Laporan keuangan merupakan komponen vital dalam pengelolaan finansial bisnis. Secara umum, terdapat empat format laporan keuangan dalam bisnis, yaitu laporan arus kas, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca.
Laporan keuangan akan membantu baik pihak internal maupun eksternal perusahaan mengetahui posisi keuangan perusahaan. Yang dimaksudkan dengan pihak internal perusahaan, misalnya owner, manajemen, dan direksi.
Sementara itu, pihak eksternal yang mungkin perlu melihat laporan keuangan bisnis, antara lain investor, pemberi pinjaman, atau pemerintah.
Baca juga: Kenali Para Pemakai Informasi Akuntansi Beserta Manfaatnya
Meskipun tergolong krusial, tidak sedikit bisnis yang belum membuat laporan keuangan sebab dianggap sulit. Nah, artikel ini akan menunjukkan format laporan keuangan perusahaan yang lengkap serta sederhana.
Cara Membuat Format Laporan Keuangan Sederhana
Dalam membuat laporan keuangan, ada banyak data yang akan kamu butuhkan. Maka dari itu, sebaiknya kamu melakukan langkah-langkah berikut ini sebelum format laporan keuangan sederhana.
Buat Catatan Pemasukan dan Pengeluaran
Laporan keuangan perlu disusun dengan data yang valid. Karena itu, kamu perlu membuat catatan pengeluaran dan pemasukan sejak awal transaksi.
Terlepas dari besar atau kecilnya nominal uang yang masuk atau keluar dari kas, transaksi tersebut perlu dicatat dalam buku kas utama.
Siapkan Data dari Buku Kas Utama
Data pengeluaran dan pemasukan yang kamu catat di buku kas utama akan kamu perlukan ketika membuat laporan keuangan. Identifikasi data yang dibutuhkan untuk laporan, lalu siapkan data-data tersebut.
Sebagai contoh, kamu akan membuat laporan kuartal pertama tahun berjalan sampai 30 Maret. Jadi, kamu perlu mengumpulkan data kas utama pada bulan Januari, Februari, dan Maret.
Siapkan Data Inventori Dan Stok Barang
Berikutnya, kamu juga perlu menghitung sisa stok barang sebelum mengisi format laporan keuangan sederhana. Bila bisnismu berupa perusahaan manufaktur, kamu juga perlu menghitung stok barang yang masih ada di gudang.
Terdapat dua cara untuk menghitung stok barang, yaitu dengan metode first in first out (FIFO) serta last in first out (LIFO).
Kamu bisa menghitung sisa stok dengan Harga Pokok Penjualan (HPP) sesuai harga saat stok diproduksi bila kamu menggunakan metode FIFO. Sementara itu, sisa stok dihitung mengikuti HPP terakhir yang paling mendekati periode pelaporan jika kamu menerapkan metode LIFO.
Baca juga: Stok Adalah: Definisi, Metode, Jenis, dan Contoh
Di samping stok barang, kamu juga perlu mencantumkan data depresiasi inventori perusahaan.
Perusahaan tentu punya peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk menjalankan operasional. Setiap kerusakan atau pembelian baru inventori wajib dimasukkan ke dalam laporan keuangan.
Mengolah Data Dalam Laporan Keuangan
Terakhir sekaligus bagian utama, tentu kamu perlu mengolah data-data tersebut dan memasukkannya ke dalam laporan keuangan.
Pengolahan data ini perlu dilakukan secara berurutan dan sebaiknya disusun oleh seseorang yang benar-benar paham kas perusahaan. Pastikan tidak boleh ada data invalid atau tidak lengkap pada tahap ini.
Format Laporan Keuangan Perusahaan
Seperti telah disebutkan sebelumnya, ada empat macam format laporan keuangan perusahaan. Mari kita amati satu per satu!
Laporan Arus Kas
Selama periode akuntansi tertentu, sebuah bisnis tentu menerima sejumlah penghasilan atau membelanjakan biaya tertentu. Nah, laporan arus kas atau cash flow akan menunjukkan perputaran uang tersebut, baik penambahan ataupun pengurangannya.
Laporan arus kas menjadi salah satu indikator untuk melihat value serta profitabilitas sebuah perusahaan. Selain itu, laporan ini juga menggambarkan kemampuan bisnis mengelola aset dan modal.
Dengan kata lain, likuiditas serta kinerja perusahaan secara keseluruhan bisa dilihat melalui laporan arus kas. Adapun aktivitas arus kas terbagi tiga, yaitu:
- Arus kas operasi: Selurus kas yang berhubungan dengan kegiatan bisnis utama, seperti uang sewa, pengadaan persediaan barang, penjualan, dan utang ke supplier.
- Arus kas investasi: Setiap pembelian atau penjualan aset modal serta investasi dalam bisnis.
- Arus kas pendanaan: Kas yang diperoleh dari penerbitan utang dan ekuitas, misalnya penerbitan obligasi, saham, serta dividen.
Baca juga: Supplier atau Pemasok: Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Berikut ini contoh format laporan arus kas, silakan disimak, ya!
Laporan Laba Rugi
Sesuai namanya, laporan laba rugi adalah laporan yang berisi informasi pendapatan, biaya, laba, serta kerugian sebuah bisnis pada periode akuntansi tertentu.
Baca juga: Rumus Laba dan Cara Menghitung Laba yang Benar dalam Bisnis
Tujuan pembuatannya cukup jelas, yaitu supaya kamu atau stakeholder lain mengetahui kondisi perusahaan sedang mengalami kerugian atau keuntungan. Dengan demikian, kamu bisa menetapkan strategi yang tepat untuk periode berikutnya.
Komponen-komponen yang tercantum di dalam laporan laba rugi, antara lain:
- Pendapatan atau revenue: Total pendapatan kotor dikurangi dengan retur, diskon, atau potongan harga.
- Beban atau expenses: Biaya akibat kinerja bisnis yang berkaitan langsung dengan operasional.
- Laba atau profit: Hasil kinerja perusahaan yang bisa meningkatkan modal dan nilainya lebih besar dari beban.
- Rugi atau loss: Nilai beban lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan, misalnya akibat liabilitas serta piutang yang bertambah.
Untuk melihat gambaran jelas dari format laporan keuangan perusahaan yang satu ini, simak contoh berikut ini!
Neraca
Balance sheet atau neraca adalah laporan yang menyajikan informasi tentang aset, kewajiban, dan modal dalam suatu periode akuntansi. Neraca bisa kamu susun dalam bentuk vertikal (staffel) atau horizontal (skontro).
Pada bentuk staffel, neraca disusun ke bawah dengan posisi saldo di samping kolom debit dan kredit. Sementara itu, bentuk skontro menyajikan akun aktiva dan pasiva secara bersebelahan.
Hal yang perlu diperhatikan, nilai aktiva dan pasiva pada neraca harus seimbang. Jika ada selisih, berarti ada kekeliruan dalam pencatatan. Pembuatan neraca bertujuan untuk melihat kondisi kesehatan keuangan perusahaan.
Seperti disebutkan sebelumnya, ada tiga komponen dalam neraca, yaitu:
- Aktiva: Sumber daya milik perusahaan sebagai akibat dari transaksi masa lalu, baik pembelian maupun produksi sendiri. Harapannya, hasil tersebut bisa memberikan manfaat ekonomi di masa depan.
- Kewajiban: Utang yang perlu diselesaikan oleh perusahaan. Di dalamnya termasuk utang lancar dengan waktu jatuh tempo satu tahun dan utang jangka panjang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun.
- Modal: Kumpulan uang atau barang yang digunakan untuk menjalankan usaha. Nilainya dapat bertambah bila investor menambahkan modal atau berkurang karena prive.
Baca juga: Cara Menghitung Modal Awal dan Rumusnya
Format laporan neraca bisa kamu lihat di bawah ini.