Saat mengelola sebuah bisnis, tentu tidak hanya keuntungan saja yang harus dipikirkan, tetapi juga beragam biaya operasional seperti biaya tenaga kerja tidak langsung.
Pasalnya, belum tentu pula semua pemilik usaha mengetahui keberadaan biaya yang satu ini. Padahal, apabila tidak diperhitungkan dengan benar, bukan tidak mungkin komponen biaya yang satu ini bisa menyebabkan kerugian, lho!
Agar terhindar dari kemungkinan terburuk tersebut, bagaimana jika langsung saja kita bahas serba-serbi terkait tenaga kerja tidak langsung ini! Mulai dari pengertiannya, contoh-contohnya, serta cara menghitungnya. Yuk!
Apa yang Dimaksud Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung dan Contohnya?
Apa yang dimaksud biaya tenaga kerja tidak langsung dan contohnya? Secara singkat, biaya ini merupakan upah atau gaji yang diberikan kepada karyawan yang kinerjanya tidak secara langsung berhubungan dengan penyediaan produk serta jasa.
Kira-kira, kalau dari pengertian tersebut, sudah ada bayangan belum apa yang dimaksud dengan tenaga kerja tidak langsung? Yap, benar sekali! Para karyawan yang memang dipekerjakan untuk urusan administrasi maupun pekerjaan lain yang tak termasuk dalam proses produksi merupakan contoh tenaga kerja tidak langsung.
Tak hanya untuk produksi saja, lho, karena tidak semua usaha memang fokus untuk menghasilkan dan menjual produk, kan? Dalam bisnis yang bergerak di bidang jasa, mereka yang digolongkan sebagai tenaga kerja tidak langsung merupakan karyawan yang tidak secara langsung melayani pelanggan.
Karyawan-karyawan tersebut disebut tenaga kerja tidak langsung karena hasil kerjanya tidak secara nyata berkontribusi terhadap keuntungan bisnis. Meski demikian, biaya ini harus tetap dikeluarkan agar proses bisnis dapat berjalan dengan lancar tanpa gangguan, karena sekalipun tenaga kerja tidak langsung tak menyumbang keuntungan bisnis secara langsung, mereka tetap dibutuhkan untuk menunjang kerja-kerja langsung.
Baca juga: Memahami Rencana Anggaran Biaya, Termasuk Cara Membuatnya
Contoh Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Apa saja, sih, yang termasuk dalam contoh biaya tenaga kerja tidak langsung? Tak perlu bingung, langsung saja kembali kepada pengertian yang telah dijabarkan di atas.
Agar lebih mudah memahami dan mengambil contoh, kita bisa mengambil beberapa kata kunci dari penjelasan di atas, yakni tidak berkontribusi langsung pada keuntungan bisnis, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja, dan menunjang proses bisnis secara keseluruhan.
Dari kata-kata kunci di atas, kita bisa dengan mudah mengidentifikasi pekerjaan seperti apa yang bisa menjadi contoh biaya tenaga kerja tidak langsung; misalnya saja karyawan bagian keuangan yang mungkin tidak terlibat di pabrik untuk memproduksi barang atau menyediakan jasa bagi pelanggan. Namun, tanpa adanya karyawan ini, keuangan bisnis pun tidak tercatat runut, kan?
Contoh lainnya adalah karyawan bagian teknis general affair yang memastikan seluruh karyawan lainnya dapat bekerja dengan nyaman. Meski tidak berhubungan langsung dengan produk dan jasa, keberadaan staf general affair tak bisa diabaikan. Kalau ada karyawan yang komputernya rusak atau jaringannya bermasalah, siapa lagi yang akan memperbaiki dengan cepat, kan?
Jenis Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Apa Saja?
Biaya tenaga kerja tidak langsung apa saja? Secara garis besar, biaya ini mencakup seluruh upah yang harus dibayarkan kepada tenaga kerja tidak langsung, tetapi jika mau dipecah lagi, biaya ini mencakup upah, tunjangan, dan juga biaya kesejahteraan.
Tentu tak semua tenaga kerja tidak langsung akan memperoleh ketiga-tiganya. Umumnya, setiap bisnis memiliki syarat dan ketentuannya masing-masing untuk mengatur apa saja kompensasi yang harus diberikan kepada karyawan.
Untuk karyawan kontrak atau honorer, misalnya saja, umumnya tunjangan dan juga biaya kesejahteraan tidak akan diberikan. Dengan demikian, tenaga kerja tidak langsung tersebut hanya akan menerima upah saja. Namun, beda cerita apabila tenaga kerja tidak langsung yang dipekerjakan ini sudah diangkat sebagai karyawan tetap, biasanya tunjangan dan juga biaya kesejahteraan akan tetap diberikan.
Jadi, selain harus memperhatikan apakah karyawan tersebut termasuk tenaga kerja langsung atau tidak langsung, perhatikan pula ketentuan kontrak yang sudah disepakati bersama untuk mengetahui besarnya biaya tenaga kerja tak langsung yang harus dianggarkan.
Baca juga: Upah adalah: Arti, Sistem, dan Perbedaannya dengan Gaji
Apa Perbedaan Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Tidak Langsung?
Sebenarnya, mengapa kita perlu memperhatikan apakah karyawan tersebut merupakan tenaga kerja langsung atau tak langsung, sih? Bukankah biaya-biaya ini tetap akan diambil dari pos pengeluaran yang sama? Eh, tidak juga, lho!
Meski sama-sama biaya, ada perbedaan biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung, termasuk dari pos pengeluaran mana biaya ini nantinya akan dianggarkan. Mulai penasaran di mana letak perbedaannya? Yak, daripada berlama-lama, langsung saja kita simak bersama-sama di mana letak perbedaan antara biaya tenaga kerja langsung dan juga tak langsung!
-
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Seperti yang sudah kita pahami bersama, biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang digunakan untuk membayar kompensasi atau upah dari karyawan yang kerja-kerjanya berhubungan langsung dengan proses produksi maupun penyediaan jasa. Oleh karena itu, biaya untuk tenaga kerja langsung akan diambil dari biaya produksi atau dari hasil keuntungan dari bisnis yang dijalankan.
Inilah pula mengapa dalam beberapa bidang bisnis, terkadang selain harga barang yang dijual, pelanggan juga harus membayar biaya layanan atau biaya jasa. Biaya ini dibutuhkan untuk menutup biaya tenaga kerja langsung yang menyediakan layanan tersebut.
Dari sini pun pemilik usaha bisa dengan menghitung apakah proses produksi maupun penyediaan layanan yang dilakukan rugi atau tidak. Apabila hasil penjualan lebih kecil dibandingkan dengan seluruh biaya produksi, termasuk biaya tenaga kerja langsung, bisa dibilang bisnis tersebut mengalami kerugian.
Melalui penghitungan tersebut, pemilik usaha pun memiliki ukuran yang jelas untuk menentukan bahwa kinerja karyawannya masih belum maksimal. Tak jarang, penghitungan ini pun dijadikan dasar untuk melakukan efisiensi bisnis.
-
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Nah, jika dilihat dari penjelasan terkait biaya tenaga kerja langsung, perbedaan biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung yang paling utama terletak pada sumber pendanaannya.
Apabila biaya tenaga kerja langsung diambil dari pos pengeluaran produksi, untuk tenaga kerja tidak langsung, pendanaannya diambil dari pos pengeluaran lain. Wajar saja, sebenarnya, karena kinerja yang diberikan oleh tenaga kerja tidak langsung memang tidak berhubungan dengan proses produksi maupun penyediaan barang dan jasa.
Lalu, dari manakah sumber pendanaan untuk biaya yang satu ini? Jawabannya cukup mudah, kok, yakni dari biaya operasional atau yang kerap disebut overhead cost.
Satu hal yang menarik adalah, biaya overhead ini umumnya tidak dipengaruhi dengan besarnya keuntungan, melainkan dari besarnya pengeluaran. Umumnya, overhead ditetapkan hanya boleh maksimal 10% dari total pengeluaran.
Karena diambil dari overhead, pemilik usaha akan sulit untuk mencari relasi antara besarnya pengeluaran untuk tenaga kerja tidak langsung dengan keuntungan bisnis, sehingga sulit pula untuk mengukur seberapa efisien kinerja dari karyawan-karyawan yang tergolong tenaga kerja tidak langsung ini.
Baca juga: Penilaian Kinerja Karyawan: Pengertian, Indikator, dan Contoh
Cara Menghitung Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Setelah memahami apa yang dimaksud dengan tenaga kerja tidak langsung dan juga biaya yang harus dikeluarkan, pertanyaan berikutnya tentu bagaimana cara menghitung biaya tenaga kerja tidak langsung?
Karena ada perbedaan antara biaya tenaga kerja langsung dan tak langsung, mungkin ada yang mengira bahwa cara menghitungnya pun akan berbeda pula, kan? Padahal, sebenarnya tidak ada perbedaan, kok, dalam menghitung biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung?
Yap, benar sekali, untuk mengetahui berapa besar biaya yang harus kita siapkan, kita cukup menghitung jam kerja karyawan tersebut, kemudian mengalikannya dengan upah per jamnya. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan dalam cara menghitung biaya tenaga kerja tidak langsung adalah mencatat terlebih dahulu jumlah jam kerja yang dilakukan oleh karyawan tersebut.
Umumnya, dengan asumsi delapan jam kerja sehari dan lima hari seminggu, jumlah jam kerja tenaga kerja tak langsung akan mencapai 160 jam kerja. Selanjutnya, cukup kalikan dengan upah per jam sesuai dengan yang disepakati. Selesai sudah, upah untuk tenaga kerja tidak langsung pun selesai dihitung.
Menyusun Jurnal Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Ketika sudah bagaimana cara menghitung biaya untuk tenaga kerja tidak langsung, selanjutnya pemilik usaha dapat membuat jurnal biaya tenaga kerja tidak langsung untuk memastikan seluruh transaksi keuangan bisnis tercatat secara runut, dengan demikian, laporan keuangan pun bisa dengan mudah dibuat sebagai pertanggungjawaban bisnis.
Tidak perlu takut, menyusun jurnal biaya tenaga kerja tidak langsung tak ada ubahnya dengan pembuatan jurnal-jurnal lain, kok! Kita hanya perlu menuliskan besarnya uang yang keluar dari arus kas, kemudian menyeimbangkannya dengan mencatatkan pemasukan dari pengeluaran tersebut.
Berbeda dengan jurnal untuk pembelian barang sebagai aset yang nilai penerimaannya bisa diukur sesuai dengan harga belinya, untuk biaya tenaga kerja tidak langsung, penerimaan yang didapat akan dicatatkan sebagai utang gaji dan upah. Ya, benar sekali! Biaya ini akan dicatatkan sama seperti pengeluaran untuk gaji dan upah.
Selayaknya jurnal keuangan, pastikan total nilai pada kolom debet dan kredit sudah seimbang. Jangan lupa untuk mencantumkan tanggal terjadinya transaksi. Karena pengeluaran terjadi untuk pemberian upah, tanggal ini umumnya akan sama setiap bulannya. Mudah sekali, kan?
Meski mungkin terasa merepotkan karena terpisah dari pos pengeluaran produksi, biaya tenaga kerja tidak langsung tetap harus diperhatikan dengan baik, terlebih bagi bisnis yang memang sudah memutuskan untuk menganggarkan overhead dengan nilai yang tetap. Jika pencatatan keuangan dirasa masih merepotkan, coba manfaatkan fitur keuangan dari aplikasi majoo yang siap mencatat seluruh transaksi secara tepat, akurat, dan otomatis!
Yuk, gunakan aplikasi majoo sekarang juga!