Bertahan di Tengah Pandemi? Lirik Kisah Sukses Kopi Enuk

Ditulis oleh Ajar Pamungkas

article thumbnail


Seperti kebanyakan bisnis lain, Kopi Enuk pun tak lepas dari dampak pandemi Covid-19 yang menjadi tantangan, khususnya bagi bisnis yang bergerak di bidang foods and beverages. Terlebih lagi, gerai kopi yang unik ini baru didirikan pada tahun 2019 lalu, tepat beberapa saat sebelum coronavirus pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, dan menjadi pandemi global.

Pun demikian, bukan berarti kedai kopi yang bertempat di Bojongsari, Depok, ini kesulitan mencatatkan kisah sukses. Meski diterpa oleh situasi pandemi dan juga pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, kesuksesan pun masih tetap dapat diraih. Apa, sih, rahasianya? Mari kita simak bersama-sama!

Baca juga: Memaksimalkan Order Online ala Renee Brew and Chew

Nilai Tambah Bisnis untuk Memulai Kisah Sukses

Adalah Agung Handaya yang menjadi nama di balik kesuksesan Kopi Enuk dalam bertahan dalam bisnis foods and beverages di tengah situasi pandemi. Sekalipun kondisi yang dihadapi tidak bisa dibilang mudah, Agung tak pernah putus asa dan terus berjuang hingga akhirnya gerai yang dikelolanya dapat mengatasi efek pandemi terhadap bisnis.

Padahal, jika dipikir kembali, munculnya situasi pandemi tak lama setelah Agung mendirikan kedai kopi miliknya tersebut sebenarnya sesuatu yang sangat serius. Bagaimana tidak? Ketika bisnis baru saja dibangun, tentu keuntungan yang masuk tidak bisa langsung dinikmati, melainkan perlu dialihkan terlebih dahulu untuk menutupi modal yang digunakan, kan?

Munculnya pandemi Covid-19 jelas menjadi masalah yang besar karena keuntungan bisnis yang masuk pun akan lebih sedikit. Terlebih lagi, sebagai upaya untuk mengurangi penyebaran pandemi, pemerintah juga memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis foods and beverages. Karenanya, Agung Handaya pun memutuskan untuk memberikan nilai lebih pada bisnisnya agar tetap dapat bertahan.

Baca juga: Memanfaatkan Personal Touch sebagai Nilai Tambah Bisnis

Kurangi Biaya dengan Menghindari Pencatatan Manual

Kisah sukses Agung Handaya diawali dengan pemanfaatan aplikasi majoo yang memungkinkan pelaku usaha untuk mengotomatiskan beberapa proses dalam rantai bisnis seperti pencatatan dan pembukuan. Benar memang, aktivitas-aktivitas tersebut masih tetap dapat dilakukan secara manual, akan tetapi dengan otomatisasi, tenaga dan waktu yang dikeluarkan pun dapat ditekan.

Dalam bisnis, tenaga dan waktu selalu dapat dikonversi menjadi uang. Oleh karena itu, apabila ada tenaga serta waktu yang dapat dihemat dalam pengelolaan proses bisnis, tentu ada penghematan biaya pula yang terjadi.

Dengan aplikasi majoo, Agung Handaya tidak perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk mengetahui setiap transaksi yang masuk dan keluar karena semuanya sudah dicatat secara akurat dan juga otomatis, langsung ketika transaksi tersebut terjadi. Sisa waktu dan tenaga yang dimiliki pun dapat dialihkan untuk mengurus hal-hal lain yang lebih membutuhkan perhatian, misalnya saja penyusunan strategi bisnis di tengah situasi pandemi.

Selain itu, aplikasi majoo juga dilengkapi dengan fitur pencatatan inventaris yang memungkinkan Agung mengetahui dengan pasti stok barang yang keluar dalam sehari dan juga sisa barang yang masih tersedia. Dengan demikian, Agung pun mudah melakukan pemesanan ulang untuk stok barang yang persediaannya sudah mulai menipis, sehingga pelanggan pun pasti bisa membawa pulang minuman favoritnya tanpa perlu takut ada beberapa menu yang terpaksa dihentikan sementara menunggu persediaan.

Baca juga: Inventory Management yang Inovatif untuk Toko Online

Salah satu poin yang disampaikan Agung Handaya saat membahas kisah sukses Kopi Enuk di tengah pandemi adalah strategi pemanfaatan platform online.

Semua Sudah Serba Digital, Bisnis Jangan Ketinggalan

Salah satu poin yang disampaikan Agung Handaya saat membahas kisah sukses Kopi Enuk di tengah pandemi adalah strategi pemanfaatan platform online. Strategi ini dianggap tepat karena pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat toh memang membatasi jumlah pengunjung yang datang ke tempat usaha untuk menikmati layanan dine-in.

Di sisi lain, platform digital tidak mengharuskan pengunjung untuk datang ke tempat usaha dan berinteraksi secara langsung dengan pelaku usaha untuk memperoleh produk yang diinginkan. Karenanya, selama pandemi ini berlangsung, Agung tidak hanya mengandalkan transaksi di tempat saja, tetapi juga memanfaatkan GrabFood untuk memastikan seluruh pelanggan setianya tetap dapat melakukan pemesanan, bisnis pun bisa terus berjalan.

Untungnya, aplikasi majoo yang digunakan oleh Agung juga sudah dilengkapi dengan integrasi GrabFood. Cukup dengan biaya operasional Rp5.000 yang dipotong setiap harinya dari omzet penjualan melalui GrabFood, Agung Handaya dapat dengan mudah melayani pelanggan karena setiap pesanan yang masuk dari platform GrabFood dapat langsung tercatat dalam aplikasi majoo.

Memahami pentingnya pemanfaatan platform digital, Agung Handaya pun berpesan kepada pelaku usaha lainnya agar tidak mudah putus asa dan tetap semangat berjuang sekalipun tengah menghadapi pandemi. Saat ini semuanya sudah serba online, bisnis pun jangan sampai ketinggalan; terlebih ketika platform digital memang dianggap dapat mendatangkan keuntungan.

Tertarik untuk meniru kisah sukses Kopi Enuk? Langsung saja berlangganan layanan aplikasi majoo!

Baca juga: Keuntungan Integrasi Online Bisnis F&B dengan GrabFood

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
whatsapp logo