Seperti yang sudah diketahui, dunia terus berubah dan salah satu pendorong utama perubahan tersebut ialah transformasi digital. Bagi sebagian besar pemilik usaha, transformasi digital berarti mengadopsi teknologi digital untuk mentransformasi layanan dan bisnis.
Proses-proses ini mendorong terciptanya ekonomi digital atau digital economy. Contoh ekonomi digital yang mungkin terasa sekali oleh sebagian besar orang, salah satunya, kita bisa memperoleh berbagai kebutuhan tanpa harus pergi membelinya ke toko. Kini kita dapat begitu mudah melakukan pembelanjaan online, bukan?
Baca juga: 7+ Ide Bisnis Online Rumahan
Tidak heran bila digital economy diartikan sebagai kegiatan perdagangan yang memanfaatkan internet. Namun, benarkah sistem yang membuka peluang-peluang baru ini bermakna sebatas perdagangan melalui internet? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Ekonomi digital adalah…
Ekonomi digital adalah kegiatan ekonomi yang dihasilkan oleh miliaran koneksi online antara orang-orang, bisnis, perangkat, data, serta beragam proses.
Pokok kekuatan digital economy ialah hyperconnectivity, yaitu keterkaitan orang, organisasi, dan mesin akibat perkembangan internet dan teknologi seluler.
Digital economy membentuk ulang gagasan-gagasan konvensional tentang struktur bisnis, cara perusahaan berinteraksi, serta cara konsumen memperoleh informasi, layanan, dan produk.
Perkembangan ini tidak hanya mendorong perubahan dalam pelaksanaan operasional bisnis dari manual menjadi serba otomatis, tetapi juga membuat perusahaan menyusun ulang proposisi mereka di pasar.
Buktinya, hari ini kita melihat perusahaan yang tidak memiliki real estate seperti Airbnb bisa menjadi salah satu penyedia layanan akomodasi terbesar di dunia.
Hal tersebut menunjukkan adanya aspek penting dalam transformasi digital yang sangat krusial bagi kemajuan bisnis di era ekonomi digital.
Perlu diakui bahwa internet dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sudah menjadi bagian penting dalam kegiatan ekonomi saat ini.
Perkembangan ekonomi digital di Indonesia
Dari sisi ekonomi, Indonesia berada di jalur perdagangan. Tidak hanya itu, terdapat lebih dari 200 juta penduduk di Indonesia. Karena itu, Indonesia merupakan pasar potensial baik untuk sistem ekonomi konvensional maupun digital.
Lalu, seberapa signifikan perkembangan ekonomi digital di Indonesia? Google memprediksi digital economy akan memberikan keuntungan sampai 100 miliar dolar untuk Indonesia pada 2030.
Proyeksi tersebut didasarkan pada pasar digital Indonesia yang mencapai 27 miliar pada 2018. Jika prediksi tersebut tepat, Indonesia memiliki potensi untuk berkembang menjadi satu dari lima negara dengan ekonomi terkuat di dunia.
Secara konkret, perkembangan ekonomi ini tentu membawa perubahan dan dampak untuk beberapa sektor ekonomi. Berikut ini beberapa dampak dari perkembangan digital di Indonesia.
Transportasi
Transportasi merupakan salah satu sektor yang berubah signifikan seiring dengan berkembanganya digital economy. Dahulu masyarakat yang tidak memiliki kendaraan pribadi mengandalkan angkutan kota, bus kota, atau ojek pangkalan untuk bepergian dalam kota.
Kini, kamu pun pasti sudah mengetahui, tinggal beberapa kali tap di ponsel, ojek atau taksi online akan segera datang menjemput. Perubahan drastis yang kita rasakan sejak kehadiran aplikasi transportasi online.
Bahkan, aplikasi-aplikasi transportasi online tersebut sekarang tidak hanya memberikan layanan transportasi, tetapi juga layanan pesan antar makanan, pengiriman barang, hingga pembayaran berbagai tagihan.
Hampir seluruh aspek kehidupan bisa diselesaikan dengan mengeklik smartphone.
Kesehatan
Ketika sakit, dahulu kita tentu perlu berangkat ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan atau ke apotek untuk membeli obat-obatan. Namun, sekarang kamu mungkin tidak selalu melakukannya.
Pasalnya, sudah ada aplikasi-aplikasi yang memungkinkan kamu melakukan konsultasi online, diberi resep digital, lalu menebusnya secara online. Kamu tinggal menunggu di rumah dan resep tersebut akan diantar sampai depan pintu rumahmu.
Antrean yang panjang serta jarak yang mungkin jauh ke rumah sakit untuk sebagian orang terpecahkan berkat adanya aplikasi yang fokus di bidang kesehatan tersebut.
Selain bermanfaat bagi pasien, kehadiran aplikasi tersebut juga cukup menguntungkan bisnis apotek dan rumah sakit. Konon, 70% pendapatan apotek kecil kini berasal dari aplikasi layanan kesehatan online.
Perbankan
Sektor perbankan juga berupaya relevan dan tidak ingin diam di tempat. Karena itu, saat terjadi transformasi digital di mana-mana, sektor perbankan pun turut melakukan berbagai perubahan.
Salah satunya kini kamu mempunyai pilihan untuk menggunakan bank digital yang sangat praktis. Kamu tidak perlu datang ke bank untuk membuka rekening atau melapor tentang kendala yang kamu alami. Semua proses tersebut dapat diselesaikan secara online.
Tidak hanya itu, industri keuangan juga menghadirkan financial technology seperti e-wallet atau dompet digital. Keberadaan dompet digital ini menggiring masyarakat untuk memiliki kebiasaan baru, yaitu cashless.
Baca juga: Macam-Macam E-Wallet, Defini, Kelebihan, dan Kekurangannya
Selain lebih praktis dan efisien, kebiasaan cashless juga dianggap lebih aman, baik dari sisi keuangan maupun kesehatan. Seperti yang sudah diketahui, sejak munculnya wabah COVID-19, kita semua diimbau untuk meminimalkan transaksi cash yang berisiko menjadi media penularan virus.
Bisnis
Pada awal pembahasan artikel ini telah disebutkan bahwa ekonomi digital mengubah praktik-praktik bisnis serta penyediaan layanan.
Perkembangan ekonomi digital di Indonesia ini membawa angin segar bagi UMKM sebab kini para pemilik usaha tak harus lagi mempunyai modal besar untuk membuka gerai atau toko.
Alih-alih membuka gerai fisik, para pemilik UMKM dapat membuka toko online di marketplace. Di samping lebih ekonomis, cara ini juga menjangkau konsumen yang lebih luas.
Transformasi digital juga memudahkan operasional bisnis. Sebagai contoh, dahulu para pemilik bisnis mungkin harus melakukan berbagai pencatatan secara manual.
Cara tersebut bukan hanya menghabiskan banyak waktu, melainkan juga berisiko menimbulkan kesalahan yang besar. Seiring dengan perkembangan digital economy, pemilik usaha kini sudah bisa memanfaatkan aplikasi point of sale untuk mengelola bisnisnya.
Baca juga: Mengenal Definisi Point of Sale dan Manfaatnya Bagi Bisnis
Dengan memanfaatkan aplikasi tersebut, pengelolaan operasional bisnis mulai dari kasir hingga manajemen karyawan akan menjadi lebih mudah dan efisien. Pemilik bisnis pun dapat memantau bisnisnya dari mana saja hanya melalui ponsel di genggaman.
Contoh ekonomi digital
Seperti yang telah disebutkan di atas, berkembangnya digital economy memengaruhi banyak sektor ekonomi. Berbagai bisnis produk dan jasa perlahan-lahan mulai bertransformasi secara digital.
Salah satu contoh ekonomi digital yang membawa perubahan drastis di Indonesia ialah kehadiran Gojek pada 2010. Perusahaan transportasi online ini benar-benar membawa disrupsi bagi sektor transportasi.
Dua tahun kemudian, Grab yang kini telah menjadi leading superapp di Asia Tenggara turut didirikan. Pada titik ini, kita tahu bahwa sektor transportasi tidak akan kembali pada era konvensional.
Benar saja, aplikasi-aplikasi serupa terus bermunculan, bahkan menawarkan aneka layanan yang akan menjadi solusi untuk hampir semua kebutuhan konsumen.
Di aplikasi tersebut, kamu bisa menggunakan layanan transportasi, layanan pesan antar makanan, layanan berbelanja kebutuhan sehari-hari, sampai layanan mengirim barang.
Aplikasi tersebut seperti ingin berkata, “Apa kebutuhanmu? Biar kami yang menjadi solusinya.”
Contoh lainnya dari dampak perkembangan ekonomi digital ialah QRIS. Sebelumnya telah dibahas bahwa kehadiran e-wallet merupakan perkembangan digital economy di sektor perbankan.
Nah, kombinasi perkembangan e-wallet dengan QR code telah membuat kita bisa memanfaatkan e-wallet hampir di mana saja. Sekarang kita bisa membayar jajanan di pedagang kaki lima secara cashless, cukup scan QRIS dengan aplikasi e-wallet yang diinginkan.
Baca juga: Yuk! Berkenalan dengan QRIS
Lebih dari sekadar transaksi, kini bahkan kita bisa memberikan hadiah pernikahan melalui e-wallet dengan cara memindai kode QR yang telah disediakan.
Lebih lanjut, berbicara marketplace sebagai contoh ekonomi digital tentu tak akan ada habisnya. Pilihannya terus berkembang, mulai dari marketplace yang menjual aneka produk hingga yang khusus menjual produk tertentu, misalnya produk perawatan kulit.
Kegesitan marketplace bekerja sama dengan berbagai jasa antar logistik telah membuatnya benar-benar menjadi bagian dari keseharian masyarakat hari ini. Pasalnya, sebagian besar jasa antar tersebut sudah bisa merambah berbagai kota dan provinsi.
Jadi, bahkan masyarakat yang tinggal di daerah pun sudah turut merasakan dampak transformasi digital ini.
Kesimpulan
Ekonomi digital adalah pendorong perubahan aktivitas ekonomi masyarakat, dari yang semula serba konvensional, sekarang segalanya serba digital. Dengan demikian, berbagai kegiatan sehari-hari pun berjalan lebih praktis dan cepat.
Beragam kemudahan yang ditawarkan oleh ekonomi digital tentu membuka peluang-peluang baru bagi pelaku bisnis.
Kini pelaku usaha berkesempatan membangun bisnis dengan modal minimal sebab bisa dilakukan secara online. Bisnis juga berpeluang menjangkau konsumen yang lebih luas akibat pemanfaatan platform digital tersebut.
Kemudahan tersebut tentu perlu dibarengi oleh kesiapan dari pemilik usaha dalam menjalankan operasional bisnis hariannya. Bisnis tidak bisa lagi dikelola secara konvensional dengan mengandalkan pencatatan-pencatatan manual.
Cara tersebut tidak akan bisa mengimbangi kecepatan pergerakan ekonomi di era digital. Maka dari itu, pastikan bisnismu sudah menggunakan aplikasi yang bisa membantu mempercepat serta memudahkan pengelolaan operasional bisnis seperti aplikasi majoo.
Segera kunjungi situsnya dan pelajari fitur-fitur aplikasi yang ditawarkan produk tersebut. Bersiaplah untuk ambil #langkahmajoo demi bisnis yang makin maju!