Jika mendengar kata kargo, apa yang kamu pikirkan? Banyak orang yang memikirkan bahwa kargo adalah pengiriman barang, ekspedisi, ataupun pengiriman barang dengan muatan besar.
Melihat pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat saat ini, tentu harus diimbangi dengan pendistribusian barang yang baik. Apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan yang proses pengiriman barangnya tentu tidaklah mudah. Pengiriman yang jauh dengan muatan besar memang tidak mudah sehingga muncul jasa pengiriman kargo. Apa itu pengiriman kargo? Apa saja jenis-jenis pengiriman kargo? Supaya kamu lebih paham, berikut ini penjelasan lebih lengkap mengenai pengiriman kargo.
Apa Itu Kargo?
Kargo diartikan sebagai semua barang (goods) yang dikirim melalui udara, laut, atau darat yang biasanya barang yang dikirim merupakan barang untuk diperdagangkan kembali. Pengiriman ini mencakup wilayah/kota di dalam negeri maupun antarnegara yang dikenal dengan istilah ekspor dan impor.
Perlu diperhatikan bahwa sebelum barang yang dikirim sampai di tempat tujuannya, barang tersebut harus melalui beberapa proses penanganan kargo, dimulai dari aktivitas pengiriman barang, penggolongan jenis kargo, prosedur penerimaan, dan pengeluaran kargo.
Semua proses tersebut dilakukan dengan tiga pihak utama, yakni:
- Pihak pengirim (shipper);
- Pihak penerima (consignee);
- Pihak pengangkut (carrier).
Lihat Juga :
Jenis-Jenis Kargo
Kargo identik dengan kontainer besar yang diangkut dengan menggunakan kapal pengangkut barang atau truk kontainer, tapi bisa pula kargo dikirimkan dengan menggunakan pesawat yang khusus mengangkut barang-barang kargo. Kargo mempunyai beberapa jenis yang biasa ditemukan sesuai dengan klasifikasi barang kiriman. Berikut ini adalah jenis-jenis kargo yang sering ditemui di Pelabuhan, antara lain:
1. General Cargo (Kargo Umum)
Kargo umum adalah barang yang masuk ke dalam kategori jenis ini memiliki sifat yang tidak membahayakan, tidak mudah rusak, tidak busuk, ataupun mati. Jenis barang yang termasuk dalam kategori general cargo tidak memerlukan penanganan khusus andaikan persyaratan pengangkutan telah memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.
Dalam logistik, istilah general cargo merujuk pada barang yang dapat diangkut secara individual dalam satu bagian. Hal ini bisa berupa paket, tong, atau kotak. Apabila semua unit ini dikumpulkan dari pengirim yang berbeda dan digabungkan menjadi unit yang lebih besar, biasanya disebut groupage freight.
Barang-barang yang termasuk kargo umum, ukuran dan beratnya dapat ditampung ke dalam ruangan kontainer kapal bila menggunakan metode pengiriman melalui laut dan compartment pesawat bila melalui udara.
Beberapa contoh barang jenis kargo umum, seperti produk tekstil, barang elektronik, furnitur, dan lain sebagainya.
2. Special Cargo (Kargo Khusus)
Seperti namanya, kargo khusus adalah barang-barang yang memerlukan penanganan khusus baik dalam pengiriman, penerimaan, ataupun pengangkutannya. Hal ini karena jenis barang tersebut bisa mudah rusak, sedikit berbahaya, atau cukup langka.
Contoh jenis-jenis special cargo dalam pengiriman barang internasional yang perlu kamu ketahui, yakni:
- Live Animal (AVI), jenis kargo khusus untuk hewan-hewan hidup yang dikirim melalui pesawat udara, seperti ayam, kuda, kambing, ikan, harimau, dan lain sebagainya.
- Human Remain (HUM), jenis kargo khusus untuk pengiriman mayat manusia. HUM terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Uncremated in coffin, mayat yang masih berbentuk jasad dan diangkut dengan menggunakan peti jenazah.
- Cremated, jenazah yang sudah berupa abu (ashes) dan biasanya dikirim dengan menggunakan kotak kayu atau guci.
- Perishable Goods (PER), barang kiriman yang mudah sekali rusak, hancur, atau busuk, seperti sayuran, buah-buahan, ikan, daging, bunga, dan bibit tanaman.
- Valuable Goods (VAL), barang kiriman yang memiliki nilai tinggi, seperti emas, intan, berlian, platina, dan lain sebagainya.
- Strongly Smelling Goods, barang kiriman yang memiliki wangi atau bau yang sangat menyengat, seperti minyak wangi, durian, minyak kayu putih, dan lain sebagainya.
- Live Human Organ (LHO), barang kiriman yang meliputi organ tubuh manusia yang masih berfungsi, seperti ginjal, jantung, bola mata, hati, dan lain sebagainya.
3. Dangerous Cargo (Kargo Berbahaya)
Dangerous cargo adalah jenis kargo yang memiliki tingkat risiko tinggi dan berbahaya serta dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan dan keselamatan penerbangan.
Tanpa kamu disadari, ternyata banyak barang yang kamu gunakan secara teratur menimbulkan bahaya bagi penerbangan, seperti baterai litium, es kering, dan krim aerosol. Barang-barang seperti ini mungkin tampak tidak berbahaya, tapi ketika diangkut melalui udara ternyata sangat berbahaya, lho!
Listrik statis, getaran, variasi suhu, dan tekanan bisa menyebabkan barang bocor, menghasilkan asap beracun, memicu api, bahkan bisa meledak jika barang-barang ini tidak ditangani dengan benar.
Dangerous cargo terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
- Explosive Goods (REX), barang-barang berbahaya yang mudah meledak, seperti bom, nuklir, mesiu, peluru, petasan, senjata berat, kembang api, dan beberapa jenis lainnya.
- Gasses (RPG), jenis barang yang mudah menguap, seperti hydrogen, propane, butane, dan sejenisnya.
- Flammable Liquids (RFL), barang-barang berupa zat cair dan memiliki sifatnya mudah terbakar, seperti alkohol, varnishes, certain paints, bahan bakar minyak, dan lain sebagainya.
- Radioactive Material (RFW), barang kargo berupa zat yang bila terkena sinar akan bereaksi dan dapat membahayakan bagi manusia, hewan, dan beberapa jenis kargo lainnya.
- Corrosives (RCM), barang-barang yang mengandung karat, seperti merkuri dan asam batu baterai.
- Flammable Solids (RFS), kargo jenis ini berupa zat padat dan memiliki bersifat mudah terbakar, seperti bahan bakar padat, matches, dan sejenisnya.
- Miscellaneous Dangerous Goods (RMD), barang-barang yang dianggap berbahaya dan mengancam keselamatan penerbangan bila diangkut dengan menggunakan transportasi udara. Barang-barang tersebut, seperti magnet, biang es, kendaraan, kursi roda elektrik, dan lain sebagainya.
- Oxidizing Substances (ROX) dan Organic Peroxide, barang kargo yang mudah menguap, bila dihirup manusia dan mengakibatkan pusing atau mengantuk. Barang-barang tersebut, seperti ammonium nitrate dan calcium chlorate.
- Toxic (RPB) dan Infectious substances (RIS), barang-barang yang mengandung racun, seperti virus hidup, sianida, pestisida, bakteri hidup, virus HIV, dan sejenisnya.
4. Irregularity Cargo
Irregularity cargo adalah jenis barang kiriman yang terlibat ke dalam permasalahan penangan kargo. Hal ini dapat diartikan bahwa barang kiriman tidak sesuai dengan SOP (Standard Operation Procedure) saat proses penerimaan atau pengiriman terjadi kesalahan. Ada beberapa jenis irregularity cargo, yaitu:
- Missing Cargo, barang kargo yang hilang saat akan dikirim — di stasiun pemberangkatan (origin station) atau di stasiun kedatangan (destination station).
- Damage Cargo, barang kargo yang dikirim dalam keadaan rusak — rusak saat packing atau dari kondisi barang itu sendiri. Terdapat beberapa jenis damage cargo, seperti torn, breakage, pilferage, spoile, mortality, dan
- Overload Cargo, barang yang sudah dibuatkan manifest tapi gagal berangkat karena kapasitas pesawat yang overload.
- Found Cargo, barang kargo yang ditemukan di stasiun lain yang bukan tujuan dari barang tersebut.
Baca Juga: Ekspedisi adalah Perjalanan Menjelajahi Dunia? Bukan, dong!
Prosedur Pengiriman Barang Kargo
Dalam proses pengiriman, tentunya kargo mempunyai prosedur tersendiri yang harus dipatuhi. Prosedur atau aturan tersebut diberlakukan agar pengiriman barang sampai ke tujuan dengan aman. Berikut ini beberapa prosedurnya, antara lain:
1. Booking Shipment (Pemesanan)
Hal pertama yang harus dilakukan adalah booking shipment ke perusahaan kargo dengan memberikan data diri, seperti fotocopy KTP, SPPKP dan NPWP. Berkas ini diberikan kepada perusahaan kargo agar barang yang dikirim mudah diproses.
2. Menentukan Berat Barang Kiriman
Sebelum barang dikirimkan, ketahuilah terlebih dahulu berat barang. Dengan mengetahui berat barang tersebut bertujuan untuk menentukan container empty. Terdapat dua cara dalam menghitung berat barang, yaitu berdasarkan berat asli dan volume barang.
3. Penerimaan Barang
Jika kamu telah mengetahui berat atau volume barang, langkah selanjutnya adalah menerima barang ke container empty. Pada tahapan ini diperbolehkan memeriksa kondisi container layak untuk digunakan atau tidak. Apabila sudah layak, pihak kargo akan melanjutkan pengiriman.
4. Menentukan Barang yang Mudah Rusak
Tahapan ini untuk menentukan kategori kargo umum atau khusus. Barang-barang yang mudah rusak seperti makanan yang mudah busuk atau rusak masuk ke kategori special kargo yang akan ditangani secara khusus.
5. Menentukan Barang Cair
Barang berbahan cair bisa berakibat fatal jika tidak diperhatikan keamanannya. Pengiriman benda cair harus berada di dalam tangki serta container yang digunakan di las agar safety dan tidak tumpah.
6. Mengisi Airwaybill
Pengisian airwaybill (AWB) atau STTP (Surat Tanda Terima Pengiriman) merupakan bukti barang sudah diangkut. Kurir akan menulisnya dan pengirim wajib menandatangani. Setelah itu, kurir akan memberikan lampiran sebagai bukti pengiriman barang.
Baca Juga: Shipping adalah: Pengertian, Jenis, dan Tips
Perbedaan Pengiriman Kargo dan Reguler
Kini, banyak orang yang telah dimudahkan dalam mengirim barang dalam skala kecil maupun besar memakai jasa pengiriman barang. Namun jasa pengiriman tentunya memiliki bagian dan fungsi tersendiri yang secara khusus memenuhi kebutuhan konsumennya.
Pada pengiriman barang terdapat istilah pengiriman kargo dan regular. Lantas, dari kedua istilah tersebut apa saja perbedaannya? Yuk, simak perbedaannya di bawah ini!
1. Tarif
Tarif pengiriman memang akan memengaruhi penilaian konsumen. Untuk pengiriman kargo, tarif akan dihitung berdasarkan minimal berat paket 10 kg — ada juga yang berat minimal paket 3 kg. Berbeda dengan pengiriman reguler yang memakai perhitungan barang per 1 kg.
Dilihat dari tarif pengiriman, kargo lebih murah dibandingkan reguler karena memang memberikan cakupan bobot barang yang lebih besar. Bisa dikatakan bahwa tarif pengiriman kargo akan lebih murah ketika barang yang dikirimkan lebih dari 10 kg.
Apabila kamu mengirimkan barang di bawah 1 kg, tarif pengiriman reguler bisa lebih ekonomis. Hal ini kepada bobot paketmu dan kamu memilih biaya kirim terbaik supaya tidak mengalami kerugian, ya.
2. Jenis Paket
Perbedaan selanjutnya adalah jenis paketnya. Jenis paket untuk pengiriman reguler pada umumnya berisi dokumen, makanan, pakaian, gadget dan barang kecil lainnya. Sedangkan pengiriman kargo dapat mengangkut motor, mobil, bahan pokok, furnitur, dan paket berukuran besar lainnya.
3. Berat Paket
Untuk pengiriman kargo paket yang bisa dikirimkan memiliki bobot minimal 3 kg atau 10 kg dan maksimal beratnya bisa mencapai 50 kg hingga 100 kg. Berbeda dengan pengiriman reguler yang memiliki aturan berat mulai 0 kg sampai 20 kg. Semua ini tergantung dari aturan setiap perusahaan ekspedisi.
4. Packing
Pengemasan paket akan memengaruhi proses pengiriman barang. Pada umumnya, packing pengiriman reguler memakai bahan plastik, paperbag, bubble wrap, dan kardus kecil.
Sedangkan pengiriman barang kargo menggunakan kardus, karung, kemasan plastik jumbo, peti kayu dan cover khusus untuk melindungi paketnya. Hal tersebut wajar karena pengiriman kargo menampung lebih banyak paket dibandingkan pengiriman reguler.
5. Estimasi Pengiriman
Estimasi pengiriman reguler berkisar 1 hingga 3 hari, sedangkan pengiriman kargo berkisar 7 hingga 14 hari.
6. Fasilitas
Fasilitas yang diberikan pada pengiriman kargo seperti packing barang dengan penanganan khusus, sedangkan pengiriman reguler tidak memiliki fasilitas tersebut.
Kemudian dari segi fasilitas pengantaran, kebanyakan pengiriman kargo akan diantar ke bandara, stasiun, terminal, agen, ataupun kantor cabang. Sedangkan reguler seluruh paketnya akan diantarkan langsung ke alamat penerimanya.
7. Kantor Operasional
Pengiriman reguler mempunyai lebih banyak kantor operasional dan agen pembantu yang berada di seluruh Indonesia. Sedangkan untuk pengiriman kargo hanya memiliki kantor operasional pada kota besar sehingga kurang menjangkau lokasi di pelosok.
Kesimpulan
Nah, itulah penjelasan mengenai pengiriman kargo. Pengiriman kargo adalah proses mengirimkan barang yang bermuatan banyak dan besar serta memiliki syarat pengiriman yang harus dipenuhi.
Sebelum melakukan pengiriman cargo, ada baiknya pahami terlebih dahulu regulasi yang harus diikuti agar pengiriman dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, pilihlah jasa ekspedisi kargo yang sesuai dengan kebutuhan dan budget-mu.
Memiliki bisnis khususnya toko online membutuhkan jasa pengiriman. Kamu perlu mengatur pengiriman barang tersebut dengan menggunakan aplikasi wirausaha online seperti aplikasi majoo.
Aplikasi majoo memiliki fitur toko online yang terintegrasi ke semua toko online-mu sehingga kamu bisa mengatur segala pengiriman barang hanya menggunakan satu aplikasi saja. Fitur lain yang bisa kamu dapatkan dengan menggunakan aplikasi majoo ada di sini.
Yuk, gunakan aplikasi majoo agar bisnismu maju dan berkembang seperti #majoopreneur lainnya!