Harus diakui bahwa tak sedikit pelaku usaha yang merasa waswas dengan performa karyawan yang tengah menjalankan ibadah puasa. Bagaimana tidak? Berbeda dengan jenis ibadah lainnya, ibadah yang satu ini memiliki rentang pelaksanaan yang panjang, sepanjang hari, dan tentu saja dapat memakan tenaga yang lebih besar jika dibandingkan dengan hari-hari biasa.
Karenanya, pelaku usaha sebaiknya menyesuaikan pengelolaan bisnis agar performa yang ditunjukkan oleh karyawan tidak terganggu, baik dengan mengatur ulang pembagian shift, menyesuaikan jam operasional bisnis, atau memeriksa kembali beban kerja karyawan.
Memangnya, mengelola performa untuk karyawan yang berpuasa, tuh, sepenting itu, ya?
Kualitas Layanan Memengaruhi Kepuasan pelanggan
Terlepas bisnis yang dijalankan bergerak di bidang jasa maupun penjualan produk, operasional hariannya tak mungkin dilepaskan dari pemberian layanan kepada pelanggan. Baik atau buruknya layanan yang diberikan sangat berpengaruh dengan tingkat kepuasan pelanggan, dan tingkat kepuasan ini yang nantinya akan sangat berkontribusi terhadap keberlanjutan usaha.
Sudah menjadi tugas pelaku usaha untuk memastikan performa yang ditunjukkan karyawan dalam memberikan layanan terhadap pelanggan tidak turun, sehingga tingkat kepuasan pelanggan pun tetap tinggi dan potensi pelanggan tersebut untuk melakukan pembelian berulang juga meningkat.
Coba perhatikan karyawan-karyawan yang dalam pekerjaannya harus berhadapan langsung dengan pelanggan seperti pramusaji, karyawan kasir, maupun tenaga penjualan dan pemasaran. Pastikan mereka tidak terlalu lelah saat berpuasa agar tetap memiliki tenaga untuk melayani pelanggan dengan sopan dan ramah.
Baca juga: Perhatikan Hal Ini saat Menilai Peluang Usaha
Kualitas Performa juga Mencakup Penampilan
Sudah bukan rahasia lagi apabila orang yang tengah menjalankan ibadah puasa akan lebih mudah lelah jika dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Wajar saja, kok, karena asupan nutrisi yang diterima juga berbeda dengan hari-hari biasa.
Untuk beberapa orang, perubahan asupan nutrisi ini tidak hanya membuatnya mudah lelah dan tak bertenaga, tetapi juga bisa membuat wajah terlihat pucat dan terasa lemas. Bagi karyawan dengan jenis pekerjaan di balik meja yang tak harus bertemu dengan pelanggan, mungkin tidak akan ada masalah yang berarti, tetapi tidak demikian dengan karyawan yang harus bertatapan muka dengan pelanggan, kan?
Menyediakan kosmetik yang bisa dimanfaatkan oleh karyawan agar wajahnya tampak selalu segar, atau mungkin memberikan waktu istirahat yang lebih panjang, dapat dilakukan untuk memastikan bahwa saat harus berhadapan dengan pelanggan, karyawan tersebut bisa terlihat lebih semangat dan tidak terlalu lemas. Siapa yang tahu, kan, jika perhatian kecil semacam bisa membuat pelanggan merasa lebih diapresiasi?
Baca juga: Perhatikan Hal Ini saat Menilai Peluang Usaha
Pelanggan Pun Ada yang Menjalankan Ibadah Puasa
Jika ada karyawan yang berpuasa, masuk akal sekali, kan, jika di antara pelanggan yang melakukan transaksi juga menjalankan ibadah serupa? Walau tak selalu, rasa lapar yang wajar terjadi saat berpuasa kadang juga membuat orang lebih sensitif dan lebih mudah tersinggung–sekalipun lawan bicara atau orang yang tengah dihadapinya tak ada yang bermaksud demikian.
Apabila karyawan yang melayani pelanggan tidak dapat menunjukkan performanya yang maksimal karena sedang berpuasa, bukan tidak mungkin ada saja pelanggan yang merasa tidak diapresiasi dan kecewa. Risiko jatuhnya tingkat kepuasan pelanggan pun bisa makin besar.
Memastikan karyawan selalu bersikap sopan dan ramah terhadap pelanggan justru harus lebih diketatkan di bulan Ramadan. Selain membuat pelanggan lebih nyaman saat berbelanja, praktik ini juga dapat menjadi nilai lebih bagi bisnis yang dikelola; saat sedang berpuasa pun karyawan masih dapat menunjukkan performa maksimalnya.
Baca juga: Perhatikan Hal Ini saat Menilai Peluang Usaha
Tidak Hanya Berlaku bagi Karyawan Depan
Jika dilihat kembali dari poin-poin sebelumnya, kebanyakan karyawan yang harus dijaga performanya adalah mereka yang berhadapan langsung dengan karyawan. Lalu, bagaimana dengan karyawan yang tidak harus bertatap muka dengan pelanggan, misalnya saja karyawan gudang atau karyawan bagian keuangan?
Sekalipun tidak harus bertemu dengan pelanggan, performa dari mereka yang menjalankan puasa sembari bekerja tetap harus diperhatikan. Berkurangnya asupan nutrisi tidak hanya membuat tubuh mudah lelah dan terasa lemas, tetapi juga dapat mengurangi ketelitian yang dibutuhkan pada saat bekerja.
Bisa dibayangkan jika ketelitian karyawan bagian keuangan berkurang drastis saat menjalankan ibadah puasa? Bisa jadi catatan keuangan yang dilakukan akan berantakan dan keakuratannya pun menurun. Wah, gawat sekali, kan?
Mendata siapa saja karyawan yang berpuasa saat bekerja mungkin terasa berlebihan atau hanya dianggap sekadar kepo saja jika tak ada alasan yang benar-benar khusus, tetapi memantau performa karyawan yang berpuasa kemudian melakukan penyesuaian agar mereka dapat tetap menunjukkan hasil yang maksimal merupakan kualitas yang baik dari seorang pimpinan atau pelaku usaha.
Tak perlu ragu untuk bertanya langsung kepada karyawan apakah performa mereka akan menurun saat sedang berpuasa dan coba tawarkan bantuan sesuai dengan kondisi yang dihadapinya masing-masing. Jangan sampai karyawan merasa terbebani hanya karena mereka menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya.
Jika perlu, bantu kinerja karyawan dengan menggunakan aplikasi majoo yang sudah dilengkapi berbagai fitur andalan untuk mengelola bisnis secara tepat, akurat, dan otomatis! Yuk, gunakan aplikasi majoo sekarang juga!