Mereka yang menggemari ekonomi serta akuntansi, kemungkinan pasti sudah berkenalan dengan rumus modal akhir. Namun, sayangnya tak semua pemilik usaha merupakan penggemar ekonomi dan akuntansi. Padahal, jelas pemilik usaha akan sangat membutuhkan perhitungan modal akhir ini, kan?
Nah, agar tidak kesulitan dalam mengembangkan bisnis berdasarkan perhitungan modal ini, bagaimana jika kita bahas saja serba-serbinya secara lengkap? Siapa tahu, setelah memahami apa yang dimaksud dengan jenis modal yang satu ini, tiba-tiba muncul inspirasi untuk menerapkannya dalam pengelolaan bisnis. Jadi, kenapa tidak? Yuk!
Baca juga: Ilmu Akuntansi adalah Modal Utama Berbisnis, Apakah Benar?
Apa Itu Modal Akhir?
Sebelum membicarakan rumusnya, tentu kita perlu tahu dulu, dong, sebenarnya apa, sih, yang dimaksud dengan modal akhir? Jangan sampai salah mengira bahwa modal ini merupakan modal pemungkas yang bisa digunakan untuk menjalankan pengelolaan bisnis. Hayooo! Siapa yang sudah berpikir demikian?
Tidak salah, kok, sebenarnya, tetapi juga masih jauh dari benar. Modal ini memang mengacu pada modal yang benar-benar terakhir, tetapi untuk satu periode keuangan saja. Dengan kata lain, modal ini akan dihitung di setiap akhir periode keuangan agar bisa digunakan untuk menjalankan operasional bisnis pada periode keuangan berikutnya.
Memahami Pengertian Modal Akhir
Dari penjabaran di atas, mestinya tak sulit, kan, memahami pengertian modal akhir? Secara singkat, kita dapat mengartikan jenis modal yang satu ini sebagai sejumlah uang yang diperlukan agar bisnis dapat dijalankan di periode berikutnya.
Besarnya modal ini dapat dihitung setelah mengetahui berapa besar laba yang diperoleh pada periode sebelumnya. Oleh karena itulah, penghitungan modal ini kerap dilakukan di akhir periode keuangan, karena kita perlu mengetahui terlebih dahulu posisi laba dan rugi sebelum menetapkan besarnya modal yang bisa digunakan di periode berikutnya.
Nah, setelah memahami pengertian modal akhir, jangan sampai salah mengira bahwa modal ini merupakan napas terakhir seorang pemilik usaha sebelum bisnisnya mengalami kebangkrutan, ya! Memang keduanya sama-sama di akhir, sih, tetapi yang satu merujuk pada akhir periode keuangan, sementara yang lain merupakan akhir pengelolaan bisnis.
Kita juga dapat memahami jenis modal ini sebagai sisa keuntungan, atau sisa uang yang dimiliki setelah menutup kerugian, yang tidak akan dibagikan kepada siapa pun, termasuk kepada dividen. Mengapa sisa keuntungan ini tidak dibagikan kepada pemilik saham? Jawabannya cukup sederhana, yaitu karena sisa keuntungan ini akan digunakan untuk membiayai operasional bisnis selanjutnya.
Bagaimana? Cukup mudah, kan, sebenarnya?
Apa Fungsi Modal Akhir?
Sebenarnya, apa fungsi modal akhir, sih? Apa manfaat yang bisa kita dapatkan dengan mengetahui besarnya modal ini?
Tergantung dari tiap pelaku usaha yang mengelolanya, tetapi dengan mengetahui besarnya modal ini, umumnya pemilik usaha juga dapat menentukan arah pengembangan bisnisnya.
Seperti yang kita ketahui bersama, pengembangan bisnis bukan hanya sekadar duduk bercakap-cakap, melakukan brainstorm dengan tim internal, kemudian bisnis tiba-tiba sudah berkembang. Ada banyak hal yang harus dilakukan untuk memastikan bisnis dapat berkembang dengan baik. Masalahnya, kegiatan pendukung pengembangan bisnis tersebut tentu akan memakan biaya. Tergantung besarnya upaya yang akan dilakukan, biayanya juga bisa jadi sangat besar sekali.
Dengan demikian, jelas bahwa fungsi modal akhir adalah untuk pengukur seberapa banyak upaya pengembangan bisnis yang bisa dilakukan. Apabila modal yang tersisa di akhir periode keuangan tak terlalu banyak, tentu pengembangan bisnis pun tak bisa dilakukan dengan ambisius, kan?
Inilah yang menjadi alasan mengapa setiap pelaku usaha sebaiknya tahu bagaimana cara menentukan besarnya modal akhir, karena tentunya setiap pelaku usaha pasti ingin bisnis yang dikelolanya berkembang pesat, kan?
Baca juga: Bisnis Online Tanpa Modal? Pahami Caranya di Sini!
Apa Bentuk Contoh Modal Akhir?
Seperti apa, sih, contoh modal akhir yang dimaksud dalam penjelasan sebelumnya? Eits, jangan bingung dulu. Mudah saja, kok!
Di setiap akhir periode keuangan, setiap pelaku usaha tentu akan mengukur performa bisnisnya selama periode tersebut berlangsung, kan? Dari penghitungan ini, nanti akan muncul informasi apakah bisnis memperoleh keuntungan, atau bahkan mengalami kerugian.
Apabila bisnis memperoleh keuntungan, tentu pemilik usaha serta pemilik modal lainnya–jika ada–akan membagi keuntungan tersebut sebagai keuntungan pribadinya. Namun, tidak semua keuntungan akan dibagi. Sebagian akan disisakan.
Nah, sisa keuntungan yang tidak dibagikan inilah yang dapat menjadi contoh modal akhir, karena umumnya sisa tersebut akan difungsikan sebagai modal operasional untuk periode keuangan berikutnya.
Biasanya, besarnya pengeluaran yang terjadi selama periode tersebut akan menjadi dasar untuk menentukan besarnya modal akhir. Apabila keuntungan yang diperoleh lebih kecil dibandingkan pengeluaran yang terjadi, wah, siap-siap saja berhemat untuk periode selanjutnya. Bagaimana tidak, karena kondisi ini menunjukkan bahwa bisnis tidak memiliki modal yang cukup untuk menjalankan operasional bisnis dengan cara yang sama seperti periode sebelumnya, kan?
Modal Akhir pada Persamaan Akuntansi
Agar lebih mudah memahami contoh ini, sebenarnya kita bisa melihat modal akhir pada persamaan akuntansi.
Seperti yang telah diketahui banyak orang, akuntansi merupakan salah satu cabang ilmu yang dapat menjelaskan angka-angka pada perhitungan ekonomi, termasuk perhitungan sisa modal di akhir periode keuangan.
Dalam akuntansi, jenis modal yang satu ini ditentukan dengan menambahkan laba pada modal awal–atau mengurangi modal awal dengan rugi–kemudian menguranginya dengan prive atau bagian keuntungan yang akan diterima oleh para pemilik modal.
Selain itu, modal akhir pada persamaan akuntansi juga dapat diperoleh dengan menjumlahkan aset yang dimiliki di awal periode keuangan dengan seluruh pendapatan yang diperoleh selama periode tersebut, kemudian menguranginya dengan seluruh pengeluaran yang ada.
Nah, bagaimana? Tidak sulit, kan, sebenarnya memahami jenis modal yang sangat penting untuk keberlanjutan bisnis ini?
Baca juga: Pasar Modal adalah …? Wah, Kenapa Kita Harus Tahu, ya?
Bagaimana Cara Menerapkan Rumus Modal Akhir?
Tertarik untuk mulai menerapkan pengembangan bisnis yang mengacu pada modal pungkasan ini, tapi takut kebingungan dalam menentukan besarnya modal yang bisa digunakan untuk mengembangkan bisnis? Jangan khawatir, rumus modal akhir tergolong mudah dipelajari, kok!
Tak percaya? Coba perhatikan rumus berikut!
Yap, benar sekali, ada beberapa rumus modal akhir yang bisa digunakan, tergantung dari posisi laba rugi perusahaan. Inilah yang mendasari mengapa penghitungan modal umumnya baru dilakukan setelah pelaku usaha menyusun laporan laba rugi, karena dari hasil itulah pelaku usaha dapat menentukan rumus mana yang paling tepat untuk digunakan.
Cukup mudah, kan?
Cara Menghitung Modal Akhir Perusahaan Dagang dan Cara Menghitung Modal Akhir Perusahaan Jasa
Sebenarnya tak ada perbedaan antara cara menghitung modal akhir perusahaan dagang dengan cara menghitung modal akhir perusahaan jasa karena keduanya sesungguhnya menggunakan rumus yang sama.
Apabila ada yang membedakan keduanya, biasanya terletak pada alokasi pos-pos pengeluaran yang akan menentukan laba dan ruginya bisnis tersebut. Dalam perusahaan jasa, misalnya saja, operasional bisnis dapat tetap dijalankan tanpa harus membeli bahan baku atau kebutuhan lainnya dalam jumlah besar seperti yang dilakukan oleh perusahaan dagang.
Sedikit serupa, perusahaan dagang umumnya tidak banyak melakukan pengeluaran untuk komoditas yang hanya bisa ditemukan di perusahaan jasa. Namun, ketika posisi laba dan rugi kedua jenis perusahaan tersebut sudah ditemukan, rumus yang akan digunakan untuk menentukan besarnya modal untuk periode keuangan berikutnya akan tetap sama.
Karena sebenarnya cara menghitung modal akhir perusahaan dagang tak jauh berbeda jika dibandingkan dengan cara menghitung modal akhir perusahaan jasa, pelaku usaha dari kedua jenis perusahaan ini tidak perlu memerlukan keterampilan khusus untuk menghitung besarnya modal di perusahaan yang berbeda.
Menerapkan Rumus Modal Akhir dalam Pengelolaan Bisnis
Sebagai seorang pelaku usaha, sudah barang tentu kita perlu berpikir strategis dalam mengelola operasional bisnis yang tengah ditekuni. Secara maksimal memanfaatkan rumus modal akhir untuk mengetahui ‘sisa dana’ yang bisa kita gunakan di periode berikutnya akan sangat membantu, lho!
Dengan mengetahui modal yang tersisa, misalnya saja, kita bisa menahan diri agar tidak terlalu cepat mengambil keputusan bisnis dengan tingkat risiko tinggi, terlebih ketika modal yang didapatkan pas-pasan untuk menutup biaya operasional.
Sebaliknya, ketika diketahui jumlah modal akhir tergolong besar, kita bisa merancang strategi-strategi pemasaran atau penjualan baru yang dapat mendorong performa bisnis.
Jika masih ragu dalam mengelola operasional bisnis, manfaatkan aplikasi majoo dengan beragam fitur unggulannya yang dapat diandalkan untuk mempermudah manajemen bisnis. Performa bisnis pun bisa dioptimalkan secara efektif bersama aplikasi majoo.
Menarik sekali, kan? Yuk, tunggu apa lagi? Segera berlangganan layanan aplikasi majoo sekarang juga!
Baca juga: Cara Menghitung Modal Awal dan Rumusnya
Referensi:
https://www.publikasimedia.com/rumus-modal-akhir
https://roboguru.ruangguru.com/question/berikut-ini-rumus-yang-tepat-untuk-mengetahui-modal-akhir-adalah-_7YVX3uet4zN
Sumber Gambar: Freepik.com