Menentukan Jam Buka Restoran Terbaik selama Ramadan

Penulis Ajar Pamungkas
06 April 2021

article thumbnail


Saat Bulan Ramadan, tak jarang jam buka restoran akan berubah, terutama di wilayah-wilayah yang mayoritas penduduknya memang menjalankan ibadah puasa. Tentu saja shift kerja karyawan pun akan berubah mengikuti jam operasional bisnis, bukan?

Namun, pertimbangan apa, sih, yang perlu diperhatikan dalam menentukan jam buka yang tepat untuk para pelaku usaha yang bergerak di bidang kuliner pada saat bulan puasa?

  1. Aturan Jam Operasional Bisnis yang Berlaku

Di beberapa wilayah, terkadang ada aturan khusus yang mengelola jam buka untuk usaha-usaha yang bergerak di bidang kuliner. Terkadang pula aturan-aturan ini juga diikuti oleh sanksi bagi pelaku usaha yang membandel dan tak mau mengikuti aturan.

Aturan ini dapat dijadikan acuan untuk menetapkan jam operasional untuk restoranmu agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Jika ternyata di wilayah tempat usahamu tidak ada aturan khusus yang berlaku, poin ini tak perlu dijadikan pertimbangan dalam menentukan kapan kamu akan membuka tempat usahamu selama bulan puasa.

Baca Juga: Penyesuaian Jam Operasional Dalam Rangka Libur Lebaran

  1. Demografi Penduduk di Sekitar Tempat Usaha

Pertimbangan berikutnya yang perlu diperhatikan saat memilih jam operasional bisnis tentu ada pada pelanggan itu sendiri. Jika pelanggan di sekitar tempat usahamu secara demografis menjalankan ibadah puasa, membuka restoran di siang hari tentu tidak akan memberikan pendapatan bisnis yang optimal karena bertepatan dengan waktunya orang berpuasa.

Sebaliknya, menggeser jam operasional ke sore hingga dini hari, mulai dari waktu berbuka hingga waktu sahur, bisa jadi akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi bisnismu. Namun perhatikan, membuka tempat usaha di malam hari mungkin akan memberikan pengeluaran yang lebih besar, terlebih jika demografi pelanggan di sekitar tempat usahamu tidak mendukung praktik ini.

  1. Kesiapan Karyawan dalam Menjalani Shift Baru

Tidak hanya pelangganmu saja yang berpuasa, terkadang karyawan juga menjalani ibadah yang sama. Jika situasi ini terjadi, sebagai pelaku usaha yang baik, kamu perlu mengatur shift kerja setiap karyawan agar mereka tetap dapat melaksanakan ibadah dengan baik tanpa harus berbentrokan dengan tanggung jawab kerja yang juga perlu dipenuhi.

Mengajak karyawan untuk mendiskusikan jam operasional selama Bulan Ramadan juga dapat memberikan wawasan dan sudut pandang lain dengan yang saat ini kamu miliki. Siapa tahu, tenaga kerja yang kamu miliki justru lebih siap dan semangat untuk bekerja di siang hari saat berpuasa, atau mungkin mereka lebih memilih untuk bekerja di malam hari dan beristirahat di siang harinya.

Ingat, tidak semua karyawan mungkin menjalankan ibadah puasa, sehingga menetapkan pengaturan shift yang ideal dengan adanya diversifikasi sumber daya manusia sebenarnya bukan perkara yang mustahil untuk dilakukan. Lain cerita jika seluruh karyawan dalam bisnismu menjalankan ibadah puasa, sebagai pelaku usaha kamu perlu memikirkan cara khusus terkait pembagian kerja karyawan agar mereka dapat tetap beribadah dengan khusyuk tanpa mengurangi produktivitas kerja.

  1. Pertimbangan Libur Lebaran

Pertimbangan terakhir yang perlu dipikirkan adalah jadwal libur yang kamu inginkan untuk bisnismu. Beberapa bisnis memang buka secara penuh di bulan Ramadan dan juga saat lebaran, tetapi tentunya ini tidak berlaku absolut untuk seluruh bidang usaha.

Sebagai pelaku usaha, ada baiknya kamu menentukan terlebih dahulu apakah kamu ingin operasional bisnismu berjalan seperti biasa atau ingin menghentikan sementara saat libur hari raya. Bagaimanapun juga, karyawan yang bekerja di tempatmu mungkin juga ingin menghabiskan hari besar ini bersama keluarga maupun orang-orang terdekatnya.

Pentingnya menentukan waktu libur adalah supaya kamu dapat menghitung berapa angka break even point yang perlu dicapai selama bulan tersebut agar bisnismu tidak merugi. Jika waktu operasional bisnis memang akan terpotong oleh libur-libur yang ada, otomatis angka break even point ini pun akan berubah, dan kamu perlu menghitung ulang berapa jam operasional yang ideal dalam sehari untuk mencapai angka minimal tersebut.

Mendiskusikan perkara yang satu ini dengan seluruh karyawan akan sangat membantumu menemukan jalan tengah yang tidak hanya baik untuk perkembangan bisnismu saja, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan karyawan. Tak jarang pula waktu libur tambahan di luar libur umum menjadi motivasi lain bagi karyawan untuk semakin rajin bekerja.

Dalam pertimbangan ini, faktor demografi juga tetap penting untuk diperhatikan. Jika tempat usahamu berada di wilayah di mana budaya mudik sangat dijunjung, mengambil waktu libur justru dapat membantumu menekan pengeluaran harian bisnis yang mesti kamu siapkan jika harus membuka tempat makan di saat pengunjung sedang sepi. Sebaliknya, jika tempat usahamu berada di wilayah yang memang tidak begitu menggemari budaya mudik, berjualan secara normal di hari raya bisa jadi memberikan potensi keuntungan yang lebih besar lagi.

Mengatur jam operasional bisnis selama bulan puasa tentu bukan perkara yang mudah, khususnya bagi bisnis kuliner. Jam buka restoran yang kurang tepat di Bulan Ramadan bisa jadi justru memunculkan potensi kerugian; belum lagi saat harus menyesuaikan jam operasional di akhir bulan puasa! Setelah mempertimbangkan jam operasional terbaik untuk restoranmu, jangan lupa gunakan fitur absensi pada aplikasi majoo agar jam kerja karyawan dapat tetap tercatat dengan rapi, ya!

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo