Pasar merupakan tempat masyarakat dalam melakukan aktivitas jual-beli sebagai dasar perekonomian suatu wilayah. Saat ini, pasar dibagi menjadi dua, yaitu pasar modern dan pasar tradisional.
Pasar tradisional adalah wadah bagi petani dan nelayan dalam menjual hasil panen mereka secara langsung dan biasanya dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, BUMN dan BUMD. Sedangkan pasar modern adalah pasar yang dikelola oleh manajemen modern dan umumnya terdapat di perkotaan.
Umumnya, produk yang dijual di pasar modern sama dengan produk yang dijual di pasar tradisional. Namun, kedua jenis pasar tersebut memiliki perbedaan dari segi harga dan kualitas produk.
Lalu, kenapa pasar modern bisa hadir? Pasar modern muncul sebagai konsekuensi dari gaya hidup masyarakat yang dinamis dan terus berkembang. Masyarakat menikmati pasar modern karena menyediakan tempat dan pengalaman belanja yang nyaman.
Tahukah majoopreneurs pasar modern pertama di Indonesia? Awal mula tonggak sejarah pasar modern di Indonesia adalah berdirinya toserba (toko serba ada) bernama Sarinah di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat pada 23 April 1963. Selain menjadi pasar modern pertama di Indonesia, Sarinah merupakan department store pertama di Indonesia yang menaungi usaha rakyat, khususnya di bidang ritel dan gaya hidup. Nama Sarinah sendiri diambil dari nama pengasuh Presiden Soekarno semasa kecil.
Setelah berdirinya Sarinah, mulai bermunculan pusat perbelanjaan modern lainnya, seperti Hero, Gelael, Grasera, Tomang Tol, Metro, hingga Golden Truly. Pada masa itu, pasar modern lebih diperuntukkan untuk kalangan berduit saja karena hampir 90 persen produk-produk yang ditawarkan merupakan barang impor. Hal tersebut dilakukan untuk mengikuti selera dan kebutuhan kelas menengah kota dan pekerja asing. Kini, siapapun dapat keluar masuk pasar modern dengan mudah dan sesuka hati.
Jika dibandingkan dengan pasar tradisional, jumlah pasar modern di Indonesia masih kalah banyak, lho. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada 2019, pasar tradisional masih mendominasi pusat perdagangan publik, yakni mencapai 14.182 unit (88,52%), sementara toko/pasar modern sebanyak 1.131 unit (7,06%). Dua provinsi dengan persebaran pasar tradisional terbanyak terdapat di Jawa Timur (2.249 unit) dan Jawa Tengah (1.910 unit).
Melihat data tersebut, dapat dibilang wajar saja. Pasalnya, hasil survei yang dilakukan oleh Nielsen Media Research Indonesia pada 2020 seperti dilansir dari KataData menyebutkan bahwa 58 persen masyarakat tetap memilih belanja kebutuhan sayur mayur, ikan dan daging sehari-hari melalui pasar tradisional. Artinya, pasar tradisional masih menjadi pilihan utama masyarakat untuk berbelanja bahan makanan segar.
Sementara itu, untuk pembelian kebutuhan rumah tangga bukan makanan segar, masyarakat lebih memilih untuk berbelanja di pasar modern. Sebanyak 67% responden memilih berbelanja di supermarket.
Pasar modern merupakan salah satu jenis pasar yang menjadi tempat masyarakat berbelanja kebutuhan dalam jumlah besar atau grosir. Meskipun sama-sama pasar, pasar modern memiliki perbedaan dengan pasar tradisional.
Baca juga: Memahami Segmentasi Pasar Agar Bisnis Lebih Maju
Dalam artikel ini, kita akan mempelajari lebih lengkap mengenai pasar modern. Mulai dari pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis, perbedaannya dengan pasar tradisional, hingga kelebihan dan kekurangannya. Simak penjelasan berikut ini.
Pengertian Pasar Modern
Menurut Kotler (2001), pasar modern adalah pasar yang penjual dan pembelinya tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang atau barcode, berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.
Sedangkan, Sinaga (2006) mengatakan bahwa pasar modern adalah pasar yang dikelola dengan manajemen modern, umumnya terdapat di kawasan perkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik kepada konsumen (umumnya anggota masyarakat kelas menengah ke atas).
Saat ini, pasar modern menjadi pilihan masyarakat karena tempatnya yang menawarkan kenyamanan dalam berbelanja. Meskipun pemerintah telah meningkatkan peran pasar tradisional dengan melakukan revitalisasi, namun kenyamanan berbelanja di pasar modern masih belum bisa tergantikan.
Selain itu, berbeda dari pasar tradisional yang menghadirkan tatap muka antara penjual dan pembeli, di pasar modern penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung. Pembeli melayani dirinya secara mandiri (swalayan) dengan melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode).
Baca juga: Pasar Internasional: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contohnya
Ciri-Ciri Pasar Modern
Sebenarnya sangat mudah untuk mengetahui ciri-ciri pasar modern karena terlihat dengan jelas saat kita melihat dan memasukinya. Berapa ciri pasar modern adalah sebagai berikut:
- Pasar modern sudah menetapkan harga sesuai dengan kualitas produk sehingga tidak ada proses tawar-menawar.
- Produk yang dijual di pasar modern telah dibubuhi barcode.
- Produk yang dijual bermacam-macam dengan kualitas yang sudah terstandarisasi.
- Berada pada suatu bangunan tertentu seperti di dalam mall atau berdiri sendiri.
- Menggunakan sistem belanja self-service (swalayan).
- Penataan ruang yang rapi, bersih, dilengkapi dengan AC, dan fasilitas lainnya, seperti toilet dan kafe.
- Pembayaran produk dilakukan di kasir.
- Mengadakan promosi pada waktu-waktu tertentu.
- Tersedia layanan pramuniaga yang dapat membantu pelanggan.
Jenis-Jenis Pasar Modern
Kotler (2000) mengkategorikan pasar modern menjadi 10 macam, yaitu sebagai berikut:
1. Minimarket
Pasar modern ini berbentuk seperti toko kelontong, namun menyediakan fasilitas yang lebih modern. Contohnya antara lain Indomaret, Alfamart, dan Yomart.
2. Convenience Store
Produk-produk yang dijual di pasar modern ini kurang lebih sama dengan minimarket. Namun, biasanya convenience store memiliki harga barang yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan minimarket. Contohnya: Family Mart, Lawson, Circle-K.
3. Special Store
Pasar modern ini memiliki persediaan yang lengkap sehingga konsumen tidak perlu pindah ke toko lain untuk membeli sesuatu dengan harga bervariasi.
4. Factory Outlet
Di pasar modern ini, produk yang dijual biasanya adalah barang yang batal dipesan, batal dijual ke tempat lain, atau sisa produksi dengan kualitas nomor satu.
5. Distro (Distribution Store)
Pasar modern jenis ini biasanya menjual pakaian dan aksesoris yang diproduksi sendiri atau menggunakan sistem konsinyasi (titip jual).
6. Supermarket
Pasar modern dengan ukuran yang besar. Untuk supermarket kecil biasanya memiliki luas lahan sebesar 300 meter hingga 1.100 meter persegi, sedangkan supermarket besar memiliki luas sebesar 1.100 meter hingga 2.300 meter persegi. Contoh: Hero, Superindo, Gelael, Borma, Farmer’s Market, dll.
7. Perkulakan atau Gudang Rabat
Pasar modern ini menjual produk dalam jumlah atau kuantitas besar kepada non-konsumen. Mereka membeli produk untuk dijual kembali.
8. Super Store
Pasar modern berupa toko serba ada (toserba) yang memiliki produk yang bervariasi dan lebih lengkap, serta ukuran tempat yang lebih luas daripada supermarket. Contoh: Sarinah, Grand Toserba, Toserba Yogya.
9. Hypermarket
Pasar modern yang mirip seperti supermarket atau super store tetapi memiliki luas ruangan yang lebih besar. Contoh: Hypermart, TransMart, Giant.
10. Mal dan Trade Center
Pasar modern berbentuk pusat perbelanjaan yang menampung banyak toko (merchant) yang menjual berbagai macam produk. Di dalam mal atau trade center biasanya juga terdapat sembilan jenis pasar modern yang telah disebutkan di atas.
Kelebihan dan Kekurangan Pasar Modern
Tidak dapat dimungkiri, pasar modern adalah hasil inovasi yang luar biasa atas pasar tradisional. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari pasar modern. Simak tabel berikut ini:
Perbedaan Pasar Modern dan Pasar Tradisional
Perbedaan antara pasar modern dan pasar tradisional bisa dilihat berdasarkan ciri-cirinya.
Itulah penjelasan mengenai pasar modern. Jadi, kamu lebih suka berbelanja ke pasar modern atau pasar tradisional?
Baca juga: Pengertian dan Contoh Pasar Bebas sebagai Bentuk Globalisasi
Kesimpulan
Munculnya pasar modern telah mengubah gaya seseorang dalam berbelanja. Di zaman dahulu, penjual akan melayani dan menemani orang-orang yang akan berbelanja. Setelah kehadiran pasar modern, interaksi antara penjual dan pembeli sangat minim dan nyaris tidak ada sama sekali.
Salah satu ciri dari pasar modern adalah tidak ada sama sekali interaksi antara penjual dan pembeli. Pembeli hanya perlu mengambil produk yang diinginkan dan membayarnya di kasir.
Minimarket merupakan salah satu contoh pasar modern. Di sana, setiap produk telah tertata dan terpajang secara rapi di atas rak. Pembeli hanya perlu mengambil produk yang diinginkan dan membayarnya di kasir.
Meskipun jumlah pasar tradisional tetap mendominasi, pasar modern akan terus berkembang hingga ke pelosok karena kehadirannya sudah bisa diterima oleh masyarakat. Kehadiran pasar modern bukanlah untuk menggeser pasar tradisional. Justru, pasar modern hadir untuk memberikan kemudahan masyarakat dalam mendapatkan barang-barang yang mereka butuhkan.
Jika kamu berencana untuk menjalankan bisnis pasar modern, sangat penting untuk mengelola keuangan dengan baik. Aplikasi keuangan majoo memberikan banyak kemudahan untuk membuat buku jurnal, laporan keuangan usaha, aplikasi kasir, dan lain sebagainya. Dengan aplikasi majoo, siklus keuangan terus terkontrol dan kehidupan perusahaan akan terus tumbuh lebih baik. Coba dan buktikan kemudahannya sekarang juga!