Bagi kamu yang bekerja di perusahaan multinasional ataupun internasional tidak asing dengan istilah spin off, bukan?
Istilah spin off digunakan ketika sebuah perusahaan melepaskan unit bisnis yang memiliki struktur manajemen sendiri dan menjadikannya perusahaan independen di bawah entitas bisnis yang baru. Mengapa perusahaan memilih untuk melakukan strategi spin off? Untuk memahami lebih lanjut tentang konsep spin off di artikel ini, kami akan menjelaskan definisi hingga contoh spin off. Yuk, baca sampai selesai, ya!
Pengertian Spin Off
Spin off adalah proses suatu perusahaan memisahkan atau membagi unit bisnisnya menjadi perusahaan yang mandiri. Dalam spin off, perusahaan baru tersebut terpisah secara hukum dan memiliki manajemen dan kepemilikan yang independen dari perusahaan asal.
Setiap perusahaan yang melakukan spin off dapat memilih untuk menjual saham perusahaan baru kepada masyarakat umum atau bisa membagikan sahamnya kepada shareholder (pemegang saham) perusahaan induk sebagai bentuk dividen.
Sebagai perusahaan yang mandiri, perusahaan yang melakukan spin off harus mematuhi standar akuntansi dan pelaporan keuangan yang sama seperti perusahaan publik lainnya – termasuk menjalani audit independen, memberikan pengungkapan informasi keuangan yang transparan dan akurat, serta menyampaikan laporan keuangan secara teratur.
Baca Juga: Saham adalah: Pengertian dan Jenisnya
Perbedaan Spin Off dan Split Off
Terdapat dua jenis pemisahan perusahaan, yaitu spin off (pemisahan secara tidak murni) dan split off (pemisahan secara murni).
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa spin off adalah proses suatu perusahaan memisahkan atau membagi unit bisnisnya menjadi perusahaan yang mandiri. Dalam spin off, perusahaan baru tersebut terpisah secara hukum dan memiliki manajemen dan kepemilikan yang independen dari perusahaan asal.
Split off adalah proses suatu sebuah perusahaan memisahkan atau membagi unit bisnis tertentu menjadi entitas yang terpisah secara hukum. Dalam split off, entitas baru tersebut menjadi perusahaan yang mandiri dan memiliki kepemilikan dan manajemen yang terpisah dari perusahaan asal. Split off umumnya dilakukan untuk fokus pada bisnis inti yang lebih menguntungkan atau untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham dengan memisahkan bisnis yang berbeda ke dalam perusahaan yang terpisah.
Bisa dilihat dari pengertian di atas bahwa perbedaan utama antara spin off dan split off terletak pada konsekuensi hukum dan kelangsungan perusahaan induk setelah pemisahan. Pada split off, perusahaan yang memisahkan diri akan berakhir atau dibubarkan, sedangkan pada spin off, perusahaan induk tetap bertahan dan beroperasi dengan fokus yang lebih jelas setelah pemisahan.
Contohnya seperti berikut, PT XYZ memisahkan divisi bisnisnya dan mendirikan PT CDA, yang menerima alokasi sebagian aset dari perusahaan induk. Secara hukum, aset dan saham PT BCG tetap menjadi bagian dari PT XYZ sehingga perusahaan tersebut tetap berada dalam ekosistem bisnis yang sama.
Selain itu, split off dilakukan untuk memecah perusahaan yang sudah ada sebelumnya. Misalnya, PT AAA memiliki sejumlah aset dan kemudian mendirikan dua perusahaan baru, yaitu PT ABX dan PT KLX.
Kedua perusahaan baru tersebut menerima aset dari PT AAA untuk digunakan dalam operasional bisnis mereka. Dengan demikian, PT AAA tidak lagi memiliki aset atas PT ABX dan KLX dan kedua perusahaan baru ini juga berdiri sendiri dan tidak memiliki keterkaitan satu sama lain.
Alasan Perusahaan Melakukan Spin Off
Berikut ada beberapa alasan perusahaan melakukan spin off, antara lain:
1. Fokus dan Klasifikasi Strategi
Spin off membantu perusahaan untuk lebih fokus pada bisnis intinya. Dengan memisahkan unit bisnis yang berbeda menjadi entitas yang terpisah, perusahaan dapat mengklarifikasi strategi dan mengalokasikan sumber daya yang tepat untuk setiap entitas. Hal ini memungkinkan manajemen untuk lebih fokus pada bisnis inti yang paling menguntungkan dan memiliki potensi pertumbuhan yang lebih baik.
2. Meningkatkan Nilai dan Efisiensi
Spin off menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham. Dengan memisahkan unit bisnis yang memiliki kinerja baik menjadi entitas terpisah, investor memiliki kesempatan untuk berinvestasi langsung dalam bisnis yang spesifik dan memanfaatkan potensi pertumbuhan yang lebih besar. Selain itu, spin off perusahaan bisa meningkatkan keuangan dan efisiensi operasional perusahaan. Pasalanya, setiap entitas dapat mengelola sumber daya dan keputusan bisnisnya sendiri.
3. Menghilangkan Hambatan Regulasi dan Struktural
Dalam beberapa kasus, spin off membantu mengatasi hambatan regulasi atau struktural yang dihadapi oleh perusahaan besar dengan berbagai unit bisnis berbeda. Dengan memisahkan entitas yang terkena dampak tersebut, perusahaan mendapatkan fleksibilitas yang lebih besar dan mengurangi pembatasan yang mungkin ada.
4. Meningkatkan Akses ke Pasar Modal
Alasan perusahaan melakukan spin off untuk meningkatkan aksesnya ke pasar modal. Dengan memisahkan unit bisnis yang spesifik menjadi entitas yang terpisah, perusahaan menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham dan menarik minat investor terhadap bisnis yang dipisahkan sehingga nantinya akan ada pendanaan eksternal untuk pertumbuhan dan ekspansi bisnis.
5. Mendorong Inovasi dan Kelangsungan Bisnis
Perusahaan melakukan spin off yaitu untuk menciptakan lingkungan yang lebih fleksibel dan inovatif. Entitas yang terpisah ini nantinya akan lebih fokus, memiliki struktur organisasi yang lebih ringkas, dan adanya kebebasan untuk mengambil keputusan bisnis yang lebih cepat.
Langkah Perusahaan dalam Melakukan Spin Off
Agar sukses, sebuah perusahaan yang melakukan spin off perlu melakukan langkah yang tepat. Berikut ini langkah-langkah perusahaan ketika melakukan spin off, antara lain:
Persiapan
Langkah pertama perusahaan yang akan melakukan spin off yaitu persiapan. Perusahaan harus melakukan analisis terkait potensi keuntungan dan risiko jika melakukan spin off. Cara ini akan membantu perusahaan dalam menentukan strategi yang tepat untuk pemisahan perusahaan.
Persetujuan RUPS
Keputusan perusahaan untuk melakukan spin off harus melalui persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). RUPS akan mengevaluasi rencana spin off dan memberikan persetujuan resmi.
Rancangan Pemisahan
Perusahaan harus membuat rancangan pemisahan secara detail terkait rencana dan proses spin off. Rancangan ini mencakup aspek hukum, operasional, keuangan, dan manajemen yang terkait dengan spin off.
Publikasi dan Pemberitahuan
Perusahaan harus mempublikasikan rencana spin off secara nasional dan memberitahukannya kepada karyawan, kreditur, dan mitra usaha paling lambat 30 hari sebelum pelaksanaan RUPS. Hal ini memberikan kesempatan bagi pihak yang terlibat untuk mengetahui dan memahami rencana spin off.
Penyelesaian Keberatan
Misalnya kreditur atau mitra usaha keberatan terkait rencana spin off, mereka dapat mengajukannya dalam waktu 14 hari setelah pengumuman. Jika keberatan tersebut tidak dapat diselesaikan oleh direksi, keputusan akhir akan diserahkan kepada RUPS. Selain itu, jika keberatan kreditur tidak dapat terselesaikan, perusahaan mungkin tidak bisa melanjutkan proses spin off.
Setiap langkah spin off harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan kepentingan semua pihak yang terlibat. Proses yang terstruktur dan komunikasi transparan dapat membantu menjaga integritas dan keberhasilan spin off perusahaan.
Aturan Spin Off dalam Perusahaan
Proses spin off dalam restrukturisasi perusahaan mengikuti peraturan yang berbeda. Bagi perusahaan nonbank, regulasinya mengacu pada Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT) atau Undang-Undang No. 40 Tahun 2007. Sedangkan bagi perusahaan perbankan, regulasinya mengacu pada Undang-Undang Perbankan Syariah (UUPS) atau Undang-Undang No. 21 Tahun 2008.
Menurut regulasi dari Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT), perusahaan baru yang dihasilkan dari spin off harus mendapatkan izin dan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Setelah mendapatkan izin dari Kementerian Hukum dan HAM, perusahaan baru hasil dari spin off tersebut dapat segera memulai kegiatan usahanya.
Namun, dalam konteks perusahaan perbankan syariah, izin dan pengesahan tidak hanya diperoleh dari Kementerian Hukum dan HAM, tetapi juga dari Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas tertinggi di sektor perbankan. Meskipun suatu bank syariah telah mendapatkan izin dan pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM tapi belum mendapat persetujuan dari Bank Indonesia, perusahaan bank syariah tersebut tidak dapat menjalankan kegiatan usahanya.
Kesimpulan
Nah, itulah penjelasan mengenai spin off. Spin off adalah proses suatu perusahaan memisahkan atau membagi unit bisnisnya menjadi perusahaan yang mandiri. Dalam spin off, perusahaan baru tersebut terpisah secara hukum dan memiliki manajemen dan kepemilikan yang independen dari perusahaan asal.
Perusahaan melakukan spin off untuk meningkatkan keuntungan dan efisiensi operasional. Keputusan ini harus didasarkan pada analisis menyeluruh dan strategi yang matang. Prosesnya kompleks dan melibatkan tahapan persiapan yang penting. Analisis kondisi bisnis melalui laporan keuangan merupakan langkah krusial dalam tahapan ini.
Laporan keuangan yang jelas dapat membantu meyakinkan para pemangku kepentingan seperti shareholders untuk mendukung proses spin off. Oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki laporan keuangan yang teratur dan terorganisasi dengan baik untuk meningkatkan efektivitas laporan keuangan.
Dalam hal ini, aplikasi majoo dapat membantu kamu dalam menyusun laporan keuangan. Aplikasi majoo adalah aplikasi wirausaha online untuk segala jenis bisnis yang menyediakan lebih dari 30 jenis laporan keuangan secara otomatis, cepat, dan akurat.
Dengan menggunakan aplikasi majoo, kamu bisa fokus menjalankan bisnis. Selain itu, majoo juga memiliki fitur lain yang dapat meningkatkan efisiensi bisnismu, seperti fitur kasir online, inventory, Customer Relationship Management (CRM), karyawan, dan masih banyak lagi. Kamu bisa mencoba gratis selama 14 hari!
Tunggu apa lagi? Yuk, upgrade bisnismu menjadi lebih maju bersama majoo!