Di satu sisi, setiap pelaku usaha tentu menginginkan semua pelanggannya menerima produk dengan kualitas terbaik, tetapi di sisi lain ada biaya produksi yang juga harus diperhatikan. Produk berkualitas tinggi umumnya membutuhkan bahan baku yang juga berkualitas, dan terkadang bahan baku tersebut dibandrol dengan harga yang tidak murah.
Sebagai akibatnya, proses produksi pun menjadi mahal, sehingga harga jual yang ditetapkan juga akan lebih tinggi untuk menutup biaya tersebut. Nah, jadi mana yang lebih penting? Memberikan produk dengan kualitas yang baik atau menekan pengeluaran produksi?
Kualitas Produksi yang Ideal bagi Pelaku Usaha
Idealnya, sesuai dengan prinsip ekonomi yang berlaku dalam berbisnis, pemilik usaha sebaiknya memperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya dengan harga yang serendah-rendahnya, kan? Namun, jangan memaknai prinsip ini sebatas materi saja.
Secara materi, prinsip tersebut dapat diterapkan dengan menekan pengeluaran semaksimal mungkin agar margin keuntungan semakin besar, termasuk dalam proses produksi. Akan tetapi, apabila pelaku usaha melakukan praktik ini, hasil produksi yang diperoleh pun akan rendah kualitasnya; dan pelanggan tidak akan mau membeli produk tersebut.
Dalam situasi di atas, prinsip ekonomi pun gagal untuk diterapkan karena pendapatan yang akan diperoleh justru terancam turun. Agar masalah ini tidak terjadi, penting sekali untuk menyeimbangkan kualitas dari setiap produk yang dipasarkan dengan biayanya.
Justru dengan pengeluaran yang lebih besar untuk memperoleh kualitas yang baik, potensi untuk menjual habis produk yang dihasilkan juga akan lebih besar.
Harga yang Ideal bagi Pelanggan
Beda kepentingan, beda pula fokus yang menjadi perhatian. Jika fokus pelaku usaha lebih banyak dihabiskan untuk menjamin kualitas dari hasil produksinya, bagi pelanggan, fokus utamanya biasanya terdapat pada harga.
Eh, berarti tidak berhubungan, dong? Sebaliknya, justru sangat berhubungan, lho!
Seperti yang sudah dijabarkan, produk yang berkualitas membutuhkan bahan baku yang berkualitas pula, dan umumnya bahan baku dengan kualitas yang lebih tinggi ini memiliki harga yang lebih mahal. Dalam proses produksi, biaya yang perlu dikeluarkan pun akan lebih besar sehingga harga jual yang diterima oleh pelanggan juga lebih mahal.
Namun, bukan berarti harga yang lebih mahal ini menjadi sesuatu yang buruk. Sebaliknya, dengan harga yang lebih mahal, pelaku usaha dapat memasarkan produknya sebagai sesuatu yang eksklusif dengan menekankan kualitas yang dimiliki oleh produknya tersebut.
Dengan kata lain, harga yang ideal bagi pelanggan sudah bukan lagi perkara murah atau mahal, tetapi lebih ke arah sepadan atau tidak. Harga yang lebih mahal akan tetap terasa ideal jika kualitas produk yang diberikan juga sesuai dengan ekspektasi.
Sebaliknya, harga yang lebih murah dengan kualitas produk yang apa adanya bisa jadi justru membuat pelanggan mengernyitkan dahi dan enggan membeli produk tersebut karena sekalipun produk bisa didapatkan dengan harga yang lebih rendah, mereka tidak merasa harga tersebut sepadan dengan manfaat yang akan mereka terima.
Pentingnya Menyeimbangkan Kualitas dengan Biaya
Dari kedua kondisi ideal di atas, mungkin beberapa orang akan beranggapan bahwa memproduksi komoditas bisnis dengan kualitas terbaik, meski dengan harga jual yang sangat mahal, bukanlah suatu kesalahan.
Jika dipertimbangkan sekilas, tentu anggapan tersebut sama sekali tidak salah. Namun, coba telaah kembali kesimpulan yang diambil dengan mempertimbangkan daya beli pasar.
Apabila pasar yang ditargetkan memang memiliki daya beli tinggi, memasang harga maksimal untuk menyediakan produk dengan kualitas tertinggi memang tidak ada salahnya. Akan tetapi, tidak semua bisnis memiliki pangsa pasar demikian.
Tak jarang, pelanggan yang disasar memiliki keterbatasan daya beli. Jika sudah demikian, memasang harga yang sangat tinggi agar dapat menjual produk dengan kualitas premium pun menjadi langkah yang kurang bijak.
Apabila suatu produk tidak diikuti dengan daya beli dari pasar yang ditargetkan, besar kemungkinan produk tersebut sulit untuk dijual dan bisnis pun justru akan mengalami kerugian. Tidak ingin, kan?
Hindari risiko tersebut dengan menyeimbangkan biaya dengan kualitas produk yang dihasilkan. Jika memang ada pengeluaran-pengeluaran tertentu yang bisa ditekan dalam proses produksi, termasuk saat menyiapkan bahan baku produksi, atur dengan baik sesuai dengan daya beli pasar.
Sebagai hasilnya, mau tidak mau produk yang dihasilkan pun bukan lagi produk dengan kualitas premium. Tak apa-apa. Coba hitung ulang saja, kualitas dari hasil produksi akan turun berapa tingkat jika ada pos pengeluaran yang dikurangi. Apabila kualitasnya tidak turun terlalu jauh dengan pengurangan biaya yang signifikan, bukankah ini juga menjadi kondisi yang ideal?
Seimbangkan biaya produksi dengan kualitas hasilnya, cari komposisi terbaik sehingga pasar yang ditarget tetap dapat membeli produk sesuai dengan kemampuannya, tetapi juga memperoleh kualitas yang tidak sekadar jadi pula. Tak jarang pemilik usaha pun harus secara aktif mencari dan bergonta-ganti supplier untuk memperoleh bahan baku berkualitas dengan harga bersaing.
Jika perlu, manfaatkan pula aplikasi majoo dengan berbagai fitur unggulannya yang dapat membantu mengelola bisnis secara mudah. Aplikasi majoo juga dilengkapi dengan fitur CRM serta kemudahan peluncuran program promo yang dapat memberikan nilai tambah bagi bisnis!