Stakeholder adalah salah satu istilah bisnis yang cukup banyak digunakan, bahkan hingga ke luar bidang bisnis. Jika dilihat dari arti harfiahnya, penggunaan kata stakeholder memang tidak terbatas pada bidang bisnis saja, tetapi bisa digunakan di hampir setiap bidang.
Lalu, jika memang penggunaannya sangat luas, bagaimana penggunaannya dalam dunia bisnis? Apa, sih, yang dimaksud dengan stakeholder?
Apa Itu Stakeholder?
Stakeholder merupakan istilah dalam bahasa Inggris yang menggabungkan dua kata ‘stake’ yang diambil dari istilah perjudian dan berarti ‘pertaruhan’ serta ‘holder’ yang berarti ‘pemegang’.
Dalam bidang bisnis, stakeholder dapat diartikan sebagai seseorang atau pihak yang memegang otoritas untuk mengambil keputusan yang mungkin dapat memengaruhi arah pengembangan bisnis.
Mungkin, banyak yang bertanya-tanya pula mengapa istilah dari perjudian kemudian digunakan untuk bidang bisnis. Jawabannya sebenarnya sederhana, karena keputusan bisnis yang akan diambil oleh stakeholder ini memiliki dampak yang besar bagi bisnis itu sendiri; bahkan tak jarang juga keputusan yang diambil pun membawa kebangkrutan.
Dengan kata lain, sesungguhnya penggunaan kata ‘pertaruhan’ merupakan sesuatu yang tepat untuk dilakukan. Oleh karena itu, peran stakeholder dalam menjalankan suatu bisnis sebenarnya cukup besar.
Namun, sebenarnya apa fungsi yang dimiliki oleh orang-orang yang menjadi stakeholder, dan siapa saja yang bisa dianggap mampu untuk mengisi peran tersebut?
Baca juga: Memahami Perbedaan Owner dan Founder dalam Dunia Bisnis
Fungsi Stakeholder dalam Bisnis
Jika dilihat dari pengertiannya, peran stakeholder dalam operasional bisnis merupakan sesuatu yang sangat penting; terlebih karena stakeholder memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, misalnya saja:
1. Mendukung Pendanaan Bisnis
Salah satu fungsi utama seorang stakeholder adalah mendukung kegiatan pendanaan untuk pelaksanaan operasional bisnis. Karena fungsinya tersebut, investor atau pihak lain yang melakukan investasi ke suatu bisnis akan secara otomatis menjadi stakeholder untuk bisnis tersebut.
Bagaimanapun juga, stakeholder adalah pihak yang akan mempertaruhkan keberlanjutan bisnis yang dijalankan, ketika stakeholder tersebut memegang fungsi pendukung pendanaan, secara otomatis setiap keputusan yang dibuat pun harus dipertimbangkan dengan baik dan hati-hati. Jika tidak, pendanaan yang diambil dari kas pribadi yang kemudian akan ‘dipertaruhkan’.
Memahami fungsi stakeholder yang pertama ini, tidak heran jika investor maupun pihak mana pun yang melakukan investasi ke dalam suatu bisnis secara otomatis memiliki hak untuk menentukan arah pengembangan dari bisnis tersebut.
2. Penanggung Jawab Manajemen Bisnis
Menjadi penanggung jawab bagi setiap kegiatan manajemen suatu bisnis juga menjadi fungsi serta peran stakeholder yang tak dapat ditinggalkan.
Jika dilihat secara cermat, manajemen bisnis yang buruk akan menghasilkan performa yang buruk pula di mana pendapatan bisnis yang diterima juga tidak akan maksimal. Jika performa bisnis tidak optimal, tentu bisnis akan lebih berpotensi untuk bangkrut.
Karenanya, sebagai pihak yang memiliki andil yang cukup besar dalam menjalankan operasional suatu bisnis, para stakeholder pun bertanggung jawab untuk memastikan manajemen bisnis tetap berjalan dengan baik. Apabila stakeholder bisa menjalankan fungsinya dengan tepat dalam mengelola bisnisnya, pendapatan bisnis pun bisa ditingkatkan lebih besar lagi dan pada akhirnya stakeholder tersebut juga akan menerima manfaatnya.
Baca Juga: Pengertian Manajemen Operasional, Fungsi, serta Contohnya
3. Pengambil Keputusan Bisnis
Stakeholder juga berfungsi sebagai pengambil keputusan dalam menjalankan operasional suatu bisnis. Kembali lagi pada fungsinya sebagai pendukung pendanaan, stakeholder adalah pihak yang paling berhak dalam membuat keputusan bisnis.
Ke mana bisnis yang dijalankan akan dibawa, strategi apa yang paling tepat untuk diimplementasikan sesuai dengan situasi dan kondisi bisnis, serta apa yang harus dilakukan ketika bisnis yang dijalankan menghadapi tantangan? Keputusan-keputusan semacam itu akan menjadi tanggung jawab yang dimiliki oleh stakeholder.
Bagaimana arah pengembangan suatu bisnis akan banyak ditentukan oleh kecakapan seorang stakeholder dalam menjalankan fungsinya. Karenanya, untuk menjadi stakeholder, seseorang harus dapat mengambil keputusan secara cepat dan juga tepat sesuai dengan apa yang dihadapi oleh operasional bisnis di lapangan.
Untuk alasan yang sama, stakeholder juga diharapkan memiliki keterampilan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang lebih luas. Dengan demikian, keputusan bisnis yang nantinya akan diambil juga dapat mempertimbangkan berbagai aspek bisnis yang dapat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil tersebut.
4. Penanggung Jawab Sosial Bisnis
Fungsi dan peran stakeholder tak hanya terbatas pada manajemen bisnis yang dilakukan, tetapi juga situasi sosial dari bisnis yang dijalankan tersebut.
Dalam hal ini, yang dimaksud adalah peran stakeholder untuk memastikan lingkungan kerja tetap sehat dan kondusif, baik secara internal di dalam bisnis itu sendiri, juga eksternal yang berada di luar bisnis tersebut.
Bagaimana bisnis yang dijalankan dipandang oleh masyarakat secara umum, bahkan oleh mereka yang sebenarnya tidak menjadi konsumennya, merupakan tanggung jawab dari stakeholder. Karena, disadari atau tidak, performa suatu bisnis dalam menghasilkan pendapatan bisnis tidak hanya dipengaruhi oleh bagaimana bisnis itu sendiri dijalankan, tetapi juga persepsi yang dimiliki oleh masyarakat umum sebagai pasar.
Dari alasan tersebut, mudah untuk memahami seberapa besar peran yang dimiliki oleh seorang stakeholder dalam menjalankan suatu bisnis. Karenanya, tak jarang pula dalam operasional bisnis terdapat lebih dari satu stakeholder yang dapat menjalankan fungsinya secara baik sesuai dengan peran yang dimilikinya.
Mengenali Jenis Stakeholder dalam Bisnis
Yap! Benar sekali, sesuai dengan peran yang ada, stakeholder tidak hanya terdiri dari satu jenis saja, tetapi ada beberapa jenis stakeholder yang memegang fungsi serta peran yang berbeda.
Karena ada lebih dari satu stakeholder dalam suatu bisnis, umumnya setiap stakeholder yang ada dibedakan jenisnya dari urgensinya dalam menjalankan operasional suatu bisnis: Stakeholder utama, pendukung, dan juga stakeholder kunci.
Apa yang dimaksud dengan tiap-tiap jenis stakeholder tersebut?
Apa Itu Stakeholder Utama?
Disebut juga sebagai stakeholder primer, fungsi dari jenis stakeholder ini banyak sekali berhubungan dengan penyusunan kebijakan bisnis, termasuk terkait dengan operasional program yang ingin diimplementasikan.
Seorang stakeholder dapat menjadi primer atau utama ketika posisi, kekuatan, serta pengaruhnya yang sangat besar. Tak jarang pemegang saham terbesar dari suatu perusahaan atau orang dengan nilai investasi yang paling besar terhadap suatu bisnis menjadi stakeholder utama.
Karena menjadi pemilik saham terbesar, keputusan yang ditetapkan oleh stakeholder utama umumnya tidak bisa dibantah oleh entitas lain dalam bisnis tersebut. Namun, sebaliknya, stakeholder utama memiliki hak untuk melakukan veto terhadap keputusan yang diajukan oleh stakeholder lainnya.
Posisi CEO atau chief executive officer dapat menjadi contoh stakeholder perusahaan yang tergolong dalam jenis ini.
Apa Itu Stakeholder Pendukung?
Sesuai dengan nama yang dimilikinya, peran stakeholder pendukung, atau yang juga juga dikenal dengan istilah stakeholder sekunder, adalah mendukung atau memberikan pertimbangan lain kepada stakeholder utama dalam proses pengambilan keputusan.
Secara operasional, stakeholder pendukung mungkin tidak banyak terlibat dalam penyusunan kebijakan atau program yang akan diimplementasikan. Dalam hal ini, stakeholder utama tetap menjadi pengambil keputusan tertinggi yang dapat menentukan ke mana arah kebijakan bisnis yang ingin dijalankan.
Namun, stakeholder pendukung tetap memiliki kontribusi terhadap proses pengambilan keputusan tersebut dengan menyampaikan gagasan-gagasan yang dimilikinya. Meski menjadi pendukung, tak selamanya gagasan yang dimiliki oleh stakeholder pendukung akan selaras atau sejalan dengan keputusan yang diambil oleh stakeholder utama.
Dalam situasi tersebut, gagasan yang dikemukakan oleh stakeholder pendukung hendaknya dijadikan bahan pertimbangan lain sebelum stakeholder utama benar-benar mengaplikasikan keputusan bisnis yang diambilnya. Dengan demikian, fungsi stakeholder pendukung adalah menjadi kontrol terhadap stakeholder utama.
Keberadaan kepala divisi atau kepala departemen dapat menjadi contoh stakeholder perusahaan yang tergolong dalam jenis sekunder. Mengapa demikian? Karena secara luas, kepala departemen tak bisa menentukan arah kebijakan bisnis yang diambil, tetapi memiliki andil dalam memberikan tanggapan dengan sudut pandang berbeda yang mungkin lolos dari pertimbangan stakeholder utama.
Baca juga: Struktur Organisasi Perusahaan dan Tugasnya
Apa Itu Stakeholder Kunci?
Hampir serupa dengan stakeholder utama, stakeholder kunci memegang peranan yang cukup besar dalam menentukan arah kebijakan bisnis yang ingin dijalankan. Meski demikian, sama seperti stakeholder pendukung, mereka yang tergolong dalam jenis stakeholder kunci tetap tidak dapat mengambil keputusan bisnis tanpa persetujuan stakeholder utama.
Meski demikian, stakeholder kunci memiliki pengaruh yang sebenarnya tak kalah besar dengan stakeholder utama, sehingga pertimbangan-pertimbangan yang diberikan oleh stakeholder kunci sebaiknya tetap dicermati dengan saksama dan diperhitungkan agar tidak muncul hambatan lain dalam operasional bisnis dari keputusan yang diambil.
Karena pengaruhnya yang tak kalah besar dalam menentukan arah pengembangan bisnis, C-Level seperti chief technology officer (CTO), chief communication officer (CCO), atau chief operating officer (COO) dapat menjadi contoh stakeholder perusahaan yang termasuk dalam jenis ini. Di beberapa perusahaan, chief executive officer bisa saja menjadi stakeholder kunci dengan pihak investor sebagai stakeholder utamanya.
Setelah memahami fungsi, jenis, dan peran stakeholder yang sudah dijabarkan secara lengkap di atas, kita dapat kembali pada pertanyaan awal: Penting atau tidak, sih, memiliki stakeholder dalam menjalankan bisnis?
Jawabannya tentu bukan lagi perkara penting atau tidak penting, karena dari fungsi yang dimilikinya, operasional suatu bisnis tidak akan dapat dijalankan dengan baik, atau bahkan sama sekali tidak dapat dijalankan, apabila bisnis tersebut tidak memiliki stakeholder yang akan mengambil keputusan bisnis dan menentukan arah pengembangannya.
Dengan kata lain, peran ini adalah salah satu peran yang pasti ada dalam setiap bisnis, terlepas bagaimana struktur yang dimilikinya dan seperti apa model bisnis yang dijalankan. Bagi bisnis dengan skala kecil, misalnya saja usaha mikro, kecil, dan menengah, umumnya pemilik usaha akan menjadi stakeholder.
Agar stakeholder dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan mudah dalam mengembangkan bisnis dan memaksimalkan pendapatan yang akan diperolehnya, pelaku usaha yang memegang peran stakeholder di dalam bisnisnya dapat memutuskan untuk menggunakan aplikasi majoo, lho!
Aplikasi majoo dilengkapi dengan berbagai fitur unggulan yang tak hanya dapat dimanfaatkan untuk mengelola bisnis secara mudah saja, tetapi juga melakukan peningkatan performa bisnis serta kepuasan pelanggan yang nantinya dapat membuat perolehan keuntungan bisnis menjadi lebih optimal.
Jangan tunggu terlalu lama, segera berlangganan berbagai manfaat yang ditawarkan oleh aplikasi majoo sekarang juga!