Percaya, tidak, bahwa memahami customer segment merupakan kunci kesuksesan bisnis masa kini? Bagaimana, tidak? Customer segment adalah upaya untuk membuat segmentasi pelanggan berdasarkan berbagai kategori yang ada, baik secara demografis, geografis, perilaku, maupun persepsinya terhadap bisnis. Dengan perkembangan zaman yang memudahkan komunikasi serta interaksi seperti sekarang, memahami segmentasi ini dapat membantu pemilik usaha menyusun strategi pemasaran yang paling efektif dan efisien dalam mendorong angka penjualan.
Namun, rupa-rupanya tak semua pemilik usaha mengetahui apa yang dimaksud dengan customer segment. Sayang sekali, kan, mengingat pentingnya konsep yang satu ini di dalam bisnis.
Nah, agar bisnis bisa semakin cuan, langsung saja kita bahas mengapa customer segment merupakan sesuatu yang penting untuk diterapkan dalam bisnis, yuk!
Apa Isi Customer Segment?
Sebenarnya apa, sih, isi customer segment? Secara singkat kita bisa menjelaskannya dengan segmentasi pelanggan yang ingin kita incar. Seperti yang kita ketahui bersama, setiap bisnis memiliki segmen pasar yang berbeda-beda.
Nah, dengan memahami adanya segmentasi ini, kita dapat menyusun strategi pemasaran yang lebih sesuai dengan segmen yang ada, sehingga kemungkinan pelanggan untuk melakukan pembelian pun lebih besar. Namun, tentu saja ini hasil ini baru bisa dicapai apabila kita benar-benar mengetahui isi customer segment.
Dalam konsep customer segment, pelanggan yang ada akan dibagi berdasarkan kategori-kategori yang sudah ditentukan. Dengan adanya pembagian tersebut, pemilik usaha tak hanya dapat mengenal pelanggan yang potensial untuk bisnisnya, tetapi juga mampu menyediakan produk serta jasa yang memang sesuai dengan segmen tersebut.
Hanya saja, perlu diketahui bahwa dengan memilih untuk berfokus pada salah satu segmen saja, artinya kita akan mengabaikan kebutuhan yang dimiliki oleh segmen pelanggan lainnya.
Baca juga: Apa Itu Customer Experience? Simak Pengertian dan Contohnya!
Mengenal Fungsi Customer Segment
Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan customer segment, tentu sudah terbayang, kan, apa fungsi customer segment? Yak, benar sekali! Customer segment dibutuhkan untuk merancang kegiatan penjualan dan pemasaran bisnis sesuai dengan pasar yang ditarget.
Bahkan, tak jarang pemilik usaha menjadikan customer segment ini sebagai dasar untuk seluruh operasional bisnisnya. Jadi, tak hanya sebatas kegiatan penjualan dan pemasarannya saja, segmen pelanggan juga akan menentukan bagaimana proses produksi dijalankan, misalnya produk apa yang ingin dibuat dan fitur apa saja yang sebaiknya disediakan.
Fungsi customer segment yang paling penting adalah memastikan bisnis dijual dan dipasarkan dengan cara yang tepat sesuai dengan calon pelanggan yang ingin ditarget. Bisnis yang menyasar segmen pelanggan ibu-ibu yang gemar memasak, misalnya saja, tentu tidak akan laku apabila dipasarkan dengan bahasa gaul kekinian yang mungkin hanya dimengerti oleh mereka yang masih sekolah, kan?
Apa Saja Jenis Customer Segment?
Seperti yang sudah sempat disinggung sebelumnya, customer segment umumnya dibagi berdasarkan kategorinya. Nah, kategori-kategori ini bisa menjadi jenis segmentasi yang dapat digarap secara serius oleh pemilik usaha sesuai dengan sifat bisnis yang dijalankannya.
Setidaknya, ada lima kategori segmentasi pelanggan yang umum digunakan, mulai dari segmentasi berdasarkan demografi, geografi, perilaku, manfaat, dan juga sifat pelanggan itu sendiri.
Tidak perlu bingung, langsung saja kita bahas satu per satu setiap jenis customer segment yang ada ini, yuk!
1. Segmentasi Demografis
Sesuai dengan namanya, segmentasi demografis merupakan pembagian segmen pelanggan berdasarkan data demografinya. Data ini mencakup jenis kelamin, usia, status pekerjaan, status pernikahan, status pendidikan, dan status-status lain yang bersifat demografi.
Mengapa, sih, kita perlu membuat segmentasi dengan kategori-kategori tersebut? Jawabannya cukup sederhana, karena setiap segmen memiliki pendekatan yang berbeda-beda, dan bukan tidak mungkin pendekatan untuk salah satu segmen menjadi kurang efektif ketika diterapkan ke segmen yang lain.
Sebagai contoh, coba bayangkan berbicara dengan orang tua berusia di atas 50 tahun dengan bahasa komunikasi yang diterapkan oleh orang-orang dengan usia 30 tahun ke bawah. Berbeda, kan? Apabila kita terapkan dalam pemasaran, perbedaan bahasa dan gaya komunikasi ini akan menentukan apakah produk kita bisa terjual atau tidak.
Segmentasi ini juga disesuaikan dengan sifat bisnis yang kita miliki. Misalnya saja bisnis yang kita jalankan bergerak di bidang makanan bayi, tentu akan sia-sia saja, kan, apabila kita menyasar segmen pelanggan yang belum menikah? Sudah jelas produk kita tidak akan terjual sama sekali karena memang sifat bisnis yang dijalankan tidak sesuai dengan pelanggan yang ingin ditarget.
Baca juga: 5 Daerah Penghasil Biji Kopi Terbaik di Indonesia
2. Segmentasi Geografis
Segmentasi yang kedua merupakan segmen pelanggan yang didasarkan pada domisili dan juga keadaan geografi pelanggan. Apakah pelanggan yang ditarget tinggal di daerah pedesaan atau perkotaan? Apakah dekat dengan pusat kegiatan seperti pasar atau stasiun? Bagaimana dengan iklim tempat tinggalnya? Apakah beriklim panas atau dingin?
Untuk bisnis yang lebih besar, segmentasi geografis yang digunakan umumnya terbatas pada di kota apa pelanggan tinggal, karena dari informasi tersebut sebenarnya sudah ada banyak pengetahuan baru yang bisa digali. Namun, untuk usaha mikro, kecil, dan menengah yang mungkin hanya menjangkau pelanggan di kota yang sama, segmentasinya bisa dibuat lebih spesifik.
Contoh customer segment yang diterapkan berdasarkan kondisi geografis bisa kita jabarkan dengan ilustrasi berikut: Dibanding membangun bisnis perawatan kecantikan, apabila ada pemilik usaha yang ingin memulai usaha di daerah kampus, mungkin bisnis makanan rumahan, warteg, atau laundry justru lebih menguntungkan dengan menyasar mahasiswa rantau yang memenuhi daerah tersebut, lho!
Sebaliknya, untuk daerah lain dengan karakter geografis yang berbeda, bisa jadi ada bisnis lain yang lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan perawatan kecantikan maupun warteg. Inilah yang menjadi alasan mengapa segmentasi secara geografi juga penting dilakukan, baik untuk bisnis yang terpusat di satu daerah saja maupun yang mencakup beberapa kawasan sekaligus.
3. Segmentasi Perilaku
Jika segmentasi demografis dan geografis cenderung berfokus pada status atau informasi yang terkait dengan pelanggan, segmentasi perilaku merupakan jenis customer segment yang cenderung fokus pada pembagian pelanggan berdasarkan interaksinya dengan bisnis yang dijalankan.
Bagaimana, sih, maksudnya? Tenang, tidak perlu bingung dulu. Secara singkat, segmentasi perilaku membagi pelanggan berdasarkan pilihan yang diambilnya saat berhubungan dengan suatu bisnis.
Misalnya saja, ada pelanggan yang mulus menyelesaikan proses pembelian dari awal hingga akhir, tetapi ada juga pelanggan yang sekadar datang melihat-lihat, kemudian langsung pulang tanpa melakukan pembelian.
Dalam transaksi online, perilaku yang ditunjukkan oleh pelanggan bisa lebih beragam dan tercatat pula di dalam sistem. Ada pelanggan yang memasukkan produk sebagai kata kunci di fitur pencarian, tetapi tidak mengeklik produk-produk yang muncul; ada pula pelanggan yang sudah memilih-milih produk yang ingin dibeli, memasukkannya ke dalam keranjang, tetapi tidak menyelesaikan pembayaran; dan tentu ada pelanggan yang menyelesaikan seluruh proses pembelian dengan lancar.
Dari segmentasi ini, kita dapat memperkirakan bagian mana dari proses bisnis yang perlu diperbaiki agar pelanggan tertarik untuk menyelesaikan proses pembelian hingga pembayaran. Segmentasi perilaku mungkin akan menjadi sesuatu yang sangat menarik sekali bagi pemilik usaha yang gemar melakukan evaluasi proses bisnis.
4. Segmentasi Manfaat
Segmentasi manfaat memiliki kompleksitas yang lebih rumit jika dibandingkan dengan jenis segmentasi pelanggan yang lain karena hanya bisa diterapkan untuk pelanggan yang sebelumnya sudah pernah berbelanja dan tengah melakukan pembelian berulang.
Pasalnya, segmentasi ini digunakan untuk mengetahui penilaian pelanggan terhadap bisnis yang dijalankan. Untuk tujuan tersebut, jelas pelanggan yang sebelumnya memang belum pernah melakukan pembelian tidak dapat memberikan penilaian yang kredibel, kan?
Dari penilaian yang diberikan, pemilik usaha dapat mengukur manfaat produk atau jasa yang disediakan langsung dari ulasan pelanggan. Segmentasi pun dilakukan dengan memisahkan pelanggan yang memberikan ulasan dengan sentimen negatif dengan yang ulasannya positif.
Tak berhenti sampai di sana, pemilik usaha juga harus bisa berpikir analitis untuk menentukan apakah ulasan yang positif yang diberikan pelanggan bermakna atau tidak. Demikian pula dengan ulasan yang negatif, tak selamanya nada negatif yang diberikan pelanggan merefleksikan kualitas produk atau layanan yang buruk.
Ingat, tak selamanya bintang lima membantu bisnis berkembang dan tak semua ulasan bintang satu juga berniat menjatuhkan bisnis kita, ya! Coba pisahkan secara analitis terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang perlu diperbaiki.
Baca juga: Contoh Testimoni dan Cara Mendapatkan Testimoni Pelanggan
5. Segmentasi Pelanggan Baru dan Lama
Seberapa sering pelanggan melakukan pembelian juga dapat dijadikan segmen tersendiri. Pelanggan baru umumnya merupakan pelanggan yang belum pernah melakukan pembelian sama sekali hingga pernah melakukan pembelian satu atau dua kali, sementara pelanggan lama adalah mereka yang selalu datang untuk melakukan pembelian berulang.
Sedikit berhubungan dengan segmentasi perilaku dan segmentasi manfaat, dalam segmentasi ini adalah mengetahui alasan pelanggan lama melakukan pembelian berulang sekaligus mengetahui mengapa pelanggan baru belum melakukan pembelian berulang.
Apabila diulik lebih jauh, customer segment adalah alat yang tepat untuk menggali informasi yang sangat dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis. Dari segmentasi pelanggan baru dan lama ini, misalnya saja, pemilik usaha bisa mengidentifikasi keunggulan bisnisnya yang membuat pelanggan lama berkenan melakukan pembelian berulang.
Dari contoh customer segment tersebut, sudah jelas, kan, mengapa segmentasi ini menjadi sesuatu yang penting? Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara memilih segmen terbaik untuk digarap?
Bagaimana Cara Menentukan Customer Segment Terbaik?
Sebenarnya, tidak ada rumus untuk cara menentukan customer segment yang paling tepat karena banyaknya aspek yang dapat menjadi penentu suatu segmen. Eits, tidak perlu panik, kita tetap dapat mencari segmen terbaik untuk bisnis kita, kok!
Bagaimana caranya? Mudah saja, coba kenali karakter bisnis yang dijalankan, cari tahu siapa yang akan menggunakan produk atau jasa yang ingin disediakan. Dengan cara tersebut, segmentasi demografis dan geografis akan muncul dengan sendirinya. Misalnya saja, jika bisnis yang dijalankan menjual produk-produk booster ASI, jangan dipasarkan kepada segmen demografi laki-laki.
Setelahnya, segmentasi perilaku, manfaat, dan pelanggan lama serta tetap dapat dianalisis berbarengan dengan operasional bisnis dan data yang dikumpulkan pun bisa digunakan untuk mengembangkan bisnis lebih baik lagi. Ingat selalu untuk melihat kembali produk dan jasa yang ingin ditawarkan, baru fokus pada cara menentukan customer segment, ya!
Jangan takut saat harus mengelola pelanggan atau melakukan analisis, gunakan saja aplikasi majoo yang sudah dilengkapi dengan beragam fitur menarik untuk mempermudah operasional bisnis. Dengan fitur membership untuk mengelola pelanggan setia, fitur keuangan yang mampu menyajikan laporan keuangan yang akurat, dan juga layanan CRM untuk menjaga relasi dengan pelanggan, aplikasi majoo cocok digunakan untuk mengembangkan bisnis!
Yuk, gunakan aplikasi majoo sekarang juga!
Baca juga: Peran Penting Strategi Customer Relationship dalam Bisnis