Neraca Perdagangan: Definisi, Komponen, dan Cara Menghitung

Ditulis oleh Kikit Azeharie

article thumbnail

Pengertian Neraca Perdagangan dan Cara Menghitungnya

Neraca perdagangan adalah salah satu aspek penting bagi sebuah negara. Pasalnya, neraca perdagangan merupakan indikator kesuksesan transaksi internasional karena berisi nilai ekspor dan impor yang dilakukan suatu negara dalam periode tertentu.

Ada dua istilah yang harus kamu ketahui terkait dengan neraca perdagangan, yaitu neraca perdagangan positif dan neraca perdagangan negatif. Neraca perdagangan positif atau biasa disebut surplus perdagangan merupakan nilai ekspor melebihi nilai impor. Sedangkan neraca perdagangan negatif atau defisit perdagangan adalah jika nilai impor melebihi nilai ekspor.

Kondisi neraca perdagangan mengindikasikan pertumbuhan ekonomi domestik. Kegiatan ekspor akan merangsang pertumbuhan pertumbuhan domestik bruto (PDB) dari waktu ke waktu.

Jika ekspor meningkat, artinya terjadi peningkatan permintaan terhadap produk domestik dan mendorong perusahaan untuk meningkatkan output. Peningkatan produksi akan menciptakan lebih banyak pekerjaan dan pendapatan di perekonomian domestik.

Sebaliknya, aktivitas impor akan mengurangi PDB. Saat impor meningkat, negara mitralah yang akan mengalami dorongan produksi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan, Oleh karena itu, mayoritas ekonom menyebut aktivitas impor sebagai kebocoran (leakages) dalam sebuah perekonomian.

Untuk tahu lebih lanjut tentang neraca perdagangan, mari kita bahas pengertian neraca perdagangan beserta komponen dan cara menghitung neraca perdagangan.

Pengertian Neraca Perdagangan

Dilansir dari situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK), neraca perdagangan adalah ikhtisar yang menunjukkan selisih nilai transaksi ekspor dan impor di suatu negara dalam jangka waktu tertentu.

Neraca perdagangan juga dapat diartikan sebagai perbandingan antara nilai ekspor dan impor suatu negara dalam satu tahun.

Sementara itu, dikutip dari Encyclopaedia Britannica, Balance of Trade (BoT) atau neraca perdagangan merupakan perbedaan nilai ekspor dan impor suatu negara dalam jangka waktu tertentu.

Ketika nilai ekspor melebihi impor, negara tersebut menjalankan neraca perdagangan positif (surplus perdagangan). Sedangkan, jika nilai impor melebihi ekspor, negara tersebut mengalami neraca perdagangan negatif (defisit perdagangan).

Neraca perdagangan digunakan sebagai indikator dalam perdagangan internasional. Selain melibatkan aliran barang dan jasa, tetapi juga mata uang yang berbeda untuk pembayaran. Oleh karena itu, kondisi atau posisi neraca perdagangan ikut memengaruhi nilai tukar mata uang sekaligus pertumbuhan ekonomi domestik dari suatu negara.

Baca juga: FOB adalah: Pengertian, Jenis, dan Alasan Menggunakannya

Jenis Neraca Perdagangan

Negara harus sebisa mungkin menjaga nilai ekspor dan impornya. Oleh karena itu, terdapat tiga jenis neraca perdagangan, yaitu:

Neraca Perdagangan Defisit

Neraca ini merupakan kondisi yang menunjukkan nilai transaksi impor lebih tinggi dibandingkan nilai ekspor. Bagi beberapa negara, khususnya negara berkembang, kondisi ini dianggap tidak menguntungkan. Karena biaya yang dikeluarkan untuk impor lebih besar dibandingkan pendapatan lewat transaksi ekspor.

Neraca Perdagangan Surplus

Neraca ini merupakan suatu kondisi yang menunjukkan nilai transaksi ekspor jauh lebih besar dibandingkan nilai impor. Kondisi neraca perdagangan surplus akan sangat menguntungkan negara karena nilai pendapatannya bisa jauh lebih besar sehingga dapat digunakan seluas-luasnya untuk menyejahterakan masyarakat.

Neraca Perdagangan Seimbang

Jenis ini merupakan kondisi yang menunjukkan nilai transaksi ekspor dan impor dari suatu periode dalam posisi seimbang. Artinya, negara tidak mengalami untung maupun rugi. Namun, kondisi neraca perdagangan seperti ini cukup jarang terjadi.

Baca juga: CIF adalah Penting Bagi Pelaku Ekspor Impor, Apa Iya?

Apakah kondisi surplus selalu lebih baik daripada defisit? Ini pertanyaan yang sangat menarik.

Dilansir dari cerdas.com, kondisi surplus atau defisit perdagangan tidak selalu baik maupun buruk. Semua bergantung pada kebijakan perdagangan yang diterapkan di suatu negara dan pertumbuhan ekonominya.

Ketika suatu negara mengalami surplus perdagangan, negara tersebut membiayai defisit perdagangan mitra dagangnya dengan meminjamkan kepada mereka atau membeli aset mereka, contohnya sovereign bond. Sebaliknya, ketika suatu negara mencatatkan defisit perdagangan, negara tersebut harus meminjam dari pihak asing atau menjual aset kepada mereka sebagai arus modal masuk.

Beberapa ekonom menyukai surplus perdagangan karena dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan terciptanya lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan. Kondisi defisit menghasilkan efek sebaliknya.

Namun, perdagangan defisit bisa mengindikasikan perekonomian di suatu negara sedang bertumbuh. Hal ini terjadi karena terjadi permintaan impor begitu tinggi akibat permintaan domestik melebihi pasokan yang bisa dihasilkan oleh produsen domestik.

Sementara itu, perdagangan surplus belum tentu hal yang positif. Hal itu bisa saja terjadi karena negara tersebut hanya mengandalkan aktivitas ekspor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi mereka akibat konsumsi domestik mereka yang rendah.

Komponen Neraca Perdagangan

Dilansir dari bisnis.com, setidaknya ada lima komponen neraca perdagangan, antara lain:

  1. Lalu Lintas Moneter (Monetary Account)
  2. Transaksi Modal (Capital Account)
  3. Transaksi Perdagangan Barang
  4. Selisih Perhitungan (Error and Omission)
  5. Transaksi Satu Arah (Unilateral Transactions)

Faktor yang Memengaruhi Neraca Perdagangan

Ada empat faktor yang memengaruhi neraca perdagangan, antara lain:

1. Pertumbuhan ekonomi dan pendapatan

Pertumbuhan ekonomi yang kuat akan meningkatkan standar hidup dan pendapatan penduduk suatu negara. Kegiatan bisnis akan berekspansi sehingga menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.

Kondisi ini akan merangsang peningkatan permintaan impor. Pasalnya, rumah tangga kelas menengah akan membutuhkan konsumsi barang-barang dari luar negeri. Sektor usaha juga akan meningkatkan permintaan terhadap barang modal dan bahan baku untuk mendukung proses produksi

Sementara itu, karena permintaan impor meningkat, negara-negara pengekspor akan melayani mitra mereka. Akibatnya, perekonomian global akan tumbuh kuat.

2. Nilai tukar

Saat nilai tukar sebuah negara terapresiasi, daya beli terhadap mata uang asing akan menguat. Akibatnya, barang-barang luar negeri relatif lebih murah sehingga merangsang permintaan impor.

Sementara itu, saat nilai tukar terdepresiasi, barang domestik akan relatif menjadi lebih murah bagi orang asing. Ini mengarah pada peningkatan ekspor.

Baca juga: Menilik Pengertian Devaluasi, Tujuan, Hingga Contohnya

3. Harga barang

Daya saing suatu barang atau produk di pasar internasional tergantung pada harga jual dan kualitas produk. Salah satu faktor kunci untuk harga jual adalah struktur biaya.

Harga barang yang rendah memungkinkan bisnis domestik memiliki struktur biaya yang rendah. Hasilnya, suatu negara dapat menjual barang dengan harga murah sehingga lebih kompetitif di pasar internasional. Inilah yang membuat Tiongkok dikenal sebagai eksportir terbesar di dunia.

Namun, tidak dapat disangkal bahwa ada harga maka ada rupa. Kualitas tergantung pada diferensiasi produk. Produk yang terdiferensiasi membuat negara produsen memiliki kekuatan pasar.

Sebagai contoh, Jerman merupakan negara penghasil produk dengan teknologi tinggi. Meskipun harganya lebih mahal, pasar tetap meminatinya. Hasilnya, Jerman saat ini masih menjadi salah satu negara dengan surplus perdagangan terbesar di dunia.

4. Hambatan perdagangan

Neraca perdagangan sangat tergantung pada signifikansi dan jenis hambatan perdagangan. Hambatan perdagangan dapat berupa tarif atau hambatan non tarif, seperti lisensi ekspor-impor, kuota impor, subsidi, persyaratan muatan atau kandungan lokal, embargo, dumping, hingga devaluasi mata uang.

Baca juga: Embargo adalah: Ketahui Pengertian, Contoh, dan Dampaknya

Cara Menghitung Neraca Perdagangan

Rumus untuk menghitung neraca perdagangan sebenarnya sederhana, yaitu mengurangi nilai ekspor dengan nilai impor. Berikut ini adalah rumus menghitung neraca perdagangan:

Neraca perdagangan = Nilai ekspor – Nilai impor

Contoh Neraca Perdagangan

 Contoh Neraca Perdagangan Indonesia

Mari kita melihat contoh neraca perdagangan Indonesia. Dilansir dari laman resmi Bank Indonesia, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan neraca perdagangan Indonesia pada November 2022 mencatatkan surplus senilai US$5,16 miliar.

Nilai ekspor pada periode tersebut mencapai US$24,12 miliar, sedangkan nilai impor US$18,96 miliar.

Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia pada Januari-November 2022 secara keseluruhan mencatat surplus US$50,59 miliar. Capaian ini melonjak signifikan dibandingkan pada periode yang sama tahun 2021 sebesar US$34,41 miliar.

Surplus neraca perdagangan Indonesia bersumber dari kuatnya kinerja ekspor nonmigas, terutama dari ekspor produk manufaktur, seperti logam mulia dan perhiasan, serta pakaian dan aksesorisnya. Selain itu, ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti Crude Palm Oil (CPO) dan bahan bakar mineral termasuk batubara tetap tinggi.

Dari data di atas dapat disimpullkan bahwa nilai transaksi ekspor yang dilakukan oleh Indonesia sepanjang 2022 lebih tinggi daripada nilai transaksi impor sehingga bisa surplus perdagangan.

Perbedaan Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran

Beberapa orang sering terkecoh antara neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Padahal, neraca perdagangan adalah bagian dari neraca pembayaran.

Seperti namanya, neraca pembayaran adalah rangkuman semua transaksi pembayaran antara suatu negara dengan negara-negara lainnya di dunia. Neraca pembayaran atau Balance of Payment terdiri dari dua komponen, yakni transaksi berjalan dan transaksi modal (capital accounts).

Penjumlahan transaksi berjalan dan transaksi modal harus nol. Jadi, jika neraca perdagangan sebuah negara adalah defisit, negara tersebut harus meminjam dari orang asing sebagai arus masuk modal untuk menutupinya.

Penutup

Dari artikel di atas, kita sudah mengetahui tentang apa itu neraca perdagangan. Balance of Trade (BoT) atau neraca perdagangan adalah selisih antara nilai semua barang dan jasa yang diekspor serta diimpor oleh suatu negara dalam periode waktu tertentu. Neraca perdagangan menjadi komponen terbesar dalam neraca pembayaran karena menjadi indikator untuk mengukur seluruh transaksi internasional.

Dalam praktiknya, neraca perdagangan terdiri dari dua jenis, yaitu surplus perdagangan dan defisit perdagangan. Jika sebuah negara memiliki neraca perdagangan yang surplus, artinya negara tersebut lebih banyak melakukan ekspor daripada impor. Sebaliknya, ketika suatu negara lebih banyak menerima impor dari negara lain daripada ekspor, negara tersebut akan memiliki neraca perdagangan yang defisit.

Sama halnya seperti menjalankan sebuah bisnis. Jika pemasukan lebih besar daripada pengeluaran, bisnis mendapatkan keuntungan. Sebaliknya, apabila pengeluaran lebih besar daripada pemasukan, bisnis akan merugi.

Oleh karena itu, pencatatan keuangan secara sistematis dan detail sudah semestinya selalu mendapatkan perhatian lebih dari para pebisnis. Untuk melakukan hal tersebut, gunakan aplikasi keuangan majoo. Aplikasi keuangan terbaik di Indonesia ini akan membantumu dalam menjalankan bisnis dengan mudah, efisien, dan akurat. Ayo melangkah maju bersama majoo!



Referensi:

https://cerdasco.com/neraca-perdagangan/ 

Sumber Gambar:

Freepik.com

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo