Kondisi ekonomi memang kerap mengalami perubahan dan akhirnya akan mempengaruhi satu negara atau satu wilayah. Perubahan kondisi ekonomi, baik secara signifikan atau tidak biasanya akan membawa kerugian. Bentuk kerugiannya bermacam-macam. Perubahan kondisi dan semua hal yang merupakan efeknya jelas akan menimbulkan domino effect pada sektor tertentu, baik dalam lingkup kecil atau juga di seluruh bagian sektor.
Walau kemajuan teknologi sekarang ini terus menerus berkembang, tapi tetap saja dirasa belum mampu memprediksi risiko apa yang bisa atau akan terjadi di masa yang akan datang dalam sebuah bisnis. Karena itulah dibutuhkan pencegahan maupun mitigasi secara khusus agar kerugian yang datang dari perubahan kondisi ekonomi itu tidak terjadi.
Untuk mengatasi semuanya, para pemilik bisnis dan UMKM membutuhkan manajemen risiko bisnis. Manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, mengendalikan, berusaha menghindari, meminimalkan, atau bahkan menghilangkan risiko yang tidak dapat diterima. Dalam hal ini risiko berkaitan dengan pendekatan atau metodologi dalam menghadapi ketidakpastian dalam bisnis.
Baca Juga: Inilah Competitive Advantage yang Sebetulnya Dimiliki UMKM
Kenapa dalam sebuah UMKM manajemen risiko juga diperlukan? Karena UMKM yang notabene bergerak dalam dunia bisnis dengan skala kecil juga bisa terkena imbas dari perubahan kondisi ekonomi. Bila UMKM sampai mengalami kerugian, bukan cuma kegiatan operasionalnya yang terhenti, tapi bisa juga menyebabkan pemberhentian kerja para pegawainya.
Penerapan manajemen risiko bisnis di lingkup UMKM, sebenarnya dapat dilakukan dengan mudah. Untuk meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi, beberapa strategi berikut ini bisa dijalankan agar bisnis kamu tetap berjalan dengan baik.
Penerapan risiko bisnis yang bisa kamu lakukan
1. Lakukan Analisis Risiko
Kamu bisa coba untuk menganalisis risiko bisnis apa yang sekiranya mungkin akan terjadi pada bisnismu. Analisis ini meliputi analisis aspek keuangan, analisis aspek risiko sumber daya manusia, analisis aspek potensi pasar, analisis aspek produk, analisis aspek pelanggan, analisis aspek pesaing, analisis aspek bahan baku/bahan produksi, dan analisis aspek pemasaran.
Risiko bisnis yang mungkin terjadi antara lain, adanya biaya produksi yang berlebihan, utang modal yang besar, hilangnya kepercayaan dari penanam modal/investor, sumber daya manusia yang gagap teknologi, juga komplain dari konsumen yang merasa tidak puas.
2. Menanggung Sendiri Kerugian dari Risiko Bisnis
Yang dimaksud menanggung sendiri kerugian di sini adalah berani bertanggung jawab dan menerima konsekuensi yang mungkin terjadi akibat salah satu risiko bisnis.
Maksud dari menerima adalah kamu, mau tidak mau, bisa merelakan kerugian tersebut terjadi. Sikap ini diambil bila memang tidak ada cara lain lagi untuk menghadapinya. Contohnya kalau kamu salah melakukan rekap uang masuk dan keluar atau salah mengirim barang. Atau juga bila pegawaimu ada yang melakukan salah menerima order juga salah cetak desain. Kerugian yang terjadi memang harus diterima.
Baca Juga: Apa Itu Analisis Bisnis? Mengapa Dibutuhkan dalam Bisnis?
3. Menghindari Risiko Bisnis
Dalam bisnis skala besar, sikap menghindari risiko bisnis seperti ini seringnya dianggap tidak efektif karena hal ini berarti kamu tidak berani mengambil kesempatan untuk berusaha dan mengatasi risiko. Bahkan bisa saja kamu dianggap tidak belajar akan apa pun dari konsep manajemen risiko ini.
Namun, dalam skala kecil hal ini bisa saja dilakukan dan dianggap wajar. Takut akan risiko mengalami kerugian dalam pemasukan sehari-hari UMKM? Maka telitilah dalam mencatat income dan outcome harian kamu. Takut akan mendapati pegawai yang malas dan suka menghamburkan waktu? Lebih jelilah saat melakukan wawancara saat proses penerimaan pegawai.
4. Mengurangi Potensi Risiko Bisnis
Mengurangi potensi risiko bisnis berarti mencari sebuah tindakan untuk mengurangi kerugian dari sebuah risiko yang mungkin saja terjadi.
Bukan berarti peluang untuk munculnya risiko menjadi hilang sama sekali. Kemungkinan risiko terjadi tetap ada, tapi dampaknya sebisa mungkin dikurangi. Misalnya, sistem alarm pendeteksi kebakaran, kebakaran tetap bisa saja terjadi tapi risiko kerugian dapat dikurangi dengan sistem ini.
5. Mengalihkan Risiko
Poin kelima ini maksudnya adalah pemilik UMKM sebaiknya mampu mengalihkan pengelolaan risiko dan kerugian yang mungkin hadir. Kamu sebagai pemilik usaha bisa mengalihkan tanggung jawab kepada pihak lain dengan membayar jasa tersebut.
Baca Juga: 3 Risiko Bisnis UMKM yang Perlu Diwaspadai Pelaku Usaha!
Contohnya bila kamu memiliki usaha mandiri barang pecah belah dan harus mengirimkannya ke tempat yang cukup jauh tapi rutenya kurang layak, maka kamu bisa menyewa jasa pihak lain. Daripada kamu atau pegawai yang mengantar, lebih baik kamu memilih untuk mengeluarkan sejumlah dana guna membayar jasa pengantar yang memiliki asuransi barang pecah belah. Secara otomatis, risikonya kamu pindahkan ke pihak jasa pengantar. Oleh karena itu untuk menimalisir risiko tersebut, kamu bisa menggunakan aplikasi kasir untuk perkembangan bisnis kamu.