Dalam dunia bisnis, owner dan founder adalah istilah yang mungkin sudah mulai lebih familier, terlebih dengan terus meningkatnya minat kewirausahaan dari masyarakat umum.
Bagi pelaku usaha, kedua istilah ini mungkin memang bukanlah istilah yang benar-benar asing. Beberapa pelaku usaha bahkan menyebut dirinya sebagai owner atau founder dari bisnis yang dijalankannya. Namun, apakah penyebutan tersebut sudah benar?
Agar pelaku usaha tidak salah menyebut peran yang dimilikinya di dalam bisnis yang dijalankannya sendiri, ada baiknya setiap pelaku usaha memahami apa perbedaan owner dan founder sehingga dapat mengidentifikasi peran yang dimilikinya secara tepat. Dengan demikian, bisnis yang dijalankan pun dapat terlihat memiliki kredibilitas yang jelas secara struktur usaha, kan?
Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan owner dan founder dalam dunia bisnis, dan apa yang membedakan keduanya?
Mengenal Apa Arti Owner dan Apa Itu Founder
Owner adalah sebuah kata dari bahasa Inggris yang berarti pemilik. Sesuai dengan arti harfiah yang dimilikinya, mereka yang memegang peran sebagai pemilik suatu bisnis dapat disebut sebagai owner dari bisnis tersebut.
Namun, karena owner artinya sesederhana seorang pemilik, tentu akan muncul pertanyaan bagaimana seseorang bisa memiliki suatu bisnis, bukan? Karena terkadang, pemilik suatu bisnis juga dapat berganti dari satu orang ke orang lainnya. Untuk mengetahui siapa yang berhak disebut sebagai owner, umumnya kita akan melihat kepada manfaat dari bisnis itu sendiri.
Sebenarnya, sebutan owner tidak serta-merta diberikan kepada seseorang yang menjalankan suatu bisnis atau usaha. Namun, apabila dari bisnis atau usaha yang dijalankan tersebut keuntungan terbesarnya dinikmati oleh pihak tertentu, pihak tersebutlah yang kemudian dapat disebut sebagai owner.
Dengan kata lain, owner merupakan pihak; bisa perorangan atau bahkan kelompok; yang memegang saham terbesar dari suatu bisnis, sehingga ketika sampai pada masa pembagian keuntungan usaha, pihak tersebut akan memperoleh keuntungan terbesar di antara pemegang saham lainnya.
Karena status kepemilikan suatu usaha dipertimbangkan dari manfaat usaha itu sendiri, tugas owner sering kali lebih banyak di bagian strategis yang mengevaluasi keseluruhan operasional bisnis. Bagaimanapun juga, seberapa baik performa suatu bisnis akan menentukan besarnya pendapatan yang nantinya akan diterima.
Berbeda dengan owner, founder adalah orang yang bisa dibilang ‘menemukan’ ide dari bisnis yang dijalankan. Karena founder artinya memang penemu atau pendiri.
Dari arti tersebut, status founder tidak dapat dialihkan kepada pihak lain karena secara kronologis, sebuah usaha yang sudah didirikan tentu tidak mungkin untuk didirikan kembali, kan? Hanya saja, ada juga istilah co-founder ketika suatu usaha didirikan oleh lebih dari satu orang.
Orang dengan kontribusi terbesar dalam mewujudkan ide bisnis dan mendirikannya sebagai suatu usaha dapat disebut sebagai founder, sementara pihak-pihak lain yang turut membantu pendirian usaha tersebut dapat disebut sebagai co-founder.
Baca juga: Aplikasi Owner, Membantumu Mengetahui Situasi Bisnis Terkini
Mengidentifikasi Perbedaan Owner dan Founder
Ketika dilihat dari artinya, jelas seseorang akan membayangkan adanya perbedaan antara tugas atau fungsi yang dimiliki dengan owner serta tugas founder. Namun, sebenarnya perbedaan yang bisa dikenali tidak hanya dari tugas-tugasnya saja.
Secara status kepemilikan suatu usaha, owner dan juga founder bisa jadi memiliki status yang berbeda. Umumnya, di awal pendirian usaha, pihak yang menjadi founder dari bisnis tersebut juga akan secara otomatis menjadi owner karena sebagian besar keuntungan bisnis yang diterima akan mengalir ke pihak tersebut.
Akan tetapi, jika seiring waktu seorang founder memutuskan untuk untuk menjual kepemilikan sahamnya atas bisnis yang dijalankan, status owner yang dimilikinya pun bisa jadi berpindah kepada pihak lain yang memegang kepemilikan saham usaha terbesar. Dengan kata lain, founder bisa tetap merangkap sebagai owner, tetapi juga bisa terpisah dari owner.
-
Perbedaan Berdasarkan Status Kepemilikan Usaha
Sebenarnya dari perbedaan yang sudah dijelaskan di atas, muncul satu perbedaan lagi: yaitu kemungkinan adanya perpindahan status antara owner yang lama kepada owner yang baru. Sementara dalam peran founder, perpindahan status ini tidak mungkin terjadi.
Status owner dapat berpindah-pindah dari waktu ke waktu berdasarkan dari kepemilikan saham terbesar atau pembagian keuntungan terbanyak. Selama seorang owner tidak melepas kepemilikan saham usahanya, dia dapat terus menyandang status tersebut.
Hal ini tentu berbeda penerapannya bagi founder, karena terlepas dari status kepemilikan usahanya, peran sebagai founder ini tidak akan berganti. Pihak yang pertama kali mendirikan suatu usaha akan terus disebut sebagai founder bisnis tersebut, bahkan ketika pihak tersebut sewaktu-waktu memutuskan untuk menjual kepemilikan saham yang dimilikinya.
Bahkan, tak jarang pula seseorang tetap menyandang status sebagai founder suatu usaha, meskipun usaha tersebut sudah tidak lagi menjalankan kegiatan operasionalnya.
Baca juga: Persiapan Mudah dan Cara Memulai Bisnis Kopi yang Sukses
-
Perbedaan Berdasarkan Tugas
Jika dilihat dari tugasnya, sebenarnya ada perbedaan yang mendasar pula antara owner dengan founder.
Karena berperan sebagai pihak yang pertama kali mendirikan sebuah usaha, tugas founder adalah menyusun SABH atau Sistem Administrasi Badan Hukum untuk memastikan legalitas operasional bisnis yang dibangunnya. Dalam hal ini, owner tidak harus berperan banyak karena seorang owner bisa saja bergabung setelah SABH tersebut disusun.
Namun, bukan berarti dalam penyusunan SABH ini owner sama sekali tidak memiliki sangkut paut apa pun. Umumnya, dalam SABH, suatu usaha harus mencatatkan siapa saja penerima manfaat dari bisnis tersebut, sehingga sebenarnya dari SABH kita dapat melihat siapa yang menjadi pemilik usaha dengan melihat siapa yang paling banyak memperoleh manfaat atau keuntungan bisnis.
Sebaliknya, owner akan lebih banyak berperan dalam operasional bisnis itu sendiri. Secara umum, tugas owner adalah memastikan suatu operasional bisnis memiliki performa yang baik sehingga dapat menghasilkan keuntungan.
Hal ini pula yang menyebabkan owner lebih banyak berada di posisi strategis atau manajerial atas, karena owner pula yang dapat menentukan arah pengembangan bisnis dan juga cara-cara yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan pengembangan tersebut.
Founder, apabila tidak merangkap pula sebagai owner, tidak akan terlalu banyak mengambil peran dalam operasional bisnis, karena bisa jadi founder tersebut sudah tidak memiliki kepentingan yang ingin dicapai dari usaha yang telah didirikannya. Tergantung dari besarnya saham yang masih dimilikinya, tak jarang pula owner kemudian bertanggung jawab kepada founder untuk memastikan bisnis yang dijalankan tetap dapat memberikan keuntungan.
Dalam praktiknya, terkadang owner juga dapat memutuskan untuk tidak terlalu banyak terlibat dalam operasional bisnis, dan menyerahkan fungsinya untuk menjalankan bisnis tersebut kepada pihak lain. Umumnya, pihak yang ditunjuk ini kemudian akan menempati posisi-posisi chief atau pucuk manajerial tertinggi dalam operasional bisnis.
Baca juga: Hal-Hal yang Perlu Kamu Pahami Mengenai Peluang Usaha
Menempatkan Diri Sebagai Owner atau Founder
Setelah memahami apa itu owner, tugas-tugas yang dimilikinya, perannya, serta perbedaannya dengan founder, tentunya sekarang pelaku usaha tidak perlu bingung bagaimana harus menempatkan diri sesuai dengan peran yang sebenarnya dimilikinya.
Bagi pelaku usaha yang bergerak di bidang usaha mikro, kecil, dan menengah, umumnya tidak akan ada terlalu banyak perbedaan karena pelaku usaha kerap merangkap sebagai founder sekaligus owner dari bisnis yang dijalankan. Dalam operasional bisnis itu sendiri, pelaku usaha juga akan banyak terlibat di dalamnya.
Namun, dalam skala usaha yang lebih besar, perbedaan owner dan founder ini akan lebih terasa karena sudah ada pembagian peran yang jelas beserta dengan tugas-tugas dan juga fungsinya.
Penting untuk memahami adanya perbedaan ini, karena dari perbedaan-perbedaan tersebut pelaku usaha dapat belajar untuk menempatkan dirinya sesuai dengan fungsi serta peran yang dimiliki dalam bisnis yang dijalankan. Selain itu, pelaku usaha juga dapat mengidentifikasi owner serta founder dari bisnis-bisnis lain dan mencari inspirasi yang sesuai dengan kebutuhan dari mereka.
Penjelasan mengenai perbedaan owner dan founder tadi, secara tidak langsung juga menerangkan bahwa dua posisi tersebut memiliki perbedaan dengan CEO (Chief Executive Officer).
CEO adalah seseorang yang memiliki posisi tertinggi di perusahaan sebagai pihak yang menentukan kesuksesan bisnis atau perusahaan dalam bidang yang digeluti, serta bertugas sebagai pembuat keputusan manajerial paling tinggi dalam menentukan setiap langkah dan kebijakan perusahaan.
CEO juga berperan sebagai pemimpin yang bertugas mengelola dan mengatur pengembangan dan pelaksanaan strategi jangka panjang.
Agar lebih maksimal lagi dalam melakukan pengembangan bisnis untuk memastikan usahanya dapat terus maju dan memiliki peningkatan keuntungan yang stabil, pelaku usaha dapat memanfaatkan berbagai fitur unggulan yang ditawarkan oleh aplikasi majoo untuk pengelolaan bisnisnya.
Aplikasi majoo tidak hanya menjadi sebuah aplikasi POS atau aplikasi kasir online biasa yang banyak digunakan oleh mereka yang bekerja mengoperasikan mesin kasir saja, tetapi juga dapat membantu pelaku usaha menjadi owner yang baik dari bisnis yang dikembangkan.
Melalui dasbor majoo yang dapat diandalkan, misalnya saja, pelaku usaha dapat melakukan tugas owner untuk memantau performa bisnisnya secara mudah, kapan saja, dari mana saja, cukup melalui telepon pintar dalam genggaman maupun komputer laptop. Fitur pencatatan keuangannya yang akurat dan otomatis pun dapat membantu pelaku usaha untuk membuat analisis penjualan sesuai dengan performa yang ditunjukkan oleh bisnisnya.
Ayo, gunakan aplikasi majoo sekarang untuk menjadi founder dan owner terbaik bagi bisnis yang dijalankan!
Baca juga: Profesi Operator Produksi: Definisi dan Tugasnya
Rangkuman
Owner itu Artinya Apa?
Owner merupakan pihak; bisa perorangan atau bahkan kelompok; yang memegang saham terbesar dari suatu bisnis, sehingga ketika sampai pada masa pembagian keuntungan usaha, pihak tersebut akan memperoleh keuntungan terbesar di antara pemegang saham lainnya.
Apa Saja Pekerjaan Owner?
- Mengevaluasi keseluruhan operasional bisnis
- Memastikan suatu operasional bisnis memiliki performa yang baik sehingga dapat menghasilkan keuntungan.
- Menentukan arah pengembangan bisnis.
- Menentukan cara-cara yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan pengembangan bisnis
Apakah Founder Bisa Jadi CEO?
Bisa. Karena ada beberapa contoh founder menjadi pihak yang ditunjuk untuk menempati posisi-posisi chief atau pucuk manajerial tertinggi dalam operasional bisnis. Ada banyak contoh nyata yang membuktikan bahwa founder bisa menempati posisi CEO.
Apa Perbedaan Founder dan CEO?
Secara spesifik, founder adalah orang yang bisa dibilang ‘menemukan’ ide dari bisnis yang dijalankan. Sedangkan, CEO adalah seseorang yang memiliki posisi tertinggi di perusahaan.