Sebagai seorang pelaku usaha, memahami fungsi produksi merupakan sebuah keharusan yang tak dapat dihindari. Terlebih bila tujuan bisnis yang ingin dicapai dilakukan agar bisnis dapat terus maju dan berkembang.
Seperti kebanyakan fungsi dalam matematika, fungsi yang dibahas ketika membicarakan produksi juga berkisar pada relasi antara jumlah input serta output yang dihitung dalam sebuah proses produksi.
Lalu, mengapa seorang pelaku usaha sebaiknya memiliki pemahaman yang baik terkait fungsi produksi?
Manfaat Memahami Fungsi Produksi
Ada banyak hal yang bisa diperoleh oleh seorang pelaku usaha yang memahami fungsi produksi dalam menjalankan operasional bisnisnya. Karena, bagaimanapun juga, dengan mengetahui fungsi-fungsi tersebut, pelaku usaha dapat menghitung setiap kebutuhan produksi secara tepat.
Pelaku usaha yang mampu mengoperasikan fungsi produksi dapat dengan pasti menentukan kaitan antara input yang perlu dipersiapkan dalam sebuah proses produksi dengan output yang diproyeksikan akan diterima ketika proses produksi tersebut berhasil diselesaikan.
Dengan demikian, pelaku usaha dapat membuat perencanaan operasional bisnis yang lebih matang; baik dengan menghitung berapa keuntungan maksimal yang bisa diperoleh dengan modal produksi yang dimiliki saat ini, maupun menghitung berapa modal yang perlu disiapkan jika ingin mencapai target tertentu.
Memiliki perencanaan yang matang akan mempermudah pelaku usaha dalam mencapai tujuan produksi secara bisnis: mendapatkan keuntungan bisnis yang sebesar-besarnya.
Hal tersebut dapat dicapai dengan membuat seluruh rangkaian proses produksi menjadi seefektif dan seefisien mungkin, sehingga margin keuntungan pun dapat diperbesar. Tentunya ini tidak akan terjadi tanpa memahami dengan sebaik mungkin bagaimana tahapan produksi secara umum dilakukan.
Agar dapat memperoleh pemahaman terbaik, beberapa pelaku usaha kerap melirik kembali teori produksi yang mungkin, baik secara langsung maupun tak langsung, berkaitan dengan fungsi ini.
Teori Produksi yang Menjadi Konsep Dasar Fungsi Produksi
Sebuah hukum yang disebut dengan Law of Diminishing Return kerap disebut sebagai teori produksi yang menjadi konsep dasar dalam memahami fungsi sebuah produksi.
Dalam hukum ini, dijelaskan bahwa jika input suatu produksi konstan atau tidak bertambah, maka output yang dihasilkan dari waktu ke waktu juga akan tetap. Oleh karena itu, ketika input tersebut ditambah, output yang akan diperoleh pun juga akan meningkat.
Akan tetapi, teori produksi yang satu ini juga menjelaskan bahwa ketika input yang tadinya konstan tersebut terus ditambah, peningkatan output produksi akan bergerak seperti parabola: meningkat seiring penambahan input hingga mencapai puncak output, dan akan kembali konstan atau bahkan menurun.
Dari teori tersebut, disimpulkanlah fungsi produksi untuk menentukan intensitas input yang tepat agar output suatu produksi dapat tetap berada di puncaknya. Dengan kata lain, fungsi ini mencoba menghitung berapa input yang sebaiknya diberikan dalam sebuah proses produksi agar secara efektif memberikan hasil yang semaksimal mungkin.
Dengan menerapkan teori tersebut dalam bisnis, pelaku usaha dapat mengetahui ambang batas suatu produksi sehingga dapat memastikan pemberian input yang memang sesuai kebutuhan tanpa ada sumber daya yang terbuang. Ketika ada sumber daya yang terbuang sebagai tambahan input yang tak berkorelasi terhadap kenaikan output, margin keuntungan dari produksi tersebut akan berkurang dan secara langsung akan berdampak negatif terhadap keberlanjutan bisnis.
Meski mungkin terdengar membingungkan dan sulit untuk dipahami, fungsi produksi adalah alat terbaik yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha untuk memastikan bisnisnya terus bergerak ke arah yang positif; bukannya justru menjadi bisnis yang penuh kerugian atau tidak menguntungkan.
Namun, selain memahami fungsi produksi itu sendiri, pelaku usaha sebaiknya juga memahami faktor-faktor yang memengaruhi proses produksi, kemudian mengidentifikasinya agar tak menjadi hambatan lain dalam melakukan kegiatan produksi.
Faktor-Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Fungsi Produksi
Bicara tentang fungsi dan tujuan produksi tak ubahnya berbicara terkait input serta output produksi; dan, berbicara tentang input sama dengan mengidentifikasi sumber daya produksi.
Apa saja jenis-jenis sumber daya yang dapat diperhitungkan sebagai faktor-faktor produksi?
Sumber Daya Alam
Tanpa perlu dijelaskan lebih lanjut, setiap pelaku usaha tentu sudah memahami apa yang dimaksud dengan sumber daya alam. Namun, tak banyak yang menyadari bahwa sumber daya sangat berpengaruh dalam tujuan produksi.
Sumber daya alam dapat meliputi banyak hal; mulai dari tanah, air, udara, hingga hasil-hasil tambang.
Dalam proses produksi dan kaitannya dengan fungsi produksi, sumber daya alam memegang peranan yang besar karena dapat diolah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi tergantung dari komoditas bisnis yang coba untuk dipasarkan.
Agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar, penting bagi seorang pelaku usaha untuk menghitung dengan baik seluruh sumber daya alam yang dibutuhkan sebagai input produksi. Bagaimanapun juga, menyiapkan input merupakan tahapan produksi secara umum yang harus dipenuhi pertama kali.
Sumber Daya Manusia
Setelah menyiapkan sumber daya alam yang akan dijadikan input, tahapan produksi secara umum yang perlu dilakukan adalah menyiapkan sumber daya manusia untuk mengolah atau menjalankan proses produksi tersebut.
Tanpa adanya sumber daya manusia yang tepat, proses produksi tak akan dapat berjalan sekalipun seluruh bahan baku produksi sudah disiapkan. Itulah mengapa sumber daya manusia digolongkan sebagai salah satu faktor yang penting dalam sebuah proses produksi.
Perlu diingat bahwa fungsi produksi selalu menghitung kaitan antara input produksi dengan output yang dihasilkan, sementara sumber daya manusia sangat dibutuhkan untuk memastikan proses tersebut dapat berjalan dan relasi di antara keduanya memungkinkan untuk dihitung.
Namun, sebagai sebuah sumber daya, tenaga kerja yang ingin digunakan untuk menjalankan proses produksi juga harus sesuai dan tidak melebihi apa yang dibutuhkan. Jika sumber daya alam dapat dihitung berdasarkan jumlahnya sebagai input, sumber daya manusia juga dapat dihitung dengan cara yang sama ditambah dengan keterampilan kerjanya.
Kembali pada teori produksi yang sudah dijelaskan di atas, penambahan input tidak menjamin adanya peningkatan output yang berkelanjutan pula. Untuk beberapa proses produksi, output yang dihasilkan akan tetap sama terlepas dari keahlian khusus dari sumber daya manusia yang menjalankannya.
Sebagai contohnya, untuk proses produksi yang membutuhkan tenaga kasar, setiap karyawan mungkin dapat melakukannya. Pelaku usaha tidak perlu menyewa tenaga kerja terlatih atau tenaga kerja terdidik untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Dalam contoh tersebut, tenaga kerja yang tidak terlatih maupun terdidik dapat menyelesaikan proses produksi yang dibutuhkan, output yang dihasilkan pun akan tetap sama baik secara kuantitas maupun kualitas. Mempekerjakan tenaga kerja terlatih serta tenaga kerja terdidik untuk pekerjaan ini akan mengurangi margin keuntungan yang seharusnya bisa diperoleh karena harus membayarkan upah yang lebih besar.
Dengan alasan yang sama, produktivitas karyawan dapat tetap ditingkatkan dan dihitung sebagai sebuah output selama pelaku usaha memberikan input yang sesuai dengan pengembangan kapasitasnya.
Sumber Daya Modal
Dalam setiap proses, modal merupakan penggerak utama yang dapat memastikan keberhasilan proses tersebut hingga akhir. Tentunya, hal ini juga berlaku dalam tujuan produksi yang ingin dicapai secara bisnis.
Di sinilah pentingnya fungsi produksi dilakukan agar pelaku usaha dapat memperkirakan modal yang mungkin dibutuhkan untuk mencapai target tertentu. Berapa banyak sumber daya alam yang dapat dibeli sebagai input produksi serta seberapa banyak sumber daya manusia yang diperlukan untuk menjalankan proses produksi tersebut akan sangat tergantung pada sumber daya modal yang dimiliki.
Tahapan produksi secara umum biasanya membutuhkan modal di setiap tahapannya. Dalam menyiapkan modal pun harus memikirkan kembali seberapa banyak modal yang harus disiapkan agar proses produksi dapat dijalankan secara efektif dan efisien.
Hukum yang sama juga berlaku di sini. Semakin besar modal yang disiapkan tidak menjamin hasil yang nantinya akan diperoleh juga sama besarnya. Gunakan fungsi produksi secara tepat untuk memastikan modal yang disiapkan tidak berakhir sebagai proyek bakar uang yang sering membuat pelaku usaha terjebak.
Jangan sampai tergoda untuk menghabiskan terlalu banyak modal tanpa ada proyeksi dan penghitungan fungsi yang jelas.
Sumber Daya Pelaku Usaha
Faktor terakhir yang perlu dipertimbangkan untuk memastikan input produksi dapat memberikan output yang maksimal adalah pelaku usaha itu sendiri.
Untuk mencapai tujuan produksi seorang pelaku usaha harus mampu menghitung setiap faktor dan memasukkannya dalam pertimbangan produksi. Setiap sumber daya di atas tetap membutuhkan kepala yang dapat mengelola setiap faktornya. Di sinilah peran dan kejelian seorang pelaku usaha dibutuhkan.
Tahapan produksi secara umum membutuhkan perencanaan yang matang serta strategi yang benar-benar terarah. Pelaku usaha dapat memanfaatkan fungsi-fungsi terkait produksi dalam menyusun perencanaan serta strategi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnisnya.
Dengan adanya perencanaan yang matang, strategi bisnis yang dibuat pun dapat mengaplikasikan fungsi produksi secara sempurna untuk memastikan tidak ada input produksi yang terbuang atau bahkan kurang, terlebih jika memang sudah ada output produksi yang ditargetkan.
Tentu saja hal tersebut tidak akan bisa diperoleh jika pelaku usaha yang menjadi kepala dari proses produksi tersebut tidak dapat menghitung fungsi produksi secara tepat. Efektivitas serta efisiensi proses produksi dapat dipastikan dengan fungsi tersebut, memungkinkan pelaku usaha memperoleh keuntungan bisnis secara maksimal.
Setelah melakukan perencanaan yang matang serta penyusunan strategi bisnis dengan sebaik mungkin, pelaku usaha dapat menyerahkan operasional bisnis kepada aplikasi POS seperti aplikasi majoo dengan berbagai fiturnya yang akan mempermudah pengelolaan bisnis secara menyeluruh.
Sebagai contohnya, pelaku usaha dapat memanfaatkan fitur dalam aplikasi majoo untuk mencatat dan mengelola stok atau persediaan sumber daya alam yang menjadi bahan baku produksi. Aplikasi majoo juga dapat digunakan untuk mengelola stok opname dari output produksi.
Dengan demikian, efektivitas serta efisiensi produksi dapat ditingkatkan lagi, mulai dari tahapan produksi secara umum seperti persiapan, perencanaan input produksi, penjalanan kegiatan produksi itu sendiri, hingga distribusi hasil produksinya. Aplikasi majoo juga dapat membantu pelaku usaha mengurus penerbitan invoice untuk memastikan kemudahan transaksi terkait produk-produk yang dihasilkan oleh proses produksi dengan perencanaan matang tersebut.
Saatnya meningkatkan keuntungan bisnis dengan memastikan segalanya terkelola dengan baik bersama aplikasi majoo!