Istilah profit dan profitabilitas mungkin digunakan secara bergantian, tetapi keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Profitabilitas adalah kemampuan sebuah perusahaan untuk menghasilkan profit atau laba.
Sementara itu, profit atau laba adalah nominal keuntungan yang ditentukan oleh pendapatan dikurangi dengan biaya-biaya. Terlepas dari perbedaan tersebut, keduanya merupakan metrik akuntansi dalam menganalisis kesuksesan finansial perusahaan.
Untuk memahami keuangan perusahaan sehat atau tidak dan siap atau tidaknya perusahaan bertumbuh, kita perlu memahami pembeda antara laba dengan profitabilitas. Maka dari itu, mari kenali lebih dalam tentang pengertian profitabilitas.
Apa yang dimaksud dengan profitabilitas?
Profitabilitas terkait erat dengan laba, tetapi mempunyai satu pembeda utama. Laba merupakan jumlah absolut, sedangkan profitabilitas bersifat relatif. Profitabilitas dijadikan sebagai metrik untuk menentukan ruang lingkup keuntungan perusahaan dalam kaitannya dengan ukuran bisnis.
Dengan kata lain, profitabilitas adalah kemampuan bisnis untuk melakukan pengembalian investasi sesuai dengan sumber dayanya dibandingkan dengan investasi alternatif.
Jadi, bisa dikatakan bahwa profitabilitas merupakan ukuran efisiensi yang menunjukkan keberhasilan atau kegagalan sebuah perusahaan. Pasalnya, meskipun menghasilkan laba, belum tentu perusahaan untung.
Jika mau ditilik lebih dalam, para ahli ekonomi memaparkan definisi tersendiri terkait profitabilitas. Sebagai contoh, Prof. R. Agus Sartono, Guru Besar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada menyatakan:
“Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam kaitannya dengan penjualan, total aktiva, atau modal sendiri.”
Selanjutnya, salah satu hal penting yang perlu dipahami adalah rasio profitabilitas. Silakan simak penjelasan di bawah ini!
Rasio profitabilitas
Rasio profitabilitas atau profitability ratio merupakan merupakan metrik keuangan yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan relatif yang dibandingkan terhadap pendapatan, biaya operasional, aset, dan ekuitas pemegang saham dari waktu ke waktu.
Apabila perhitungan profitability ratio menunjukkan rasio yang lebih tinggi dari kompetitor atau periode sebelumnya, artinya perusahaan berjalan dengan baik.
Profitability ratio digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan. Bisa dikatakan juga, rasio ini mengindikasikan kemampuan perusahaan menghasilkan laba selama periode tertentu melalui operasional bisnis yang efisien.
Nah, untuk memahami lebih lanjut terkait profitabilitas, kamu perlu memahami jenis-jenis rasio profitabilitas yang akan diulas di bawah ini.
Gross profit margin (Margin laba kotor)
Melalui margin laba kotor, kamu dapat menilai persentase laba kotor terhadap pendapatan yang didapatkan dari penjualan.
Laba kotor menjabarkan jumlah laba yang diperoleh perusahaan dengan mempertimbangkan yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu produk atau jasa.
Bila disederhanakan lagi, margin laba kotor atau gross profit margin adalah perhitungan efisiensi harga pokok atau biaya produksi. Semakin besar nilai margin laba kotor, semakin efisien pula operasional sebuah perusahaan.
Baca juga: Gross Profit: Dari Rumus Hingga Cara Menghitung Gross Profit
Hal tersebut akan terlihat dari harga pokok penjualan yang lebih rendah dari nilai penjualan. Rumus profitabilitas margin laba kotor adalah sebagai berikut ini.
Margin laba kotor = (Laba kotor/Total pendapatan) x 100%
Net profit margin (Margin laba bersih)
Berikutnya, terdapat margin laba bersih sebagai rasio profitabilitas yang menilai persentase laba laba bersih yang diperoleh terhadap pendapatan dari penjualan. Tentu saja perhitungan dilakukan terhadap nilai laba setelah dikurangi pajak.
Dengan net profit margin atau disebut juga profit margin ratio, kamu bisa mengukur laba bersih setelah pajak yang dibandingkan dengan penjualan. Keberhasilan operasional perusahaan berbanding lurus dengan angka margin laba bersih.
Untuk menghitungnya, kamu dapat menggunakan rumus di bawah ini.
Margin laba bersih = (Laba bersih - Pajak)/Penjualan
Baca Juga: Mengenal Rasio Solvabilitas serta Manfaatnya dalam Bisnis
Return on assets ratio (Rasio pengembalian aset)
Rasio profitabilitas lainnya dapat diukur melalui tingkat pengembalian aset. Rasio pengembalian aset akan menilai laba yang didapatkan terhadap total aset atau sumber daya perusahaan.
Dengan demikian, efisiensi perusahaan dalam mengelola aset dapat terlihat melalui perhitungan rasio yang satu ini.
Return on Assets (ROA) = Laba bersih/Total aset
Return on equity ratio (Rasio pengembalian ekuitas)
ROE atau return on equity ratio merupakan bagian dari profitability ratio yang menilai kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari investasi pemegang saham. Nantinya, rasio ini dinyatakan dalam persentase.
Dengan kata lain, ROE menunjukkan seberapa berhasil perusahaan mengelola modal. Maka dari itu, keuntungan diukur dari investasi pemegang saham atau pemilik modal.
Jadi, ROE dihitung dengan membandingkan penghasilan perusahaan terhadap modal yang diinvestasikan.
Return on equity (ROE) = Laba bersih setelah pajak/Ekuitas pemegang saham
Return on sales ratio (Rasio pengembalian penjualan)
Nah, rasio profitabilitas yang satu ini menampilkan tingkat keuntungan perusahaan setelah menyelesaikan biaya-biaya variabel produksi, misalnya gaji karyawan, biaya bahan baku, dan lain-lain, sebelum nominal tersebut dikurangi pajak serta bunga.
Perhitungan rasio ini akan memperlihatkan keuntungan yang didapatkan dari setiap rupiah penjualan. Karena itu, rasio ini disebut juga margin operasional atau operating income margin.
Bagaimana rumus profitabilitas untuk rasio pengembalian penjualan? Berikut ini rumus perhitungannya.
Return on sales (ROS) = (Laba sebelum pajak dan bunga/Penjualan) x 100%
Baca juga: Jenis-Jenis Sales yang Meningkatkan Pendapatan Bisnis
Return on capital employed (Pengembalian modal yang digunakan)
Keuntungan perusahaan dapat pula diukur dari perbandingan dengan modal yang digunakan atau return on capital employed. Seperti ROS, rasio profitabilitas ini juga ditunjukkan dalam bentuk persentase.
Adapun modal yang dimaksud dalam perhitungan ini adalah ekuitas perusahaan ditambah kewajiban tidak lancar. Dengan kata lain, modal yang dihitung berupa total aset dikurangi dengan kewajiban lancar.
Cara menghitung profitabilitas yang satu ini akan mencerminkan efisiensi sekaligus profitabilitas modal atau investasi perusahaan. Terdapat dua rumus untuk menghitung rasio ini, yaitu:
Return on capital employed (ROCE) = Laba sebelum pajak dan bunga/Modal kerja
atau
Return on capital employed (ROCE) = Laba sebelum pajak dan bunga/(Total aset - Kewajiban)
Return on investment
Istilah yang satu ini tentu sudah tidak asing lagi, return on investment atau ROI merupakan salah satu profitability ratio yang membandingkan laba bersih setelah dikurangi pajak terhadap total aktiva.
Jika mau disimpulkan, ROI akan menunjukkan kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan terhadap seluruh jumlah aktiva yang tersedia di perusahaan.
Baca juga: Mengenal ROI atau Return of Investment dalam Bisnis
Tentu saja semakin tinggi ROI, semakin baik juga keadaan sebuah perusahaan. Rumus profitabilitas melalui perhitungan ROI adalah sebagai berikut ini.
ROI = ((Laba atas investasi - Investasi awal)/Investasi) x 100%
Earning per share
Terakhir, rasio profitabilitas juga dapat diukur dengan perhitungan earning per share (EPS). EPS akan menilai tingkat kemampuan setiap lembar saham dalam menghasilkan laba untuk perusahaan.
Perhitungan ini menjadi salah satu indikator perusahaan. Karena itu, biasanya manajemen perusahaan, para pemegang saham, serta calon pemegang saham sangat memperhatikan EPS.
EPS = (Laba bersih setelah pajak - Dividen saham preferen)/Jumlah saham yang beredar
Contoh profitabilitas
Pada pembahasan sebelumnya, kita sudah melihat berbagai rumus profitabilitas. Supaya lebih mudah dalam memahami cara menghitung profitabilitas, mari kita lihat beberapa contoh perhitungan profitabilitas berikut ini.
Contoh profitabilitas: margin laba kotor
PT Hidup Bahagia tercatat memperoleh laba kotor sebesar Rp580.000.000. Sementara itu, total pendapatan perusahaan tersebut adalah Rp650.000.000. Maka gross profit margin PT Hidup Bahagia dihitung seperti di bawah ini.
Margin laba kotor = (Laba kotor/Total pendapatan) x 100%
Margin laba kotor = (Rp580.000.000/Rp650.000.000) x 100%
Margin laba kotor = 89%
Contoh profitabilitas: margin laba bersih
Data penjualan bersih PT Hidup Bahagia menunjukkan angka Rp270.000.000 dengan laba bersih setelah pajak sebesar Rp60.000.000.
Margin laba bersih = (Laba bersih setelah pajak/Pendapatan penjualan bersih)
Margin laba bersih = (Rp60.000.000/Rp270.000.000)
Margin laba bersih = 0,222 x 100%
Margin laba bersih = 22,2%
Contoh profitabilitas: return on asset ratio
Seperti yang telah diketahui, PT Hidup Bahagia mempunyai perolehan laba bersih sebesar Rp60.000.000. Sampai saat ini total aset yang dimiliki perusahaan senilai Rp20.000.000. Dengan begitu, perhitungan return on asset ratio (ROA) adalah:
ROA (%) = (Laba bersih/Total aset)
ROA (%) = (Rp60.000.000/Rp20.000.000)
ROA (%) = 3%
Contoh profitabilitas: return on equity ratio
Berdasarkan laporan keuangan PT Hidup Bahagia, laba bersih setelah pajak sebesar Rp60.000.000 dan ekuitas pemegang saham senilai Rp96.000.000. Jadi, ROE PT Hidup Bahagia terlihat di bawah ini.
ROE (%) = Laba bersih setelah pajak/Ekuitas pemegang saham
ROE (%) = Rp60.000.000/Rp96.000.000
ROE (%) = 62,5%
Contoh profitabilitas: return on sales ratio
Diketahui laba yang diperoleh PT Hidup Bahagia sebelum pajak dan bunga adalah Rp85.000.000 dengan penjualan sebesar Rp270.000.000. Dengan data tersebut, perhitungan return on sales, yaitu:
ROS = (Laba sebelum pajak dan bunga/Penjualan) x 100%
ROS = (Rp85.000.000/Rp270.000.000) x 100%
ROS = Rp31,48%
Baca Juga: Cara Membuat Neraca Saldo yang Tepat secara Bisnis
Kesimpulan
Setiap bisnis atau perusahaan tentu didirikan untuk menghasilkan keuntungan. Wajar saja bila kinerja perusahaan salah satunya dinilai dari profitabilitas.
Secara sederhana, profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang diukur terhadap penjualan, biaya, aset, serta ekuitas pemegang saham.
Melalui perhitungan rasio profitabilitas, kamu dapat menilai efisiensi serta performa kerja sebuah perusahaan.
Kamu dapat menghitung rasio ini dengan berbagai rumus profitabilitas, seperti margin laba kotor, margin laba bersih, rasio pengembalian aset, rasio pengembalian ekuitas, dan sebagainya.
Poin pentingnya, sebagai pemilik usaha, kamu perlu memastikan perusahaan mampu menghasilkan keuntungan secara optimal dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien.
Untuk mencapai hal tersebut, tentu kamu perlu memastikan operasional perusahaan dari produksi hingga transaksi penjualan. Karena itu, manfaatkanlah sistem yang dapat mempermudah pemantauan operasional bisnis seperti aplikasi POS.