Return on Asset (RoA) berguna untuk menghitung tingkat efisiensi perputaran uang yang dipakai untuk membeli aset yang menjadi laba bersih. Bisa dibilang bahwa Return on Asset adalah sebuah tolok ukur akan nilai keuntungan yang bisa didapat dari sebuah bisnis.
Sering kali, yang terjadi pada sebuah perusahaan adalah mereka terlalu fokus dengan perhitungan margin keuntungan tanpa mengkalkulasi Return on Asset dengan benar. Padahal RoA akan membantu memberikan perkiraan atau gambaran perkembangan serta kemampuan perusahaan secara menyeluruh.
Dengan mengetahui analisis Return on Asset pada sebuah perusahaan, kegiatan operasional yang berjalan bisa terus dibenahi untuk menambah peluang mendapatkan pengembalian investasi.
Baca Juga: Investasi adalah: Pengertian, Biaya, dan Manfaat
Pengertian Return on Asset (RoA)
Bila diartikan dalam bahasa Indonesia, Return on Asset adalah sebuah cara atau tingkat pengembalian aset. Seorang ahli ekonomi bernama Mardiyanto mengatakan bahwa Return on Asset adalah rasio yang dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba karena pada rasio tersebut mewakili atas seluruh aktivitas pada perusahaan.
Sederhananya, pengertian Return on Asset (RoA) adalah sebuah rasio yang memperlihatkan perbandingan laba bersih yang dihasilkan dalam perusahaan dengan modal yang telah diinvestasikan pada sebuah aset.
Secara umum, Return on Asset adalah indikator tentang seberapa andal perusahaan dalam pemanfaatan aset untuk menghasilkan profit. RoA biasanya dihitung melalui pembagian laba bersih dengan aset perusahaan secara keseluruhan.
Umumnya RoA tampil dalam bentuk persentase yang dihitung dengan rumus RoA. Semakin besar persentasenya, artinya adalah semakin produktif dan efisien suatu perusahaan. Begitu pun sebaliknya, semakin kecil persentase RoA, maka itu adalah tanda perusahaan tersebut kurang produktif.
Contohnya, untuk dapat menjual mie ayam di jalanan, kamu membutuhkan sebuah gerobak mie ayam lengkap dengan peralatannya. RoA inilah yang menjadi perbandingan untung yang kamu dapatkan dari berjualan mie ayam dengan uang yang sudah kamu keluarkan untuk membeli gerobak dan peralatannya.
Pengertian Return on Asset (ROA) Menurut Para Ahli
Selain seperti yang sudah disebutkan di atas, ada beberapa pandangan mengenai pengertian Return on Asset dari para ahli lainnya. Berikut beberapa di antaranya.
Kasmir
Menurut Kasmir, Return on Asset adalah sebuah rasio keuangan yang dapat menunjukkan atas imbal hasil penggunaan pada aktiva perusahaan.
Tandelilin
Tandelilin berpendapat bahwa Return on Asset merupakan sebuah rasio yang menggambarkan sejauh mana pada kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan semua aset atau aktiva yang dimilikinya untuk bisa mendapatkan laba bersih setelah pajak.
Fahmi
Menurut Fahmi, RoA adalah sebuah alat yang digunakan untuk bisa menilai sejauh mana antara modal investasi yang dapat ditanamkan sehingga mampu untuk menghasilkan laba yang sesuai dengan harapan investasi.
Sawir
Return on Asset adalah rasio keuangan yang digunakan untuk alat analisis mengukur kinerja bentuk manajemen perusahaan dalam mendapatkan laba menyeluruh. Semakin tinggi nilai sebuah RoA pada suatu perusahaan, semakin baik serta efektif pula perusahaan dalam menggunakan aset.
Home & Wachowicz
Mereka berpendapat bahwa RoA merupakan sebuah alat ukur untuk bisa menilai tingkat efektivitas pada suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih melalui aset yang tersedia.
Baca Juga: Mengenal ROI atau Return of Investment dalam Bisnis
Rumus Return on Asset (RoA)
Menurut buku Analisis Return on Assets, Rinco Norkim, 1991, rumus Return on Asset biasanya digunakan oleh para investor atau pelaku bisnis sebagai indikator saat membandingkan perusahaan miliknya dengan kompetitor. Ini dikarenakan RoA memang hanya bisa digunakan untuk membandingkan dua perusahaan berbeda yang terjun di sektor yang serupa.
Jika kamu ingin menghitung Return on Asset, ada beberapa unsur yang kamu perlukan, yaitu:
- Laba bersih (net income)
- Nilai aset secara keseluruhan (total assets)
Informasi mengenai laba bersih biasanya terdapat dalam laporan laba rugi yang hasilnya didapatkan dari total pendapatan dikurangi dengan total pengeluaran. Sedangkan nilai aset secara keseluruhan merupakan aset yang terdaftar dalam neraca keuangan (balance sheets). Dalam neraca ini, aset ini merupakan liabilitas yang ditambah dengan ekuitas.
Liabilitas merupakan utang atau kewajiban keuangan dalam perusahaan, sementara dalam ekuitas merupakan sejumlah uang yang pada nantinya akan dapat dikembalikan kepada para pemilik saham.
Tinggi rendahnya hasil perhitungan Return on Asset dapat diketahui melalui pembagian laba bersih dengan aset secara keseluruhan.
Rumus Return on Asset adalah:
Return on Asset = (Net Income : Total Assets) x 100%
Contoh sederhana:
Berikut cara menghitung Return on Asset pada dua perusahaan yang saling bersaing.
Perusahaan ABC mempunyai jumlah aset secara keseluruhan bernilai sekitar Rp200 juta serta laba bersih sekitar Rp30 juta. Sedangkan untuk perusahaan XYZ memiliki aset sekitar Rp150 juta beserta net income Rp25 juta.
Selanjutnya kita asumsikan bahwa Perusahaan ABC serta XYZ adalah sejenis. Apabila kita lihat net income-nya, Perusahaan ABC akan terlihat menguntungkan. Untuk memastikannya kembali hitunglah pada return on asset perusahaan ABC serta XYZ menggunakan rumus RoA.
ROA Perusahaan ABC: (30.000.000 : 200.000.000) x 100 = 15%
ROA Perusahaan XYZ: (25.000.000 : 150.000.000) x 100 = 16,66%
Berdasarkan dengan hasil perhitungan angka di atas, bisa kamu ketahui bahwa ternyata, Perusahaan ABC masih kalah efisien dengan perusahaan XYZ. RoA Perusahaan ABC tercatat hanya 15%, sedangkan RoA Perusahaan XYZ mencapai angka sebesar 16,66 %.
Dari hasil ini bisa kamu lihat bahwa meskipun dalam laba bersih XYZ lebih sedikit dari ABC, namun soal efisiensi, perusahaan tersebut jelas lebih menguntungkan.
Fungsi Analisis Return on Asset untuk Perusahaan
Untuk Menentukan Profitabilitas serta Efisiensi
Hasil perhitungan dan analisis Return on Asset akan menunjukkan jumlah uang yang dimiliki per aset. Sehingga, pada pengembalian nilai aset yang lebih tinggi akan menunjukkan bahwa bisnis yang telah dijalani akan lebih menguntungkan serta efisien.
Baca Juga: Memahami Arti, Cara Menghitung, serta Rasio Profitabilitas
Untuk Membandingkan Kinerja Antarperusahaan
Pada dasarnya, pengembalian aset tidak bisa dibandingkan pada seluruh industri. Perusahaan di dalam industri yang berbeda sangat bervariasi pada penggunaan aset mereka. Misalnya, seperti beberapa industri yang mungkin memerlukan pabrik, properti, serta peralatan yang mahal untuk dapat menghasilkan pendapatan yang dibandingkan dengan perusahaan pada industri lain.
Perusahaan-perusahaan tersebut secara alami dapat melaporkan pengembalian pada aset yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan perusahaan yang tidak banyak membutuhkan aset untuk dapat beroperasi.
Return on Asset hanya bisa digunakan untuk membandingkan pada dua perusahaan berbeda yang terjun di sektor atau bidang serupa. Sehingga tak perlu heran apabila investor memanfaatkan hasil perhitungan pada rumus Return on Asset untuk sebuah indikator bila membandingkan perusahaan kita dengan para kompetitor.
Untuk Menentukan Intensif Aset Perusahaan
Analisis Return on Asset juga dapat digunakan untuk mengukur seberapa intensif aset perusahaan. Semakin rendahnya pengembalian aset, maka semakin intensif pula aset perusahaan. Sebaliknya, semakin tinggi pengembalian aset, akan semakin sedikit pula intensif aset perusahaan.
Sebagai bentuk aturan umum, pengembalian pada aset di bawah 5% yang dianggap sebagai bisnis intensif aset sementara pengembalian aset di atas 20% yang dianggap sebagai sebuah bisnis yang ringan aset.
Baca Juga: Memahami Definisi dan Contoh Aktiva dalam Dunia Bisnis
Faktor-faktor yang Memiliki Pengaruh pada Return on Assets (ROA)
Kasmir berpendapat bahwa faktor utama yang bisa memengaruhi RoA adalah margin laba bersih serta perputaran total aktiva. Ini dikarenakan RoA rendah bisa disebabkan oleh rendahnya pada margin laba yang pada akhirnya mengakibatkan rendahnya margin laba bersih yang serta diakibatkan karena minimnya perputaran total aktiva.
Sementara itu, Munawir berpendapat bahwa pada besaran RoA dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama, terdapat tingkat perputaran aktiva yang dimanfaatkan dari sebuah untung operasi. Kedua, keuntungan pada margin yang besarnya dicatat pada persentase serta jumlah penjualan bersih. Profit margin itulah yang akan mengukur tingkat keuntungan yang didapat oleh perusahaan yang kemudian dihubungkan dengan tingkat sebuah penjualan.
Secara umum, faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi ROA, adalah:
Perputaran Kas (Cash Turnover)
Jika kamu menghitung tingkat perputaran kas, akan diketahui seberapa jauh tingkat efisiensi yang dapat dicapai perusahaan dalam upaya mendayagunakan persediaan kas yang ada untuk mewujudkan tujuan perusahaan.
Kasmir menjelaskan bahwa rasio perputaran kas maupun cash turnover ini berfungsi untuk mengukur pada tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan dalam membayar suatu tagihan serta membiayai proses penjualan sebuah perusahaan.
Singkatnya, rasio Return on Asset ini dimanfaatkan untuk bisa mengukur tingkat ketersediaan kas sehingga dapat membayar tagihan utang dan juga biaya lainnya yang berhubungan pada penjualan.
Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
Untuk mengukur tingkat keberhasilan kebijakan penjualan kredit dalam sebuah perusahaan, dapat dilihat dari tingkat perputaran piutangnya. Sawir menerangkan bahwa Receivable Turnover dapat digunakan untuk menghitung berapa lama suatu penagihan piutang pada kurun waktu satu periode maupun berapa kali dana yang mampu ditanam pada dalam piutang tersebut sehingga berputar kurun waktu satu tahun.
Tinggi maupun rendahnya sebuah perputaran piutang tersebut bergantung pada besar maupun kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Perputaran modal yang cepat menandakan kembali pada modal yang bisa kembali dengan cepat.
Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Persediaan adalah salah satu unsur dari aktiva lancar yang tergolong unsur aktif pada sebuah kegiatan perusahaan yang didapatkan secara berkelanjutan, diubah lalu dijual pada konsumen.
Kasmir juga menjelaskan, bahwasanya dalam sebuah perputaran persediaan yang dimanfaatkan mengenali berapa banyaknya uang telah disetorkan pada persediaan yang berputar pada jangka waktu satu tahun.
Pada dasarnya, perputaran persediaan akan memperlancar maupun memudahkan operasi perusahaan yang perlu dilakukan berturut-turut untuk bisa menciptakan barang serta menyalurkannya kembali untuk para pelanggan.
Baca Juga: Laporan Posisi Keuangan: Pengertian, Contoh, dan Fungsinya
Kelebihan dan Kekurangan Analisis Return on Asset (ROA)
Selayaknya banyak hal lain di dunia ini yang memiliki dua sisi, begitu juga yang terjadi pada perhitungan dan analisis Return on Asset (RoA). Return on Asset memiliki kelebihan dan juga kekurangan, antara lain:
Kelebihan Return on Asset (RoA)
- Perhitungan dengan menggunakan rumus Return on Asset bisa dibandingkan dengan rasio industri, maka dapat diketahui posisi perusahaan terhadap sebuah industri. Hal ini menjadi salah satu langkah pada perencanaan strategi.
- Bila perusahaan telah menjalankan konsep akuntansi dengan baik maka dengan analisis Return on Asset bisa diukur efisiensi pada penggunaan modal secara menyeluruh, yang sensitif pada setiap hal yang mempengaruhi sebuah keadaan keuangan perusahaan.
Kekurangan Return on Asset
- Return on Asset adalah sebuah pengukur atau tolok ukur divisi yang sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi maupun aktiva tetap.
- Return on Asset bisa mengandung distorsi yang terbilang cukup besar terutama pada dalam kondisi inflasi. RoA akan cenderung tinggi akibat penyesuaian (kenaikan) harga jual, sementara itu dalam beberapa komponen biaya akan masih dinilai dengan harga distorsi.
Sebagai pebisnis, kamu perlu memahami bahwa tanpa adanya penghitungan RoA, pebisnis akan mengalami kesulitan dalam menentukan progress dari pengembangan bisnisnya, sehingga akan terjebak pada cara yang sama secara terus-menerus tanpa bisa bangkit dan meningkatkan pendapatan bisnisnya.
Dari penghitungan rumus Return on Asset tersebut, seringnya operasional bisnis pun ikut disesuaikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Pebisnis juga dapat memanfaatkan aplikasi POS seperti aplikasi majoo dengan berbagai fitur andalannya yang dapat membantu pengelolaan bisnis secara mudah, efektif, serta efisien. Dengan begitu, pemilik bisnis dapat menekan berbagai biaya pengelolaan bisnis sehingga bisa memperoleh rasio Return of Asset yang lebih baik.