Setiap pemilik usaha tentu sudah sangat familier sekali dengan pembukuan keuangan. Bagaimana tidak? Jika keuangan bisnis tidak dibukukan, tentu sulit untuk mengetahui apakah bisnis sudah berjalan sesuai dengan harapan atau justru menanggung kerugian, kan?
Pertanyaannya, kenapa pembukuan ini harus rutin dilakukan, sih? Jika hanya untuk mengetahui performa bisnis, bukankah ada cara-cara lain? Penasaran?! Bagaimana jika kita bahas saja bersama-sama alasannya!
Apa yang Dimaksud dengan Pembukuan Keuangan?
Sebelum rutin membukukan keuangan, penting juga, lho, untuk tahu apa yang sebenarnya dimaksud dengan pembukuan keuangan. Secara sederhana, kita dapat menjelaskan aktivitas ini sebagai sebuah proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengakumulasikan seluruh jenis data dan informasi terkait keuangan.
Nah, dalam menjalankan suatu bisnis, tentu akan ada uang yang keluar dan masuk, kan? Pembukuan merupakan salah satu pilihan yang bisa diambil oleh pemilik usaha untuk mengetahui seluruh informasi terkait transaksi yang menyebabkan terjadi keluar-masuknya uang tersebut.
Idealnya, seluruh transaksi yang terjadi dalam sebuah periode dicatat dengan rinci tanpa ada yang terlewat. Dengan demikian, pembukuan pun akan menghasilkan laporan keuangan yang akurat, sehingga dapat digunakan untuk menyusun strategi bisnis yang lebih baik lagi ke depannya.
Baca juga: Mengenal Beragam Contoh Jurnal Umum dalam Dunia Bisnis
Apa Tujuan Pembukuan Keuangan Dilakukan?
Sebenarnya, mengapa pembukuan ini perlu dilakukan? Apa sesungguhnya tujuan pembukuan keuangan? Jika kita lihat kembali pengertian yang dimilikinya, kegiatan pembukuan ini akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk beragam aktivitas keuangan bisnis lainnya. Namun, apa sebenarnya yang menjadi tujuan dari kegiatan pembukuan itu sendiri, sih?
Setidaknya, ada tiga tujuan yang ingin dicapai dengan membukukan keuangan bisnis secara teratur, mulai dari memantau arus kas, mengukur performa bisnis, bahkan hingga menghindari potensi risiko yang dapat merugikan bisnis. Bagaimana kegiatan membukukan keuangan bisa mencapai hal-hal tersebut? Langsung saja kita bahas bersama-sama, yuk!
1. Mempermudah Pemantauan Arus Kas
Seperti yang sudah sama-sama kita ketahui, siap menjalankan bisnis berarti harus siap juga berhadap dengan uang yang terus keluar-masuk seiring dengan transaksi yang terjadi. Semakin besar skala bisnis yang dijalankan, kompleksitas keluar-masuknya uang ini pun juga akan semakin tinggi. Jangankan demikian, pengelolaan keuangan rumah tangga saja tak jarang membuat pusing, kan?
Nah, dengan membukukan keuangan bisnis ke dalam catatan khusus, pemilik usaha pun lebih mudah dalam memantau berapa banyak uang yang keluar dan berapa banyak pula yang masuk. Dengan demikian, semakin mudah pula bagi pemilik usaha untuk mengelola keuangan bisnisnya.
Semua transaksi bisnis yang terjadi akan selalu tercatat, sehingga dapat diketahui mengapa ada pengurangan atau penambahan kas. Terkesan sepele, memang, tetapi manfaatnya akan sangat besar sekali bagi bisnis, karena dengan keuangan yang sudah tercatat rapi, pemilik usaha dapat lebih mudah dalam mengambil keputusan bisnis.
2. Menghindari Risiko yang Dapat Merugikan Bisnis
Salah satu tujuan pembukuan keuangan yang juga tak kalah penting adalah untuk menghindari potensi-potensi masalah atau risiko yang dapat merugikan bisnis. Coba bayangkan, apabila keuangan bisnis tidak tercatat dengan rapi, tentu akan ada beberapa transaksi yang terlewat atau terlupakan.
Masalahnya, gangguan-gangguan semacam ini bisa menjadi fatal sekali jika terjadi dalam pengelolaan bisnis. Apabila keuangan bisnis tidak dicatat dan dibukukan secara teratur misalnya saja, akan ada kemungkinan beberapa aset yang hilang tanpa sepengetahuan, baik hilangnya karena memang ada praktik kecurangan maupun karena sebenarnya aset tersebut sudah terjual, tetapi transaksi penjualannya tak tercatat.
Jika dibiarkan terus-menerus, sudah tentu bisnis akan merugi akibat pengelolaan aset yang buruk. Nah, sebaliknya, ketika pembukuan dilakukan secara rapi dan teratur, masalah-masalah seperti ini akan lebih mudah untuk dihindari karena seluruh transaksi keuangan akan selalu tercatat, baik yang melibatkan penjualan, pembelian, pembayaran utang, maupun urusan lainnya.
Baca juga: Risiko Usaha: Faktor Penyebab, Jenis, dan Cara Mencegahnya
3. Mempermudah Mengukur Untung Rugi Bisnis
Seberapa baik, sih, performa bisnis yang dijalankan? Biasanya, untuk menjawab pertanyaan ini, pemilik usaha perlu menunggu hingga habisnya periode keuangan yang berjalan untuk melihat hasil dari laporan keuangannya.
Namun, dengan membukukan keuangan secara rutin dan berkala, pemilik usaha tidak perlu lagi menunggu periode keuangan yang umumnya berjalan selama satu tahun kalender penuh. Cukup dengan memeriksa pembukuan yang ada, pemilik usaha sudah bisa menentukan apakah performa bisnisnya sudah sesuai dengan target atau justru terpeleset ke arah rugi.
Bahkan, bukan tidak mungkin pemilik usaha melakukan intervensi di tengah ketika mengetahui performa bisnisnya memburuk dengan mengganti strategi. Langkah cerdas ini tidak akan mungkin bisa diambil apabila pemilik usaha tidak memiliki pembukuan yang baik, sehingga tidak dapat mengukur situasi untung dan rugi dari bisnis yang tengah dijalankan.
Apa Saja Isi Pembukuan Keuangan?
Tertarik untuk mulai membukukan keuangan bisnis, tetapi bingung apa saja isi pembukuan keuangan? Tenang, jangan panik dulu! Mudah saja, kok!
Pada dasarnya, membukukan keuangan tak ada ubahnya dengan membuat laporan keuangan sederhana. Pasalnya, kegiatan pembukuan ini memang sekadar ditujukan untuk memastikan tidak ada transaksi bisnis yang terlewat tanpa tercatat. Oleh karena itu, umumnya isi pembukuan keuangan akan mencakup harta, kewajiban, modal, penghasilan, biaya, serta harga perolehan dan penjualan barang serta jasa.
Dari catatan banyaknya harta, kewajiban, modal, penghasilan, dan lain-lainnya tersebut, pemilik usaha dapat menyusun laporan keuangan yang lebih rinci untuk menjelaskan performa bisnisnya secara angka.
Umumnya, tujuan tersebut dicapai dengan mengolah pembukuan seluruh transaksi yang dibuat menjadi empat jenis laporan keuangan: laporan arus kas, laporan laba rugi, laporan neraca, dan laporan perubahan modal. Keempat jenis laporan inilah yang nantinya akan menjadi komponen utama laporan keuangan usaha.
Bagaimana Cara Membuat Pembukuan Keuangan?
Setelah mengetahui apa saja isi yang ada di dalam pembukuan, tentu pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara membuat pembukuan keuangan, kan?
Mudah saja, sebenarnya. Pertama-tama, yang harus dilakukan adalah menentukan terlebih dahulu apa yang ingin dibukukan; apakah pemasukan? Pengeluaran? Kas? Persediaan? Inventaris? Atau laba rugi?
Setiap jenis kegiatan di atas akan memengaruhi kolom apa saja yang perlu disediakan dalam pembukuan. Misalnya saja, untuk pembukuan pemasukan, kolom yang harus disiapkan adalah tanggal, deskripsi, harga, jumlah, dan total pemasukan, sementara untuk pembukuan laba rugi, kolom yang dibutuhkan adalah deskripsi dan total nilainya saja.
Selanjutnya, kita hanya perlu mencatatkan setiap transaksi sesuai dengan jenisnya ke dalam kolom-kolom yang sudah disiapkan. Misalnya saja jika transaksi tersebut membuat kas bertambah, transaksi dicatatkan pada pembukuan pemasukan, dan demikian seterusnya. Bagaimana, cara membuat pembukuan keuangan ini sebenarnya tidak terlalu sulit untuk dipahami, kan?
Bagaimana Langkah Langkah dalam Pembukuan?
Sama seperti cara membuatnya, langkah langkah dalam pembukuan sebenarnya juga cukup mudah, kok, pasalnya kita hanya perlu mengetahui bagaimana alur pembukuan tersebut dilakukan.
Setelah seluruh transaksi tercatat di buku besar, selanjutnya kita hanya perlu memindahkannya ke buku kas kecil yang lebih spesifik dalam menjelaskan kondisi keuangan bisnis. Langkah-langkahnya tidak sulit, dari buku besar, pertama kita membuat buku kas keluar, kemudian buku kas masuk. Keduanya kemudian dapat digabungkan menjadi buku kas utama.
Selanjutnya, kita membuat buku persediaan barang dan juga inventarisnya. Setelah seluruh buku kas dan juga inventaris barang ini selesai, tutup langkah langkah dalam pembukuan dengan membuat buku laba rugi. Mudah, kan?
Baca juga: Cara Menghitung Laba Rugi Bisnis dengan Laporan Laba Rugi
Seperti Apa, sih, Contoh Pembukuan Keuangan Itu?
Masih bingung dan tak ada bayangan dalam memahami pembukuan keuangan? Tak apa, coba lihat dulu beberapa contoh pembukuan keuangan berikut agar lebih jelas!
-
Contoh Pembukuan Pemasukan
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/mengenal-pembukuan
-
Contoh Pembukuan Pengeluaran
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/mengenal-pembukuan
-
Contoh Pembukuan Laba Rugi
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/mengenal-pembukuan
Coba perhatikan contoh pembukuan keuangan di atas. Pada dasarnya, membukukan keuangan bisnis bukanlah perkara yang sukar, karena sesungguhnya yang harus dilakukan adalah sekadar memindahkan catatan transaksi yang sudah dilakukan ke posnya masing-masing. Namun, manfaat yang dibawanya sangat besar sekali. Oleh karena itu jangan ragu untuk mulai membuat pembukuan keuangan yang rapi dan rutin diperbarui.
Agar bisnis lebih efektif lagi, jangan lupa memanfaatkan layanan yang disediakan oleh aplikasi majoo! Setiap fitur yang ada di dalam aplikasi majoo sudah dirancang sebaik mungkin untuk memberikan kemudahan bagi para pemilik usaha dalam mengelola bisnisnya.
Jadi, tunggu apa lagi? Ayo segera berlangganan layanan aplikasi majoo sekarang juga!
Baca juga: Ayo Belajar Cara Membuat Pembukuan Usaha Sederhana!