Apa Artinya Hit and Run dalam Bisnis? Bukan Tabrak Lari, kan?

Penulis Ajar Pamungkas
06 August 2022

article thumbnail

Hit and run artinya adalah tabrak lari, lalu seperti apa maksudnya dalam dunia bisnis?

Jika diterjemahkan secara bebas, hit and run artinya memang menabrak kemudian lari, atau yang kerap juga kita sebut sebagai kasus tabrak lari. Umumnya, istilah ini digunakan secara literal, yaitu ketika seseorang ditabrak oleh suatu kendaraan, tetapi kemudian pengendara yang menabrak tersebut kabur karena tidak ingin bertanggung jawab.

Namun, jika kita bicara dalam konteks bisnis, tentu pengertian hit and run menjadi agak berbeda karena tidak ada peristiwa apa pun terkait tabrak-menabrak dengan kendaraan dalam dunia bisnis, kan? Jadi, sebenarnya apa, sih, maksud dari istilah yang satu ini di dalam bisnis? Kita bahas bersama-sama, yuk!

Benarkah Hit and Run adalah Tindakan Penipuan?

Jika kita lihat secara praktis, hit and run dapat dijelaskan sebagai sebuah situasi ketika seorang pelanggan melakukan pemesanan suatu barang, dan setelah pihak penjual membuat reservasi untuk memastikan barang tersebut tidak dibeli oleh orang lain, pelanggan tersebut kemudian kabur tanpa menyelesaikan pesanannya.

Dari kondisi tersebut, banyak orang yang beranggapan bahwa hit and run adalah sebuah tindak penipuan. Pasalnya, sering kali penjual merasa dirugikan oleh praktik ini karena barang yang semestinya bisa dijual kepada pembeli potensial lainnya akhirnya tidak terjual.

Meski demikian, praktik ini tidak secara khusus diatur dalam peraturan serta perundang-undangan, sehingga tidak dapat diproses secara hukum sebagai tindak penipuan. Jadi, sekalipun penjual mungkin merasa tertipu, kecil kemungkinan bagi penjual untuk menindaklanjutinya.

Baca juga: Apa Itu Payment? Begini Penjelasan Lengkapnya!

Mengapa Pelanggan Melakukan Hit and Run?

Karena hit and run adalah praktik yang tidak terpuji dan dapat menimbulkan kerugian, tak jarang orang-orang pun bertanya mengapa ada pelanggan yang memutuskan untuk melakukannya.

Sebenarnya, jika kita telisik lebih jauh, ada beberapa alasan yang kerap menjadi pemicu terjadinya praktik yang satu ini. Agar lebih jelas, yuk, kita coba telaah bersama-sama!

Belum Yakin Melakukan Pembelian

Siapa pun orangnya, tentu tidak ada yang ingin salah dalam membeli sesuatu, kan? Umumnya calon pembeli akan mencoba mencari tahu terlebih dahulu spesifikasi dari produk yang ingin dibeli dan memastikan produk tersebut memang sesuai dengan kebutuhannya sebelum melakukan pembelian.

Bagaimanapun juga, dengan melakukan pembelian artinya pelanggan telah mengeluarkan uang, sehingga wajar saja jika mereka ingin memastikan terlebih dahulu uang yang dikeluarkan sepadan dengan yang akan diterima.

Pelanggan yang melakukan praktik hit and run pun banyak yang sebenarnya sedang melakukan hal yang sama. Bisa jadi, ketika melakukan pemesanan, pelanggan tersebut belum benar-benar ingin melakukan pembelian, tetapi sekadar mencari informasi terlebih dahulu dari penjual terkait barang yang ditawarkannya.

Hanya saja, dalam praktik tersebut, pelanggan seolah-olah mengindikasikan atau memberikan jaminan bahwa mereka memang akan membeli barang tersebut setelah puas bertanya. Oleh karena itu penjual pun menahan untuk tidak menjual barang yang dimaksud kepada orang lain dan menyimpan barang tersebut untuk pelanggan yang saat ini dilayaninya, terlebih jika barang yang dimaksud memang memiliki jumlah yang terbatas.

Akan tetapi, setelah memperoleh jawaban yang diinginkannya, pelanggan tersebut merasa barang yang ditawarkan tidak sesuai dengan kebutuhannya atau ada pihak lain yang mampu menawarkan barang serupa dengan nilai tambah lainnya. Oleh karena itu, pelanggan tersebut pun membatalkan pemesanan dan penjual merasa diberi harapan palsu.

Dalam situasi di atas, penjual akan merasa ditabrak oleh pengemudi yang tidak bertanggung jawab apabila pelanggan tidak menjelaskan dengan baik maksudnya untuk membatalkan pesanan. Apabila pelanggan hilang tanpa kabar, jelas penjual akan kebingungan sampai berapa lama ia harus menahan barang tersebut sebelum menjualnya kepada pembeli yang lain, kan?

Tidak Menyiapkan Dana yang Cukup

Alasan lain yang cukup sering terjadi adalah pembeli yang ‘lapar mata’ terhadap barang yang ditawarkan sehingga terburu-buru melakukan pemesanan tanpa memeriksa terlebih dahulu daya belinya. Sebagai akibatnya, pelanggan pun memilih untuk melakukan hit and run karena tidak bisa menyelesaikan pembayaran untuk barang yang sudah dipesannya.

Dalam situasi yang berbeda, terkadang ada juga pelanggan yang sudah menyiapkan dana yang cukup untuk membeli suatu barang. Akan tetapi, karena ada jangka waktu antara pemesanan dan pembayaran, dana yang sudah disiapkan oleh pelanggan tersebut pun terpakai untuk urusan lain. Akibatnya, pelanggan pun tak dapat menyelesaikan pembelian dan memutuskan untuk kabur dari penjual.

Permasalahan kurangnya dana ini kerap terjadi pada proses pembelian dengan sistem booking tanpa pembayaran di muka. Dalam metode tersebut, pelanggan bisa dengan mudah melakukan pemesanan tanpa mengeluarkan uang sama sekali.

Di satu sisi, metode semacam ini memang mempermudah pelanggan maupun penjual karena potensi barang terjual pun semakin besar dengan kemudahan tersebut, tetapi di sisi lain, cara-cara semacam ini membuat penjual rentan mengalami praktik hit and run.

Baca juga: Advance Payment adalah: Contoh, Kelebihan, dan Cara

Kecewa dengan Penjual atau Proses Pembelian

Alasan berikutnya pelanggan melakukan hit and run adalah adanya ketidakpuasan yang dialami oleh pelanggan terhadap penjual maupun proses pembelian. Sebagai akibatnya, pelanggan pun enggan untuk menyelesaikan pembelian dan lebih memilih untuk kabur tanpa memberikan kabar apa pun.

Ada banyak hal yang bisa memicu alasan yang satu ini. Kesalahan pemrosesan pesanan, misalnya saja, yaitu ketika pelanggan menginginkan suatu barang dan penjual menyanggupinya, tetapi beberapa waktu kemudian penjual mengabarkan bahwa barang yang dimaksud sudah tidak tersedia dan penjual menawarkan varian lainnya.

Selain itu, proses pembelian yang berbelit-belit juga dapat memicu pelanggan untuk kabur di tengah-tengah proses pemesanan. Bagi pelanggan yang membutuhkan suatu produk dengan cepat, proses pemesanan yang panjang dan berbelit-belit bisa jadi akan membuatnya tak sabar dan memutuskan untuk membeli barang serupa dari penjual lain tanpa memberi kabar kepada penjual pertama.

Melakukan hit and run artinya merugikan penjual yang sudah berusaha keras mengelola bisnisnya.

Tips Menghadapi Customer Hit and Run?

Menghadapi customer hit and run jelas menjadi sumber sakit kepala baru bagi para penjual. Terlepas dari besar atau kecilnya kerugian bisnis yang disebabkan oleh praktik-praktik ini, bagaimanapun juga para penjual serta pemilik usaha tetaplah manusia yang bisa merasa jengkel ketika menerima harapan kosong, kan?

Di sebagian besar kasus, pihak penjual tidak dapat melakukan apa pun karena karakter utama dari praktik yang kurang menyenangkan ini adalah tidak adanya komunikasi apa pun lagi dari pihak pelanggan yang melakukannya. Bahkan, tak jarang pelanggan yang bersangkutan pun memblokir seluruh akses komunikasi yang kerap digunakan penjual untuk menghubunginya.

Oleh karena itu, dalam menghadapi pelanggan-pelanggan nakal tersebut, cara terbaik yang bisa dilakukan adalah melakukan berbagai macam tindak pencegahan. Beberapa di antaranya, misalnya saja, adalah: 

Menerapkan Sanksi Tegas

Pelanggan yang sudah hilang tanpa kabar mungkin memang sudah tidak bisa ditindak lagi, tetapi beberapa penjual umumnya tetap memberikan sanksi tegas dengan memasukkan pelanggan tersebut ke dalam daftar hitam bisnisnya. Artinya, apabila suatu waktu pelanggan yang dimaksud datang kembali untuk melakukan pemesanan yang berbeda, penjual tidak akan menyediakan layanan apa pun untuknya.

Selain itu, beberapa penjual umumnya juga memajang informasi terkait pelanggan yang kabur tersebut dalam platformnya sebagai peringatan agar calon-calon pembeli lainnya tidak melakukan hit and run. Dengan menerapkan sanksi yang tegas semacam ini, potensi terjadinya praktik serupa pun dapat ditekan karena pelanggan yang lain pun enggan untuk menerima hukuman serupa.

Pun demikian, cara ini juga bisa menjadi bumerang bagi pihak penjual itu sendiri, lho! Dengan menunjukkan persona yang tegas dan garang, bukan tidak mungkin pelanggan yang sebenarnya tidak berminat untuk melanggar ketentuan pemesanan pun jadi enggan untuk sekadar bertanya-tanya terkait produk yang ditawarkan.

Jika situasi ini terjadi, jelas angka penjualan pun bisa jadi justru akan menurun karena pelanggan tidak bisa menerima informasi produk dengan baik sehingga tidak lagi merasa tertarik untuk melakukan pembelian.

Baca juga: Definisi Repeat Order dan Cara Meningkatkannya

Menghindari Sistem Booking Tanpa Pembayaran di Muka

Kerugian utama dari praktik hit and run adalah hilangnya potensi pendapatan dari barang yang sudah dipesan, tetapi pembayarannya tidak selesai. Untuk menghindari kerugian tersebut, penjual sebenarnya bisa menghapus pembelian dengan sistem booking.

Artinya, penjual tidak akan memproses pesanan yang belum dibayar, termasuk menahan barang tersebut agar tidak dibeli oleh pelanggan lain yang juga berminat. Dengan cara ini, penjual pun tidak akan mengalami kerugian karena setiap pesanan yang akan diproses sudah dipastikan selesai pembayarannya.

Beberapa penjual bahkan menerapkan sistem deposit dalam proses jual belinya. Dengan sistem ini, pelanggan diharuskan untuk membayarkan uang muka bernilai sekian persen dari harga yang dipatok di awal. Umumnya, sistem deposit ini digunakan oleh mereka yang bergerak di bidang jasa sebagai jaminan agar waktu yang sudah diluangkan untuk memberikan jasa tersebut tidak terbuang sia-sia dan menimbulkan kerugian.

Hanya saja, cara ini mungkin tidak dapat digunakan oleh semua penjual, terlebih mereka yang memang belum memiliki rekam jejak penjualan yang baik serta tepercaya. Bagaimanapun juga, pelanggan juga akan segan untuk menyelesaikan pembayaran kepada pihak yang tidak jelas rekam jejaknya, kan?

Memberikan Edukasi kepada Pelanggan 

Cara berikutnya yang bisa dilakukan penjual dalam menghadapi customer hit and run adalah dengan sebisa mungkin memberikan edukasi kepada pelanggan mengapa praktik-praktik semacam ini sebaiknya dihindari.

Tidak terbatas sampai di situ saja, edukasi yang diberikan juga bisa mencakup informasi terkait proses pemesanan dan juga pembayaran itu sendiri untuk mengurangi risiko pelanggan merasa kecewa dengan pengalaman yang diterimanya saat berbelanja.

Sebagai contoh, penjual dapat menjelaskan bahwa bisnisnya menerapkan sistem pre-order sehingga barang tidak bisa langsung dikirimkan begitu pesanan masuk, tetapi harus menunggu waktu produksi terlebih dahulu. Dengan demikian, pelanggan pun tidak akan berekspektasi untuk menerima barang yang diinginkannya dengan cepat kemudian beralih ke penjual lain karena merasa tidak sabar.

Di samping itu, edukasi semacam ini juga dapat membuat pelanggan merasa diperhatikan dan membantu mereka menghindari keresahan-keresahan yang mungkin muncul saat ingin melakukan pembelian. Tak ada salahnya untuk menjalin komunikasi yang baik dengan pelanggan, kan?

Karena menghadapi hit and run artinya penjual juga harus berhadapan dengan kerugian, secara tepat mengelola bisnis untuk terhindar dari praktik-praktik serupa pun menjadi sesuatu yang sangat penting. Agar dapat menjalankan bisnis dengan gampang sekaligus menghadirkan pengalaman berbelanja yang menyenangkan bagi pelanggan, manfaatkan layanan aplikasi majoo yang menawarkan beragam kemudahan tersebut.

Jangan tunggu terlalu lama, segera berlangganan layanan aplikasi majoo sekarang juga!

Baca juga: Pre Order adalah: Pengertian, Sistem, hingga Keuntungannya

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Frequently Asked Question

Jika kita lihat secara praktis, hit and run dapat dijelaskan sebagai sebuah situasi ketika seorang pelanggan melakukan pemesanan suatu barang, dan setelah pihak penjual membuat reservasi untuk memastikan barang tersebut tidak dibeli oleh orang lain, pelanggan tersebut kemudian kabur tanpa menyelesaikan pesanannya.
Beberapa penyebab utama customer hit and run adalah: (1) belum yakin melakukan pembelian; (2) belum menyiapkan dana yang cukup; (3) kecewa dengan tanggapan penjual atau proses penjualan.
Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo