Account receivable atau piutang dagang adalah salah satu istilah dalam akuntansi yang merupakan manifestasi dari adanya transaksi jual beli.
Suatu perusahaan akan mencatat piutang sebagai sebuah aset di dalam laporan neraca mereka. Pasalnya, pelanggan atau pihak debitur memiliki kewajiban hukum untuk membayar dan melunasi hutang mereka.
Piutang juga dapat dikategorikan sebagai aktiva lancar, artinya waktu jatuh tempo yang diterima oleh debitur biasanya berada dalam kurun waktu satu tahun atau kurang dari itu.
Pengertian Piutang Dagang
Dilihat dari istilah akuntansi, piutang dagang merupakan pembayaran atau hasil yang akan didapatkan perusahaan dari pelanggan yang telah membeli produk atau jasa mereka secara kredit.
Piutang dagang juga dapat diartikan berupa besaran biaya yang harus dibayarkan kepada kreditur atau perusahaan, atas barang dan jasa yang telah dikirimkan kepada pelanggan namun belum dilakukan pelunasan terhadap barang tersebut.
Piutang dagang dapat dikategorikan sebagai aset lancar. Oleh sebab itu, proses pembayaran yang dilakukan pun harus jelas dan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Baca Juga: Piutang: Pengertian, Ciri-ciri, dan Jenis-jenis Piutang
Ciri-Ciri Piutang Dagang
Setelah mengetahui apa itu piutang dagang, kamu juga perlu memperhatikan ciri atau karakteristik dari piutang itu sendiri.
Memiliki batas waktu atau tanggal jatuh tempo
Piutang termasuk ke dalam sebuah transaksi yang memiliki batas waktu berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat di antara kreditur dan debitur.
Tanggal jatuh tempo ini sangat penting untuk menjaga kestabilan dari arus kas perusahaan. Selain itu, adanya waktu jatuh tempo ini akan mempermudah akuntan saat melakukan penyusunan jurnal keuangan perusahaan.
Kreditur dapat memberikan bunga
Ciri lainnya adalah pihak kreditur atau perusahaan yang memberikan hutang mempunyai kuasa untuk memberikan bunga atas piutang yang ia keluarkan.
Apabila perusahaan mengeluarkan piutang dengan bunga, maka proses pencatatan dan pelaporan dalam jurnal harus ditulis secara terpisah.
Terdapat konsekuensi jika telat bayar
Karakteristik yang terakhir adalah adanya konsekuensi atas keterlambatan pembayaran piutang dagang.
Seperti yang kita tahu, piutang dagang dapat menjadi salah satu aset yang menentukan apakah operasional perusahaan berjalan dengan lancar.
Maka dari itu, perusahaan dapat memberi konsekuensi yang tegas kepada para pelanggan atau debitur yang telat membayarkan piutang dagangnya.
Cara Mencatat Saldo Piutang Dagang
Sebenarnya, untuk melakukan pencatatan saldo piutang dagang tidaklah terlalu rumit. Namun, jika kamu masih merasa kesulitan untuk mencatatnya, perhatikan tahapan pencatatan piutang di bawah ini.
Adapun cara mencatat saldo piutang dagang adalah sebagai berikut:
Identifikasikan piutang pada akun yang sesuai
Identifikasi jumlah piutang yang mesti dicatat termasuk seluruh penjualan yang belum dibayar atas barang atau jasa yang sudah diberikan kepada pelanggan sebelumnya.
Catat pada akun Kredit atau Debit
Lakukan pencatatan pada akun debet terhadap penjualan yang belum dibayarkan oleh pelanggan. Pencatatan ini dapat membantu perusahaan mengetahui siapa saja dan berapa banyak penjualan yang belum dibayar oleh para pelanggan.
Sementara itu, kamu bisa mencatat penjualan kredit di akun piutang apabila pelanggan tersebut sudah melunasi tagihan yang ia miliki.
Gunakan format yang konsisten
Catat seluruh transaksi ke dalam buku besar secara konsisten dan terorganisir. Hal ini dapat membantu menjaga laporan keuangan perusahaan teratur dan akurat, sehingga kesehatan keuangan perusahaan dapat terus terpantau.
Pantau piutang dagang yang tidak tertagih
Amati piutang dagang yang tidak tertagih dengan mengumpulkan dan melakukan pencatatan piutang dagang secara teratur. Dengan begitu, potensi piutang yang tidak terbayarkan akan berkurang.
Susun laporan secara berkala
Agar kondisi keuangan perusahaan dapat terus terjaga, perusahaan bisa membuat laporan piutang dagang secara berkala, seperti halnya laporan neraca untuk mengetahui semua status piutang yang belum terbayarkan.
Baca Juga: Macam-Macam Jurnal Piutang dalam Akuntansi
Cara Menghitung Piutang Dagang
Untuk dapat mengetahui jumlah piutang dagang yang harus dibayarkan konsumen kepada perusahaan, berikut adalah cara menghitung piutang dagang yang bisa kamu lakukan, di antaranya:
Tentukan jumlah penjualan kredit
Tahap pertama adalah menentukan jumlah penjualan kredit yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada periode waktu tertentu. Seluruh data yang ditentukan mencakup seluruh tagihan yang belum dibayarkan oleh pelanggan.
Tentukan jumlah biaya yang akan diterima dari penjualan secara kredit
Langkah selanjutnya adalah menjumlahkan total kas yang diterima perusahaan atas penjualan kredit.
Hitung jumlah piutang dagang
Kemudian, lakukan penghitungan pada jumlah piutang dagang menggunakan rumus berikut ini.
Piutang Dagang = Jumlah Penjualan Kredit - Jumlah Kas yang Diterima dari Penjualan Kredit
Contoh Piutang Dagang
Untuk mempermudah kamu memahami cara menghitung dan mencatat piutang dagang perusahaan, perhatikan contoh piutang dagang berikut ini.
Diketahui PT. ABC melakukan pencatatan piutang pendapatan di awal bulan Januari 2023 sebesar Rp10.000.000. Di sepanjang bulan Januari, terjadi beberapa transaksi seperti berikut ini:
Pembayaran piutang dagang UD Maju Jaya sebesar Rp1.500.000 pada tanggal 10 Januari 2023.
PT Rama Yana melakukan pembelian barang dari PT.ABC secara kredit sebesar Rp 2.000.000 pada 15 Januari 2023.
UD Arka membayarkan piutang dagangnya lebih awal dari tempo sebesar Rp2.500.000. UD Arka pun mendapatkan diskon penjualan sebesar 1% dari hutangnya, jika mereka dapat melunasinya sebelum masa tempo berakhir.
UD Banyu Mili membayar di muka atas barang yang dipesan dari PT.ABC sebesar Rp1.000.000 pada tanggal 25 Januari 2023. Akan tetapi, barang yang dipesan baru akan dikirimkan bulan depan.
Perlu diketahui, bahwa piutang dagang akan terus bertambah apabila terjadi penjualan kredit.
Begitu pula sebaliknya, jika pelanggan melunasi hutang penjualannya, piutang dagang akan berkurang sejumlah yang dibayarkan oleh pelanggan.
Berdasarkan contoh kasus di atas, maka piutang pendapatan milik PT.ABC di akhir bulan Januari 2023 adalah sebagai berikut:
Piutang Dagang = Jumlah Penjualan Kredit - Jumlah Kas yang Diterima dari Penjualan Kredit
Piutang Dagang = Rp10.000.000 - Rp1.500.000 + Rp2.000.000 - Rp2.500.000
Piutang Dagang = Rp8.000.000
Adapun total piutang pendapatan dari PT.ABC adalah sebesar Rp8.000.000. Jumlah ini juga menjadi piutang awal pada bulan Februari 2023.
Sementara itu, pada transaksi yang dilakukan UD Banyu Mili akan dikategorikan sebagai pendapatan diterima di muka yang akan dicatat ke dalam hutang usaha.
Baca Juga: 3 Contoh Laporan Piutang dan Cara Membuatnya
Penutup
Itu tadi penjelasan terkait piutang dagang, karakteristik, beserta cara menghitungnya. Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, bahwa piutang dagang adalah hak pembayaran yang ditagihkan oleh perusahaan, atas seluruh produk atau jasa yang telah diberikan, namun belum dibayarkan secara lunas oleh pelanggan.
Piutang dagang juga menjadi salah satu aspek yang tidak bisa dihindari dalam melakukan bisnis. Namun, dengan pengelolaan yang baik, piutang dagang dapat menjadi kebijakan kredit yang akan memberi dampak positif bagi keberlangsungan bisnis.
Oleh sebab itu, penting bagi bisnis untuk melakukan pencatatan secara terstruktur, baik pada buku besar maupun laporan keuangan. Nah, untuk mempermudah dalam proses pencatatannya, kamu bisa manfaatkan aplikasi POS majoo yang memiliki ragam fitur otomatis.
Dengan begitu, kelola bisnis akan jauh lebih cepat, mudah, dan akurat. Yuk, coba majoo sekarang!
Sumber:
https://www.harmony.co.id/blog/penjelasan-dan-contoh-lengkap-piutang-pendapatan/
https://www.bee.id/blog/piutang-dagang-adalah/
https://kledo.com/blog/jurnal-piutang-dalam-akuntansi/#Bagaimana_Cara_Membuat_Jurnal_untuk_Piutang
https://klikpajak.id/blog/piutang-dagang/
https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-dan-jenis-piutang-dalam-akuntansi/