Bagi mereka yang memang gemar mengumpulkan cuan dari investasi, bisa jadi reksadana adalah sebuah istilah yang sudah sangat familier sekali. Namun, bagi mereka yang memang belum jauh mendalami dunia investasi, atau bagi mereka yang justru baru ingin mulai berinvestasi, mendengar kata reksadana mungkin memang sudah pernah, tetapi belum tentu tahu dengan pasti apa artinya, kan?
Tak sedikit orang yang bingung mengapa reksadana kerap disebut sebagai instrumen investasi yang sangat diandalkan. Ada yang tahu alasannya? Nah, bagaimana jika kita bahas bersama-sama serba-serbi terkait instrumen yang satu ini?
Mulai dari pengertian, jenis-jenisnya, hingga keuntungan yang ditawarkannya. Yakin, deh, setelah memiliki pemahaman yang lebih baik terkait reksadana itu sendiri, pasti tak akan ada lagi kebingungan mengapa banyak orang yang menyarankannya sebagai pilihan instrumen investasi!
Yuk, langsung saja kita bahas secara lengkap!
Reksadana Adalah …
Secara sederhana, reksadana dapat dijelaskan sebagai sebuah instrumen investasi yang dikelola oleh manajer investasi untuk disalurkan ke sejumlah perusahaan yang ditunjuk.
Uniknya, dana yang dikelola dalam reksadana umumnya tidak berasal dari satu sumber saja, melainkan dari beberapa orang atau pihak. Inilah mengapa dalam reksadana dibutuhkan manajer investasi yang bertugas untuk mengumpulkan dana dari setiap orang yang ingin terlibat untuk disalurkan.
Biasanya, dalam skema reksadana, identitas investor tidak diungkapkan satu sama lain, meski ada pula beberapa manajer investasi yang tak keberatan untuk mengungkapkan informasi ini, terlebih bila mereka yang terlibat dalam reksadana tersebut memang saling kenal dan memperkenalkan.
Banyak yang menganggap bahwa reksadana adalah instrumen investasi terbaik yang bisa dipilih oleh seseorang, khususnya mereka yang memang baru mulai terjun di dunia pasar modal ini. Anggapan ini muncul karena, seperti yang sudah dijelaskan, reksadana tidak dikelola sendiri oleh pemilik modal, melainkan melalui manajer investasi yang sudah berpengalaman.
Dengan cara kerja yang demikian, tidak aneh, kan, apabila instrumen investasi yang satu ini kerap disarankan untuk pemula? Karena toh pengelolaannya nanti akan dilakukan oleh pihak yang sudah memiliki pengalaman dan pengetahuan, sehingga pemula sekalipun masih memiliki peluang untuk memperoleh keuntungan.
Apa Perbedaan Reksadana dan Saham?
Dari penjelasan terkait reksadana di atas, tentu tak sedikit pula yang bertanya-tanya apa perbedaan reksadana dan saham, kan?
Tentu berbeda, dong! Sekalipun modal yang akan disalurkan sebagai investasi sama-sama bersalah dari orang-perorangan maupun perusahaan, berbeda dengan saham yang dapat dikelola sendiri, reksadana sudah pasti dikelola oleh seorang manajer investasi.
Di samping itu, status kepemilikannya juga berbeda, lho! Jika saham bisa dimiliki oleh satu pihak saja, reksadana dimiliki oleh sekelompok orang yang bisa jadi sama sekali tidak saling mengenal. Pasalnya, modal yang digunakan untuk membeli reksadana memang dikumpulkan dari beberapa sumber, kan?
Bentuk investasi yang dilakukan pun bisa berbeda. Untuk saham, yang diperjualbelikan adalah saham yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang sudah go public atau IPO. Namun, modal yang dikumpulkan melalui skema reksadana bisa disalurkan untuk membeli surat berharga yang lebih banyak jenisnya, mulai dari saham itu sendiri, obligasi, maupun deposito berjangka serta surat Bank Indonesia.
Nah, sudah jelas, kan, apa saja perbedaan reksadana dan saham?
Baca juga: Saham adalah: Pengertian dan Jenisnya
Memilih Jenis Reksadana untuk Pemula
Sempat disinggung bahwa reksadana adalah pilihan investasi yang tepat bagi pemula karena pengelolaannya tidak dilakukan secara mandiri, melainkan melalui manajer investasi yang ditunjuk, kan? Namun, bukan berarti dengan memilih untuk berinvestasi dalam bentuk reksadana, seseorang tidak akan menemukan kompleksitas lain di dalamnya, lho!
Terlepas dari pengelolaannya yang dapat diserahkan sepenuhnya pada manajer investasi, reksadana sendiri memiliki beberapa jenis produk yang bisa dipilih. Sudah barang tentu mereka yang baru mulai berinvestasi menemukan kebingungan tersendiri saat harus memilih jenis reksadana yang diinginkan jika tidak mengetahui fungsinya masing-masing.
Agar tidak salah memilih, mari kita bahas beberapa contoh reksadana yang bisa dipilih untuk mulai menjajaki dunia perinvestasian, yuk!
1. Reksadana Pasar Uang
Reksadana pasar uang dapat menjadi jenis reksadana untuk pemula. Alasannya cukup sederhana, yaitu pada jangka waktu berlakunya reksadana yang cukup cepat. Umumnya, jenis reksadana pasar uang hanya memiliki durasi paling lama satu tahun saja.
Dengan durasi yang cukup singkat tersebut, jenis reksadana ini dapat dengan cepat diketahui hasilnya. Selain itu, perputaran modal pun juga bisa dilakukan dengan lebih cepat dibandingkan instrumen investasi lain yang memiliki jangka waktu lebih panjang.
Jika ditanyakan kepada mereka yang sudah sangat andal dalam dunia investasi, reksadana pasar uang kerap digolongkan sebagai produk investasi dengan profil risiko yang cukup rendah. Artinya, kecil kemungkinannya investor mengalami kerugian dari jenis reksadana yang satu ini.
Karakternya yang demikian jelas cocok bagi investor pemula yang masih butuh banyak pengalaman dan perlu membiasakan diri dengan produk-produk investasi yang ada. Terlebih, untuk pemula memang disarankan mengambil investasi dengan profil risiko yang rendah karena yang selain keuntungan investasi, yang dicari adalah pengalaman berinvestasi itu sendiri.
2. Reksadana Pendapatan Tetap
Dibandingkan reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap memiliki profil risiko yang lebih tinggi. Pasalnya reksadana dengan jenis ini memiliki skema yang cukup unik, yaitu dengan menginvestasikan asetnya ke dalam efek utang dan obligasi dengan persentase minimal 80%. Angka yang cukup wow sekali, kan?
Meski memiliki profil risiko yang lebih tinggi, jenis reksadana pendapatan tetap termasuk salah satu produk investasi yang populer karena dapat menghasilkan return atau tingkat pengembalian yang stabil. Hanya saja, karena profil risikonya tersebut, jenis reksadana yang satu ini sebenarnya tidak disarankan untuk pemula yang belum punya banyak pengalaman investasi.
Sebenarnya, tidak apa-apa juga bagi pemula untuk memilih jenis reksadana pendapatan tetap, karena toh, lagi-lagi, pengelolaannya akan dilakukan sepenuhnya oleh manajer investasi. Akan tetapi, pemilik modal tetap harus berhati-hati karena tingginya profil risiko yang dimiliki sama artinya dengan tingginya peluang investasi ini mengalami kegagalan.
Untuk memperkecil dampak dari kerugian yang mungkin terjadi, pemilik modal harus kembali kepada prinsip utama investasi, yaitu hanya melakukan investasi dengan aset yang dingin dengan cadangan tabungan terpisah sehingga arus kas tidak terganggu jika sewaktu-waktu muncul kebutuhan lain yang mendesak untuk segera dipenuhi.
3. Reksadana Campuran
Sesuai dengan namanya, jenis reksadana campuran memiliki skema campuran. Artinya, modal yang dikumpulkan oleh manajer investasi dari beberapa pemilik modal akan dikelola dalam beberapa bentuk sekaligus, misalnya saja obligasi dan saham.
Karena investasi dilakukan melalui beberapa instrumen yang berbeda sekaligus, jenis reksadana campuran umumnya memiliki tingkat pengembalian modal yang cukup tinggi. Meski demikian, jangan terburu-buru tergiur dengan besarnya keuntungan yang bisa diperoleh, ya!
Besarnya tingkat pengembalian modal dalam reksadana campuran diikuti dengan tingginya profil risiko yang dimilikinya. Oleh karena itu, reksadana campuran juga tidak disarankan sebagai jenis reksadana untuk pemula yang sebaiknya mengambil produk investasi lain dengan profil risiko yang lebih rendah.
Tak ada salahnya untuk mengambil investasi dengan keuntungan yang tidak seberapa, tetapi memiliki tingkat risiko yang rendah sehingga potensi gagalnya investasi pun bisa ditanggulangi tanpa harus mengganggu arus kas. Sekalipun keuntungan yang dihasilkan lebih kecil, apabila keuntungan tersebut stabil, napas perputaran modal yang dikelola pun bisa lebih panjang.
Baca juga: Menilik Definisi dan Contoh Dividen Tunai dalam Dunia Saham
4. Saham Reksadana
Jenis reksadana terakhir yang bisa dicoba sesungguhnya sama sekali tidak disarankan untuk pemula karena memiliki profil risiko paling tinggi jika dibandingkan dengan contoh reksadana lainnya.
Tentu saja tingginya tingkat risiko ini juga diikuti dengan tingginya tingkat return atau pengembalian modal. Akan tetapi, jangan mudah tergoda karena mereka yang mengambil reksadana saham umumnya memang tidak berfokus pada keuntungan yang besar tersebut, melainkan pada pertumbuhan harga saham dalam jangka waktu panjang.
Nah, jangka waktu ini juga harus menjadi perhatian dan dipertimbangkan sebaik mungkin apabila ingin mengambil jenis reksadana ini. Lamanya jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian modal sangat berpengaruh terhadap arus kas yang dimiliki.
Untuk investasi jangka panjang, investor tidak bisa mengandalkan modal yang digunakannya dalam investasi untuk memenuhi operasional jangka pendek. Apabila memang belum memiliki uang dingin atau aset yang memang tidak dibutuhkan dalam waktu dekat, sangat disarankan untuk mengambil produk investasi lain dengan profil risiko yang lebih rendah.
Keuntungan Reksadana
Ada banyak sekali keuntungan reksadana yang membuat investor, khususnya mereka yang baru mulai memasuki dunia investasi, tergiur atau tertarik untuk segera berinvestasi.
Salah satu yang paling mudah terlihat adalah kecilnya dana yang harus disiapkan untuk bermain reksadana. Bagaimana tidak? Jika produk investasi lain mengharuskan seseorang untuk mengumpulkan modal sendirian, reksadana justru dilakukan dengan mengumpulkan modal dari beberapa investor sekaligus untuk memperoleh satu instrumen investasi.
Selain itu, pengelolaan reksadana yang dilakukan sepenuhnya oleh manajer investasi memungkinkan siapa saja yang memiliki modal untuk mengambil keuntungan dari sini, termasuk mereka yang sama sekali tidak memiliki pengalaman investasi sebelumnya. Tak heran, kan, jika banyak pemula yang menjadikan reksadana sebagai andalan investasinya?
Keuntungan reksadana yang berikutnya adalah rendahnya tingkat risiko yang dimilikinya jika dibandingkan dengan produk investasi yang lain. Alasan ini pula yang membuat reksadana digemari oleh banyak orang.
Seperti yang kita tahu, investasi banyak bermain dengan efek serta spekulasi. Perubahan posisi untung dan rugi dalam investasi bisa terjadi dengan cepat karena tak ada yang bisa mengetahui dengan pasti performa perusahaan yang ditunjuk untuk berinvestasi di masa yang akan datang. Oleh karena itu, profil risiko yang rendah kerap menjadi pertimbangan utama bagi seseorang untuk berinvestasi.
Baca juga: Pasar Modal adalah …? Wah, Kenapa Kita Harus Tahu, ya?
Cara Investasi Reksadana
Cara investasi reksadana sebenarnya cukup mudah dan sama sekali tidak rumit. Bagi mereka yang tertarik untuk berinvestasi, reksadana bisa dilakukan cukup dengan membeli saham reksadana, kemudian menunggu pengembalian sesuai dengan ketentuan reksadana yang dipilihnya.
Skema reksadana bisa menjadi sangat sederhana karena pengelolaannya dilakukan oleh manajer investasi. Dengan kata lain, sebagian besar aktivitas yang ada tidak perlu diurus secara mandiri, tetapi dapat diserahkan kepada manajer investasi yang ditunjuk.
Nantinya, manajer investasi inilah yang akan mengumpulkan modal dari setiap investor yang tertarik, kemudian melakukan analisis untuk mencari instrumen investasi terbaik yang bisa dipilih. Setelah menemukan instrumen investasi yang sesuai, manajer investasi pun akan berkomunikasi lebih lanjut kepada investor dan mulai menjalankan skema reksadana yang sudah disepakati.
Dengan modal yang demikian, cara investasi reksadana pun menjadi sangat mudah untuk para investor, baik yang sudah berpengalaman maupun mereka yang yang baru pertama kali berinvestasi!
Cara Membeli Saham Reksadana
Sama seperti cara berinvestasi dengan reksadana, cara membeli saham reksadana juga tergolong mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja, terlebih d masa yang sudah serba modern seperti sekarang.
Secara umum, calon investor hanya perlu mencari manajer investasi yang menawarkan reksadana. Tenang, tidak perlu panik, saat ini ada banyak sekali platform reksadana yang bisa dipilih sehingga kita tidak perlu mencari-cari lagi manajer investasi secara langsung.
Setelah menemukan platform reksadana yang sesuai dengan kebutuhan sebagai investor, langkah selanjutnya adalah mendaftar ke platform tersebut dengan mengikuti syarat serta ketentuan yang sudah ditentukan. Apabila sudah terdaftar, selanjutnya kita hanya perlu menyiapkan modal untuk membeli reksadana yang diinginkan.
Cara membeli saham reksadana di platform semacam ini sama sekali tidak sulit, kok. Biasanya, calon investor hanya diminta untuk melakukan top up dana yang dapat diselesaikan dengan transfer antarbank atau menggunakan jasa dompet digital yang tersedia. Dari modal yang sudah di-top up inilah calon investor dapat langsung melakukan pembelian reksadana yang diinginkan.
Nah, bagaimana? Sama sekali tidak sulit, kan? Meski cenderung mudah, jangan terburu-buru untuk berinvestasi dengan reksadana. Sekalipun reksadana adalah produk investasi yang menjadi andalan di masa kini dalam memperoleh pendapatan, kita tidak perlu terlalu tergesa-gesa, kok!
Pertimbangkan dengan baik setiap hal yang berkaitan seperti ketentuan pengembalian modal, profil risiko, jenis reksadana yang tersedia, dan terutama apakah investasi ini akan mengganggu arus kas atau tidak?
Bagi para pemilik usaha, tidak perlu bingung dalam mengetahui kesehatan arus kas. Gunakan aplikasi majoo yang dapat secara otomatis mencatat setiap transaksi bisnis yang terjadi sehingga arus kas pun bisa dihitung secara cepat dan tepat!
Menarik sekali, kan? Ayo segera berlangganan layanan aplikasi majoo sekarang juga!
Baca juga: Mari Belajar Cara Investasi Reksadana untuk Pemula!