Deplesi adalah: Pengertian, Tujuan, dan Cara Menghitungnya

Ditulis oleh Dini N. Rizeki

article thumbnail

Deplesi adalah istilah dalam akuntansi yang kurang dikenal.

Perlu diakui bahwa mungkin deplesi adalah salah satu istilah dalam akuntansi yang cukup jarang kita dengar. Tidak pula banyak orang yang membahas mengenai deplesi, baik dalam bisnis maupun badan usaha keuangan.

Namun, deplesi mungkin akan menjadi akrab di telinga bila kamu ternyata aktif di perusahaan yang menjalankan bisnis untuk jenis industri tertentu. Jika selama ini kamu mengenal metode perhitungan penyusutan aset sebagai depresiasi, sudah saatnya kamu sekarang berkenalan dengan deplesi. 

Baca juga: Memahami Definisi dan Contoh Aktiva dalam Dunia Bisnis

Pengertian Deplesi adalah … 

Pengertian deplesi adalah berkurangnya harga perolehan (cost) dikarenakan adanya pengelolaan sumber daya alam menjadi bahan baku atau persediaan, misalnya penurunan nilai sumber alam pada tambang dan hutan kayu. Jadi, deplesi hanya terjadi pada benda-benda yang sifatnya alami dan tidak dapat diperbaharui. 

Pada beberapa jenis perusahaan yang mengembangkan industri berbahan baku sumber-sumber alam, bisa dipastikan akan selalu berkaitan dengan transaksi jual, beli, atau sewa lahan yang di dalamnya terdapat bahan baku (pertambangan/kayu) untuk diolah kembali menjadi barang jadi. 

Deplesi adalah suatu perhitungan atau penaksiran penyusutan nilai perolehan dari setiap sumber alam yang menjadi persediaan atau penurunan nilai pada aset perusahaan yang berupa sumber alam. Contoh deplesi yang bisa kamu lihat dengan jelas, biasanya ada pada perusahaan yang bergerak dalam industri minyak dan gas, pertambangan, dan kayu. 

Deplesi Tidak Sama dengan Depresiasi

Jika selama ini kamu hanya mengenal istilah depresiasi untuk menyebut metode penyusutan suatu aset dalam perhitungan akuntansi dan keuangan, ada satu lagi perhitungan yang tidak kalah penting, yaitu deplesi. 

Metode depresiasi dan deplesi bisa digunakan dalam metode penyusutan aktiva tetap berwujud seperti tanah, bangunan, dan mesin. Namun, jangan sekali-kali menganggap bahwa depresiasi dan deplesi adalah hal yang sama, depresiasi lebih cenderung berimbas pada pengurangan penghasilan kena pajak, sedangkan deplesi umumnya lebih fokus pada penyusutan aktiva dalam bentuk sumber daya alam. 

Perbedaan depresiasi dengan deplesi adalah:

 

Depresiasi 

Deplesi 

Dipakai untuk aktiva tetap yang dapat diperbaharui jika sudah habis manfaatnya.

Dipakai untuk aktiva tetap yang tidak dapat diganti langsung setelah habis digunakan (tidak dapat diperbaharukan).

Hanya mengalokasikan harga perolehan aset tetap dalam penghasilan periode bersangkutan.

Pengakuan langsung dari sumber daya alam yang dijual.

Pengakuan terhadap pengurangan manfaat ekonomi yang terjadi pada aktiva tetap.

Pengakuan pengurangan kuantitatif pada sumber daya alam.


Baca juga: Apa Itu Depresiasi? Memahami Pengertian & Metode Depresiasi

Tujuan Deplesi

Lantas apa sebenarnya tujuan deplesi? Berikut penjelasannya.

  1. Untuk bisa mengetahui stok sisa sumber daya setelah habis atau yang disebabkan oleh kerusakan.
  2. Untuk bisa mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
  3. Digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan masa depan perusahaan.
  4. Untuk mencegah dan meminimalisir adanya kelangkaan sumber daya.

Manfaat Deplesi

Beberapa manfaat deplesi bisa disimpulkan secara umum adalah:

  • Dapat melakukan perhitungan berbagai macam deplesi sumber daya alam, seperti halnya tambang emas, minyak, batu bara, dll. 
  • Bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan sisa sumber daya alam yang ada, dan memaksimalkan penggunaannya. 

Cara Menghitung Deplesi

Beberapa metode yang biasa digunakan dalam cara menghitung deplesi adalah:

  • Harga Perolehan Aktiva
  • Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah selesai dieksploitasi
  • Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitasi

Penting untuk selalu diingat bahwa jika terjadi kesalahan dalam mencatat nilai deplesi, otomatis akan berpengaruh besar pada akurasi penyajian laporan keuangan. Apalagi dengan mengabaikan pencatatan, bisa berakibat sangat fatal. Itulah sebabnya, pihak akuntan atau keuangan perusahaan harus memahami dengan benar prosedur serta cara menghitung dan pencatatan deplesi.

Bagaimana cara menghitung deplesi? 

Contoh Soal Cara Menghitung Deplesi 

Untuk bisa mengetahui cara menghitung deplesi, berikut contoh soal deplesi untuk untuk mengetahui penyusutan aset dalam bentuk yang cukup sederhana.

Contoh deplesi perusahaan tambang: 

Ada sebidang tanah yang akan digunakan untuk industri pertambangan dan ditaksir dengan harga sebesar Rp200.000.000. Menurut observasi yang sudah dilakukan pihak perusahaan, tanah tersebut diperkirakan memiliki kandungan tambang sebesar kurang lebih 100.000 ton. Setelah dilakukan eksploitasi pada tahun pertama, ternyata nilai taksirannya hanya mencapai Rp50.000.000. 

Cara menghitung deplesi yang bisa dilakukan adalah:

Deplesi : (Rp200.000.000 – Rp50.000.000) / 100.000 = Rp1.500

Jadi, hasil perhitungan dengan metode deplesi adalah sebesar Rp1.500 per ton. Jika pada eksploitasi tambang pada tahun berikutnya ternyata lahan menghasilkan 30.000 ton, maka deplesi pada tahun tersebut Rp1.500 x 30.000 = Rp.45.000.000.

Lantas, bagaimana pencatatan deplesi pada laporan keuangan? Umumnya, hasil perhitungan penyusutan dengan metode deplesi akan muncul pada neraca di sisi aset dan secara otomatis mengurangi nilai aktiva. 

Beberapa perusahaan biasanya akan membagi dividen sejumlah laba bersih yang ditambah dengan deplesi. Jadi, kerugian yang bisa saja terjadi akibat sumber daya alam yang habis dapat dicegah. Perlu juga dilakukan beberapa tindakan koreksi terhadap deplesi agar kerugian dari faktor lain bisa dihindari. 

Cara Melakukan Koreksi terhadap Deplesi

Tadi sudah disebutkan, bahwa untuk mencegah atau menghindari adanya kerugian dari faktor lain, diperlukan adanya tindakan koreksi deplesi. Cara melakukan koreksinya adalah:

  1. Deplesi pada tahun lalu dan masa depan sudah dicatat dan diperbaiki. Pada saat terjadi perubahan, deplesi per unit perlu dihitung ulang untuk diperbaiki.
  2. Deplesi tahun lalu tercatat salah, namun keletihan tahun depan dilakukan dengan data terbaru. Deplesi tahun lalu belum diperbaiki, tetapi deplesi untuk tahun ini dan tahun mendatang telah direvisi lagi.

Jika kamu memilih untuk menggunakan cara yang pertama, artinya koreksi akan dilakukan seperti halnya dalam aktiva tetap. Sedangkan, bila menggunakan cara yang kedua, deplesi tahun-tahun yang lalu tidak dikoreksi, yang dikoreksi adalah deplesi untuk tahun berjalan dan tahun-tahun yang akan datang. 

Masalah yang Biasa Terjadi Saat Menghitung Deplesi

Pada dasarnya, perhitungan deplesi adalah jenis metode yang tidak terlalu mudah untuk dilakukan, apalagi bila nilainya memang cukup besar. Beberapa masalah berikut biasanya muncul saat proses perhitungan deplesi, antara lain:

Mengestimasi Cadangan yang Dapat Dipulihkan

Masalah ini sama dengan akuntansi yang berlaku pada perubahan estimasi pada umur manfaat peralatan dan pabrik. Caranya adalah dengan melakukan revisi tingkat deplesi atas dasar perspektif dengan membagi nilai biaya yang tersisa dengan estimasi baru pada cadangan yang bisa dipulihkan.

Nilai Penemuan

Nilai penemuan merupakan istilah yang berkaitan dengan seluruh area sumber daya alam. Jika standar akuntansi yang berlaku diubah agar nilai penemuan bisa diatasi, artinya akun aktiva bisa didapatkan. 

Aspek Pajak dari Sumber Daya Alam

Pajak biasanya akan menetapkan peraturan atas pengurangan biaya maupun persentase nilai depresi pada pendapatan sumber daya alam, seperti minyak, gas, dan berbagai bahan mineral lainnya. Nilainya sekitar 5-22% dari pendapatan yang akan diterima. Nilai yang tercatat nantinya akan menjadi nol, namun pengurangan deplesi tetap dilakukan. 

Dividen Likuidasi

Dividen likuidasi akan dibayarkan pada para pemegang saham, jika perusahaan tidak membeli properti tambahan. Dengan begitu, perusahaan harus bisa menyalurkan investasi modal dananya secara bertahap kepada para shareholder. Masalah utamanya terletak pada mampu atau tidaknya perusahaan membedakan dividen yang merupakan nilai pengembalian modal atau bukan. 

Baca juga: Menilik Definisi dan Contoh Dividen Tunai dalam Dunia Saham

Penutup

Deplesi adalah bagian yang harus disajikan dalam laporan keuangan, sehingga kamu sebagai pemilik bisnis, atau staf akuntan yang ada pada perusahaan harus bisa melakukan identifikasi dan perhitungan dengan baik sesuai dengan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) yang berlaku.

Bukankah menyusun dan menyajikan laporan keuangan pada dasarnya memang harus mengikuti kaidah akuntansi secara baik dan benar? Tujuannya adalah agar laporan keuangan tersebut bisa akuntabel dan mampu menunjukkan gambaran kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.

Dengan begitu, laporan keuangan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bisnis yang strategis, dan menghasilkan keputusan dengan peluang tingkat keberhasilan yang besar.

Jika ternyata kamu termasuk orang yang mengalami kesulitan dalam memantau dan mengelola anggaran dalam bisnis, kamu perlu mempertimbangkan untuk menggunakan aplikasi POS majoo. Saatnya memastikan laporan dan kondisi keuangan bisnismu ada dalam taraf baik-baik saja dengan memilih majoo yang setia menemani perjalanan bisnismu!

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
whatsapp logo