Carrying Cost Adalah Komponen Penting dalam Bisnis, Apa Itu?

Ditulis oleh Nisa Destiana

article thumbnail

Rata-rata bisnis yang menjual produk akan harus menyimpan stok produk. Dari proses penyimpanan tersebut, lahir carrying cost atau holding cost. Carrying cost adalah biaya yang perlu dikeluarkan oleh bisnis untuk menyimpan persediaan.

Beberapa dari kamu mungkin kerap mengeluarkan biaya dalam penyimpanan persediaan, tetapi mungkin tidak semuanya familier dengan istilah tersebut. 

Karena itu, kali ini kami telah menyiapkan pembahasan, mulai dari pengertian, komponen, hingga rumus carrying cost. Supaya lebih jelas, mari simak selengkapnya di bawah ini!

Pengertian Carrying Cost

Baik di perusahaan manufaktur, distribusi, ataupun ritel, stok produk yang tersedia umumnya tidak langsung terjual 100%. Maka dari itu, perusahaan perlu menyimpan stok produk. 

Nah, biaya penyimpanan atau carrying cost adalah sejumlah tertentu biaya yang perlu dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyimpan barang yang belum terjual. Karena berhubungan dengan penyimpanan, jenis biaya ini juga kadang disebut sebagai inventory carrying cost

Mengapa perlu biaya terkait penyimpanan stok produk? Tentu agar produk yang belum terjual terjaga dengan baik sehingga kualitas produk tidak turun selama masa penyimpanan. 

Beberapa contoh biaya yang masuk dalam kategori biaya penyimpanan, antara lain biaya sewa gudang, biaya asuransi, biaya transportasi, depresiasi, biaya hilang atau kerusakan barang, dan lain-lain.

Umumnya, total holding cost atau biaya penyimpanan dinyatakan sebagai persentase dari total persediaan perusahaan selama waktu tertentu. Rata-rata nilai biaya penyimpanan ialah 20%-30% dari total persediaan perusahaan. 

Informasi tentang biaya penyimpanan bermanfaat bagi bisnis. Dengan mengetahui holding cost, bisnis bisa mengetahui jumlah keuntungan yang dihasilkan dari inventaris dan memberi tahu bisnis batas waktu penyimpanan persediaan yang tidak terjual sebelum bisnis kehilangan terlalu banyak dana.

Tak hanya itu, informasi tentang holding cost juga membantu bisnis menentukan apa yang bisnis butuhkan untuk mempertahankan tingkat persediaan. Informasi atau nilai ini juga menjadi salah satu dasar bagi bisnis dalam membuat keputusan untuk menambah atau mengurangi persediaan produk demi memastikan cash flow yang stabil.

Baca Juga: Mengenal Perpetual Inventory System: Konsep dan Prinsip Dasar

Komponen-Komponen Inventory Carrying Cost

Supaya kamu bisa mengetahui nilai carrying cost atau holding cost, tentu kamu perlu menghitungnya. Namun, sebelum kami bahas rumus perhitungannya, sebaiknya kamu mengenal komponen-komponen dalam biaya penyimpanan terlebih dahulu.

Dengan mengetahui komponennya, kamu dapat lebih memahami tentang holding cost dan perhitungannya. Selain itu, kamu juga bisa menghindari risiko kekeliruan perhitungan. 

Biaya modal

Salah satu elemen dalam holding cost ialah biaya modal. Biaya bunga dan biaya atas uang yang diinvestasikan dalam persediaan yang tidak terjual termasuk dalam biaya modal. 

Mengapa biaya modal termasuk dalam holding cost? Alasannya, perusahaan mungkin mengorbankan potensi pendapatan dari modal tersebut, maka biaya modal perlu masuk dalam perhitungan.

Biaya layanan inventaris

Selanjutnya, biaya layanan inventaris juga masuk dalam elemen biaya penyimpanan. Secara sederhana, biaya layanan inventaris adalah biaya-biaya teknis yang berkaitan dengan penyimpanan persediaan yang belum terjual di gudang.

Adapun beberapa jenis biaya yang termasuk biaya layanan inventaris, di antaranya perangkat keras, pajak, dan asuransi inventaris yang disimpan.

Biaya sewa ruang penyimpanan

Penyimpanan persediaan yang belum terjual pasti membutuhkan tempat. Jika perusahaan tidak memiliki gedung sendiri, maka perusahaan perlu menyewa ruang penyimpanan untuk gudang.

Dengan demikian, biaya sewa gudang atau ruang penyimpanan perlu masuk dalam komponen holding cost. Biaya ini mencakup seluruh pengeluaran yang perlu dikeluarkan perusahaan untuk menyewa gudang dan biaya terkait.

Sebut saja, biaya utilitas atau biaya transportasi merupakan biaya terkait dengan biaya sewa ruang penyimpanan. 

Paham cara perhitungan carrying cost mencegah bisnis merugi akibat terlalu lama menyimpan persediaan barang

Biaya risiko inventaris

Selama persediaan atau stok produk disimpan di gudang, kualitas produk tidak selalu sama. Persediaan bisa rusak, hilang, kedaluwarsa, dicuri, dan mengalami depresiasi atau penyusutan nilai.

Hal-hal di atas tentu mengakibatkan bisnis mengalami kerugian. Sehubungan dengan itu, faktor-faktor di atas dihitung sebagai biaya risiko inventaris.

Dengan kata lain, biaya risiko inventaris mengacu pada setiap risiko yang menyebabkan berkurang atau hilangnya nilai barang atau persediaan yang tidak terkait dengan penjualan.  

Sebagai ilustrasi dari berbagai komponen di atas, mari lihat contoh kasus berikut ini.

A adalah perusahaan yang memproduksi barang elektronik. Barang-barang elektronik tersebut disimpan di gudang sebelum dikirim ke lokasi ritel. Untuk menyimpan persediaan barang tersebut, perusahaan A perlu menyewa atau membeli gudang.   

Perusahaan A juga perlu membayar biaya utilitas, keamanan, pajak properti dan asuransi, hingga membayar staf untuk mengangkut inventaris masuk dan keluar dari gudang. 

Seluruh biaya tersebut menambah nilai biaya penyimpanan perusahaan A sebab biaya-biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk menyimpan persediaan yang belum dijual.

Baca Juga: Memahami Permasalahan Dalam Sistem Manajemen Inventory

Rumus Carrying Cost dan Contoh Perhitungannya

Seperti telah disebutkan sebelumnya, memahami cara menghitung holding cost membantumu menentukan jumlah keuntungan yang bisa dihasilkan dari inventaris. 

Lalu, perhitungan carrying cost juga menghindarkan bisnis dari kerugian akibat menyimpan terlalu lama menyimpan persediaan barang.

Nah, biaya penyimpanan sama dengan jumlah penyimpanan persediaan dibagi dengan nilai total persediaan, lalu dikalikan 100 untuk memperoleh persentase. Jadi, untuk menentukan biaya penyimpanan atau inventory carrying cost, kamu dapat menggunakan rumus berikut ini. 

Biaya penyimpanan (%) = (Jumlah penyimpanan persediaan/Nilai total persediaan) x 100

Adapun langkah-langkah perhitungannya, yaitu:

  • Menentukan nilai setiap komponen dalam biaya persediaan

Seperti telah dibahas sebelumnya, terdapat komponen biaya modal, biaya layanan inventaris, biaya sewa ruang penyimpanan, dan biaya risiko inventaris. Nah, tentukan terlebih dahulu nilai komponen biaya persediaan tersebut.

  • Ketahui jumlah penyimpanan persediaan

Untuk menghitung jumlah penyimpanan persediaan, tambahkan komponen biaya persediaan yang kamu tentukan di langkah sebelumnya. Sebagai contoh:

Jumlah penyimpanan persediaan = Biaya modal + Biaya layanan inventaris  + Biaya sewa ruang penyimpanan + Biaya risiko inventaris

  • Menentukan nilai total persediaan

Kemudian, kamu perlu mencari tahu jumlah persediaan yang tidak terjual atau disimpan di gudang dan tentukan nilainya.

  • Bagi jumlah persediaan dengan nilai total persediaan

Terakhir, bagi jumlah penyimpanan inventaris dengan nilai total persediaan yang kamu tentukan pada langkah sebelumnya. Setelah itu, hasil pembagian tersebut tinggal kamu kalikan 100 untuk memperoleh biaya penyimpanan dalam bentuk persentase. Supaya lebih jelas, mari lihat contoh perhitungan di bawah ini!

Contoh perhitungan carrying cost:

Misal, kamu memiliki perusahaan furnitur dan menyimpan persediaan yang tidak terjual di gudang. Nilai total inventaris berjumlah Rp100.000.000. Adapun biaya layanan inventaris, biaya modal, biaya sewa ruang penyimpanan, dan biaya risiko inventaris senilai Rp20.000.000. Dengan menggunakan informasi ini, kamu dapat menghitung holding cost sebagai berikut ini.

Diketahui:

  • Jumlah penyimpanan persediaan = Rp20.000.000

  • Nilai total persediaan = Rp100.000.000

Perhitungan:

Biaya penyimpanan = (Jumlah penyimpanan persediaan/Nilai total persediaan) x 100%

Biaya penyimpanan = (Rp20.000.000 / Rp100.000.000) x 100% 

Biaya penyimpanan = 20%

Dengan kata lain, perusahaan furnitur milikmu mengeluarkan inventory carrying cost sebesar 20% dari total nilai persediaannya. 

Terkait penyimpanan, kamu juga perlu memperhatikan risiko munculnya biaya lain seperti extra carrying cost. Sebagai informasi extra carrying cost adalah biaya yang terpaksa kamu keluarkan karena bahan baku datang lebih awal, akibatnya kamu harus menyimpan bahan baku lebih lama.  

Di luar itu, masih banyak risiko biaya terkait penyimpanan lainnya. Agar biaya-biaya tersebut bisa ditekan, kamu perlu memiliki manajemen inventory yang baik. Pertimbangkan penggunaan aplikasi yang memudahkan pengelolaannya, ya! 


Sumber: 

  • https://www.investopedia.com/terms/c/carrying-costs.asp

  • https://accurate.id/akuntansi/biaya-penyimpanan/ 

  • https://www.sap-express.id/blog/pengertian-holding-cost/ 

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo