuangan bisnis tersebut terjadi pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya insidentil atau di luar kebiasaan.
Apabila memang laporan laba rugi yang dibutuhkan tidak terlalu mendetail, laporan laba rugi dengan metode single step juga dapat digunakan. Namun, seperti yang kita ketahui, laporan keuangan yang mendetail dapat memberikan insight yang lebih luas terkait kondisi bisnis yang dijalankan, oleh karena itu, banyak pelaku usaha yang memilih contoh laporan laba rugi multiple step saat menyusun laporan keuangannya.
Mengapa Perlu Membuat Laporan Laba Rugi?
Sebenarnya, sepenting apa, sih, membuat laporan laba rugi dalam menjalankan pengelolaan operasional bisnis? Eits, jangan salah! Penting sekali, lho!
Laporan laba rugi sangat penting sebagai medium untuk mengevaluasi performa bisnis. Berbeda dengan jenis laporan keuangan lainnya, laporan laba rugi dapat secara langsung menunjukkan posisi performa bisnis dalam neraca laba rugi. Dengan demikian, pelaku usaha pun memiliki lebih banyak bahan pertimbangan dalam merancang strategi bisnis yang memang sesuai dengan kondisi usahanya, dan mampu mengoptimalkan potensi keuntungan yang dimiliki.
Selain sebagai bahan evaluasi performa bisnis, laporan laba rugi juga kerap digunakan sebagai bagian yang penting dalam profil perusahaan. Ketika pelaku usaha dapat menunjukkan profil yang baik dan jelas, termasuk terkait proyeksi untung dan rugi usaha yang dikelolanya, menarik minat investor untuk menanamkan modal pun bisa menjadi sesuatu yang lebih mudah untuk dilakukan.
Keberadaan investor jelas merupakan sesuatu yang sangat baik bagi pengembangan usaha. Dengan adanya modal tambahan yang ditanamkan oleh investor, pengembangan usaha pun bisa dilakukan sesuai dengan proyeksi ideal yang dirancang.
Bahkan, ketika pengembangan usaha dilakukan tanpa adanya modal lain pun laporan laba rugi multiple step tetap penting sebagai dasar dalam menyusun strategi bisnis, sehingga operasional bisnis pun bisa dilakukan secara efektif dan efisien.
Untuk hasil yang lebih efektif lagi, pengembangan usaha bisa dilakukan bersama aplikasi majoo yang sudah dilengkapi dengan beragam fitur unggulan untuk mempermudah pengelolaan operasional bisnis. Dengan fitur-fitur dari aplikasi majoo, pelaku usaha bisa fokus merancang pengembangan bisnisnya tanpa perlu khawatir lagi untuk memonitor operasional bisnis harian. Jadi, kenapa tidak? Gunakan aplikasi majoo sekarang juga!
Sumber:
https://www.jurnal.id/id/blog/cara-membuat-laporan-laba-rugi-perusahaan/