Royalty Fee Franchise adalah: Pengertian dan Contohnya

Ditulis oleh Dini N. Rizeki

article thumbnail

Royalty fee franchise adalah biaya yang harus dibayarkan oleh pihak franchisee.

Royalty fee franchise adalah jenis biaya yang perlu dibayarkan oleh pihak franchisee kepada pemilik franchise atau yang biasa disebut dengan franchisor. Bisnis franchise atau waralaba memang banyak dijumpai di kota-kota besar di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan. 

Franchise atau waralaba merupakan bentuk bisnis baru yang dijalankan dengan cara membeli nama maupun sistem dari suatu barang atau jasa yang telah lebih dulu maju. Dalam menjalankannya, tentu saja ada biaya yang harus dikeluarkan, salah satunya adalah royalty fee

Baca juga: Franchise adalah: Pengertian dan Contoh-Contohnya

Royalty Fee Franchise adalah … 

Salah satu unsur yang perlu diperhatikan dengan baik dan tidak boleh terlewatkan dalam mengembangkan bisnis sistem franchise adalah royalty fee. Royalty franchise fee adalah biaya yang perhitungannya tidak sama antara satu bisnis dengan bisnis lainnya, semuanya bergantung pada skala bisnis itu sendiri. Apakah bisnis franchise berskala besar, sedang, atau kecil, pastinya memiliki cara dan metode perhitungan yang berbeda.

Bisnis franchise atau waralaba adalah bisnis dengan kondisi pihak kedua (franchisee atau penerima waralaba) mendapatkan hak dari pihak pertama (franchisor atau pemberi waralaba) untuk melaksanakan sebuah bisnis dengan nama, merek, sistem, dan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu.

Dalam bisnis waralaba terdapat dua macam biaya, yaitu franchise fee dan royalty fee. Jadi, sebelum memulai bisnis waralaba atau franchise, kamu perlu tahu bahwa franchise fee dan royalty fee adalah dua hal yang tidak sama. 

Franchise Fee adalah …

Secara umum, franchise fee dapat didefinisikan sebagai biaya yang harus dibayar agar seseorang dapat menjalankan sebuah bisnis franchise dari sebuah perusahaan yang lebih besar dan menikmati keuntungan dari franchise tersebut. Tidak heran bila franchise fee sering dimaknai sebagai biaya pembelian hak franchise atau biaya awal waralaba.

Royalty Fee adalah … 

Sementara, royalty fee adalah biaya yang dibayarkan oleh franchisee kepada franchisor selama masa franchise berlaku. Bisa dibilang royalty fee merupakan biaya kontribusi bagi hasil dari pendapatan franchisee yang biasanya dibayarkan sebelum tanggal tertentu yang sudah disepakati bersama berdasarkan diskusi dari kedua pihak.

Royalti fee adalah sebuah bentuk pembayaran yang digunakan untuk membayar sebuah pemakaian atas sebuah Hak Kepemilikan. Dalam bisnis dengan konsep franchising, hak kepemilikan tersebut adalah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intelektual Property, dibayarkan oleh pihak penyewa HKI kepada pemilik HKI selama pihak penyewa masih mendapatkan persetujuan dari pemilik HKI untuk menggunakan HKI tersebut.

Royalty fee atau yang biasa disebut juga dengan franchise royalty fee adalah biaya yang dibayarkan dalam bentuk persentase dari penghasilan yang diterima oleh penerima waralaba di luar perhitungan pajak. Persentase ini secara umum dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu persentase flat dan persentase progresif. 

Pada sistem persentase flat, royalty fee biasanya dibayarkan dengan jumlah persentase yang tetap dan tidak berubah berapapun penghasilan yang didapatkan dari bisnis waralaba tersebut. 

Sedangkan, pada sistem persentase progresif, semakin tinggi penghasilan yang didapatkan akan semakin tinggi pula persentase yang dikenakan. Biasanya juga akan dikenakan batas minimal omzet penjualan.

Fungsi Royalty Fee

Dalam penerapannya, diketahui bahwa fungsi royalty fee franchise adalah sebagai tambahan keuntungan bagi pihak pemberi waralaba. Biaya ini nantinya dapat digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain:

  • Untuk biaya memberikan bimbingan atau pelatihan demi kelangsungan operasional waralaba.
  • Sebagai biaya pelaksanaan audit waralaba dan evaluasi bisnis.
  • Sebagai biaya yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian dan pengembangan bisnis, misalnya strategi pemasaran dan pengelolaan merek.

 

Apa perbedaan royalty fee dan franchise fee?

Perbedaan Royalty Fee dan Franchise Fee

Agar kamu tidak mengalami kesulitan dalam membedakan antara kedua biaya yang ada dalam bisnis franchise, kenali perbedaan royalty fee dan franchise fee berikut ini.

Perbedaan Tujuan

Tujuan pemberian franchise fee adalah agar para franchisee (mitra franchise) dapat menjalankan usaha yang dimiliki franchisor, dan menggunakan nama atau merek dari franchisor. Bukan hanya itu, melainkan juga agar mereka bisa menikmati keuntungan dari bisnis yang ditawarkan oleh franchisor tersebut. 

Sedangkan, tujuan penetapan nilai royalty fee franchise adalah sebagai bentuk bagi hasil antara franchisee dan franchisor.

Perbedaan Waktu Pembayaran

Pembayaran franchise fee biasanya dilakukan di awal. Tepatnya, saat kamu melakukan pendaftaran bisnis franchise. Sementara royalty fee biasanya dibayarkan secara rutin, dengan tenggat waktu yang telah ditetapkan oleh franchisor dan disetujui oleh pihak franchisee. Misalnya, setiap tanggal 1 setiap bulannya.

Perbedaan Masa Berlaku

Masa berlaku franchise fee biasanya ditentukan saat penandatangan kontrak kerja sama franchise. Misalnya 5 tahun, 10 tahun, atau periode lainnya. Nantinya saat kontrak franchise berakhir dan kamu ingin memperpanjang kontrak, kamu perlu membayar franchise fee kembali.

Sedangkan, untuk royalty fee, karena konsepnya adalah bagi hasil, pembayarannya akan mengikuti kesepakatan, jadi bisa 1 bulan, 3 bulan, atau mungkin 6 bulan, yang disesuaikan dengan waktu pembayarannya.

Perbedaan Nominal yang Dibayarkan

Perbedaan royalty fee dan franchise fee yang terakhir terletak pada nominal atau besaran yang harus dibayarkan. Nominal franchise fee tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh pihak franchisor. Misalnya 5 juta, 10 juta, belasan juta atau sampai ratusan juta, tergantung dari besar kecilnya usaha dan brand dari franchise yang dijalankan oleh franchisor tersebut.

Sebaliknya, nominal royalty fee biasanya ditentukan berdasarkan persentase. Misalnya sekitar 2% apabila omset yang diperoleh kurang dari 5 juta, atau 5% bila omset yang diperoleh sekitar 10 juta rupiah, dan yang lainnya. Dengan kata lain, nominal royalty fee ini akan semakin besar, jika omset yang diperoleh franchisee juga semakin meningkat.

Baca juga: 11 Rekomendasi Franchise Minuman 2022 Terlaris

Penentuan Biaya Franchise Fee dan Royalty Fee Franchise

Menentukan biaya royalty fee franchise adalah metode perhitungan yang tidak bisa dilakukan sembarangan. Gambarannya begini, jika kamu menentukan secara asal-asalan dengan harga tinggi, bisa dipastikan tidak akan ada penerima waralaba yang tertarik dan bisnis yang kamu jalankan menjadi susah untuk berkembang. Sebaliknya, jika biaya kamu pasang terlalu rendah, bisa saja kamu akan mengalami kerugian dan akan kekurangan biaya untuk mengembangkan bisnis.

Lantaran itulah, diperlukan beberapa metode khusus untuk menentukan biaya yang selayaknya, yaitu: 

Market Oriented

Sesuai namanya, cara ini menentukan franchise fee dan royalty fee melalui pendekatan pasar. Perlu kamu pahami bahwa biasanya setiap jenis industri akan memiliki tingkatan biayanya masing-masing, misalnya biaya franchise industri makanan tidak akan sama dengan biaya franchise produk ritel.

Dengan mengetahui rata-rata biaya franchise industri yang sejenis, kamu akan lebih mudah memasarkan bisnis franchise. Meskipun, cara ini dianggap paling mudah, risikonya tetap ada, karena biasanya bisnis franchise yang kamu tawarkan memiliki sistem dan reputasi yang berbeda dengan kompetitor. 

Customer Oriented

Cara perhitungan yang kedua adalah metode yang dilakukan dengan memfokuskan pada kemampuan daya beli customer. Dengan daya beli customer yang semakin besar, franchise fee dan royalty fee yang ditetapkan pun akan semakin mahal.

Cost Oriented

Cara perhitungan ini bisa dibilang merupakan metode yang paling detail dan teliti. Franchise fee dan royalty fee akan dihitung dengan memasukkan seluruh biaya yang diperlukan oleh franchisor untuk mengembangkan sistem franchise.

Secara umum, biaya yang diperlukan saat awal mendirikan sebuah bisnis waralaba adalah:

  • Biaya survei lokasi waralaba
  • Biaya untuk desain layout (toko atau gerai waralaba yang baru).
  • Daftar persediaan barang di awal
  • Sourcing (pencarian supplier) untuk stok barang di awal.
  • Pelatihan (bimbingan dan diskusi) untuk penyusunan rencana bisnis.
  • Pencarian sumber daya manusia sebagai karyawan di berbagai posisi

Contoh Royalty Fee

Secara umum, penentuan royalty fee biasanya dilakukan dengan 2 cara, yaitu metode fix royalty dan metode margin royalty. Berikut contoh royalty fee yang ditetapkan dengan 2 metode tersebut.

Contoh Royalty Fee dengan Metode Fix Royalty

Jika menggunakan metode fix royalty, artinya naik turunnya penjualan tidak akan ada pengaruhnya dengan pembagian hasil. Intinya, nominal yang harus dibayarkan setiap bulannya sudah fix, tidak akan mengalami perubahan. Misalnya, 10 juta per bulan, meskipun franchisee sedang mengalami kenaikan atau malah menurunnya omset, ia harus tetap membayar senilai 10 juta.

Contoh Royalty Fee dengan Metode Margin Royalty

Metode yang kedua untuk menentukan royalty fee franchise adalah dengan sistem yang berdasarkan margin. Misalnya, margin atau total sales (gross sales) ditetapkan sebesar 2, 3, 4 atau 5% dari penjualan setiap bulannya. Nominal ini cukup besar, karena memang diambil langsung dari gross penjualan. Contohnya, penjualan kamu sebesar Rp100 juta per bulan, diambil 5% berarti hanya mengambil sebesar Rp5 juta. 

Baca juga: 10 Contoh Bisnis yang Menguntungkan Tanpa Batasan Waktu

Kesimpulan

Royalty franchise fee adalah biaya yang perhitungannya tidak sama antara satu bisnis dengan bisnis lainnya, semuanya bergantung pada skala bisnis itu sendiri. Apakah bisnis franchise berskala besar, sedang, atau kecil, pastinya memiliki cara dan metode perhitungan yang berbeda.

Dalam menentukan biaya franchise, pemberi waralaba atau franchisor harus dapat mempertimbangkan faktor keuntungan untuk kedua belah pihak. Franchisor perlu memastikan bahwa sistem franchise dan penerima waralaba mendapatkan keuntungan finansial yang diinginkan. Oleh karena itu, sangat penting menentukan biaya awal franchise dengan benar.

Jika kamu tertarik untuk memulai bisnis franchise, lakukan perhitungan dengan benar di awal agar tidak sampai mengalami kerugian dan modal awal bisa kembali dalam waktu yang relatif cepat. 

Untuk mengembangkan bisnis franchise, kamu juga pastinya akan memerlukan bantuan banyak pihak, itulah sebabnya kamu perlu membekali bisnismu dengan aplikasi majoo yang memiliki berbagai fitur lengkap pengelolaan bisnis. 

Dengan majoo, semuanya transaksi dan pencatatan keperluan bisnis franchise akan tercatat serta terdokumentasi dengan baik dan rapi. Yuk, berlangganan majoo sekarang!

Referensi:

  • https://majalahfranchise.com/cara-menentukan-royalti-fee-di-berbagai-skala-bisnis-franchise/

Sumber Gambar:

  • Freepik.com

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo