Cold Calling Adalah: 3 Alasan dan 5 Trik Melakukannya

Ditulis oleh Andiana Moedasir

article thumbnail

Kegiatan cold calling masih dilakukan oleh banyak perusahaan besar di tengah gencarnya pemasaran dan penjualan melalui media sosial.

Apakah kamu pernah menerima telepon pada jam-jam tertentu dan ternyata pihak yang meneleponmu itu hendak menawarkan sebuah jasa atau produk?

Dikutip dari Investopedia, cold calling adalah teknik yang dilakukan oleh pelaku bisnis untuk menghubungi target pelanggan via telepon dan memberikan penawaran produk/jasa yang dijual.

Cold calling adalah salah satu strategi yang digunakan untuk meningkatkan penjualan sebuah produk. 

Meski pada kenyataannya, melakukan cold calling dibutuhkan lebih banyak biaya dibandingkan metode penjualan lainnya, ternyata strategi cold calling bisa mendatangkan penjualan lebih cepat.

Selain masalah biaya yang lebih besar, aktivitas cold calling memiliki banyak tantangan. Misalnya kamu harus siap menerima berbagai penolakan dari prospek yang kamu hubungi.

Pertanyaan pentingnya adalah, apakah di era digital seperti sekarang, metode cold calling masih efektif? 

Mengutip dari HubSpot, mayoritas perusahaan B2B kelas atas masih sering melakukan metode cold calling.

Walaupun terlihat old-fashioned, nyatanya metode ini dinilai masih efektif untuk menggaet pelanggan. Melakukan cold calling juga tidak mudah, karena memerlukan strategi jitu dan percobaan berulang kali.

Biasanya banyak orang yang langsung menolak penawaran produk via telepon, langsung memutus sambungan, atau bahkan tidak mengangkatnya jika sudah mengenali nomor telepon yang digunakan. 

Jadi, bagaimana caranya agar dapat menggaet konsumen baru agar tertarik dan mau membeli produk atau jasa yang kamu tawarkan? Simak artikel ini, yuk, Majoopreneurs!

Pengertian Cold Calling Adalah

Cold calling adalah teknik yang dilakukan oleh penjual untuk menghubungi target pelanggan yang sebelumnya tidak menunjukkan minat pada produk yang ditawarkan hingga akhirnya tertarik.

Menjadikan target pelanggan itu membeli produk atau jasa yang ditawarkan, itu adalah tahap berikutnya. Jika sudah mau membeli, tentu saja menjadi bonus. 

Inti dari cold calling adalah memperkenalkan dan menawarkan produk atau jasa.

Sudah terbayang bahwa teknik yang satu ini cukup menantang, bukan?

Mengapa disebut menantang? Karena penjual atau pebisnis harus mampu merebut hati dari calon pelanggan potensial yang sebelumnya tidak memiliki minat dengan produk yang ditawarkannya.

Apakah kamu tahu bahwa cold calling adalah salah satu teknik pemasaran tertua dan paling umum dilakukan oleh tenaga penjualan?

Saat ini bidang pemasaran memang sudah lebih canggih seiring berkembangnya kemajuan internet. Hal itu membuat content marketing atau social media marketing pun lebih dipilih oleh banyak pelaku bisnis.

Namun, bukan berarti kini tidak ada sama sekali perusahaan yang menggunakan teknik cold calling.

Pernyataan itu diperkuat oleh penjelasan HubSpot bahwa teknik ini masih tetap dilakukan oleh perusahan B2B level atas.

Melakukan cold calling sendiri tidak mudah karena tenaga penjualan harus pantang menyerah dalam menawarkan produknya.

Tidak sedikit dari mereka yang mendapatkan penolakan dari para calon pelanggan yang sudah dihubunginya. Kamu pernah menolak telepon dari nomor tidak dikenal, Majoopreneurs?

Bahkan, ada pula calon pelanggan yang langsung memutus sambungan telepon dan memberikan kekerasan verbal.

Hal tersebut sudah menjadi risiko dalam melakukan teknik cold calling. Oleh karena itu, melakukan pendekatan kepada calon pelanggan menggunakan teknik ini perlu banyak persiapan.

Baca Juga: Alasan Penting dan Strategi Follow Up

Kelebihan dan Kekurangan Cold Calling

Apakah kamu pernah berpikir, kalau memang conversion rate terhadap penjualan cukup rendah, mengapa masih ada perusahaan yang melakukan dan mempertahankan metode atau teknik cold calling ini?

Ada banyak alasan perusahaan, terutama pelaku B2B untuk tetap menggunakan teknik cold calling baik untuk menciptakan sales maupun untuk mendapatkan klien potensial.

Kelebihan Cold Calling:

  • Cold calling merupakan salah satu teknik penjualan yang bersifat aktif, sehingga dengan melakukan sales call (by phone atau direct visit), reaksi target atau prospek bisa langsung diidentifikasi.
  • Perusahaan bisa langsung menjelaskan berbagai keuntungan dari produk yang ditawarkan.
  • Bagi beberapa orang atau instansi, sales call menunjukan keseriusan.
  • Pada saat ini cold calling bisa dilakukan dengan berbagai sales tools canggih yang sangat membantu tingkat keberhasilan teknik tersebut.

Kekurangan Cold Calling:

  • Rata-rata tingkat konversi (conversion rate) terhadap closing penjualan sangat rendah.
  • Bagi banyak orang atau instansi, teknik cold calling dianggap sebagai praktik spamming yang sangat mengganggu.
  • Banyak digunakan oleh beberapa orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan.

3 Alasan Menerapkan Kegiatan Cold Calling

Di bawah ini adalah tiga alasan yang dapat kamu pertimbangkan untuk menerapkan kegiatan cold calling dalam melakukan aktivitas penjualan.

1. Cold calling menarik perhatian prospek

Media sosial, PPC, email, blog dan tools lain bisa kamu gunakan untuk melakukan marketing secara digital. Namun, semua itu cara pasif dalam menarik prospek. 

Jika kamu melakukan cold calling, kamu akan lebih aktif dalam memasarkan produk, Majoopreneurs. Kamu juga akan lebih mudah menarik perhatian prospek.

2. Dapat dengan mudah mengenali minat prospek

Dari nada suara yang kamu dengar melalui percakapan dengan prospek, tentu akan sangat mudah menebak apakah prospek ini memiliki minat terhadap  produk/layanan yang kamu tawarkan atau tidak. 

Jangan lupa arahkan prospek mengunjungi website atau landing page dan media sosial bisnismu.

Jika setelah sekitar dua minggu tidak ada kabar dari prospek tersebut, kamu dapat menelponnya kembali untuk mencari tahu minat mereka. 

Jika dalam panggilan kedua kamu tidak mendapatkan jawaban, beri waktu lagi. Ketika kamu melakukan panggilan ketiga kalinya, pastikan kamu mendapatkan komitmen dari mereka. Jika tidak ada komitmen, segera tutup negosiasi dan carilah prospek lain.

3. Menjalin hubungan lebih pribadi

Jika dibandingkan dengan komunikasi melalui email atau social media, komunikasi melalui telepon masih menjadi cara terbaik untuk menjalin hubungan dengan prospek. 

Dengan cold calling, kamu dapat mencari target audiens kamu dengan melihat minat mereka. Ketika kamu merasa bahwa prospek ini memiliki minat, selanjutnya kamu dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan prospek tersebut.

 Agar cold calling berjalan mulus dan berhasil memikat calon konsumen, kamu harus mengetahui triknya.

5 Trik dan Cara Efektif Melakukan Cold Calling

Berikut ini beberapa cara efektif yang bisa kamu jadikan pedoman sebelum mulai melakukan cold calling, antara lain:

1. Harus melakukan riset

Riset adalah hal paling penting untuk dilakukan sebelum mulai melakukan cold calling. Tanpa riset mengenai target calon pelanggan, tentu kamu akan kesulitan untuk menawarkan produk.

Dari riset tersebut akan diketahui seperti apa karakter dari calon pelanggan yang kamu targetkan tersebut, sehingga kamu bisa memutuskan bentuk pendekatan yang akan dilakukan.

Misalnya, kamu akan menawarkan motor matic versi terbaru kepada pelanggan, pastikan sudah mengetahui latar belakang pekerjaannya.

Pastinya kamu akan ditolak jika misalnya calon pelanggan yang ingin kamu tawarkan motor matic tersebut ternyata sudah memiliki dua buah motor bermerek dan jenis persis sama dengan penawaranmu.

2. Siapkan kalimat pembuka yang menarik 

Berbicara secara langsung dan melalui panggilan telepon tentunya tidak sama. Bagi sebagian orang ada yang merasa lebih mudah saat berbicara secara langsung daripada melalui telepon.

Kamu bisa persiapkan kalimat pembuka untuk melakukan panggilan. Mengapa hal ini sangat penting?

Karena kalimat pembuka sangat menentukan, apakah target prospek atau calon pelanggan mau terus mendengarkan penjelasanmu atau justru mengakhiri panggilan?

3. Tulis poin penting yang ingin dijelaskan 

Konsep sangat membantu proses cold calling yang akan kamu lakukan. Saat sudah mempersiapkan konsepnya, tentu kamu tidak akan bingung saat akan menjelaskan tentang produkmu.

Dalam membuat konsep, tuliskan saja poin-poin penting yang ingin kamu katakan kepada calon pelanggan.

Jadi, saat melakukan panggilan kamu tidak perlu membaca kata per kata dari konsep yang telah dibuat.

Poin penting dari konsep akan membantumu tetap fokus untuk menawarkan produk sehingga pembicaraan tidak akan melebar ke mana-mana.

4. Bicaralah dengan percaya diri 

Dilansir dari Yesware, terdapat studi yang menunjukkan bahwa 80% tenaga penjualan gagal karena mereka ragu saat berbicara di panggilan telepon.

Inilah tantangan untukmu ketika melakukan teknik cold calling adalah mengatasi keraguan saat berbicara di telepon.

Wajar, kok, kalau kamu merasa gelisah atau gugup sesaat sebelum melakukan panggilan ke target prospek.

Itu sebabnya, sebaiknya persiapkan diri sebaik mungkin sebelum melakukannya. Saat persiapanmu sudah matang, tentunya bisa lebih percaya diri saat melakukan cold calling.

5. Tidak mudah menyerah

Kamu sudah tahu, kegiatan cold calling adalah salah satu teknik di dunia sales yang cukup sulit. Jadi, kamu harus pantang menyerah agar bisa mendapatkan hati pelanggan.

Hal tersebut bisa semakin berat jika cold calling dilakukan kepada calon konsumen yang tidak memiliki minat sama sekali kepada produk yang kita tawarkan.

Tentunya, meyakinkan mereka agar mau mencoba produk akan lebih sulit. Oleh karena itu, kerja keras dan kegigihan sangatlah diperlukan.

Baca Juga: Memaksimalkan Tim Customer Care dalam Pengembangan Bisnis! 

Kesimpulan

Sebagai salesman, kamu perlu fokus lebih banyak menginformasikan keunggulan dan manfaat produk saat melakukan cold calling. Buktikan bahwa produk yang kamu tawarkan memiliki kualitas terbaik.

Tetap tenang dan penuh percaya diri saat melakukan cold calling melalui telepon adalah salah satu kunci sukses kamu untuk memikat hati target konsumen.

Apabila prospek menyatakan keberatan, kamu cukup menanggapi mereka dengan cara berempati dan menyetujui perasaan mereka. Caranya dengan kalimat yang menginformasikan tambahan keunggulan produk kamu dibandingkan pesaing.

Dengan begitu, target prospek kamu tidak merasa digurui apalagi dipaksa. Benar, kan? Nah, sekarang kamu bisa lanjutkan dengan menelpon target prospek berikutnya, Majoopreneurs. 

Jangan lupa baca artikel majoo yang lain agar bisnismu tumbuh berkembang lebih maju. Ada pertanyaan? Bisa hubungi majoo, ya!

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Frequently Asked Question

Riset adalah hal paling penting untuk dilakukan sebelum mulai melakukan cold calling. Tanpa riset mengenai target calon pelanggan, tentu kamu akan kesulitan untuk menawarkan produk. Dari riset tersebut akan diketahui seperti apa karakter dari calon pelanggan yang kamu targetkan tersebut, sehingga kamu bisa memutuskan bentuk pendekatan yang akan dilakukan.
Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
whatsapp logo