Jika kamu sedang menjalankan aktivitas investasi pasti sudah sering mendengar istilah return. Istilah ini sering berdampingan dengan risk.
Keputusan investasi merupakan keputusan yang besar. Memutuskan untuk berinvestasi artinya harus mengalokasikan sejumlah dana ke dalam berbagai bentuk investasi.
Keputusan investasi dapat dikelompokkan ke dalam investasi jangka pendek seperti kas, surat-surat berharga jangka pendek, maupun piutang. Sedangkan, investasi jangka panjang berupa tanah, gedung, kendaraan, mesin, peralatan produksi, dan aktiva tetap lainnya.
Dalam berinvestasi, investor perlu memprediksi risk (risiko) dan return (imbal hasil) dari investasi yang akan dilakukannya. Perhitungan risk dan return tersebut menggunakan data historis yang dikumpulkan oleh investor seperti laporan keuangan perusahaan, risk free rate, biaya modal, yield, deviden, dan informasi terkait lainnya. Berdasarkan data tersebut, investor dapat menganalisis besaran return yang akan diperoleh dan meminimalkan risiko dari investasi instrumen keuangan tersebut.
Para investor selalu berupaya memaksimalkan usahanya dalam aktivitas investasi agar mendapatkan return yang maksimal. Mereka akan menganalisis kinerja instrumen investasinya secara berkala untuk memastikan investasi yang dilakukan telah berjalan sesuatu tujuan.
Namun, return tidak melulu bergerak ke arah yang positif, tetapi bisa juga bergerak ke arah yang negatif. Return yang bergerak ke arah yang negatif, berarti modal yang diinvestasikan mengalami kerugian.
Return adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada nilai uang yang hilang atau dihasilkan dari investasi selama periode tertentu. Seorang investor akan menunggu return sebagai imbal hasil dari investasi yang dilakukannya. Oleh karena itu, return seringkali dimaknai sebagai imbalan atas keberanian dari para investor dalam menanggung setiap risiko dari investasi yang mereka lakukan.
Nilai return tidak bisa selalu sama karena akan selalu berubah setiap harinya. Perubahan ini dipengaruhi oleh harga pasar pada Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG, serta kondisi ekonomi dalam dan luar negeri.
Baca juga: Investasi adalah: Pengertian, Biaya, dan Manfaat
Makanya, bisa disebut juga return dalam saham adalah imbalan yang didapatkan investor atas keberaniannya menanggung setiap risiko atas aktivitas investasi yang dilakukannya. Oleh karena itu, dalam investasi dikenal frasa “High Risk, High Return” yang berarti semakin tinggi risiko dalam investasi, maka semakin tinggi pula keuntungan atau return yang bisa didapatkan.
Meskipun risk dan return tidak dapat dipisahkan satu sama lain, namun pada artikel ini majoo akan membahas lebih banyak tentang return. Pasalnya, ketika seseorang berinvestasi, return merupakan hal yang paling dicari. Untuk lebih memahami mengenai definisi return, jenis dan komponennya, serta contoh return, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Definisi Return
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, return adalah besaran pengembalian atau kerugian dari aktivitas investasi selama periode tertentu. Besaran return dapat dinyatakan secara nominal yang didapatkan dari perubahan nilai investasi atau secara persentase yang didapatkan dari rasio laba terhadap investasi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa return adalah perubahan harga atas sebuah investasi dalam periode waktu tertentu yang direpresentasikan dalam bentuk selisih harga atau persentase. Return inilah tingkat keuntungan yang investor dapatkan dalam melakukan investasi.
Baca juga: Menilai dan Mempertimbangkan Produk Perusahaan Sekuritas
Jenis-Jenis Return
Ada dua jenis return yang perlu kamu ketahui sebelum berinvestasi, yaitu return ekspektasi dan return realisasi. Simak penjelasannya berikut ini!
1. Actual Return
Return aktual atau actual return adalah return yang didapatkan oleh investor setelah melakukan investasi. Return jenis ini dihasilkan dari selisih harga antara dua periode yang dipakai sebagai actual return. Perhitungan ini selanjutnya akan menjadi perkiraan harga untuk menggambarkan risiko di periode berikutnya.
Sebagai contoh, seorang manajer investasi memprediksi sebuah saham akan memperoleh return sebesar lima persen kepada masing-masing investor. Namun, persentase tersebut dapat berubah. Untuk menghitungnya, investor harus mengetahui selisih harga saham saat ini dengan kinerja saham periode sebelumnya. Actual return biasanya memudahkan investor pemula dalam memperkirakan return investasinya di masa depan.
2. Expected Return
Expected return adalah harapan atau ekspektasi atas keuntungan yang akan didapat oleh investor. Jumlah dari expected return diperoleh dari perhitungan proyeksi berdasarkan pergerakan harga saham di periode sebelumnya.
Jenis return ini tidak dapat menjadi patokan keuntungan di periode selanjutnya. Namun, nilai return yang diperoleh dapat diasumsikan sebagai rata-rata return jangka panjang.
Profit dari jenis return ini biasanya berasal dari penanaman modal pada perusahaan emiten di kemudian hari. Nilainya tergantung pada berbagai faktor, termasuk prospek perusahaan ke depannya.
3. Abnormal Return
Abnormal return adalah sebuah kondisi adanya keuntungan atau kerugian yang sangat besar pada satu periode investasi. Biasanya nilainya sangat besar dibandingkan tingkat expected return.
Abnormal return terjadi karena adanya peristiwa besar yang mengakibatkan sentiment sehingga sangat berdampak pada pergerakan harga saham. Contoh peristiwa yang biasa terjadi dan mengakibatkan abnormal return antara lain berita tentang merger atau akuisisi, gejolak politik nasional, atau peningkatan suku bunga.
4. Absolute Return
Nilai pengembalian yang diperoleh setelah melewati periode investasi pada waktu tertentu disebut sebagai absolute return. Pengembalian ini bisa berbentuk keuntungan atau kerugian.
Komponen-Komponen dalam Return
Return terdiri dari dua komponen, yaitu Yield dan Gain. Penjelasan kedua komponen return tersebut adalah sebagai berikut:
Yield
Yield merupakan komponen pertama dari return. Yield adalah besaran persentase pendapatan yang diperoleh dan direalisasikan pada sebuah produk investasi selama periode tertentu. Yield termasuk bunga yang diperoleh dari investasi (obligasi, deposito) atau dividen yang didapatkan karena memegang sekuritas tertentu.
Berikut rumus untuk menghitung Yield:
Gain
Gain atau sering disebut sebagai Capital Gain adalah keuntungan yang akan diperoleh dari selisih jumlah investasi sekarang dengan jumlah investasi yang dilakukan pada periode sebelumnya. Tetapi, Capital Gain hanya berlaku ketika investor berhasil memperoleh keuntungan dari nilai investasinya. Bila merugi, istilah yang paling tepat adalah Capital Loss. Contoh investasi yang bisa menghasilkan capital gain ini yaitu saham dan obligasi.
Rumus untuk menghitung Capital Gain adalah sebagai berikut:
Contoh Return
Return adalah hasil yang sangat dinantikan setiap investor yang melakukan investasi. Oleh karena itu, investor berlomba-lomba mencari dan memaksimalkan produk investasi yang dimiliki, sehingga mereka bisa mendapatkan return yang besar.
Berikut contoh-contoh return yang bisa kamu pelajari.
Contoh Return #1
Mas Daniel memiliki 100 unit reksadana yang masing-masing harganya adalah Rp110.000. Di masa mendatang, harga per unitnya meningkat menjadi Rp125.000.
Maka, return yang berhasil didapatkan oleh Mas Daniel adalah:
Contoh Return #2
Mbak Rahma saat ini memiliki 150 unit obligasi dengan harga beli masing-masing Rp15.000. Jika nantinya harga unit obligasi naik menjadi Rp17.000, makanreturn yang akan didapatkan Mbak Rahma adalah:
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Return
Saat melakukan investasi, ada berbagai faktor yang dapat memengaruhi besaran return yang akan didapatkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi return adalah sebagai berikut:
Suku Bunga
Meningkatnya suku bunga akan menurunkan nilai return yang akan didapatkan pada masa mendatang. Kondisi ini juga akan menurunkan harga-harga saham di pasar modal.
Nilai Inflasi
Tingginya nilai inflasi akan meningkatkan jumlah modal yang diperlukan dalam berinvestasi karena naiknya berbagai harga.
Nilai Tukar
Pelemahan dan penguatan nilai mata uang suatu negara dengan nilai mata uang asing menjadi salah satu faktor yang memengaruhi return. Semakin kuat nilai mata uang, maka return investasi yang didapat juga semakin besar, begitu pun sebaliknya.
Baca juga: Mengenal Mata Uang, dari Jenis hingga Konversi Mata Uang
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas berkaitan dengan pasar sekunder dalam perdagangan saham. Memiliki aset investasi yang memiliki likuiditas tinggi dapat dijual atau dibeli dengan cepat tanpa adanya perubahan harga.
Risiko Pasar
Jika keadaan pasar modal sedang tinggi, maka return yang akan didapat juga semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya.
Selain menganalisis perusahaan dan produk yang dimiliki, sebagai investor juga penting selalu melakukan analisis pasar, terutama faktor-faktor yang dapat memengaruhi return. Hal itu dilakukan agar investor dapat mengambil keputusan yang baik terhadap aktivitas investasi yang sedang dilakukan. Selain itu, investor juga bisa mendapatkan gambaran mengenai return ekspektasi yang bisa didapatkan.
Kesimpulan
Dalam investasi, return adalah harapan utama dan terbesar bagi para investor. Namun, perlu diingat bahwa pada return yang besar juga terdapat risiko yang sama besarnya.
Setiap instrumen investasi yang kamu beli memiliki risiko masing-masing. Karena itu, kamu sebagai investor memilih produk investasi dengan bijak berdasarkan tingkat risiko. Tujuannya tentu saja agar aktivitas investasi yang dilakukan dapat menghasilkan return yang sesuai dengan harapan.
Investor yang baik adalah mereka yang paham tentang pentingnya pencatatan keuangan yang rapi dan detail. Gunakan aplikasi kasir majoo untuk memberikan kemudahan dalam mengelola keuangan kamu agar aktivitas investasimu berjalan dengan lancar. Yuk, coba dan buktikan kemudahan aplikasi keuangan majoo sekarang juga!