Apa Itu Perusahaan Manufaktur? Apa yang Perlu Diperhatikan?

Ditulis oleh Ajar Pamungkas

article thumbnail

Apa itu perusahaan manufaktur? Apa saja yang perlu diperhatikan?

Manufaktur adalah salah satu aktivitas bisnis yang bertujuan untuk mengolah bahan baku atau bahan setengah jadi menjadi bahan jadi yang siap untuk dipasarkan sebagai sebuah komoditas bisnis.

Agar proses tersebut dapat berjalan dengan lancar, terkadang bagian manufaktur tidak hanya mengurus bahan baku, bahan setengah jadi, atau bahan jadi saja. Selain itu, manufaktur juga harus memperhatikan pengoperasian mesin serta peralatan dan juga tenaga kerja untuk menjalankan proses produksi tersebut.

Sebenarnya, apa itu manufaktur? Apa syaratnya sebuah perusahaan dapat disebut sebagai sebuah perusahaan manufaktur?

Manufaktur dan Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang bergerak di industri manufaktur, atau dengan kata lain sebuah bisnis yang secara khusus bergerak dalam proses produksi.

Saat bicara tentang apa itu perusahaan manufaktur, tentu kita harus memahami juga apa saja yang perlu diperhatikan dalam proses manufaktur itu sendiri. Apa saja faktor-faktor yang perlu diperhatikan dan juga dibutuhkan dalam memproduksi sesuatu.

  1. Perencanaan Produksi

Dalam segala hal yang berhubungan dengan bisnis, perencanaan atau penyusunan strategi bisnis selalu menjadi sesuatu yang sangat krusial untuk memastikan keberlanjutan bisnis, termasuk dalam bisnis manufaktur.

Pelaku usaha perlu melakukan perencanaan yang matang terkait proses produksi atau manufaktur yang ingin dilakukan. Dengan perencanaan yang matang, pelaku usaha dapat mengetahui berapa besar modal yang perlu disiapkan agar kegiatan manufaktur tidak berhenti di tengah jalan.

Selain modal, perencanaan ini baiknya juga turut menghitung kesiapan atau ketersediaan bahan baku maupun bahan setengah jadi yang ingin diolah. Jangan sampai ada bahan baku yang tersisa dalam setiap proses produksi, karena bagaimanapun juga, penyiapan bahan baku membutuhkan biaya.

Ketika ada bahan baku yang tersisa, margin keuntungan akan semakin kecil karena sisa bahan yang tidak dapat diolah tersebut akan menjadi beban produksi yang perlu ditanggung oleh pelaku usaha. Selain itu, sisa bahan yang tidak diolah juga akan merusak perhitungan untuk siklus produksi berikutnya.

  1. Ketersediaan Pasokan Bahan Baku

Proses manufaktur adalah sebuah proses yang sangat menitikberatkan pada adanya bahan produksi. Tanpa bahan baku tersebut, kegiatan manufaktur tidak akan dapat dilakukan, dan sebagai hasilnya, tidak akan ada produk yang dapat dijadikan komoditas bisnis.

Agar ketersediaan pasokan bahan baku selalu terjaga dan tidak mengganggu setiap siklus produksi yang dilakukan, penting bagi pelaku usaha yang bergerak di industri manufaktur untuk memiliki pemasok yang dapat diandalkan, serta cadangan lain untuk menjaga berjalannya proses produksi.

Tak jarang, kunci berhasilnya perusahaan manufaktur adalah hubungan yang baik antara pelaku usaha dengan mereka yang bergerak di bidang pasokan bahan baku.

Ketika seorang pelaku usaha menjalin relasi bisnis yang erat dengan satu atau beberapa pemasok, misalnya saja dengan secara rutin memesan pasokan bahan baku dalam jumlah besar dan dengan pembayaran yang tepat waktu, terkadang pemasok akan menjadikan pelaku usaha tersebut sebagai prioritas bisnis.

Dengan menjadi pelanggan prioritas, pelaku usaha dapat memperoleh bahan baku dengan harga yang lebih murah maupun menerima manfaat pelanggan prioritas lainnya. Biaya produksi pun dapat ditekan semaksimal mungkin dari sisi ketersediaan bahan baku, sehingga margin keuntungan pun akan lebih besar.

Kerja sama yang baik dengan pihak pemasok juga bisa membantu pelaku usaha memastikan adanya pengiriman bahan baku yang tepat waktu dan sesuai dengan pesanan. Tentunya, manfaat ini akan memberikan perbedaan yang signifikan dalam proses manufaktur yang ingin dilakukan.

  1. Kualitas Produk yang Dihasilkan

Langkah yang patut untuk dipertimbangkan berikutnya dalam setiap proses manufaktur adalah memastikan terjaganya kualitas produk yang ingin didistribusikan kepada pelanggan.

Bagaimanapun juga, keberlanjutan perusahaan manufaktur sangat bergantung pada berhasil atau tidaknya perusahaan tersebut melakukan produksi barang jadi yang kualitasnya sesuai dengan kebutuhan pasar. Apabila kualitas produk yang dihasilkan tidak dapat diandalkan, pelanggan akan berpikir dua kali sebelum melakukan pembelian.

Padahal, perlu diperhatikan bahwa industri manufaktur kerap bermain dalam koridor produksi massal atau pembuatan barang jadi dalam jumlah banyak dalam sekali proses produksi. Apabila kualitas produk tersebut dipertanyakan, kerugian bisnis yang harus ditanggung pun akan sama besarnya.

Umumnya, cara yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur adalah mengambil beberapa sampel dari barang jadi yang telah melewati proses produksi tertentu untuk memastikan kualitasnya. Dengan kata lain, proses produksi tidak dilakukan secara langsung dalam jumlah banyak, tetapi dengan jumlah yang seminimal mungkin di awal, dan setelah memastikan kualitas hasil produksi sudah baik, baru dilanjutkan dengan jumlah produksi yang ditargetkan.

Dengan cara ini, apabila ada kesalahan produksi, pelaku usaha dapat mengidentifikasinya di awal secara cepat pada sampel produksi yang diambil. Langkah ini kerap diambil untuk berjaga-jaga agar tidak ada kerugian yang lebih besar, sekalipun mungkin akan menjadi beban pengeluaran lainnya apabila produksi sampel yang dilakukan memiliki beban pengeluaran produksi yang terlalu besar.

Setiap industri memiliki sistem jaminan mutu berbeda yang mungkin tidak dapat diterapkan di industri yang berbeda. Oleh karena itu, penting pula bagi pelaku usaha untuk memahami karakter produksi yang dimilikinya untuk menemukan sistem terbaik dengan keuntungan yang sebesar-besarnya.

Industri otomotif merupakan contoh perusahaan manufaktur yang membutuhkan banyak tenaga kerja

  1. Kemampuan Pengambilan Keputusan

Tak selamanya proses manufaktur berjalan dengan lancar tanpa masalah. Sekali waktu, tentu akan muncul tantangan-tantangan baru dalam keseluruhan prosesnya.

Dalam proses yang panjang tersebut, pelaku usaha dapat menanggung kerugian yang sangat tinggi jika tidak mampu beradaptasi secara cepat dalam menghadapi setiap potensi risiko yang dapat terjadi.

Sebagai contoh, pelaku usaha mungkin mendapati salah satu mesin produksinya rusak atau tidak bisa digunakan di tengah-tengah proses manufaktur. Jika pelaku usaha yang memegang keputusan akhir tidak mampu secara cepat dan tepat menanggapi masalah tersebut, bukan tidak mungkin keseluruhan proses produksi.

Produksi, bagi industri manufaktur, adalah sesuatu yang sangat krusial. Apabila ada masalah dalam proses produksi, keberlanjutan bisnis manufaktur itu sendiri yang akan dipertaruhkan.

Sebagai pengambil keputusan terakhir, pelaku usaha yang bergerak di industri manufaktur harus dapat menanggapi setiap tantangan produksi dengan kepala dingin agar keputusan yang diambil pun dapat dijalankan sebagai sebuah sistem mitigasi. Jika sebuah keputusan diambil dalam keadaan yang panik, masalah mungkin sekali muncul di belakang, dan inilah yang harus dihindari.

Pengambilan keputusan ini akan lebih mudah jika pelaku usaha memiliki perencanaan yang matang, tidak hanya terkait proses produksi itu sendiri, tetapi juga dengan mengidentifikasi potensi masalah yang mungkin terjadi di dalamnya.

Contoh Perusahaan Manufaktur

Setelah memahami apa-apa saja yang perlu diperhatikan dalam sebuah proses manufaktur, beberapa pelaku usaha mungkin tertarik untuk mencoba berkecimpung di dalam industri ini.

Namun, sebelum berangkat ke arah sana, tak ada salahnya juga untuk mengetahui beberapa contoh perusahaan manufaktur yang mungkin dapat dijadikan inspirasi.

  1. Perusahaan Makanan

Bicara tentang proses manufaktur, mungkin yang terpikirkan pertama kali adalah industri besar dengan produksi yang besar-besaran pula. Padahal, bisnis makanan juga bisa menjadi contoh perusahaan manufaktur yang cukup menguntungkan.

Bagi pelaku usaha yang bergerak dalam industri manufaktur makanan, bahan baku dapat diambil dari peternak maupun pemilik lahan pertanian untuk diolah menjadi makanan jadi yang siap dipasarkan dengan harga jual lebih tinggi kepada konsumen akhir.

  1. Tekstil

Di antara banyak jenis usaha, tekstil merupakan salah satu contoh perusahaan manufaktur yang paling banyak dilirik oleh pelaku usaha di Indonesia. Umumnya, pelaku usaha dalam bidang bisnis yang satu ini menjadikan industri kapas dan benang sebagai pemasok bahan baku utamanya. Dalam proses manufaktur, kapas tersebut dapat diolah menjadi pakaian jadi yang siap untuk dipasarkan.

Pelaku usaha yang bergerak di bidang manufaktur tekstil umumnya membutuhkan banyak sekali tenaga kerja untuk memastikan setiap tahapan produksi dapat dilalui dengan lancar.

  1. Industri Otomotif

Sama seperti tekstil, industri otomotif juga merupakan contoh perusahaan manufaktur yang juga banyak menyerap tenaga kerja. Bagaimana tidak, industri yang satu ini perlu melewati banyak sekali tahapan produksi untuk dapat menghasilkan barang jadi yang dapat dipasarkan.

Baik industri otomotif yang memproduksi sepeda, sepeda motor, hingga mobil, semuanya memerlukan beragam komponen yang banyak sekali jumlahnya. Setiap komponen perlu dirakit secara presisi untuk memastikan kualitas produk yang benar-benar dapat menarik minat beli pelanggan. Oleh karena itu, ada banyak sekali tenaga kerja yang dapat diserap oleh industri ini.

  1. Industri Kerajinan

Industri kerajinan yang menarik karena produk jadi yang dihasilkan bisa saja tidak sama antara pelaku usaha yang satu dengan yang lain, karena produk akhirnya dapat berbeda-beda tergantung kerajinan yang ingin ditekuni. Bahan baku yang dibutuhkan pun dapat beragam, sehingga tidak perlu kesulitan atau harus berebut pasokan bahan baku.

Namun, terkadang ini juga menjadi masalah yang lain karena tergantung kerajinan yang ingin ditekuni, bahan baku yang dibutuhkan pun dapat sangat spesifik, dan sebagai hasilnya pemasoknya pun lebih sulit untuk dicari.

Selain industri makanan, tekstil, otomotif, dan juga kerajinan, masih banyak contoh perusahaan manufaktur lainnya yang dapat dicoba oleh setiap pelaku usaha. Namun, harap diingat bahwa proses manufaktur kerap membutuhkan banyak hal dan perlu melalui berbagai tahapan proses produksi.

Oleh karena itu, sebelum benar-benar memutuskan untuk berkecimpung dalam bisnis ini, penting bagi pelaku usaha untuk memiliki modal yang cukup agar dapat terus mengembangkan bisnisnya. Jangan sampai konsep bisnis yang susah payah dibangun jadi harus terpaksa dihentikan di tengah jalan karena tidak ada kesiapan logistik untuk memenuhi rangkaian panjang proses bisnis yang harus dijalani.

Apabila sudah menemukan bidang bisnis manufaktur yang ingin ditekuni, sudah menyiapkan modal yang cukup untuk memastikan pengembangan bisnis, dan juga sudah memperhatikan setiap faktor yang penting dalam bisnis manufaktur, manfaatkan aplikasi majoo untuk mempermudah pengelolaan bisnis.

Berbagai fitur yang terdapat dalam aplikasi majoo dapat digunakan untuk memastikan setiap proses produksi dapat berjalan sesuai rencana. Misalnya dengan memastikan ketersediaan stok dan juga inventori bahan baku yang dimiliki, komunikasi yang mudah dengan pemasok melalui penerbitan faktur dan tagihan otomatis, hingga pengaturan distribusi produk jadi yang sudah dihasilkan. Menarik, bukan?

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
whatsapp logo