Sebenarnya bukan hal yang aneh jika muncul anggapan bahwa importir adalah salah satu bidang bisnis yang membutuhkan modal besar. Namun, jika hanya beranggapan, tentu tak ada salahnya untuk beranggapan tentang apa pun, kan? Padahal, kenyataannya mungkin saja berbeda jauh dari yang anggapan.
Nah, bagaimana dengan bidang bisnis ekspor-impor sendiri? Apakah benar-benar membutuhkan modal usaha yang besar? Mari kita ulas bersama-sama!
Pengertian Importir
Jika kita membuka kembali Kamus Besar Bahasa Indonesia, kita akan menemukan pengertian importir sebagai orang atau serikat dagang maupun perusahaan yang memasukkan barang-barang dari luar negeri.
Keberadaan pengimpor ini sangat dibutuhkan di setiap negara, karena seperti yang kita ketahui, setiap negara memiliki sumber daya alam yang berbeda-beda. Sesuatu yang bisa ditemukan di sebuah negara bisa jadi tidak terdapat pada negara yang lainnya. Padahal, terlepas dari ketersediaannya, kebutuhan untuk barang-barang tersebut tetap ada.
Oleh karena itu, kegiatan ekspor dan impor pun memegang peranan yang penting untuk memastikan masyarakat di sebuah negara tetap dapat menikmati barang yang dibutuhkannya sekalipun sumber daya yang menghasilkan barang tersebut sebenarnya tidak tersedia di negaranya. Tanpa adanya pengimpor, keterbatasan produksi suatu barang akan memunculkan kelangkaan yang dapat meningkatkan harga barang-barang yang lain.
Situasi di atas dapat dihindari apabila di setiap negara terdapat pengimpor yang bekerja sesuai dengan fungsi serta pengertian importir itu sendiri!
Baca juga: Pasar Modal adalah …? Wah, Kenapa Kita Harus Tahu, ya?
Perbedaan Impor dan Importir
Nah, setelah memahami pengertian dari pengimpor, tentunya tidak sulit untuk membayangkan kegiatan apa yang sesungguhnya mereka lakukan serta fungsi yang dipegangnya dalam suatu bisnis, kan? Jangan sampai salah menyamakan pengimpor dengan impor itu sendiri, ya! Dilihat dari namanya yang berbeda, jelas keduanya juga memiliki pengertian yang berbeda pula.
Tidak perlu bingung saat mendapati pertanyaan apa perbedaan antara impor dan importir? Secara sederhana, kita dapat menjawab pertanyaan ini dengan menjelaskan bahwa impor merupakan jenis kegiatan, dan importir adalah orang yang melakukan kegiatan tersebut. Agar dapat lebih jelas menangkap perbedaan impor dan importir, mari simak penjabarannya berikut!
Impor
Impor merupakan sebuah kegiatan untuk mendapatkan barang dari luar negeri agar dapat dimasukkan dan diperdagangkan di dalam negeri. Apabila kita menyimak kembali penjelasan yang sudah diberikan sebelumnya, mudah untuk menyadari pentingnya memastikan kegiatan yang satu ini berjalan dengan baik karena dapat membantu memenuhi kebutuhan suatu barang di sebuah negara.
Pun demikian, pada praktiknya kegiatan impor tidak terbatas pada barang-barang yang tidak bisa diproduksi oleh suatu negara saja, lho! Hampir semua jenis barang sebenarnya dapat menjadi komoditas impor. Akan tetapi, ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan dalam mengimpor suatu barang.
Dengan melakukan impor, artinya kita akan menambah jumlah persediaan suatu barang di dalam negeri. Jika tidak dilakukan dengan hati-hati, risiko terjadinya oversupply bisa jadi akan sulit untuk dihindari. Ingat selalu bahwa ketersediaan barang yang berlebihan akan menurunkan harga jual harga tersebut, dan pengimpor akan mengalami kerugian ketika harga jual komoditasnya jauh di bawah harga beli.
Di samping itu, karena kegiatan impor berhubungan dengan penjual dari negara lain, peraturan perundang-undangan yang berlaku pun dapat berbeda. Tak jarang pengimpor harus memeriksa terlebih dahulu hukum-hukum serta regulasi yang berlaku di kedua negara untuk memastikan usahanya dapat tetap dilakukan dengan lancar.
Baca juga: Cara Menghitung Modal Awal dan Rumusnya
Importir
Setelah mengetahui pengertian dari impor, lalu apa yang dimaksud dengan importir? Sederhananya, importir adalah orang yang membeli barang dari luar negeri untuk dijual di dalam negaranya sendiri. Perbedaan antara jenis kegiatan yang dilakukan dengan orang yang melakukan kegiatan itulah yang kemudian menjadi perbedaan impor dan importir.
Tanpa adanya pengimpor, kegiatan impor sendiri tidak akan dapat dijalankan. Padahal, jika kita lihat kembali penjelasan terkait impor yang sudah dijabarkan di atas, kegiatan impor tidak semudah memasukkan barang dari luar negeri ke dalam negeri, tetapi menyangkut juga berbagai pertimbangan serta peraturan di kedua negara.
Memikirkan seluruh pertimbangan dan peraturan tersebut untuk memastikan barang dari luar negeri dapat masuk ke dalam negeri merupakan tugas penting seorang pengimpor. Bisa dibayangkan apabila peran ini dihapus, tentu pemerintah yang akan terbebani dengan segala urusan dagang tersebut, kan?
Contoh Kegiatan Importir
Apa saja, sih, contoh kegiatan importir? Dari penjelasan-penjelasan yang sudah diberikan, mungkin kita bisa sedikit membayangkan kira-kira bagaimana proses ekspor dan impor terjadi, kan? Namun, beda cerita jika harus menjelaskan kerja praktis yang harus dilakukan oleh para pengimpor.
Tidak perlu khawatir, agar dapat memahami kegiatan yang satu ini dengan sebaik mungkin, mari kita ulas bersama-sama pekerjaan harian yang paling sering diurus oleh para pengimpor. Dari sekian banyak aktivitas yang dilakukan, setidaknya ada tiga kegiatan utama yang mau tidak mau harus dilakukan oleh para pengimpor.
Apa saja, sih, kegiatan yang dimaksud tersebut?
1. Mempersiapkan Letter of Credit
Pada dasarnya, kegiatan ekspor impor merupakan kegiatan jual beli, hanya saja baik penjual maupun pembelinya berada di dua negara berbeda yang mungkin memiliki peraturan perdagangannya masing-masing. Selain itu, kuantitas barang yang diperdagangkan pun umumnya sangat besar.
Singkat cerita, kita dapat membayangkan kegiatan ekspor impor sebagai sebuah kegiatan jual beli yang sangat berisiko. Mengapa bisa demikian? Mudah saja, kok! Karena pembeli tidak berada di lokasi yang sama dengan penjual, dan kuantitas barang yang diperjualbelikan pun sangat besar, pihak penjual jelas akan merasa gamang dan tidak yakin pihak pembeli mampu menyelesaikan pembayaran.
Oleh karena itu, pengimpor umumnya harus mempersiapkan letter of credit atau dokumen yang dikeluarkan oleh sebuah bank yang dapat menjamin bahwa terlepas laku atau tidaknya barang yang diimpor, pembeli akan tetap memperoleh bayaran sesuai dengan harga yang ditetapkan karena bank yang akan menjadi pihak pembayarnya.
Dengan membantu meredakan kegelisahan atau kekhawatiran yang mungkin dialami oleh pihak penjual, pengimpor sebagai pihak pembeli pun bisa tetap memperoleh barang yang ingin diimpornya. Dengan kata lain, keberadaan letter of credit menjadi sangat penting untuk memastikan barang dapat masuk ke suatu negara.
Oleh karena itu, mempersiapkan letter of credit pun menjadi salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh pengimpor. Tanpa adanya dokumen yang satu ini, pengimpor akan kesulitan untuk meyakinkan penjual agar mau memasukkan barangnya ke negara asal pengimpor.
2. Memastikan Barang Terdistribusi
Setelah barang berhasil masuk, jelas langkah berikutnya adalah memastikan barang tersebut dapat terjual habis. Dalam tahap ini, pengimpor harus berupaya keras untuk mendistribusikan barang yang sudah diimpornya.
Ingat kembali bahwa kuantitas barang yang diperjualbelikan dalam kegiatan ekspor impor umumnya memiliki jumlah yang cukup besar, sehingga pengimpor pun akan mengalami kerugian yang sama besarnya apabila barang yang sudah dibelinya tersebut tidak terdistribusi dengan baik. Nah, dengan kata lain setelah berhasil memperoleh barang, pengimpor yang tadinya berada di posisi pembeli kini harus menjadi penjual.
Salah satu contoh kegiatan importir yang paling dapat terlihat adalah menjadi distributor untuk memastikan barang yang sudah diterima dari luar negeri dapat sampai ke tangan konsumen akhir. Dalam kegiatan yang satu ini, terkadang pengimpor juga bekerja sama dengan distributor untuk memastikan terjadinya penjualan.
Baca juga: Mengenal Apa yang Dimaksud Ekspor dan Eksportir
3. Menyelesaikan Pembayaran dan Pinjaman
Selayaknya proses jual beli pada umumnya, pada akhirnya pengimpor pun harus menyelesaikan pembayaran. Benar, memang, ketika pengimpor tidak berhasil mendistribusikan barang yang telah diimpornya, bank yang ditunjuk sebagai penjamin dan penerbit letter of credit akan mengambil alih tugasnya dan menyelesaikan pembayaran pada pihak eksportir.
Namun, bukan berarti masalah telah terhenti sampai di situ, lho! Bagaimanapun juga, uang yang digunakan oleh bank untuk membayar impor barang akan tetap menjadi beban pengimpor dalam bentuk pinjaman. Sekalipun masa jatuh tempo terhadap eksportir sudah lewat, biasanya masa jatuh tempo pembayaran pinjaman akan tetap berjalan.
Bisa dibilang ini adalah periode waktu tenggang bagi pengimpor untuk menyelesaikan pembayarannya, bukan kepada pihak eksportir, tetapi kepada bank penerbit letter of credit. Apabila pengimpor tetap tak dapat menyelesaikan pinjaman, bukan hanya denda dan sita yang harus dihadapinya, tetapi juga adanya kemungkinan dipersulit saat akan mempersiapkan letter of credit untuk kegiatan impor yang berikutnya.
Apakah Butuh Modal Besar untuk Jadi Importir?
Pertanyaannya, apakah untuk menjadi seorang importir kita harus menyiapkan modal yang besar? Secara sederhana, ya, tentu saja pengimpor tetap membutuhkan modal yang besar sekalipun memanfaatkan layanan yang diberikan oleh bank melalui letter of credit.
Jangan sekalipun berpikir bahwa menjadi pengimpor tidak membutuhkan modal karena beranggapan bahwa pembayaran bisa ditanggung dulu dengan letter of credit, dan pinjaman dapat diselesaikan setelah seluruh barang yang telah diimpor laku terjual. Alasannya cukup sederhana, kok, karena untuk mempersiapkan letter of credit, bank umumnya akan meminta pengimpor untuk melakukan deposit terlebih dahulu.
Dengan sistem yang demikian, modal pun tetap dibutuhkan untuk memastikan deposit dapat diselesaikan sehingga letter of credit pun bisa diterbitkan oleh pihak bank. Besarnya deposit ini pun bisa berbeda-beda tergantung bank yang ditunjuk, jadi pengimpor pun tidak bisa asal memilih bank untuk menerbitkan letter of credit.
Nah, karena menjadi importir adalah sesuatu yang tidak mudah dan membutuhkan modal yang juga tak sedikit, jangan asal dalam mengelola bisnis ekspor impor yang ditekuni agar terhindar dari kerugian. Agar dapat mengelola bisnis yang dimiliki dengan tepat, manfaatkan layanan aplikasi majoo dengan berbagai fitur andalannya yang dapat membantu mempermudah pengelolaan bisnis dari awal sampai akhir, semuanya dalam satu dasbor yang bisa diakses kapan pun, dari mana pun!
Yuk, langsung saja berlangganan layanan aplikasi majoo!
Baca juga: Letter of Credit adalah: Definisi, Jenis, dan Contohnya