Dalam dunia akuntansi, terdapat istilah rekonsiliasi bank yang dapat diartikan sebagai sebuah proses pencocokan antara data keuangan perusahaan dan data keuangan yang terdapat di bank.
Tidak sedikit terjadi kasus laporan keuangan yang menyajikan data tidak akurat atau tidak sesuai dengan data keuangan perusahaan dan juga di bank. Lantaran itulah, rekonsiliasi bank memiliki peran yang sangat penting, terutama untuk para petugas atau staff di perusahaan yang memiliki posisi penanggung jawab keuangan.
Adanya perbedaan catatan atau laporan keuangan pada perusahaan sebenarnya merupakan hal yang wajar. Namun, untuk mencegah terjadinya resiko buruk lainnya maka perusahaan tetap harus melakukan rekonsiliasi bank. Oleh sebab itu, proses rekonsiliasi bank ini sebaiknya dilakukan sebanyak minimal 1 bulan sekali atau bisa juga dilakukan setiap seminggu sekali.
Baca Juga: Apa itu Laporan Keuangan? Yuk, Pahami Sama-sama!
Rekonsiliasi Bank adalah …
Rekonsiliasi bank adalah rangkaian catatan informasi keuangan yang menjabarkan tentang perbedaan-perbedaan kas antara perusahaan dan bank. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari catatan bank dengan catatan kas nasabah.
Tak jarang, perbedaan catatan informasi keuangan tersebut muncul ketika transaksi nasabah belum dicatat oleh pihak bank, bila itu yang terjadi, catatan bank nasabah yang dianggap benar. Sebaliknya, jika terdapat perbedaan dari catatan pos-pos lainnya, catatan dari pihak bank dan juga perusahaan perlu melakukan penyesuaian.
Selain itu, bisa juga diartikan bahwa rekonsiliasi bank adalah sebentuk verifikasi dalam proses pencocokan data saldo sebuah perusahaan dengan catatan keuangan yang terkait dari pihak bank. Secara sederhana, rekonsiliasi bank didefinisikan sebagai proses penyesuaian informasi catatan keuangan menurut perusahaan dan juga menurut pihak perbankan.
Jika disimpulkan, rekonsiliasi bank adalah proses penyesuaian informasi catatan keuangan menurut perusahaan dan juga menurut pihak perbankan.
Mengapa Diperlukan Adanya Rekonsiliasi Bank?
Dengan dilakukannya rekonsiliasi bank, catatan laporan perbankan dan juga perusahaan dalam periode tertentu bisa lebih terlihat rapi dan akurat. Rekonsiliasi bank juga bisa menjadi pusat kendali atau kontrol dalam setiap penerimaan ataupun pembayaran suatu perusahaan. Baik itu pembayaran dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk non tunai.
Kapan Sebaiknya Melakukan Rekonsiliasi Bank?
Secara umum, sebuah perusahaan sedikitnya sebaiknya melakukan proses rekonsiliasi bank sekali pada setiap akhir bulan. Namun, untuk mencegah terjadinya resiko terburuk pada perusahaan, akan lebih baik jika proses rekonsiliasi bank ini dilakukan setiap hari. Perusahaan bisa mengakses informasi keuangannya lewat website bank yang tersedia.
Baca Juga: Elemen-Elemen Laporan Keuangan yang Perlu Kamu Ketahui
Tujuan Rekonsiliasi Bank
Adanya proses rekonsiliasi bank dapat terjadi karena beberapa sebab, seperti adanya setoran perusahaan ke rekening bank pada akhir bulan namun tercatat di bulan berikutnya, bisa juga karena adanya beban bank yang tidak disadari perusahaan, kesalahan pencatatan dari pihak perusahaan atau bank, cek yang masih beredar, hingga kredit oleh bank yang tidak diketahui oleh pihak perusahaan.
Lantaran itulah, perusahaan perlu melakukan proses verifikasi saldo antara buku besar dengan rekening koran untuk memastikan adanya persamaan dan perbedaan data pada dua catatan tersebut. Hal inilah yang menjadi tujuan rekonsiliasi bank yang paling utama.
Tujuan rekonsiliasi bank berikutnya adalah untuk merapikan catatan laporan perbankan perusahaan sehingga menjadi lebih akurat.
Rekonsiliasi bank juga digunakan sebagai kendali dalam setiap penerimaan atau pembayaran suatu perusahaan, baik itu berbentuk tunai maupun non tunai.
Tujuan rekonsiliasi bank lainnya adalah untuk mengecek ketelitian dalam setiap pencatatan yang terdapat di dalam rekening kas perusahaan dan catatan bank itu sendiri. Dengan begitu, perusahaan dan bank dapat mengetahui nominal penerimaan atau pengeluaran yang terjadi.
Terakhir, dengan adanya rekonsiliasi bank, perusahaan dapat mengetahui besarnya selisih antara saldo kas pada laporan bank dengan catatan buku besar perusahaan jika terjadi perbedaan, serta mencari tahu penyebab terjadinya perbedaan informasi keuangan tersebut.
Komponen Rekonsiliasi Bank
Dalam proses rekonsiliasi bank, ada komponen-komponen yang tidak boleh terlewatkan, di antaranya:
Deposit In Transit
Komponen deposit in transit adalah uang tunai yang sudah diterima oleh perusahaan, namun informasi tersebut belum diterima oleh bank sehingga belum tercatat dalam laporan bank.
Mengapa tidak muncul pada laporan bank? Setoran tersebut terjadi ketika data terlambat sampai di bank sehingga tidak masuk ke dalam catatan pada hari itu. Penyebab lainnya, perusahaan melakukan setoran namun tertunda. Kemungkinan lainnya, perusahaan belum melakukan deposit ke bank.
Jika hal ini terjadi di akhir bulan, setoran tidak akan muncul pada laporan bank. Karena itu, akan menjadi item rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank.
Outstanding Check
Outstanding Check adalah cek yang telah dicatat oleh perusahaan, namun belum dicairkan. Jika proses pencairan belum diselesaikan, data tidak akan muncul pada laporan keuangan bank.
Jika sudah dicairkan, perusahaan perlu membuat laporan untuk bank sehingga catatan kas dapat diperbarui.
Non-Sufficient Fund Check
Non-sufficient Fund Check atau yang kamu kenal dengan istilah cek kosong, adalah cek yang tidak diterima oleh bank karena dana dalam rekening perusahaan tidak mencukupi.
Jika ini terjadi, bank akan tetap mengeluarkan nota debet dengan jumlah ketidakjujuran (dishonored) dan saldo di rekening perusahaan akan dikurangi. Jika perusahaan ingin memproses cek ini, perusahaan wajib mengeluarkan dana atau biaya pemrosesan.
Prosedur Melakukan Rekonsiliasi Bank
Lantas, sebenarnya bagaimana cara melakukan rekonsiliasi bank? Apakah langsung datang ke bank membawa sejumlah data atau berkas? Atau hanya cukup melalui website resmi bank?
Agar kamu tidak bingung, berikut langkah-langkah prosedur rekonsiliasi bank.
Melakukan perbandingan antara saldo kas perusahaan dan rekening bank
Langkah pertama yang perlu kamu lakukan dalam rekonsiliasi bank adalah menganalisis rekening koran bank yang kamu dapatkan setiap bulan. Di dalam rekening koran tersebut, biasanya terdapat berbagai macam transaksi, seperti cek, setoran, biaya layanan, sampai saldo kas perusahaan.
Catat transaksi yang dilakukan oleh bank
Lakukan pencatatan secara teliti atas semua transaksi yang muncul pada rekening koran di dalam buku kas pada bab yang berbeda. Jika terdapat perbedaan yang mencolok, baru tindak lanjuti informasi tersebut.
Lakukan penelurusan terhadap transaksi yang masih diproses
Lakukan penelusuran transaksi yang masih diproses dengan menghubungi pihak terkait. Ketika sudah menemukan jawabannya, segera lakukan penyesuaian.
Buat jurnal rekonsiliasi bank dan hitung selisihnya
Hitung selisih yang ditemukan pada jurnal rekonsiliasi bank untuk menyelesaikan perbedaan antara dua catatan tersebut. Jika nominal perhitungan selisih sudah tuntas, artinya rekonsiliasi bank sudah selesai. Namun jika masih terdapat selisih, segeralah lakukan perhitungan ulang.
Penelusuran dan pengecekan ulang
Sebelum menyelesaikan rekonsiliasi bank, jangan lupa untuk selalu melakukan pengecekan ulang untuk memastikan tidak ada selisih dalam dua laporan tersebut.
Baca Juga: Intip Format Laporan Keuangan Lengkap dan Sederhana di Sini!
Format Rekonsiliasi Bank
Meskipun digunakan untuk tujuan yang sama, namun ternyata ada berbagai format rekonsiliasi bank yang biasa digunakan. Jadi, tidak hanya satu format atau bentuk yang dipakai.
Beberapa format rekonsiliasi bank tersebut, yaitu:
Format Rekonsiliasi Bank Vertikal (Report Form)
Format rekonsiliasi bank yang pertama ialah format vertikal atau report form. Format ini biasa disebut juga format staffel. Semua informasi yang ada di dalam format ini umumnya disusun secara bertingkat.
Format Rekonsiliasi Bank Skontro (Account Form)
Format berikutnya adalah format rekonsiliasi bank skontro atau account form. Account form disusun secara horizontal dengan cara bersebelahan. Pada bagian kolom sebelah kiri berisikan data saldo catatan perusahaan, sedangkan pada bagian sebelah kanan berisikan data untuk rekonsiliasi saldo kas rekening koran dan begitu pun sebaliknya.
Format Rekonsiliasi Bank 4 Kolom
Format rekonsiliasi bank 4 kolom sebenarnya terdiri dari 5 kolom. Nah, lho. Bagaimana tuh? Namun, dari lima kolom ini hanya terdapat 4 kolom nominal mutasi, lantaran itulah jadi disebut dengan format rekonsiliasi bank 4 kolom.
Format Rekonsiliasi Bank 8 Kolom
Format rekonsiliasi bank yang terakhir adalah format 8 kolom. Sesuai namanya, bentuk penyajian data dan informasi rekonsiliasi bank yang satu ini terdiri dari 8 kolom.
Meskipun jumlah keseluruhan total dari kolomnya ialah 9 kolom, akan tetapi hanya terdapat 8 kolom nominal mutasi pada bentuk rekonsiliasi yang satu ini.
Contoh Rekonsiliasi Bank
Setelah kamu mengetahui penjelasan tentang rekonsiliasi bank, ada baiknya kamu juga melihat contoh rekonsiliasi bank berikut ini agar lebih memahami bagaimana perhitungan dan pencatatan jurnal penyesuaian rekonsiliasi bank.
Contoh rekonsiliasi bank:
PT Surla Profit menyimpan dananya di bank AA. Pada awal bulan Februari 2017, saat menerima rekening koran dari bank AA, akuntan PT Surla Profit melihat perbedaan antara saldo kas di bank menurut catatannya dengan saldo kas menurut rekening koran.
Menurut catatannya, saldo kas pada akhir Januari 2017 adalah sebesar Rp45.500.000, sedangkan menurut rekening koran bank AA adalah sebesar Rp54.400.000.
Setelah diperiksa kembali, akuntan perusahaan tersebut menemukan beberapa informasi tambahan yang terkait dengan perbedaan saldo tersebut, yaitu:
- Setoran kas ke bank tanggal 31 Januari 2017 sebesar Rp 15.200.000, belum dicatat oleh bank.
- Tagihan PT Surla Profit kepada PT BB sebesar Rp 9.600.000 yang dilakukan bank AA telah berhasil dan PT Surla Profit belum mengetahui.
- Pendapatan bunga bank sebesar Rp 1.200.000 belum dicatat PT Surla Profit
- Beban administrasi bank sebesar Rp 300.000 belum dicatat PT Surla Profit
- Cek yang diterima PT Surla Profit pada tanggal 25 Januari yang lalu dari PT Maju sebesar Rp 4.000.000 ternyata tidak ada dananya.
- Cek yang telah dikeluarkan PT Surla Profit pada akhir bulan Januari yang lalu sebesar Rp 13.600.000 ternyata oleh pemegangnya belum dicairkan.
- Cek sebesar Rp 7.500.000 yang diterima PT Surla Profit dari PT Mundur sebagai pembayaran piutang pada bulan Januari yang lalu, dicatat oleh akuntan PT Surla Profit sebesar Rp 2.500.000.
- Cek sebesar Rp 3.500.000 yang dikeluarkan oleh PT Surla Profit pada pertengahan bulan Januari yang lalu untuk membayar beban perbaikan kendaraan, oleh akuntan perusahaan dicatat sebesar Rp 2.500.000.
Bentuk laporan rekonsiliasi bank adalah sebagai berikut:
Dari laporan rekonsiliasi bank tersebut, kamu bisa membuat jurnal rekonsiliasi bank. Untuk membuat jurnal penyesuaian rekonsiliasi bank, yang perlu diperhatikan adalah koreksi-koreksi kesalahan yang dicatat dalam laporan rekonsiliasi bank.
Berdasarkan contoh soal rekonsiliasi bank diatas, maka jurnal penyesuaian rekonsiliasi bank yang dibutuhkan adalah:
- Mencatat penagihan piutang perusahaan yang dilakukan oleh bank
Kas Rp 9.600.000
Piutang Rp 9.600.000
- Untuk mencatat penerimaan pendapatan dari simpanan giro di bank
Kas Rp 1.200.000
Piutang Rp 1.200.000
- Koreksi atas kesalahan pencatatan penerimaan cek
Kas Rp 5.000.000
Piutang Rp 5.000.000
- Mencari pembebanan beban administrasi bank
Beban Administrasi Rp 300.000
Kas Rp 300.000
- Mencatat gagalnya pencairan cek akibat tidak ada dana
Piutang Rp 4.000.000
Kas Rp 4.000.000
- Koreksi atas kesalahan pembayaran beban tertentu dengan cek
Beban Perbaikan Kendaraan Rp 1.000.000
Kas Rp 1.000.000
Dari contoh rekonsiliasi bank tadi, bisa kamu lihat bahwa proses rekonsiliasi ini bisa disebabkan oleh banyak faktor dalam keuangan perusahaan dan bank.
Rangkuman
1. Apa itu proses rekonsiliasi?
Proses rekonsiliasi adalah proses pencocokan antara data keuangan perusahaan dan data keuangan yang terdapat di bank
2. Siapa saja yang membuat rekonsiliasi bank?
Para petugas atau staff di perusahaan yang memiliki posisi penanggung jawab keuangan.
3. Langkah pertama saat rekonsiliasi bank?
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam rekonsiliasi bank adalah menganalisis rekening koran bank yang didapatkan setiap bulan. Di dalam rekening koran tersebut, biasanya terdapat berbagai macam transaksi, seperti cek, setoran, biaya layanan, sampai saldo kas perusahaan.
Kesimpulan
Pihak perusahaan perlu melakukan rekonsiliasi bank untuk mencocokkan informasi saldo yang tercatat dalam buku besar dan rekening koran bank. Salah satu tujuan rekonsiliasi bank adalah untuk merapikan laporan keuangan perusahaan sehingga menjadi lebih akurat, serta mengetahui setiap pengeluaran dan penerimaan yang terjadi.
Rekonsiliasi ini juga bertujuan untuk menemukan selisih antara buku besar dan rekening koran, serta menemukan penyebab perbedaan saldo tersebut.
Lantas, apakah tahap rekonsiliasi bank ini juga bisa terjadi pada bisnis yang kamu jalankan? Tentu saja. Rekonsiliasi bank merupakan solusi terbaik untuk menjaga laporan keuangan bisnismu tetap stabil dan minim kesalahan.
Selain itu, penggunaan aplikasi keuangan seperti majoo juga bisa membantu agar pencatatan seluruh transaksi dalam bisnismu menjadi lebih rapi, tepat, dan akurat. Jangan ragu lagi untuk pakai majoo, ya!