AB Testing Adalah: 5 Tujuan dan 12 Langkah Melakukannya

Ditulis oleh Faiqotul Himma

article thumbnail

Uji AB testing akan memberikan dampak user experience yang baik.

Apakah kamu pernah mendengar A/B testing? Kamu mungkin pernah mendengarnya tapi tidak mengetahui kegunaannya. Bisa dikatakan jika A/B testing merupakan salah satu bagian dari pengerjaan website

Ketika kamu membuat website sendiri untuk bisnis atau personal branding-mu, tentunya kamu memiliki beberapa versi desain, bukan? Namun, tentu saja kamu tidak mungkin menggunakan lebih dari satu desain website

Di saat kamu kamu memilih desain website ini, biasanya akan ada masalah yang muncul sehingga pengujian A/B testing memegang peranan penting untuk menentukan desain website yang paling efektif untuk conversion rate. 

Menjaga performa website agar tetap optimal merupakan suatu kewajiban bagi kamu yang memiliki website. Setelah kamu membuat website, hal yang perlu kamu lakukan adalah monitoring semua elemennya bekerja tanpa ada masalah sehingga memberikan user experience yang baik. 

So, agar kamu mengetahui lebih lengkap terkait A/B testing ini, berikut ini pengertian, tujuan, dan langkah melakukannya. Yuk, simak sekarang juga, ya!

Pengertian A/B Testing

AB testing adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui dan membandingkan keunggulan di antara dua jenis website atau aplikasi. Dengan cara ini kamu bisa menentukan keputusan yang akan diambil untuk kedua website atau aplikasi tersebut.

Penggunaan A/B testing bagi para pelaku bisnis memiliki manfaat untuk mengetahui strategi promosi dan pemasaran online yang bisa diterapkan pada bisnisnya. Contoh A/B testing seperti saat kamu membuat website bisnis milikmu, kemudian kamu ingin membandingkan tombol CTA (Call to Action) dengan dua warna yang berbeda.

Dalam hal ini, kamu bisa membuat website dengan dua tombol berbeda. Lalu, bandingkan kedua website tersebut. Carilah tahu tentang website yang lebih banyak dikunjungi dan diklik oleh pengunjung.

Jika kamu sudah mengetahuinya, kamu bisa memilih tombol warna tersebut sebagai tombol CTA sehingga website milikmu pun bisa terus berkembang ke depannya.

Tak hanya itu saja, lho! A/B testing dapat digunakan untuk melakukan pengujian marketing, seperti media sosial, visual marketing, dan lain sebagainya.

Terdapat beberapa elemen yang bisa kamu uji dengan menggunakan A/B testing, seperti berikut ini:

  • Logo
  • Banner
  • Penempatan iklan
  • Tombol
  • Konten
  • Footer
  • Layout halaman
  • Widget
  • Call to Action (CTA)

Tujuan AB Testing

Tujuan utama dari penggunaan AB testing adalah untuk memberikan informasi yang relevan mengenai elemen website-mu sehingga dapat melakukan peningkatan atau penyempurnaan dari masalah yang ditemui. Namun, tak hanya itu saja tujuannya, berikut ini terdapat beberapa tujuan lain dari AB testing, antara lain:

1. Meningkatkan Website Traffic

Kamu dapat melakukan pengujian terhadap postingan blog atau judul halaman situs yang dapat menarik audiens untuk mengunjungi website-mu sehingga kamu dapat mengetahui strategi untuk meningkatkan traffic ke website-mu.

2. Menurunkan Bounce Rate

Dengan menggunakan AB testing, kamu dapat melakukan pengujian terhadap banyak hal pada website, seperti  pengantar pada postingan blog, font, hingga image. Cara ini dilakukan untuk menurunkan bounce rate. Bounce rate adalah persentase jumlah audiens yang mengunjungi website-mu dan memutuskan untuk pergi tanpa membuka halaman kedua.

3. Meningkatkan Conversion Rate

Pengujian lokasi penempatan warna hingga anchor text pada tombol ­Call to Action (CTA) dapat memengaruhi jumlah audiens yang mengklik tombol tersebut untuk sampai ke halaman yang kamu arahkan. AB testing juga dapat membantumu dalam meningkatkan konversi dan leads, lho!

4. Meningkatkan Kualitas Konten

Pengujian pada copy di iklan akan membantumu untuk melihat perbaikan iklan yang sudah kamu buat. Perbaikan ini dapat menghasilkan iklan dengan kualitas konten dan bahasa yang lebih baik dan efektif bagi audiens atau pengunjung website-mu.

5. Meningkatkan User Engagement

Melakukan A/B testing pada elemen-elemen seperti heading letter, CTA, layout, font, warna, dan lain-lain pada halaman website, aplikasi, iklan atau email sehingga membantumu memahami user behaviour pada berbagai perubahan yang akan kamu lakukan. Dengan begitu kamu pun dapat meningkatkan user experience untuk mengoptimalkan kesuksesan pada website, email, atau aplikasi yang kamu miliki

Baca Juga: Call to Action Adalah: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Salah satu tujuan AB testing untuk meningkatkan website traffic.

Cara Melakukan AB Testing

Di bawah ini akan dijelaskan tentang cara melakukan AB testing, dari mengumpulkan data hingga melakukan perubahan berdasarkan hasil uji coba.

1. Mengumpulkan Data

Kumpulkan data dari analisis yang sudah kamu lakukan. Carilah halaman dengan traffic yang tinggi dan halaman yang memiliki tingkat konversi rendah pada website-mu sehingga kamu dapat mengetahui halaman yang perlu ditingkatkan konversi dan leads-nya.

2. Tentukan Target dan Tujuan Utama

Sebelum melakukan perubahan pada halaman website, penting halnya untuk mengetahui dan memahami tujuan yang ingin dicapai dari perubahan tersebut. Dengan begitu, kamu tidak akan kehilangan arah ketika melakukan AB testing.

3. Buatlah Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang akan kamu cari kebenarannya. Hipotesis bisa dibuat ketika muncul suatu masalah pada website. Kamu bisa membuktikan kebenaran hipotesis yang sudah kamu buat dengan menggunakan A/B testing. Kebenaran dari hipotesis yang sudah kamu buat akan terungkap ketika A/B testing sudah selesai dilakukan.

4. Pilihlah Variabel Uji Coba

Ada banyak variabel penting pada sebuah halaman website, seperti wording (pemilihan kata), warna, CTA, image, hingga video. Uji coba ini bisa dilakukan dengan lebih dari satu variabel, tetapi pengujian pada setiap variabel harus dilakukan di waktu yang berbeda.

Perlu diingat bahwa perubahan kecil akan memberikan dampak besar terhadap kesuksesan halaman website yang kamu miliki.

Baca Juga: Leads adalah: Fungsi, Contoh, dan Jenis

5. Buatlah Versi Pembanding

Setelah membuat hipotesis, langkah selanjutnya untuk melakukan AB testing adalah membuat versi pembanding dari halaman website-mu.

Versi pembanding ini cukup penting dalam proses A/B testing karena versi pembanding berfungsi untuk membuktikan penggantian variabel yang akan berdampak signifikan atau tidak daripada versi aslinya.

6. Menjalankan Uji Coba Satu Per Satu

Sebaiknya kamu menjalankan A/B testing satu persatu karena melakukan A/B testing lebih dari satu pada waktu yang sama akan menyulitkanmu.

Misalnya kamu sedang melakukan A/B testing CTA menuju ke landing page A. Dalam waktu yang bersamaan, kamu melakukan A/B testing di landing page A. Kemudian terjadi lonjakan traffic, tentunya kamu akan mengalami kebingungan akan penyebab lonjakan ini. “Apakah karena A/B testing dari CTA atau perubahan pada landing page A?” Oleh karena itu sebaiknya kamu melakukan AB testing satu persatu, ya.

7. Gunakanlah A/B Testing Tools

Dengan menggunakan A/B testing tools semua proses uji coba akan mudah untuk dilakukan. Hal ini karena A/B testing tools me-report beberapa hal tentang website yang kamu miliki, seperti adanya perubahan yang signifikan dari conversion rate di tiap halaman website atau tidak. Berikut ini beberapa A/B testing tools yang bisa kamu gunakan, yaitu VWO, Optimizely, Omniconvert, Crazy Egg, Freshmarketer, dan Convert.

8. Uji Dua Variasi Secara Bersamaan

Pada saat pengujian, pastikan kamu menguji dua variasi secara bersamaan. Cara ini sangat penting untuk mengeliminasi kemungkinan perbedaan waktu yang akan memengaruhi hasil uji coba.

9. Menjalankan A/B Testing Secukupnya

Pengujian dengan menggunakan A/B testing bisa memakan waktu dari hitungan jam hingga beberapa minggu. Salah satu faktor utama yang menentukan durasi AB testing adalah jumlah kunjungan audiens di website milikmu.

Semakin kecil jumlah kunjungan website-mu, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan A/B testing, begitu pula sebaliknya

10. Dapatkan Feedback dari User (Pengguna)

Banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan feedback dari user. Kamu bisa menggunakan polling, survei, atau wawancara pengguna. Apabila kamu menggunakan cara polling atau survei, kamu bisa menempatkannya di website sebagai pop-up.

Dari hasil polling atau survei ini,  kamu bisa mendapatkan informasi terkait perilaku user, alasan mereka mengunjungi website dan melakukan pembelian produk, hingga saran dan kritik untuk website-mu.

Baca Juga: Landing Page: Pengertian, Manfaat, dan Contoh dalam Bisnis

11. Fokus pada Tujuan Utama

Tetaplah fokus dan konsisten pada tujuan utama yang telah kamu tetapkan di awal pengujian. Apabila kamu mengubah tujuan di tengah jalan, kamu akan kebingungan dan akan kesulitan untuk mencari solusinya.

12. Lakukan Perubahan Berdasarkan Hasil

Hipotesis yang kamu buat di awal bisa saja benar atau salah. Kebenaran hipotesis ini baru akan terbukti ketika proses A/B testing sudah selesai dan mendapatkan hasil.

Pada awalnya kamu hanya menduga atas masalah yang muncul di website-mu, lalu dengan hasil dari A/B testing, kini kamu semakin yakin karena didukung dengan data yang relevan. Dengan begitu kamu dapat melakukan perubahan berdasarkan data, bukan hanya dugaan semata.

Kesimpulan

Dalam membuat sebuah website yang berkualitas, conversion rate merupakan sebuah tolok ukur keberhasilan sebuah website.

A/B testing bisa membantumu dalam meningkatkan conversion rate. A/B testing akan mengambil data dari Google Analytics, Omniture, Mixpanel sehingga kamu dapat melihat pergerakan audiens atau pengunjung yang datang ke dalam website-mu setiap harinya.

Bahkan metode A/B testing bisa membuat suatu keputusan berdasarkan data yang valid dari trial and error yang sudah dilakukan. A/B testing ini pun dapat memilih salah satu tampilan UI dan UX yang paling disukai pengunjung.

AB testing sangat penting dilakukan untuk mengoptimalkan proses marketing dalam bisnis yang kamu jalani. Salah satu poin penting dalam melakukan marketing pada bisnis adalah dengan membuat pembukuan seluruh income, outcome, dan expenses yang terjadi dalam bisnis — termasuk biaya marketing, biaya overhead, dan biaya lainnya. Oleh karena itu, pembukuan yang real time dan akurat perlu dilakukan. Kamu bisa mencoba menggunakan aplikasi wirausaha online seperti aplikasi majoo yang memiliki banyak fitur untuk memudahkan segala operasional bisnismu.

Aplikasi majoo juga mempunyai fitur toko online yang terintegrasi dengan website dan dilengkapi dengan berbagai pilihan pembayaran online dan kurir pengiriman, serta tampilan yang responsif terhadap layar handphone dan komputer. Fitur ini juga terintegrasi dengan semua marketplace (Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak) serta layanan pesan antar makanan GrabFood. Untuk inventory pun akan otomatis tersinkronisasi pada semua channel penjualan.

Yuk, segera upgrade level bisnismu dengan menggunakan aplikasi majoo! Tinggalkan cara lama dan mulai #langkahmajoo mu!

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Frequently Asked Question

AB testing adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui dan membandingkan keunggulan di antara dua jenis website atau aplikasi. Dengan cara ini kamu bisa menentukan keputusan yang akan diambil untuk kedua website atau aplikasi tersebut.
Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo