Mengasah Teknik Analisis Data Kuantitatif untuk Berbisnis

Ditulis oleh Ajar Pamungkas

article thumbnail

Teknik analisis data kuantitatif dapat menjadi modal yang perlu dikuasai oleh pemilik usaha

Di antara beragam metode penelitian, teknik analisis data kuantitatif merupakan salah satu yang paling menarik untuk dikuasai. Mengapa bisa demikian? Dalam setiap proses bisnis yang dikelola, baik dari persiapan, pemasaran, hingga penjualan, ada banyak data berupa angka yang dihasilkan.

Kalau sudah bicara tentang data berupa angka, serta hubungan yang dimiliki oleh angka yang satu dengan angka yang lain, penelitian kuantitatif jelas menjadi juaranya, kan? Namun, apa memang benar demikian?

Sebenarnya, apa, sih, yang dimaksud dengan analisis data kuantitatif? Yuk, mari kita telaah bersama-sama topik yang satu ini lebih dalam!

Memahami Pengertian Analisis Data Kuantitatif

Secara umum, analisis data kuantitatif adalah sebuah metode penelitian dengan objek berupa data yang bentuknya numerik atau angka. Umumnya, data yang diolah merupakan data besar, sehingga terkadang diperlukan penghitungan statistik untuk mempermudah penghitungan.

Karena banyaknya data yang dapat diolah, dan belum tentu seluruh data tersebut diperlukan dalam analisis, proses yang paling panjang dalam metode analisis ini adalah pengumpulan data serta validasi setiap data yang telah diperoleh tersebut. Selain menjadi penyaring untuk data-data yang mungkin tidak dibutuhkan atau secara signifikan memengaruhi hasil analisis, proses validasi data juga dapat difungsikan sebagai salah satu cara untuk memastikan pengumpulan data yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur.

Setelah data berhasil dikumpulkan dan divalidasi secara tepat dan akurat, proses analisis dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu mencari relasi antardata yang telah diperoleh. Karena sumber data yang diolah berupa angka, otomatis pencarian relasi dari setiap data tersebut perlu dilakukan melalui beragam rumus penghitungan yang tepat.

Singkat kata, analisis data kuantitatif adalah suatu aktivitas yang banyak berhubungan dengan angka, statistik, serta penghitungan. Tanpa adanya keterampilan atau kemampuan yang relevan, tentu hasil analisis yang dilakukan pun menjadi kurang akurat. Padahal, hasil analisis itulah yang nantinya dapat digunakan untuk menjelaskan kaitan antara satu kegiatan bisnis dengan kegiatan bisnis lainnya dalam keseluruhan proses pengelolaan bisnis.

Baca juga: Teknik Analisis Data yang Bisa Diterapkan dalam Bisnis

Macam Macam Teknik Analisis Data Kuantitatif

Bagi pemilik usaha yang tertarik untuk menyusun strategi bisnis yang tepat dengan memanfaatkan hasil analisis yang dilakukan dengan baik untuk data kuantitatif, sebenarnya ada macam macam teknik analisis data kuantitatif yang dapat dilakukan sesuatu dengan kebutuhan serta tujuan yang ingin dicapai.

Di antara bermacam-macam teknik tersebut, umumnya ada tiga teknik yang paling sering digunakan, yaitu analisis data kuantitatif deskriptif, naratif, dan juga wacana. Pembagian jenis teknik analisis ini didasarkan pada bentuk yang dapat dinikmati ketika analisis sudah dilakukan.

Agar lebih mudah memahami setiap teknik analisis data kuantitatif, mari kita selami lebih dalam ketiga macam teknik yang telah disebutkan tersebut:

1. Analisis Data Kuantitatif Deskriptif

Karena dilakukan dengan data numerik sebagai sumber pengolahan, analisis data kuantitatif adalah jenis analisis yang mungkin paling membuat ngeri dan bahkan dihindari oleh banyak orang. Oleh karena itu, dibuatlah jenis analisis yang sekalipun didasarkan pada data kuantitatif, tetapi hasilnya masih dapat dijelaskan secara gamblang dan tidak terlalu berorientasi pada angka, yaitu analisis deskriptif.

Sesuai dengan namanya, jenis analisis yang satu ini cenderung menyampaikan hasil pengolahan data secara apa adanya, tetapi dijelaskan dengan bahasa yang lebih mudah untuk dimengerti.

Mengapa analisis yang jenisnya deskriptif mudah untuk dipahami? Jawabannya adalah karena hasil dari analisis yang dilakukan dengan metode ini dijelaskan dengan bahasa yang sederhana. Namun, untuk alasan yang sama, analisis dengan teknik deskriptif lebih sering digunakan untuk mengolah data dengan tujuan yang umum, misalnya saja untuk mencari tahu produk mana yang paling banyak diminati oleh pelanggan atau rata-rata pendapatan bisnis setiap bulannya.

Karena fungsinya yang demikian, analisis deskriptif lebih tepat disajikan untuk laporan tahunan yang digunakan secara internal. Hasil dari analisis data kuantitatif deskriptif dapat membantu pemilik usaha merancang strategi bisnis sekaligus dijadikan acuan oleh karyawan dalam menjalankan operasional bisnis. 

Baca juga: Peran Stakeholder dalam Bisnis, Penting atau Tidak?

2. Analisis Data Kuantitatif Naratif

Berbeda dengan analisis data kuantitatif yang dilakukan secara deskriptif, hasil analisis yang dilakukan dengan pendekatan naratif lebih berorientasi pada urutan setiap kegiatan bisnis yang dilakukan. Oleh karena itu, analisis yang dilakukan dengan pendekatan ini lebih cocok untuk menggambarkan perkembangan suatu bisnis.

Melalui pendekatan naratif, pemilik usaha dapat mengidentifikasi kausalitas pada setiap data kuantitatif yang dimilikinya berdasarkan urutan waktu. Misalnya saja untuk menjelaskan adanya peningkatan angka penjualan yang didahului oleh kegiatan pemasaran tertentu, dan juga sebaliknya.

Jenis analisis ini dapat digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap setiap keputusan bisnis yang telah diambil karena dapat menjelaskan hasil yang ditunjukkan oleh implementasi dari keputusan tersebut.

Jika teknik analisis data kuantitatif berbentuk deskriptif lebih tepat digunakan untuk keperluan internal karena sifatnya yang secara rinci menjelaskan relasi dari setiap data dengan apa adanya, analisis dengan pendekatan naratif lebih tepat digunakan untuk memberikan laporan kepada pemangku jabatan yang tidak secara langsung terlibat dalam operasional bisnis.

Mengapa bisa demikian? Karena analisis data yang dilakukan dengan metode ini lebih mengutamakan kepada penjelasan yang sifatnya kronologis atau berdasarkan urutan waktu yang sesuai. Oleh karena itu, hasil analisis data yang dilakukan secara naratif tepat disajikan kepada pemberi dana karena dapat memberikan gambaran perkembangan bisnis secara runut dari awal hingga akhir.

Sebaliknya, ketika akan digunakan untuk kebutuhan internal, hasil analisis yang dilakukan dengan pendekatan naratif mungkin dirasa kurang praktikan karena tak bisa langsung diterapkan dalam operasional bisnis. Dalam bisnis, umumnya hasil analisis yang dilakukan dengan metode naratif diturunkan dari analisis deskriptif, sehingga untuk kebutuhan internal, pemilik usaha bisa tetap menggunakan hasil analisis yang disajikan secara deskriptif.

Tidak selamanya teknik analisis data kuantitatif hanya berhubungan dengan angka atau data numerik

3. Analisis Data Kuantitatif Wacana

Di antara macam macam teknik analisis data kuantitatif, analisis yang dilakukan dengan pendekatan wacana bisa dibilang salah satu jenis analisis yang paling unik, karena dari data kuantitatif yang dijadikan sumber, hasil analisis yang disajikan bisa dibilang lebih dekat dengan analisis kualitatif.

Kondisi tersebut dapat terjadi karena analisis data yang dilakukan dengan pendekatan wacana tidak hanya mengolah data numerik secara apa adanya, tetapi juga dikaitkan dengan aspek sosial sebagai konteksnya. Oleh karena itu, hasil pengolahan datanya akan lebih mirip dengan analisis data kualitatif karena dalam pendekatan ini, ada kemungkinan kesimpulan yang dihasilkan sudah tercampur dengan subjektivitas yang dimiliki oleh peneliti.

Selain mirip dengan analisis data kualitatif, pendekatan wacana juga menyerupai analisis data yang dilakukan dengan pendekatan naratif, karena dalam pendekatan wacana, hasil analisis juga akan menjelaskan hubungan sebab akibat, sekalipun tidak terlalu fokus pada kronologis kejadian seperti yang bisa ditemukan dalam pendekatan naratif.

Karena keunikannya tersebut, teknik analisis data kuantitatif dengan pendekatan wacana cocok diterapkan dalam pembuatan laporan bisnis yang dibuka untuk umum atau pihak eksternal di luar operasional bisnis serta penyandang dana. Dengan demikian, pemilik usaha dapat meningkatkan citra dari bisnis yang dikelolanya dengan menunjukkan adanya korelasi antara kegiatan bisnis yang dijalankan dengan aspek sosial yang dekat dengan masyarakat sebagai audiens umum.

Kebanyakan laporan bisnis yang disajikan sebagai bagian dari program CSR perusahaan menggunakan teknik analisis data yang satu ini, selain karena CSR itu sendiri kental dengan unsur sosial, laporan terkait program CSR umumnya juga akan dipublikasikan secara umum sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat.

Baca juga: LPJ adalah Penentu Pengembangan Bisnis! Mengapa Demikian?

Contoh Analisis Data Kuantitatif

Setelah membaca penjabaran macam macam teknik analisis data kuantitatif, mungkin tak semua orang akan langsung memahami perbedaan antara setiap pendekatan yang disebutkan. Bagaimanapun juga, beberapa orang memang lebih mudah memahami sesuatu apabila sudah diberikan contoh yang konkret, kan?

Nah, coba perhatikan contoh analisis data kuantitatif dengan berbagai pendekatan berikut:


Contoh Analisis Data Kuantitatif

PT Maju Bersama

Periode Juli-Desember 2021



Laporan Bisnis PT Maju Bersama:


  • Kepemilikan Aset

    • Aset Tetap                                    Rp25.000.000

    • Aset Tidak Tetap                          Rp25.000.000


  • Rincian Pendapatan

    • Hasil Penjualan Juli 2021             Rp8.000.000

    • Hasil Penjualan Agustus 2021      Rp6.000.000

    • Hasil Penjualan September 2021 Rp5.000.000

    • Hasil Penjualan Oktober 2021      Rp5.500.000

    • Hasil Penjualan November 2021  Rp6.000.000

    • Hasil Penjualan Desember 2021  Rp7.000.000

  • Rincian Pengeluaran

    • Pemasaran Juli 2021                    Rp2.000.000

    • Pemasaran Oktober 2021             Rp1.000.000

    • Pemasaran Desember 2021         Rp1.000.000


 

Data yang dikumpulkan oleh PT Maju Bersama sejak bulan Juli 2021 hingga bulan Desember 2021 di atas mungkin terasa membingungkan karena bentuknya yang masih berupa data mentah yang belum diolah dengan teknik analisis data kuantitatif. Namun, sebenarnya banyak hal yang bisa ditarik dari kumpulan data tersebut, lho!

 

Secara deskriptif, dapat diketahui bahwa selama periode bisnis Juli - Desember 2021, PT Maju Bersama berhasil memperoleh pendapatan bisnis dari penjualan saja sebesar Rp37.500.000 dengan biaya pemasaran sebesar Rp4.000.000.


Dengan kata lain PT Maju Bersama memperoleh pendapatan dari penjualan rata-rata sekitar Rp6.250.000 setiap bulannya dengan pendapatan terbesar tercatat di bulan Juli 2021 dengan nilai penjualan Rp8.000.000 dan pendapatan terendah di bulan September 2021 dengan nilai penjualan Rp5.000.000.


Secara naratif, dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan pemasaran merupakan aktivitas yang ideal dalam mendorong angka penjualan. Pada bulan Juli 2021, PT Maju Bersama mencatatkan angka penjualan terbesarnya selama enam bulan dan perlahan-lahan menurun hingga di titik terendahnya pada bulan September 2021.


Seperti yang dapat dilihat, pada bulan Agustus 2021 dan juga September 2021, PT Maju Bersama tidak melaksanakan kegiatan pemasaran apa pun, sehingga angka penjualan pun menurun. Setelah kegiatan pemasaran dijalankan lagi pada bulan Oktober 2021, angka penjualan pun meningkat, dan mencapai puncaknya di bulan Desember 2021 ketika kegiatan pemasaran dilakukan kembali.


Secara wacana, dapat dijelaskan bahwa PT Maju Bersama yang bergerak di bidang alat tulis dan perlengkapan sekolah mencapai puncak pendapatan tertingginya di bulan Juli 2021, bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru untuk sekolah. Penjualan menurun di bulan Agustus dan September karena jika dilihat dari kalender akademis, tidak ada peristiwa yang dapat mendorong angka penjualan. Sementara angka penjualan kembali meningkat di bulan Oktober dan perlahan-lahan di bulan-bulan berikutnya dengan bulan Desember sebagai puncak peningkatan angka penjualan. Puncak peningkatan ini terjadi beriringan dengan berakhirnya semester di bulan Desember serta periode tutup buku yang dilakukan oleh sekolah, sehingga diasumsikan sekolah memaksimalkan kegiatan belanja alat tulis serta perlengkapan di bulan Desember yang mengakibatkan meningkatnya angka penjualan PT Maju Bersama.


Agar teknik analisis data kuantitatif yang sudah diasah tidak salah menghasilkan kesimpulan akibat sumber data yang tidak akurat, coba manfaatkan aplikasi majoo yang secara otomatis mencatat seluruh transaksi yang dibuat dengan tepat dan akurat. Sehingga proses pengumpulan data penjualan pun bisa dilakukan dengan mudah dan cepat, data siap untuk dianalisis dan diterapkan dalam strategi bisnis yang tengah disusun,

Mudah, kan? Makanya, yuk, pakai aplikasi majoo sekarang juga!


Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
whatsapp logo