Engagement rate adalah kunci dari keberhasilan suatu kegiatan pemasaran digital, khususnya yang memang dilakukan di kanal-kanal media sosial seperti yang saat ini memang banyak diterapkan oleh banyak pelaku usaha. Namun, sebenarnya apa, sih, yang dimaksud dengan engagement rate itu sendiri?
Bagi pelaku usaha yang ingin memaksimalkan kegiatan digital marketing bisnisnya melalui kanal-kanal media sosial, tak ada salahnya untuk mempelajari hal ini! Agar tidak bingung, mari kita mulai bahas secara mendalam!
Pengertian Engagement Rate
Diambil dari bahasa Inggris, secara harfiah engagement rate dapat diartikan sebagai tingkat keterlibatan. Tentu jika dijelaskan secara harfiah, akan muncul pertanyaan baru misalnya saja, terlibat dalam apa? Terlibat di mana? Bagaimana bentuk keterlibatannya?
Nah, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan lanjutan tersebut, tentu kita perlu mengetahui konteks dari engagement rate itu sendiri. Dalam dunia bisnis, selain kegiatan penjualan, pelaku usaha juga perlu melakukan kegiatan pemasaran.
Dari kegiatan pemasaran itu sendiri, umumnya pelaku usaha dapat menggolongkan aktivitas yang dilakukannya menjadi kegiatan pemasaran konvensional atau kegiatan pemasaran digital. Engagement rate adalah istilah yang digunakan di dalam jenis kegiatan pemasaran yang kedua, khususnya yang memanfaatkan media sosial.
Terlepas dari tujuan bisnisnya sendiri, engagement rate merupakan istilah dalam media sosial untuk menentukan berapa rasio antara orang yang melihat suatu post dengan jumlah interaksi terhadap post tersebut. Hanya saja, dalam dunia bisnis, rasio ini kerap menjadi target yang harus dicapai dalam kegiatan pemasaran yang dilakukan melalui media sosial.
Saking pentingnya rasio tersebut dalam kegiatan digital marketing, platform-platform media sosial sendiri pun secara default memberikan akses bagi penggunanya untuk mengetahui seberapa besar tingkat keterlibatan audiens terhadap setiap post. Fitur ini bahkan dibuat lebih detail untuk pengguna yang mengatur akunnya dalam platform media sosial tersebut sebagai akun bisnis.
Lalu, bagaimana cara menghitung engagement rate?
Baca juga: Konsep Brand Awareness dan Cara Meningkatkannya dalam Bisnis
Cara Menghitung Engagement Rate
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, karena engagement rate merupakan rasio yang dapat dihitung, setiap pelaku usaha yang memanfaatkan platform media sosial dapat mengukur secara manual seberapa tinggi rasio yang dimiliki oleh setiap post yang diterbitkan. Namun, bisa jadi hasil penghitungan tersebut tidak sesuai dengan angka yang ditunjukkan pada mesin analisis platform yang digunakan masing-masing.
Situasi tersebut sangat mungkin terjadi karena setiap platform media sosial memiliki rumusnya masing-masing dalam menentukan nilai rasio yang dibutuhkan.
Rumus Penghitungan Engagement Rate Instagram
Instagram, salah satu platform media sosial yang berorientasi pada visual dan banyak digunakan oleh pelaku usaha, misalnya saja, memiliki rumusnya sendiri dalam menghitung engagement rate.
Jika sebelumnya disebutkan bahwa rasio ini membandingkan jumlah orang yang melihat suatu post dengan orang yang benar-benar melakukan interaksi dengan post yang diterbitkan tersebut, Instagram memilih algoritma yang berbeda. Dalam Instagram, cara menghitung engagement rate dilakukan dengan membandingkan jumlah like ditambah jumlah komentar, kemudian membaginya dengan jumlah followers.
Perhatikan bahwa yang menjadi pembilang menurut Instagram adalah jumlah like serta comment, sementara yang menjadi penyebutnya adalah jumlah followers. Dengan demikian, bentuk interaksi lain bisa jadi tidak akan disertakan dalam penghitungan engagement rate.
Penghitungan ini cukup berbeda dan mungkin tidak secara akurat menjelaskan performa post yang diterbitkan sebagai bagian kegiatan pemasaran digital. Mengapa demikian? Karena pembagi dalam Instagram adalah jumlah followers, terlepas apakah setia follower yang dimiliki memang melakukan interaksi dengan post yang dihitung atau tidak.
Penghitungan engagement rate Instagram juga kerap berubah-ubah algoritmenya, sehingga bagi pelaku usaha yang memanfaatkan Instagram untuk melakukan kegiatan pemasaran digital, menggunakan peralatan analisis yang disediakan oleh Instagram sendiri bisa dibilang sebagai langkah yang tepat; dan akan lebih baik lagi jika diiringi dengan penghitungan secara manual sebagai pembanding.
Agar lebih jelas, coba perhatikan penghitungan di bawah ini:
Diketahui suatu akun Instagram bisnis dengan 2.000 followers menerbitkan post yang telah dikunjungi 400 kali oleh 380 pengguna Instagram. Post tersebut mendapatkan 210 likes, 20 comments, dan telah dibagikan 80 kali, engagement rate yang dimilikinya dapat dihitung sebagai berikut:
Rumus Engagement Rate (ER) Instagram = Like + Comment : Followers x 100%
ER = 210 + 20 : 2.000
ER = 230 : 2.000 x 100%
ER = 11,5%
Baca juga: Solusi Meningkatkan Brand Awareness Melalui Konten Instagram
Rumus Penghitungan Engagement Rate TikTok
Penghitungan engagement rate TikTok sedikit berbeda dengan Instagram, tetapi lebih dekat dengan penghitungan manual secara umum terhadap rasio tingkat keterlibatan.
Algoritma yang digunakan oleh TikTok menentukan bahwa rasio tersebut bisa diperoleh melalui pembagian jumlah likes ditambah jumlah comments dan jumlah shares, kemudian dibagi dengan jumlah views. Dengan kata lain, dalam engagement rate TikTok, jumlah likes, comments, dan shares menjadi pembilang, sementara jumlah views menjadi penyebut.
Perbedaan besar antara TikTok dengan Instagram terkait cara menghitung engagement rate terletak pada pembilangnya. TikTok tidak akan memperhitungkan berapa jumlah followers yang dimiliki, karena yang dimasukkan ke dalam penghitungan adalah jumlah views itu sendiri; terlepas apakah views tersebut berasal dari followers atau bukan.
Perbedaan penghitungan tersebut secara otomatis akan membuat hasil penghitungannya juga berbeda. Sebagai contoh, engagement rate Instagram akan cenderung lebih besar dibanding dengan TikTok untuk post dengan jumlah interaksi yang sama.
Hal ini dapat terjadi karena Instagram menempatkan jumlah followers sebagai penyebut, sehingga rasionya juga akan jadi lebih besar karena jumlah penyebut yang lebih kecil; berbeda dengan TikTok yang menjadikan views sebagai penyebut.
Agar lebih jelas, coba perhatikan penghitungan di bawah ini:
Diketahui suatu akun TikTok dengan 2.000 followers menerbitkan post yang telah dilihat 400 kali oleh 380 pengguna TikTok. Post tersebut mendapatkan 210 likes, 20 comments, dan telah dibagikan 80 kali, engagement rate yang dimilikinya dapat dihitung sebagai berikut:
Rumus Engagement Rate (ER) Tiktok = Like + Comment + Shares : Views x 100%
ER = 210 + 20 + 80 : 400 x 100%
ER = 310 : 400 x 100%
ER = 77,5%
Baca juga: 5 Brand yang Sukses Memanfaatkan Tren TikTok
Seberapa Penting Engagement Rate dalam Bisnis
Engagement rate adalah metrik yang sangat umum digunakan dalam mengukur keberhasilan suatu post dalam digital marketing. Semakin tinggi rasio keterlibatan audiens yang dimiliki, tentu performa post tersebut juga bisa disebut tinggi.
Lalu, apa hubungannya dengan operasional bisnis?
Sederhana saja, apabila performa kegiatan pemasaran yang dilakukan menunjukkan nilai yang positif, pelaku usaha dapat berasumsi bahwa upayanya untuk membangun brand awareness juga sama positifnya. Dengan brand awareness yang baik, pelaku usaha pun lebih mudah dalam menarik minat yang dimiliki oleh pelanggan potensial untuk melakukan pembelian.
Ingat selalu bahwa tujuan kegiatan pemasaran adalah mendukung kegiatan penjualan yang dilakukan dan meningkatkan pendapatan bisnis yang nantinya akan diterima. Karenanya, mengetahui cara menghitung engagement rate menjadi sesuatu yang penting bagi pelaku usaha agar dapat mengukur seberapa baik kegiatan pemasaran digital yang dilakukannya.
Tips Meningkatkan Engagement Rate
Tidak ada salahnya untuk mengikuti berbagai tips meningkatkan engagement rate dari setiap post yang diterbitkan untuk memastikan keberhasilan kampanye atau kegiatan pemasaran digital yang diterapkan. Apa saja, sih, tips-tips yang bisa dilakukan untuk memastikan engagement rate selalu tinggi?
-
Melakukan Pendekatan Personal
Untuk meningkatkan engagement rate, pelaku usaha dapat mencoba pendekatan yang lebih personal sehingga pasar yang ditarget dapat merasa bahwa kampanye yang dilakukan memang sesuai dengan kehidupan sehari-harinya.
Apabila seseorang merasa dekat dengan post media sosial yang dibacanya, ketertarikannya untuk membagikan pengalaman yang dimiliki dalam bentuk likes dan comment pun akan semakin tinggi. Audiens tersebut juga bisa saja merasa tertarik untuk membagikan post yang diterbitkan kepada audiens lain yang menjadi follower-nya.
Jika situasi tersebut di atas terjadi, kegiatan pemasaran yang dilakukan tersebut bisa dibilang berhasil untuk menyampaikan informasi produk maupun jasa yang ditawarkannya secara luas. Dengan demikian, jelas bahwa engagement rate memiliki andil yang besar dalam keberhasilan digital marketing yang maksimal.
-
Mendorong Interaksi dengan Caption
Tips meningkatkan engagement rate lain yang juga bisa dicoba oleh pelaku usaha adalah menyertakan caption atau deskripsi yang dapat mengundang interaksi dalam post yang ingin diterbitkan. Cara ini biasanya dilakukan dengan mengakhiri caption dengan kalimat tanya yang mengundang audiens untuk menyampaikan buah pikirannya.
Apabila tujuan tersebut sudah terpenuhi, pelaku usaha yang menjalankan kegiatan pemasarannya di media sosial juga dapat menjaga interaksi yang ada dengan tidak mengabaikan interaksi atau komentar yang diberikan audiens.
Setiap pelaku usaha perlu memahami bahwa di sejumlah platform media sosial, engagement rate yang tinggi dari suatu post memungkinkan post tersebut untuk ditampilkan ke lebih banyak orang. Dengan demikian, cakupan kegiatan pemasaran yang dilakukan pun bisa semakin luas, dan pelaku usaha juga akan semakin mudah untuk memunculkan ketertarikan pelanggan potensial terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
Apa pun platform media sosial yang digunakan dalam kegiatan digital marketing, pastikan untuk menjaga agar engagement rate yang dimiliki tetap tinggi agar dapat menunjang kegiatan penjualan yang dilakukan. Setelahnya, pelaku usaha dapat memanfaatkan aplikasi majoo untuk mengelola bisnisnya dengan lebih mudah, pendapatan bisnis yang dicapai pun bisa dimaksimalkan dengan lebih baik.
Jangan khawatir, dengan berlangganan aplikasi majoo, pelaku usaha juga dapat memanfaatkan layanan desain konten Instagram yang dimiliki, sehingga dapat menerbitkan post-post yang mampu mendorong audiens untuk melakukan pembelian. Selain itu, aplikasi majoo juga dilengkapi dengan berbagai fitur andalan lainnya yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis.
Jadi, tunggu apa lagi? Gunakan aplikasi majoo sekarang juga untuk pengelolaan bisnis yang lebih mudah, dan tingkatkan engagement rate untuk menunjang pengembangan bisnis!
Baca juga: Berbagai Aspek Pemasaran yang Perlu Diketahui Pemilik Usaha