Sejauh mana seorang pelaku usaha perlu mengenal karyawan yang dipekerjakan?
Pertanyaan ini mungkin kerap melintas di benak para pelaku usaha. Mengenali pribadi karyawan sering kali dianggap sesuatu yang penting untuk dilakukan, tetapi di sisi lain, pendekatan personal semacam ini tak jarang disalahartikan, membuat pelaku usaha enggan untuk melakukannya.
Sebenarnya, mengapa dan seberapa jauh seorang pelaku usaha dapat mencoba untuk mengenali setiap karyawan yang dimilikinya?
Pentingnya Melakukan Pendekatan Personal
Sekalipun mungkin sudah santer terdengar ucapan bahwa “bekerja harus profesional”, kita tak dapat memungkiri bahwa dalam pekerjaan sekalipun, terkadang hal-hal yang personal dapat memengaruhi performa.
Oleh karena itu, sebagai pelaku usaha yang mengharapkan performa terbaik untuk keberlanjutan bisnis, mengetahui hal-hal personal dapat membantu mencapai tujuan bisnis yang dicanangkan secara efektif dan efisien. Sebagai contoh, dengan mengetahui pribadi karyawan yang dimiliki, pelaku usaha dapat memberikan atau menyesuaikan beban kerja, penempatan kerja, hingga jenis pekerjaan yang harus diselesaikan untuk hasil yang optimal.
Alasan ini pula yang melatarbelakangi pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya personal pada saat wawancara kerja. Karena, pribadi seorang karyawan akan sangat menentukan kinerjanya secara umum.
Ada beberapa manfaat yang bisa diterapkan oleh pelaku usaha dalam bisnisnya dengan mengetahui informasi-informasi pribadi karyawan yang dimilikinya, misalnya saja:
Secara Efisien Menentukan Penempatan Kerja
Karyawan yang sudah berkeluarga, terlebih lagi karyawan yang baru saja memiliki anak, mungkin akan merasa berat ketika harus ditempatkan di lokasi kerja yang jauh dari keluarganya. Dengan mengetahui informasi ini, pelaku usaha dapat melakukan plotting area kerja seorang karyawan secara efisien.
Tentu saja, tidak semua bisnis perlu dilakukan di beberapa area sekaligus sehingga membutuhkan penempatan kerja. Namun, bukan berarti mengetahui informasi pribadi ini menjadi sesuatu yang sia-sia. Khususnya bagi karyawan yang memang berada di divisi penjualan dan pemasaran.
Dengan mengetahui informasi ini, pelaku usaha dapat menyasar pelanggan potensial yang berada di area yang sama atau searah dengan karyawan tersebut. Misalnya saja, pelaku usaha dapat meminta karyawan untuk memeriksa klien atau pelanggan yang tempat usahanya berada di dekat sekolah anak dari karyawan tersebut seusai ia mengantarkan anaknya bersekolah demi menjadi relasi bisnis.
Terkait area kerja, ada banyak sekali preferensi maupun pilihan yang hanya bisa disesuaikan jika pelaku usaha mengetahui informasi pribadi dari setiap karyawan yang dimilikinya.
Menempatkan Karyawan pada Posisi yang Sesuai
Apa saja yang dilakukan oleh karyawan di luar jam kerja memang sepenuhnya urusan karyawan itu sendiri, dan bisnis yang dijalankan dengan profesional sebaiknya memang tidak mengusik urusan pribadi tersebut. Namun, ketika pelaku usaha berhasil melakukan pendekatan personal terhadap karyawan tersebut dan mengetahui aktivitas yang biasa dilakukannya di luar waktu kerja, sebenarnya ada manfaat yang bisa diterapkan ke dalam bisnis.
Pelaku usaha yang mengetahui aktivitas karyawan di luar waktu kerja dapat membuat asumsi-asumsi terkait soft skill atau keterampilan khusus yang mungkin dimiliki oleh karyawan terkait. Dengan demikian, mungkin ada posisi-posisi tertentu yang mungkin hanya dapat diisi oleh soft skill yang dimiliki oleh karyawan tersebut saja.
Keputusan ini tentu saja tidak dapat diambil jika seorang pelaku usaha tidak mengenal pribadi karyawannya secara personal. Oleh karena itu, pastikan untuk mencari tahu, setidaknya, preferensi pribadi yang dimiliki oleh karyawanmu agar dapat menempatkannya pada posisi yang sesuai.
Menempatkan orang yang sesuai di tempat yang tepat akan membuat pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih efektif dan efisien. Jika kondisi tersebut terpenuhi, bukan tidak mungkin tujuan bisnis dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat dibanding yang telah direncanakan.
Menjalin Komunikasi yang Baik dengan Karyawan
Mengenal pribadi karyawan tidak hanya terbatas pada mengetahui informasi-informasi personal yang dimiliki oleh karyawan tersebut saja. Dalam bisnis, yang paling penting adalah bagaimana memanfaatkan informasi personal tersebut untuk meningkatkan performa kerja secara efektif dan efisien; salah satu caranya adalah melalui komunikasi yang terjalin baik.
Pelaku atau pemilik usaha yang benar-benar mengerti karyawannya akan menjadi sosok atasan yang dapat diandalkan oleh karyawannya, tidak hanya terkait urusan pekerjaan saja, tetapi juga untuk urusan personal.
Menyediakan telinga untuk mendengarkan curahan hati karyawan mungkin terasa merepotkan dan menghabiskan banyak waktu serta tenaga. Namun, harus diingat bahwa karyawan yang memiliki masalah di luar pekerjaan cenderung tidak dapat bekerja dengan fokus sehingga masalah-masalah yang tadinya terasa personal tersebut dapat merembet juga pada profesinya.
Untuk menghindari situasi di atas, tak ada salahnya untuk bersikap terbuka kepada bawahan dan menjadi atasan yang benar-benar dapat diandalkan. Cari tahu bagaimana pribadi karyawan tersebut sesungguhnya agar dapat mengomunikasikan performanya dalam pekerjaan dengan cara yang tepat. Sebagai seorang pelaku usaha, pendapatan bisnis tentu menjadi tujuan utama yang harus dicapai, bahkan jika harus dicapai dengan melakukan pendekatan personal terhadap setiap karyawan yang dimiliki.
Cobalah untuk mengenal karyawan yang kamu miliki untuk memastikan efektivitas serta efisiensi bisnis dapat tercapai. Setelah mengenal pribadi yang dimiliki oleh setiap karyawanmu, gunakan juga fitur pemantauan karyawan yang dimiliki oleh aplikasi majoo seperti fitur absensi yang dapat membantumu untuk memeriksa karyawan telah menjalankan tugas-tugasnya sesuai ekspektasi.
Dengan memantau kinerja karyawan, kamu dapat mengetahui apabila terjadi masalah. Coba komunikasi dengan pendekatan yang sesuai, tawarkan solusi jika memang memungkinkan. Semakin cepat seorang karyawan menyelesaikan masalah, semakin cepat pula ia dapat fokus pada pekerjaan yang harus diselesaikannya.