Di saat kamu menjalankan sebuah bisnis, tentu saja kamu menginginkan pendapatan yang maksimal. Nah, salah satu hal yang dapat membantumu untuk mendapatkannya adalah dengan mengelola total cost (biaya total).
Kamu dapat mengatur pengeluaran dan mengetahui besaran profit dari produk-produk yang kamu jual dengan mengetahui biaya total ini.
Kamu pun bisa menginterpretasi dan menganalisisnya supaya memaksimalkan pendapatan dengan informasi yang dihasilkan dari total cost.
Artikel ini akan mengeksplorasi pengertian, rumus, hingga contoh total cost. Yuk, simak artikel ini sampai selesai!
Apa Itu Total Cost?
Pengertian umum dari total cost adalah biaya aktual yang dikeluarkan dalam produksi dengan tingkatan output tertentu. Total cost dapat diartikan juga total biaya yang dikeluarkan, baik eksplisit maupun implisit, pada sumber daya untuk memperoleh tingkat output tertentu.
Dalam istilah ekonomi total cost adalah biaya total yang dikeluarkan sebuah bisnis dalam satu periode produksi. Yang dimaksud dengan satu periode produksi di sini adalah serangkaian proses dari mulai membeli bahan baku, mengolahnya, hingga mendistribusikan barang jadi kepada konsumen.
Seorang pebisnis yang memahami total cost ini diharapkan akan mengetahui banyaknya biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan bisnisnya.
Baca Juga: Biaya Produksi: Pengertian, Jenis, Rumus, dan Unsur
Jenis-Jenis Total Cost
Dalam ilmu ekonomi manajerial, terdapat tiga jenis biaya total, yaitu:
1. Total Fixed Cost (TFC)
Total Fixed Cost adalah salah satu jenis total cost yang menghitung biaya-biaya tetap. Biasanya, TFC hanya akan dikeluarkan sekali dalam beberapa periode. Selain itu, jumlah pengeluarannya pun tetap (fixed). Contoh dari TFC, seperti biaya sewa gedung, biaya beli tanah, dan biaya mesin.
2. Total Variable Cost (TVC)
Beda halnya dengan Total Variable Cost. TVC lebih cenderung berubah-ubah tergantung kebutuhan perusahaan dalam satu periode produksi. Umumnya, TVC melekat dengan kebutuhan bahan baku produksi suatu perusahaan. Oleh karena itu, TVC akan dikeluarkan rutin dalam beberapa waktu sekali. Jumlah TVC pun bisa berubah-ubah menyesuaikan kebutuhan perusahaan. Contoh pengeluaran untuk TVC, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya peralatan sekali pakai.
3. Marginal Cost (MC)
Marginal Cost adalah gabungan dari TFC (Total Fixed Cost) dan TVC (Total Variable Cost) sehingga sifat yang dimiliki oleh MC adalah gabungan keduanya. Marginal Cost merupakan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan satu kali dalam beberapa periode tetapi jumlahnya berubah-ubah seperti pajak. Suatu perusahaan diwajibkan membayar pajak per tahun saja dan jumlahnya pun tidak tetap akan tetapi berubah-ubah.
Manfaat Biaya Total (Total Cost)
Manfaat utama dari total cost untuk mengetahui profit yang akan didapatkan dari waktu ke waktu. Selain itu terdapat beberapa manfaat lain, seperti berikut ini:
- Para pebisnis akan menggunakan informasi total cost untuk mempertimbangkan harga barang yang akan dijual.
- Bagi stakeholder eksternal, informasi akan biaya total ini sangat dibutuhkan karena bisa menjadi salah satu faktor yang digunakan untuk bernegosiasi perihal supply chain.
- Untuk mengetahui price point yang akan dikeluarkan konsumen sembari memaksimalkan profit yang didapatkan.
- Biaya total dapat membantu pebisnis untuk mengukur efisiensi bisnis dengan mengurangi variable dan fixed cost.
- Dapat mengukur jumlah produk yang perlu dijual supaya menghasilkan profit yang maksimal sehingga pebisnis dapat membuat target sales dan marketing yang rasional.
- Total cost adalah indikator untuk mengetahui product line yang tidak perform sesuai harapan perusahaan sehingga bisa di-redesign agar lebih menguntungkan.
Baca Juga: Apa Itu Depresiasi? Memahami Pengertian & Metode Depresiasi
Cara Menghitung Biaya Total (Total Cost)
Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan terlebih dahulu untuk menghitung biaya total. Berikut adalah cara menghitung total cost.
1. Pilih Product Line yang Akan Dianalisis
Apabila bisnismu menawarkan lebih dari satu produk atau jasa ke konsumen, lebih baik menghitung semua biaya-biayanya. Pastikanlah terlebih dahulu terkait detail spesifik yang akan dihitung ke dalam rumus total cost. Hal ini adalah kunci untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan bisnismu.
2. Hitung Fixed Cost (Biaya Tetap)
Setelah mengetahui biaya-biaya yang akan dimasukkan ke dalam rumus, hal pertama yang perlu dihitung dalam rumus total cost adalah fixed cost.
Fixed cost (biaya tetap) adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan aau bisnis dan tidak terpengaruh oleh jumlah produk yang diproduksi. Contoh fixed cost, sepeti biaya sewa bangunan, biaya peralatan dan mesin, asuransi, dan lain sebagainya.
Setelah mengetahui biaya yang masuk ke dalam fixed cost, kamu dapat menjumlahkan keseluruhannya.
3. Hitung Variable Cost
Variable cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atau bisnis dan terpengaruh oleh jumlah produk yang diproduksi. Jenis pengeluaran ini pun dapat berubah-ubah tergantung dari situasi di market. Karena biaya ini dapat berubah tergantung waktu, sebaiknya kamu menghitungnya dalam jangka waktu tertentu.
Contoh variable cost, seperti harga bahan baku, harga packaging, dan biaya transportasi.
4. Hitung Jumlah Unit yang Diproduksi
Karena biaya total dihitung berdasarkan satuan unit sehingga kamu harus menghitung jumlah unit yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu.
Pastikanlah jangka waktu yang dipakai untuk menghitung ini sama dengan periode ketika menghitung biaya tetap dan biaya variabel.
Baca Juga: Rumus Harga Jual: Inilah 5 Cara Menentukan Harga Jual Produk
Rumus Biaya Total dan Contohnya
Total cost bukan hanya memengaruhi biaya yang harus dikeluarkan pebisnis dalam menjalankan usahanya tetapi juga hal lain seperti harga produk yang akan dijual ke pasar. Berikut ini rumus biaya total:
Biaya Total (Total Cost) = Total Biaya Tetap (TFC)+ Total Biaya Variabel (TVC) + Biaya Marjinal (MC)
Contoh biaya total adalah sebagai berikut: Bisnis A dibangun dengan biaya tetap Rp120.000.000. Sementara itu, biaya variabel untuk produksinya sebesar Rp30.000 per item, dan biaya marjinalnya di bulan pertama sebesar Rp500.000. Di bulan pertama, bisnis A memproduksi 1000 item. Berapa total cost di bulan tersebut?
Dari contoh soal di atas bisa disimpulkan bahwa:
TFC = Rp120.000.000
MC = Rp500.000
VC = Rp30.000
Q = 1000 item
TVC = (VC x Q) = Rp30.000 x 1000 = Rp30.000.000
Jadi total cost adalah TFC + TVC + MC = Rp120.000.000 + Rp30.000.000 + Rp500.000 = Rp150.500.000.
Kurva Total Cost
Konsep biaya total bila digambarkan dalam bentuk kurva dapat diperlihatkan sebagai berikut:
(sumber: quizlet.com)
Pada kurva biaya total (total cost) di atas, Majoopreneurs dapat memahami beberapa hal.
Pada kurva biaya variabel total (TVC) kita melihat kurva TVC yang terus mengalami kenaikan. Artinya kurva TVC menggambarkan biaya variabel total yang terus meningkat seiring pertambahan jumlah output yang dihasilkan. Biaya variabel ini akan menyesuaikan dengan biaya yang diperlukan untuk penggunaan input variabel.
Biaya variabel berubah secara proporsional dengan output produksi yang dapat berkurang atau bertambah tergantung pada volume produksi perusahaan. Pergerakannya naik ketika produksi meningkat dan turun ketika produksi menurun.
Perhatikan kurva biaya tetap total (TFC). Kurva TFC berbentuk garis horizontal karena merupakan biaya tetap. Tidak peduli berapapun jumlah output yang dihasilkan karena bersifat biaya tetap maka biayanya sama untuk semua tingkatan output yang dihasilkan.
Jadi, biaya tetap / fixed cost tidak berubah terlepas dari output perusahaan. Entah melakukan penjualan atau tidak, perusahaan harus menanggung biaya tetap.
Majoopreneurs bisa lihat dari gambar, kurva biaya total bergerak naik seiring dengan peningkatan output. Ketika produksi sama dengan nol, nilainya juga nol.
Sebaliknya, karena tidak berubah, kurva biaya tetap total tetap horizontal. Ketika produksi sama dengan nol, perusahaan harus membayar biaya tetap agar nilainya tidak sama dengan nol, seperti pada gambar di atas.
Pada kurva TC menggambarkan biaya total (total cost). Bentuk kurva TC ini merupakan penjumlahan antara biaya tetap total (TFC) dan biaya variabel total (TVC) yang dikeluarkan.
Kurva biaya total juga akan meningkat sesuai dengan kurva biaya variabel total. Ingat, ya, Majoopreneurs, totalnya sama dengan total biaya variabel ditambah total biaya tetap. Karena biaya tetap tidak berubah, kurva biaya total akan mengikuti kurva biaya variabel rata-rata.
Kurva TC dimulai dari garis yang bersinggungan dengan biaya tetap saat 0 output dihasilkan, yang berarti saat tidak berproduksi pun perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap.
Seiring pertambahan output dibutuhkan biaya variabel (TVC), sehingga selanjutnya kurva TC bentuknya seperti mengikuti bentuk kurva TVC. Artinya bentuk kurva TC akumulasi dari biaya tetap total dan biaya variabel total.
Kesimpulan
Total cost adalah biaya aktual yang dikeluarkan dalam produksi dengan tingkatan output tertentu. Total cost terbagi menjadi tiga jenis, yaitu TFC (Total Fixed Cost), TVC (Total Variable Cost), dan MC Â(Marginal Cost).
Dengan memahami biaya total, pebisnis akan lebih mudah untuk memastikan langkah kebijakan selanjutnya terkait proses produksi maupun penyesuaian harga produk yang akan dijual.
Untuk membantu mencatat biaya-biaya produksi maupun pengeluaran serta pemasukan bisnis, pastikan bisnismu didukung aplikasi wirausaha all in one seperti aplikasi majoo. Majoo akan membantumu dalam mengelola keuangan dan pembukuan bisnis yang kamu jalani.
Aplikasi majoo menawarkan fitur akuntansi digital yang mudah dipakai dan dipahami, meski tanpa keahlian akuntansi sekalipun. Bukan hanya biaya saja yang bisa kamu kelola, melainkan penjualan bisnismu pun bisa dikelola dengan baik dengan menggunakan aplikasi ini.
So, sudah siapkah kamu menjadi majoopreneur sukses? Tunggu apalagi! Upgrade level bisnismu dengan menggunakan aplikasi majoo.