Melewati akhir tahun kalender, umumnya tahun bisnis pun berakhir pula dan ditandai dengan dibuatnya laporan laba rugi single step maupun multiple steps. Wajar saja, kan, toh periode pencatatan keuangan bisnis umumnya memang disamakan dengan tahun kalender, dimulai dari tanggal satu Januari dan berakhir di tanggal tiga puluh satu Desember.
Namun, bukan berarti karena periode pencatatan bisnis selesai di akhir tahun, pencatatan keuangannya pun juga diselesaikan di tahun tersebut juga, lho! Tak sedikit pelaku usaha yang masih menyusun laporan keuangan bisnisnya hingga tiga bulan berikutnya, lho! Hanya saja, transaksi yang dicatat umumnya memang sampai akhir periode pencatatan keuangan saja.
Nah, sempat disinggung di atas, salah satu laporan keuangan yang harus dibuat di akhir periode pencatatan keuangan bisnis adalah laporan laba rugi, baik yang menerapkan metode single step maupun multiple steps. Sebenarnya, apa, sih, yang dimaksud dengan laporan laba rugi single step ini? Kita ulas lebih lanjut, yuk!
Mengenal Laporan Laba Rugi Single Step
Secara singkat, laporan laba rugi sendiri merupakan salah satu jenis laporan keuangan yang dapat dengan jelas menunjukkan performa bisnis selama satu periode pencatatan keuangan. Dalam laporan ini, besarnya pendapatan bisnis yang diterima serta total pengeluaran akan dihitung. Dari perhitungan tersebut, selisihnya dapat dijadikan penentu seberapa baik performa bisnis pada periode pencatatan keuangan tersebut.
Apabila selisih terjadi karena pendapatan lebih besar jika dibandingkan dengan pengeluaran, performa bisnis dapat dikatakan positif dan bisnis mencatatkan laba atau keuntungan. Sebaliknya, apabila selisih tersebut muncul karena nilai pengeluaran yang lebih besar dibanding pendapatan bisnis yang diterima, artinya performa bisnis tersebut negatif dan bisnis mengalami kerugian.
Saat menyusun laporan laba rugi, tak sedikit pelaku usaha yang menggunakan metode laporan laba rugi single step karena dianggap lebih simple dan mudah untuk dilakukan. Dalam metode ini, seluruh pendapatan dan pengeluaran yang terjadi dalam satu periode pencatatan keuangan akan dihitung bersamaan. Tentu cara ini jelas lebih mudah dilakukan karena tidak ada langkah tambahan yang perlu dipertimbangkan saat menyusun laporan laba rugi.
Selain metode single step, ada pula metode laporan laba rugi multiple step yang sedikit lebih rumit, tetapi juga kerap jadi andalan karena dapat menunjukkan performa bisnis secara akurat. Hmm, apa yang membedakan kedua jenis laporan laba rugi ini, sih?
Apa Perbedaan Laporan Laba Rugi Single Step dan Multiple Step?
Secara singkat, perbedaan laporan laba rugi single step dan multiple step bisa kita temukan dalam komponen transaksi keuangan yang dicatatkan dan disusun dalam laporan tersebut. Perbedaan komponen ini akan menyebabkan perbedaan jumlah langkah yang perlu diselesaikan dalam menyusun laporan laba rugi.
Sebagai contoh, saat menggunakan metode single step, pelaku usaha dapat langsung menjumlahkan seluruh pendapatan dan juga pengeluaran bisnis, termasuk transaksi-transaksi yang sebenarnya bersifat operasional.
Dengan metode ini, seluruh transaksi yang terjadi dapat langsung dimasukkan untuk menghitung besarnya laba rugi yang diperoleh bisnis dan staf bagian keuangan tidak perlu melakukan langkah-langkah tambahan untuk melakukannya.
Kondisi ini akan sulit ditemukan dalam metode multiple step yang mengharuskan pencatatan keuangan dilakukan secara detail. Artinya, kita tidak dapat langsung menjumlahkan pendapatan dan pengeluaran untuk mencari selisih laba maupun ruginya, tetapi harus terlebih dahulu memisahkan transaksi-transaksi yang telah dicatat menjadi transaksi operasional dan juga transaksi nonoperasional.
Meski sedikit lebih rumit, metode multiple step dapat dimanfaatkan untuk menghitung laba kotor yang dihasilkan oleh bisnis. Pasalnya, dalam metode ini, selisih laba rugi yang dihasilkan akan dengan tepat menghitung selisih antara transaksi yang berhubungan dengan kegiatan operasional dan nonoperasional.
Nah, setelah memahami perbedaan laporan laba rugi single step dan multiple step, sekarang saatnya kita mencoba memaksimalkannya dalam penerapan pencatatan keuangan bisnis, yuk!
Baca Juga: Cara Menghitung Laba Rugi Bisnis dengan Laporan Laba Rugi
Memaksimalkan Bentuk Laporan Laba Rugi Single Step
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bentuk laporan laba rugi single step bisa dibilang cukup sederhana karena tak ada pemisahan antara transaksi operasional dengan transaksi nonoperasional.
Pun demikian, sebenarnya tak ada perbedaan bentuk antara laporan laba rugi yang dikerjakan dengan metode single step jika dibandingkan dengan pengerjaan laporan laba rugi pada umumnya. Ingat kembali bahwa pembedanya hanya terdapat pada penggabungan transaksi-transaksi operasional dengan transaksi nonoperasional.
Karena sifatnya yang demikian, bentuk laporan laba rugi single step kerap dimaksimalkan untuk menghitung posisi laba rugi bisnis dengan cepat. Namun, bukan berarti metode ini tak bisa digunakan untuk menghitung besarnya beban operasional yang harus ditanggung oleh bisnis.
Dalam laporan laba rugi yang disusun dengan metode single step, beban operasional tetap dapat diketahui dengan mencari selisih antara keuntungan yang diperoleh dengan seluruh beban yang ada. Beban operasional ini umumnya bisa diketahui dengan mudah ketika laporan laba rugi dibuat dengan metode multiple step, karena beban operasional akan dipisahkan di awal.
Dengan kata lain, selain beban operasional yang baru bisa dihitung di akhir penyusunan laporan laba rugi, bentuk metode single step sebenarnya tak memiliki banyak perbedaan jika dibandingkan dengan penyusunan laporan laba rugi dengan metode lainnya.
Baca Juga: Laporan Keuangan Restoran: Pentingkah? Ada Contohnya?
Bagaimana Cara Membuat Laporan Laba Rugi Single Step?
Setelah memahami bentuknya, sebenarnya cara membuat laporan laba rugi single step bisa dilakukan dengan mudah. Ingat selalu bahwa dalam jenis laporan yang satu ini, seluruh pendapatan dan pengeluaran perlu dijumlahkan tanpa perlu memisahkan transaksi yang bersifat operasional agar selisih laba ruginya bisa dicari.
Pertama-tama, jumlahkan terlebih dahulu seluruh pendapatan yang diterima, misalnya pos penerimaan yang masuk dari penjualan bersih. Total pendapatan ini kemudian dituliskan di kolom saldo.
Selanjutnya, kita perlu beralih ke pos beban. Jangan lupa bahwa harga pokok penjualan perlu ditambahkan pula sebagai beban, karena harga pokok penjualan ini merupakan nilai biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi. Dengan demikian, harga pokok penjualan pun bisa dianggap sebagai beban atau pengeluaran.
Nilai harga pokok penjualan ini pun kemudian dijumlahkan dengan jenis-jenis beban lainnya seperti beban penjualan, beban bunga pinjaman, maupun beban-beban lain yang menyebabkan terjadinya transaksi keluar. Setelah dijumlahkan, total beban pun dapat diketahui dan dituliskan dalam kolom saldo.
Selisih antara total pendapatan dan total beban merupakan nilai laba atau keuntungan yang diperoleh sebelum dipotongan dengan pajak. Oleh karena itu, untuk mengetahui besarnya laba atau rugi yang ditanggung, kita perlu mengurangi sisa total pendapatan ini dengan pajak. Bagaimana? Cara membuat laporan laba rugi single step ini sama sekali tidak susah, kan?
Mengambil Contoh Laporan Laba Rugi Single Step
Ada banyak sekali contoh laporan laba rugi single step yang bisa ditemukan. Contoh-contoh tersebut dapat dijadikan acuan untuk memahami bagaimana cara membuat laporan laba rugi dengan metode ini.
Dari contoh-contoh yang ada, kita dapat dengan mudah memahami bahwa metode single step merupakan metode yang lebih berfokus pada hasil penyusunan laporan laba rugi. Jika dibandingkan dengan metode multiple step, misalnya saja, laporan laba rugi yang dikerjakan dengan single step mungkin terasa kurang detail.
Dalam laporan laba rugi yang satu ini, tidak ada pemisahan antara transaksi operasional dengan transaksi nonoperasional, sehingga laba operasional tidak bisa dihitung di awal. Dengan demikian, membedakan antara transaksi-transaksi biasa yang dilakukan sehari-hari dengan transaksi insidentil yang tidak selalu ada akan sulit untuk dilakukan.
Baca Juga: Laporan Keuangan Perusahaan Jasa: Kenali Jenis & Contohnya!
Baik dengan menggunakan contoh laporan laba rugi single step maupun mencoba menyusun laporan laba rugimu sendiri, selama setiap transaksi yang terjadi dicatat dengan tepat dan akurat, penyusunan laporan laba rugi tidak akan menjadi sesuatu yang sulit, kok. Jika masih bingung bagaimana memastikan setiap transaksi tersebut dapat dicatat secara akurat, manfaatkan aplikasi majoo!
Dengan fitur pencatatan keuangan dalam aplikasi majoo, setiap transaksi yang terjadi akan langsung dicatat secara tepat, akurat, dan otomatis, sehingga laporan laba rugi single step yang dibuat pun akan sama akuratnya. Jadi, yuk, segera nikmati layanan aplikasi majoo sekarang juga!
Sumber:
https://www.jurnal.id/id/blog/cara-membuat-laporan-laba-rugi-perusahaan/