Upah adalah salah satu jenis kompensasi yang diterima pekerja. Seperti yang telah diketahui, pekerja akan memperoleh kompensasi setelah menyelesaikan tugasnya dalam kurun waktu tertentu.
Kompensasi yang diterima oleh pekerja dapat berupa gaji atau upah. Sebagian besar orang mungkin menganggap kedua macam kompensasi tersebut sama. Padahal, ada perbedaan gaji dan upah, baik dari sisi pengertian maupun sistemnya.
Untuk memahaminya, yuk baca penjelasan di bawah ini!
Pengertian Upah
Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gaji adalah sejumlah uang yang dibayarkan kepada pekerja dalam waktu tetap. Jadi, perusahaan memberikan kompensasi kepada pekerja dalam rentang waktu yang sama.
Contoh paling jelas ialah gaji karyawan. Apabila seseorang bekerja sebagai karyawan, ia akan memperoleh gaji setiap bulan atau lazim juga disebut payroll.
Baca juga: Apa Itu Payroll? Simak Arti, Fungsi, dan Contohnya di Sini!
Sementara itu, pengertian upah adalah uang serta berbagai hal yang dibayarkan sebagai pembalas jasa atau kompensasi tenaga yang telah dikeluarkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan.
Dengan kata lain, upah tidak selalu diberikan dalam bentuk uang dan tidak diberikan dalam waktu tetap. Pekerja bisa menerima upah dalam bentuk barang berharga lain seperti emas. Bahkan, kadang upah diberikan dalam bentuk makanan.
Waktu pemberiannya pun tidak selalu satu bulan. Sebagai contoh, pekerjaan selesai dalam waktu tiga hari, upah bisa saja langsung diterima oleh pekerja.
Perbedaan Gaji dan Upah
Setidaknya, ada enam perbedaan gaji dan upah. Mari simak poin-poinnya di bawah ini!
1. Status Kepegawaian
Pemberian gaji atau upah salah satunya ditentukan oleh status kepegawaian. Biasanya, perusahaan memberikan gaji kepada karyawan tetap atau karyawan kontrak.
Lalu, untuk pekerja lepas, pekerja harian, pekerja musiman, dan pekerja borongan umumnya perusahaan memberikan upah.
2. Jabatan
Seperti yang sudah diketahui, di perusahaan terdapat level jabatan sesuai dengan hierarki dalam organisasi. Berdasarkan struktur tersebut, tentunya ada perbedaan tingkat jabatan dengan hak dan tanggung jawab yang berbeda pula.
Selain berdasarkan status kepegawaian, pemberian gaji juga biasanya menyesuaikan dengan tingkat jabatan. Sebut saja, tingkat jabatan menengah ke atas seperti manajer, sudah pasti menerima gaji.
Akan tetapi, cukup banyak karyawan dengan tingkat jabatan yang tidak terlalu tinggi menerima kompensasi dalam bentuk upah.
3. Rentang Waktu Kerja
Poin lain yang menjadi perbedaan gaji dan upah ialah rentang waktu kerja. Seperti telah disebutkan sebelumnya, gaji merupakan kompensasi yang biasanya diberikan dalam rentang waktu satu bulan.
Di sisi lain, waktu pemberian upah cenderung tidak tetap tergantung pada lamanya waktu bekerja.
4. Nominal atau Jumlah yang Diterima
Perbedaan lainnya terletak pada nominal yang diterima pekerja. Jumlah gaji umumnya tetap sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati. Sementara itu, nominal upah cenderung tidak tetap dan dipengaruhi oleh kualitas serta kuantitas kerja.
5. Komponen Penyusunnya
Umumnya, gaji yang diterima oleh karyawan tidak hanya gaji, tetapi juga ada tunjangan-tunjangan, misalnya tunjangan jabatan, tunjangan kesehatan, tunjangan transportasi, dan lain-lain.
Sebaliknya, upah biasanya bersifat tunggal, tidak ada tambahan nominal dalam bentuk tunjangan.
Baca juga: Tunjangan Karyawan: Definisi, Jenis, dan Cara Menghitungnya
6. Dasar Penetapan Kompensasi
Terdapat pertimbangan berbeda dalam penetapan gaji dan upah. Umumnya, dasar utama penetapan upah ialah standar perusahaan. Jadi, seorang pekerja yang mengerjakan pekerjaan dari perusahaan multinasional mungkin saja diberi upah dengan standar internasional.
Gaji pun memang bisa mengikuti standar perusahaan. Akan tetapi, dasar utama penentuan gaji ialah kebijakan dan ketentuan pemerintah, mulai dari undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan menteri, dan sebagainya.
Waktu pengerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan juga biasanya memengaruhi nominal upah. Dalam hal gaji, waktu pengerjaan per pekerjaan tidak memengaruhi jumlah gaji. Namun, total pengalaman dan masa kerja dapat memengaruhi besaran gaji.
Kemudian, tingkat kerumitan pekerjaan juga menjadi salah satu dasar penentuan upah. Umumnya, semakin rumit suatu pekerjaan, semakin besar upah yang diterima oleh pekerja.
Untuk gaji, besarnya tanggung jawab yang biasanya berkaitan erat dengan tingkat jabatan merupakan salah satu dasar penentuan gaji. Tak hanya itu, kompetensi, keahlian, serta jenjang pendidikan juga kerap menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan gaji.
Contoh dan Sistem Upah di Indonesia
Penentuan kompensasi yang diterima pekerja perlu diatur dengan sistem upah. Sistem ini adalah strategi atau kebijakan dalam pengaturan upah.
Ada beberapa sistem penentuan upah di dunia kerja. Secara umum, sistem tersebut diatur berdasarkan beberapa poin berikut ini.
1. Sistem Upah Berdasarkan Waktu Kerja
Sistem upah yang pertama dan sangat lazim diterapkan ialah penentuan berdasarkan waktu kerja. Upah dapat dihitung dalam hitungan jam, hari, minggu, atau bulan.
Salah satu contoh upah harian ialah upah yang diterima oleh pekerja pabrik atau upah lembur yang dihitung berdasarkan perhitungan jam.
2. Sistem Upah Berdasarkan Hasil
Ada juga perusahaan yang menghitung upah berdasarkan hasil. Sistem ini umum diterapkan di perusahaan industri atau perusahaan manufaktur.
Baca juga: Memahami Proses Good Manufacturing Process dalam Bisnis
Perusahaan memberikan upah sesuai dengan hasil produksi yang dicapai oleh setiap pekerja. Semakin banyak seorang pekerja menyelesaikan hasil produksi, semakin besar pula upah yang akan diterimanya.
Di samping perusahaan manufaktur, pekerja UMKM di industri kerajinan juga kerap diberi upah berdasarkan hasil kerajinan yang diselesaikannya. Kadang wartawan pun dibayar dengan sistem upah berdasarkan hasil, yaitu sesuai berita yang ia tulis.
Dengan demikian, upah yang diterima oleh satu karyawan dengan karyawan lainnya mungkin berbeda tergantung hasil kerja atau produktivitas masing-masing.
3. Sistem Upah Borongan
Berbeda dengan dua sistem sebelumnya, upah borongan didasarkan pada volume pekerjaan yang disepakati antara pekerja dan pengusaha di awal. Upah borongan adalah upah keseluruhan pekerjaan sejak awal sampai pekerjaan tersebut selesai.
Dengan kesepakatan ini, kemungkinan besar tidak akan ada tambahan upah di luar perjanjian awal.
Sistem ini banyak diterapkan dalam proyek pembangunan. Pekerja yang terlibat umumnya pekerja lepas dan upah yang diberikan merupakan perhitungan keseluruhan untuk pekerjaan pembangunan hingga selesai.
Ketiga jenis sistem tersebut ialah sistem pengelolaan umum dalam penentuan upah. Meskipun begitu, masih ada sistem lain seperti sistem upah co-partnership dan premi.
Dalam sistem co-partnership, upah yang diberikan kepada pekerja berbentuk saham atau obligasi perusahaan. Perusahaan yang menerapkan sistem ini umumnya berharap karyawan bisa makin produktif sebab adanya kepemilikan atas perusahaan.
Kemudian, sistem premi adalah upah yang mungkin diterima pekerja karena bekerja di luar kelaziman. Contoh upah dengan sistem premi, misalnya bekerja di luar jam kerja, melakukan pekerjaan yang sangat berbahaya, atau mempunyai keterampilan khusus.
Baca juga: Soft Skill Adalah: Pengertian, Contoh, dan Cara Meningkatkan
Jenis Upah
Kamu sudah mengetahui pengertian, sistem, dan contoh upah, kini saatnya mengenali jenis-jenis upah. Berikut ini penjelasannya.
1. Upah Nominal atau Money Wages
Upah nominal adalah sejumlah uang yang dibayarkan kepada pekerja secara tunai sebagai imbalan atas jasa atau pelayanan sesuai dengan perjanjian.
Karena itu, upah nominal sering juga disebut money wages sehubungan dengan pemberiannya memang dalam bentuk uang.
Biasanya, tidak ada tambahan atau keuntungan lain yang ditambahkan ke dalam jenis upah yang satu ini.
2. Upah Nyata atau Real Wages
Upah nyata atau real wages adalah upah yang benar-benar harus diterima oleh seseorang yang berhak. Penentuan upah nyata biasanya berkaitan erat dengan daya beli pekerja yang bersangkutan.
Tentunya, daya beli ini dipengaruhi oleh besaran upah yang diterima oleh pekerja serta biaya hidup yang diperlukan.
Berbeda dengan upah nominal, upah nyata tidak selalu diterima dalam bentuk uang. Kadang jenis upah ini diberikan dalam wujud fasilitas yang setara dengan nilai uang yang seharusnya diberikan.
3. Upah Hidup
Bukan tanpa alasan jenis upah ini disebut upah hidup, yaitu karena upah yang satu ini harus relatif cukup membiayai keperluan hidup yang luas.
Artinya, tidak hanya sebatas bisa memenuhi kebutuhan pokok, tetapi juga dapat menyelesaikan kebutuhan sosial keluarga seperti pembayaran premi asuransi jiwa, dana pendidikan, dan lain-lain.
4. Upah Minimum atau Minimum Wages
Upah minimum merupakan batas upah paling kecil yang harus diberikan pemberi kerja kepada penerima kerja supaya pekerja bisa memenuhi kebutuhannya. Maka dari itu, cost of living perlu diperhatikan dalam penentuan upah minimum.
Adapun tujuan pemberlakukan upah minimum, antara lain:
- Menonjolkan peran tenaga kerja sebagai subsistem kreatif dalam suatu sistem kerja
- Melindungi kelompok kerja dari sistem pemberian upah yang kurang adil atau kurang memuaskan
- Mendorong adanya pemberian upah yang sesuai dengan nilai pekerjaan setiap pekerja
- Mengupayakan terjaminnya ketenangan dalam bekerja
5. Upah Wajar atau Fair Wages
Sesuai namanya, upah wajar adalah upah yang nominalnya dianggap cukup wajar baik oleh pengusaha maupun pekerja sebagai imbalan jasa atau tenaga pekerja untuk perusahaan.
Besaran upah wajar ini tentu bervariasi dan ada dalam rentang upah minimum dan upah hidup. Pemberian upah wajar diperkirakan cukup untuk menyelesaikan kebutuhan-kebutuhan karyawan beserta keluarganya.
Bentuk Upah
Meskipun upah lazim diberikan dalam bentuk uang, KUH Perdata pasal 1601-p mengatur tentang hal ini dan menyebutkan bahwa upah dapat berbentuk hal lain sebagai berikut ini.
- Upah dapat berbentuk bahan pangan, bahan bakar, dan bahan penerangan.
- Pakaian seragam atau seragam kerja.
- Hasil perusahaan yang ditentukan bagi karyawan.
- Sejumlah nominal yang diberikan selama masa cuti dan lain-lain.
Nah, terkait upah yang berbentuk uang, pasal 1602h menyebutkan bahwa upah harus dibayarkan dengan alat pembayaran yang sah, yaitu mata uang Indonesia. Apabila upah ditetapkan dengan mata uang asing, perhitungannya didasarkan pada kurs pada waktu serta tempat pembayaran.
Baca juga: Menghitung Penghasilan Tidak Kena Pajak? Begini Caranya!
Kesimpulan
Setiap orang yang bekerja tentu mengharapkan kompensasi atau imbalan, baik dalam bentuk gaji ataupun upah. Sebelumnya, kamu telah mengetahui pengertian upah dan gaji.
Upah adalah uang atau hal lain yang diberikan kepada pekerja sebagai imbalan atau kompensasi atas tenaga yang dikeluarkannya dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Sementara itu, gaji adalah sejumlah uang yang dibayarkan kepada karyawan pada waktu yang tetap. Dari pengertian tersebut, sudah terlihat bahwa perbedaan gaji dan upah salah satunya dari aspek bentuk.
Gaji selalu diberikan dalam bentuk uang, sedangkan upah mungkin diberikan dalam wujud barang berharga lain, seperti saham, obligasi, emas, bahan pangan, bahan bakar, bahan penerangan, dan lain-lain.
Lalu, sistem upah dan gaji juga relatif berbeda dari sisi waktu pemberian. Gaji rata-rata diberikan setiap bulan. Namun, tidak ada waktu tetap untuk pemberian upah sebab biasanya tergantung waktu penyelesaian pekerjaan.
Upah juga memiliki perhitungan tersendiri, yaitu ada yang didasarkan pada waktu kerja, hasil kerja, atau borongan. Hal ini umumnya ditetapkan dan disepakati sebelum pekerjaan dimulai.
Sebagai pemilik usaha, penting sekali untuk memahami sistem, contoh, dan jenis upah. Dengan begitu, kamu dapat memberikan upah yang adil bagi karyawan.
Apabila kamu kesulitan melakukan pengelolaan karyawan serta pengelolaan gaji atau upah karyawan, kamu bisa mempertimbangkan penggunaan aplikasi POS yang dilengkapi fitur manajemn karyawan.