Roadmap adalah: Pengertian, Contoh, Cara Membuat

Ditulis oleh Ajar Pamungkas

article thumbnail

Bingung saat ingin melakukan pengembangan produk yang terarah? Roadmap adalah solusinya!

Roadmap adalah salah satu pokok bahasan yang tak bisa diabaikan apabila kita sedang bicara tentang pengembangan, terlepas apa yang ingin dikembangkan–baik bisnis, strategi, wilayah, dan terutama … pengembangan produk!

Alasannya sebenarnya cukup sederhana, yaitu sebagai acuan saat kita mengembangkan produk-produk yang menjadi komoditas bisnis agar tidak melenceng dari target yang ditetapkan di awal. Bagaimana caranya? Yuk, langsung saja kita bahas bersama-sama segala hal terkait roadmap, mulai dari pengertiannya, prinsip-prinsipnya, tujuannya, dan juga cara membuatnya! 

Roadmap adalah …

Diambil dari bahasa Inggris, arti harfiah dari roadmap adalah peta jalan. Namun, jangan mentah-mentah memaknai roadmap secara literal, ya! Apabila kita memaknai roadmap secara literal, jelas kita akan kesulitan mengaplikasikannya dalam konteks bisnis, kecuali jika bisnis yang ditekuni memang berkisar pada kegiatan pembangunan jalan.

Secara sederhana, yang dimaksud roadmap dalam dunia bisnis adalah sebuah dokumen yang mengatur segala hal terkait kegiatan pengembangan maupun produksi yang akan dilakukan. Tergantung dari operasional bisnis yang dijalankan, cakupan roadmap bisa sangat luas sekali atau justru sangat sederhana.

Roadmap ini dibutuhkan karena dalam setiap kegiatan pengembangan dan juga produksi, ada banyak pihak yang terlibat. Tanpa adanya acuan yang jelas, tentu implementasi kegiatan pun bisa berantakan dan tak sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan di awal.

Oleh karena itu, dokumen roadmap umumnya disusun bersama-sama oleh setiap pihak yang terlibat atau disiapkan oleh salah satu pihak saja, tetapi disepakati oleh setiap pihak yang terlibat. Nah, lalu bagaimana dengan product roadmap? Apa saja yang tercakup di dalamnya?

Yuk, mari kita bahas!

Product Roadmap adalah …

Sesuai dengan namanya, product roadmap adalah dokumen yang dibuat sebagai acuan dalam mengembangkan sebuah produk. Tentunya bentuk roadmap akan berbeda-beda tergantung jenis produk yang ingin dikembangkan, begitu pula dengan pihak yang terlibat di dalamnya.

Untuk produk-produk teknologi digital, misalnya saja, dokumen roadmap umumnya disusun oleh Product Manager dengan melibatkan setiap komponen engineer dan developer seperti frontend engineer, backend engineer, UI/X developer, maupun tim quality assurance. Namun, untuk produk jadi, dokumen roadmap ini bisa saja hanya mencakup product owner, operator, dan tim quality assurance.

Nah, biasanya cakupan dari product roadmap adalah lamanya pengerjaan produk yang disepakati dan juga batasan-batasan produk yang ingin dikembangkan. Contohnya saja apakah dalam batas waktu pengerjaan tersebut, produk yang dikembangkan harus sudah dilengkapi dengan seluruh fitur yang diinginkan, atau hanya beberapa fitur saja yang dianggap penting.

Baca juga: Review Produk: Definisi, Contoh, dan Cara Membuatnya

Apa yang Menjadi Tujuan Roadmap Produk?

Dari penjelasan terkait roadmap dan product roadmap di atas, kita bisa membayangkan bahwa penyusunan dokumen yang satu ini kerap menguras waktu dan tenaga, terlebih jika memang ada banyak sekali pihak yang terlibat di dalamnya. Pertanyaannya, apa, sih, tujuan roadmap dibuat?

Eits, jangan salah! Ada banyak sekali manfaat yang bisa dinikmati dari pembuatan dokumen roadmap ini, lho! Dengan membuat roadmap produk, contohnya saja, kita dapat memperkirakan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk.

Secara operasional, keberadaan dokumen ini juga memiliki manfaat yang tak bisa diabaikan, karena salah satu tujuan roadmap dibuat adalah memastikan setiap pihak yang terlibat tidak salah dalam menyelesaikan tugasnya masing-masing. Pasalnya, dengan adanya roadmap, semua orang memiliki panduan yang jelas dalam menyelesaikan bagiannya, termasuk tenggat untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Tanpa adanya roadmap, bisa dipastikan setiap tim yang terlibat harus menghabiskan banyak waktu hanya untuk melakukan konfirmasi ulang di setiap proses pengembangan agar produk yang dihasilkan nanti benar-benar sesuai dengan rancangan awalnya.

Memahami Prinsip-Prinsip Dasar Roadmap

Tertarik untuk menerapkan roadmap dalam pengembangan produk agar operasional bisnis dapat dijalankan secara maksimal? Coba ketahui dulu prinsip dasar roadmap agar rancangan yang dibuat pun tidak salah dan karyawan bisa mulai mengembangkan produk secara tepat, efektif, serta efisien.

Tidak perlu khawatir, hanya ada tiga prinsip dasar saja, kok, yang harus diperhatikan saat ingin menerapkan roadmap sebagai acuan dalam pengembangan produk. Roadmap yang dibuat tanpa memperhatikan ketiga prinsip ini mungkin tidak dapat dimanfaatkan sebagai acuan secara optimal.

Penasaran apa saja ketiga prinsip dasar yang dimaksud? Langsung saja kita bahas, yuk!

Baca juga: Operator Produksi: Definisi dan Tugasnya

1. Jelas dan Terukur

Roadmap produk harus dibuat secara jelas, khususnya terkait cakupan atau batasan pengembangan yang ingin dikerjakan. Sebagai contoh, sebelum mengembangkan suatu produk baru, pemilik usaha harus tahu dulu kapabilitas produk seperti apa yang diinginkan atau berapa banyak fungsi yang bisa dilakukan dengan produk tersebut.

Tentu saja tak ada salahnya untuk merancang produk yang sesempurna mungkin. Akan tetapi, dalam melakukan pengembangan, tak semua kapabilitas tersebut harus dipenuhi secara langsung, terlebih untuk produk-produk yang memang ingin segera diluncurkan.

Wajar saja, kan? Semakin banyak kapabilitas atau fungsi yang bisa dilakukan, pengembangannya tentu akan memakan waktu yang lebih lama pula. Oleh karena itu, dalam proses pengembangan produk biasanya dilakukan iterasi atau pengulangan.

Iterasi inilah yang nantinya akan menjadi batasan. Misalnya saja, dalam iterasi pertama, produk dikembangkan dengan memiliki dua kapabilitas, kemudian pada iterasi kedua kapabilitasnya ditambah menjadi empat, dan begitu seterusnya hingga produk dianggap sempurna dan memiliki seluruh kapabilitas pada iterasi terakhir.

Setiap iterasi ini juga harus bisa diukur dengan pasti waktu pengerjaannya. Sebagai contoh, lamanya waktu pengerjaan atau pengembangan produk ada dua bulan per iterasi. Dengan demikian, mereka yang harus bekerja mengembangkan produk tersebut pun bisa menjadikan durasi iterasi sebagai waktu tenggatnya.

Salah satu contoh roadmap adalah timeline sederhana yang bisa dijadikan acuan. 

2. Disusun secara Ringkas

Prinsip dasar roadmap yang berikutnya adalah keringkasan. Sebanyak apa pun fokus pengembangan yang tercakup dalam sebuah roadmap harus dijelaskan secara rinci, tetapi tidak bertele-tele.

Apabila roadmap dibuat secara ringkas, seluruh pihak yang terlibat dalam pengembangan produk tersebut pun bisa dengan cepat memahami fokus utama kegiatan pengembangan yang akan dilakukan. Dengan demikian, proses pengerjaannya pun bisa dibuat lebih efektif dan efisien pula.

Coba bayangkan apabila setiap divisi harus menghabiskan waktu yang panjang hanya untuk menyarikan fokus pengembangan yang harus dilakukan? Sudah barang tentu proses pengembangan pun akan berlangsung lebih lama dari yang diharapkan. Oleh karena itu, pastikan untuk seringkas mungkin dalam membuat roadmap, tetapi tanpa menghilangkan setiap detail yang perlu dicakup di dalamnya.

3. Mudah Dipahami

Jangan lupa bahwa dokumen roadmap tidak hanya dibaca oleh satu orang atau satu divisi saja. Tergantung dari alur kerja yang digunakan, bukan tidak mungkin satu dokumen roadmap yang sama perlu dipelajari oleh beberapa tim sekaligus yang memiliki keahlian berbeda.

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengembangkan produk, roadmap pun perlu disusun dengan bahasa yang mudah dipahami oleh setiap pihak yang terlibat. 

Benar, memang, apabila dokumen roadmap disusun dengan bahasa yang sifatnya teknis, tim yang bertugas mengembangkan produk pun bisa lebih cepat memahami fokus perhatian dalam dokumen tersebut. Akan tetapi, tim lain yang tidak terlibat secara teknis akan kesulitan untuk membaca dokumen tersebut.

Apabila situasi ini terjadi, bukan tidak mungkin pengembangan produk berhasil dilakukan, tetapi produk tak bisa dipasarkan secara optimal, kan? Agar terhindar dari kebingungan tersebut, pastikan roadmap disusun dengan format yang mudah dipahami oleh siapa saja, baik mereka yang terlibat dalam pengembangan produk secara teknis maupun mereka dengan latar belakang nonteknis.

Baca juga: Proses Produksi adalah: Manfaat, Alur, Tujuan, dan Jenis

Bagaimana Cara Membuat Roadmap?

Nah, setelah memahami prinsip-prinsip dasarnya, cara membuat roadmap pun tidak akan lagi menjadi sesuatu yang memusingkan. Kita bisa memulai dengan menentukan batasan pengembangan produk yang ingin dilakukan, termasuk durasi pengerjaan yang diperlukan maupun kebutuhan-kebutuhan lain yang harus dipenuhi untuk memastikan proses pengembangan bisa diselesaikan dengan mulus.

Selanjutnya, rancangan yang sudah setengah jadi dibuat tersebut dapat didiskusikan dengan setiap pihak yang terlibat dalam proses pengembangan. Tak jarang, dari diskusi-diskusi ini muncul batasan-batasan baru dalam rencana pengembangan yang ingin dilakukan.

Sebagai contoh, dalam rancangan roadmap ditetapkan bahwa perusahaan akan mengembangkan produk baru dengan menambahkan dua kapabilitas baru pada produk yang sudah ada dengan durasi pengerjaan dua minggu. Akan tetapi, setelah didiskusikan dengan bagian pabrik, diketahui ada salah satu mesin yang sedang dalam pemeliharaan sehingga durasi pengerjaan pun diproyeksikan akan melebihi rentang dua minggu.

Pihak-pihak yang terlibat pun bisa bersama-sama menetapkan apakah ingin mengurangi kapabilitas pengembangan produk agar produk bisa diselesaikan dalam dua minggu, atau justru menambah durasi pengerjaan tanpa mengurangi kapabilitas?

Bagaimana? Sebenarnya cara membuat roadmap tidak terlalu sulit, kan?

Contoh Roadmap adalah …

Masih bingung atau kesulitan memahami roadmap? Tak apa, kita bisa mencoba memahami beberapa contoh roadmap sebagai ilustrasi. Salah satu yang paling sederhana dari contoh roadmap adalah pembuatan timeline peluncuran produk dalam bentuk tabel.



Bulan

Januari

Februari

Minggu

1

2

3

4

1

2

3

4

1

Proses Produksi

Pabrik






2

Uji Kelayakan Mutu




Tim QA




3

Perbaikan Mutu






Pabrik



4

Go to market







Marketing

 

Keunggulan tabel timeline sebagai salah satu contoh roadmap adalah mudahnya mengetahui siapa yang bertanggung jawab untuk setiap tahapan proses pengembangan yang dikerjakan, termasuk tenggatnya. Sebagai contoh, jika kita lihat dari ilustrasi di atas, kita bisa mengetahui Tim Quality Assurance memiliki waktu dua hari untuk melakukan uji coba dan mengusulkan perbaikan ke pabrik, yaitu pada minggu keempat Januari dan minggu pertama Februari.

Bagaimana? Tidak sulit sama sekali, kan? Selain dengan menerapkan roadmap, pemilik usaha juga bisa memanfaatkan setiap kemudahan yang ditawarkan oleh aplikasi majoo untuk mengoptimalkan operasional bisnisnya, lho! Tidak percaya? Coba gunakan aplikasi majoo sekarang juga!

Baca juga: Pahami! Langkah-Langkah Pengembangan Ide dan Peluang Usaha 2022

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo