Mungkin kamu pernah membaca tentang RuangGuru yang didapuk sebagai perusahaan Centaur karena nilai valuasinya mencapai US$800 juta.
Atau berita membanggakan serupa yang mengatakan bahwa perusahaan startup Indonesia seperti GoJek, Tokopedia, Bukalapak, JD.id, serta OVO masuk ke dalam perusahaan Unicorn dunia.
Ya, bayangkan saja valuasi perusahaan startup itu sudah mencapai hampir 10,47 triliun rupiah!
Saat membaca kabar tersebut, apakah terbersit pertanyaan memangnya valuasi itu apa? Apakah sama dengan profit? Memang menghitungnya dengan cara seperti apa?
Nah, sebagai pelaku UMKM, ada baiknya kita memahami mengenai valuasi. Artikel ini akan membantumu dalam mempelajari mengenai definisi valuasi, tujuannya, sampai cara perusahaan dalam menghitung valuasi.
Definisi Valuasi
Investopedia menyatakan bahwa valuasi adalah nilai nilai ekonomi sebuah bisnis berdasarkan pertimbangan beberapa faktor beberapa faktor yang dipertimbangkan.
Nilai valuasi menunjukkan besar kecilnya bisnis yang menentukan harga jual perusahaanmu.
Contoh valuasi misalnya, jika perusahaanmu punya valuasi 3 miliar. Hal ini berarti maka jika ada pihak yang ingin membeli perusahaanmu, mereka harus menyiapkan dana sebesar 3 miliar.
-
Nilai Valuasi Berubah-ubah
Valuasi adalah sebuah proses analisis yang menentukan proyeksi nilai dari sebuah perusahaan.
Nah, rupanya nilai valuasi perusahaan pun berubah-ubah bergantung dengan performa dan kondisi keuangan perusahaan. Tentu saja keadaan ekonomi perusahaan itu dinamis kadang naik dan turun.
Kondisi itulah yang menjadikan valuasi perusahaan harus dihitung secara berkala.
Apalagi jika ada kemungkinan perusahaan ingin menentukan harga jual sebelum terjadi akuisisi, perhitungan perpajakan, rencana merger, hingga pemisahan perusahaan. Perlu dipastikan valuasi yang dicetuskan benar-benar yang sesuai dengan kondisi aktual.
Baca juga: Perbedaan Funding Bank dan StartUp
Tujuan Valuasi
Tujuan valuasi tak hanya memberikan gambaran ‘nilai ekonomi’ perusahaan. Nilai ini memengaruhi para investor dan mitra dalam memandang perusahaanmu.
Bisa dibilang, nilai valuasi bisnis menjadi ‘daya tarik’ bagi investor untuk memutuskan mengajak merger atau akuisisi.
Namun tak hanya itu, ada beberapa tujuan valuasi perusahaan, yaitu:
- Indikator penilaian internal. Nilai valuasi perusahaan membantu para pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan strategis mengenai bisnisnya.
Tentu saja, valuasi yang rendah menjadi tolok ukur perusahaan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja serta performa bisnis.
Sebaliknya, valuasi yang tinggi menjadi motivasi agar perusahaan tetap mempertahankan kinerja dan tetap menjaga kepercayaan pemangku kepentingan terhadap bisnis yang dijalankan.
- Magnet investasi. Valuasi yang cenderung tinggi dan naik terus terasa lebih menjanjikan bagi para investor untuk kemudian tertarik menanamkan dana di perusahaanmu. Dengan tambahan modal, bisnismu lebih akan berkembang, bukan?
- Proses akuisisi makin lancar. Sebagai ‘rapor’ yang menjadi gambaran kesuksesan perusahaan, nilai valuasi diandalkan untuk menjadi pegangan bagi perusahaan jika ingin mengakuisisi perusahaan lainnya.
Faktor yang Memengaruhi Nilai Valuasi Bisnis
Ingat definisi Investopedia di awal artikel ini? Kami ingatkan kembali, ya. Valuasi adalah nilai nilai ekonomi sebuah bisnis berdasarkan pertimbangan beberapa faktor beberapa faktor yang dipertimbangkan.
Nah, faktor apa saja, memangnya?
Berikut ini adalah faktor yang memengaruhi valuasi dari sebuah perusahaan, yaitu:
- Stabilitas penjualan. Bisnis yang stabil memengaruhi nilai valuasi. Hal ini dikarenakan perusahaan yang stabil berarti telah mampu memiliki konsumennya sendiri serta mendapat profit yang mapan dari konsumennya. Semakin stabil, perusahaan dinilai memiliki valuasi makin tinggi.
- Urgensi. Urgensi adalah seberapa mendesak sebuah perusahaan membutuhkan suntikan dana untuk kegiatan operasionalnya. Nilai valuasi tinggi jika perusahaan masih bisa beroperasi dengan baik tanpa bantuan investor.
Sebaliknya, perusahaan yang sangat bergantung pada investor dalam bantuan dana menjadi tanda bisnisnya tidak dalam keadaan baik. Ini menjadikannya memiliki valuasi rendah.
- Model bisnis. Semakin unik model bisnis yang dijalankan perusahaan, maka semakin tinggi nilai valuasinya. Mengapa? Keunikan tersebut membuka peluang terjadinya disrupsi pasar, dan ini merupakan keunggulan bisnis.
- Kualitas manajemen. Pemetaan sumber daya manusia dalam perusahaan berdampak pada nilai valuasi. Kualitas pemimpin, manajer, sampai struktur perusahaan yang unggul membuat valuasi menjadi tinggi.
- Penciptaan persepsi. Cara pandang dan awareness masyarakat terdapat perusahaanmu menyumbangkan poin dalam penilaian valuasi perusahaan. Semakin baik branding suatu bisnis maka valuasinya lebih tinggi.
- Kompetitor. Persaingan menjadi penentu tinggi rendahnya valuasi. Perusahaan yang memiliki banyak pesaing dan bisa berkompetisi dengan baik mendapatkan nilai yang tinggi dalam valuasi.
- Kepemilikan aset. Nilai valuasi bisnis yang tinggi juga dilihat dari faktor seberapa banyak aset yang dimiliki oleh perusahaan. Misalnya gedung, mitra, konsumen, serta jumlah utang.
Tak hanya mengenai kuantitas aset, valuasi yang tinggi dilihat juga dari kualitas serta potensi pengembangan aset yang dimiliki.
Pendekatan Valuasi
Penilaian valuasi bisa dilakukan dengan beberapa pendekatan. Maksudnya, nilai valuasi ini bisa dihitung dari beragam sudut pandang.
Beberapa pendekatan yang mendasar penilaian valuasi, yaitu:
- Pendekatan aset. Berdasarkan metode basis likuidasi terhadap sejumlah aset yang dimiliki suatu perusahaan (basic book value) dan biasa diterapkan dalam perusahaan berskala besar.
- Pendekatan nilai pasar. Valuasi yang ditentukan dari perkiraan nilai pasar perusahaan yang akan dijual berdasarkan perusahaan lainnya.
Tentu saja pendekatan ini dinilai kurang spesifik dan valid karena hanya berdasarkan perkiraan saja. Solusinya adalah gunakan jasa profesional jika ingin menggunakan pendekatan ini.
- Pendekatan nilai penghasilan. Valuasi yang ditentukan berdasarkan perkiraan penghasilan di masa depan dengan menggunakan histori laporan penghasilan yang sudah ada. Biasanya pendekatan ini diterapkan saat perusahaan ingin melakukan merger.
Cara Menghitung Valuasi Perusahaan
Jika sudah menentukan pendekatan yang kamu pilih dalam membuat valuasi perusahaan, kini saatnya kamu menentukan cara menghitung valuasinya.
Ada beberapa cara yang bisa diterapkan dalam menghitung valuasi perusahaan. Di bawah ini adalah beberapa di antaranya.
1. Kapitalisasi Pasar
Kapitalisasi pasar, sering kali disingkat kap pasar (market cap), adalah istilah bisnis yang merujuk pada harga keseluruhan dari sebuah saham perusahaan. Ya, ini tentang saham.
Semakin besar kapitalisasi pasar sebuah perusahaan, maka dianggap makin kaya dan perusahaan makin besar.
Perhitungan valuasi berdasarkan kapitalisasi pasar adalah cara termudah Caranya adalah dengan mengalikan harga saham perusahaan dengan total saham yang saat ini beredar di pasaran.
Contohnya, PT Dunia Imaji punya 500 juta lembar saham yang beredar di pasaran. Tiap lembarnya bernilai Rp2.000. Jadi nilai valuasi perusahaannya adalah Rp1 triliun.
2. Profit Multiplier
Metode profit multiplier disebut juga dengan pengganda keuntungan. Cara menghitung valuasi dengan profit multiplier dilakukan dengan mengalikan keuntungan bisnis atau price to earnings.
Contohnya, PT Merdeka Berjuang memiliki laba bersih tahunan sebesar Rp2 triliun. Perusahaan menetapkan pengalian kelipatan 5 untuk menentukan valuasi bisnisnya.
Jadi, valuasi PT Merdeka Berjuang sebesar 2 triliun x 5, yaitu 10 triliun.
Jangan salah, walau tampak sederhana, sejalan dengan pertumbuhan laba yang naik turun setiap tahunnya perhitungan ini akan makin kompleks.
3. Discounted Cash Flow (DCF)
Cara menghitung value dengan discounted cash flow (DCF) yakni dengan menghitung nilai sekarang dari arus kas di masa yang akan datang atau present value (PV).
Keakuratan asumsi membuat hasil valuasi dengan cara DCF menjadi semakin valid.
Tapi, sebenarnya pendekatan ini membuatmu harus mampu memperkirakan dengan baik arus kas di masa mendatang. Tentu saja, karena sifatnya perkiraan, maka perhitungannya berpotensi agak meleset.
Penggunaan Nilai Valuasi dalam Menggolongkan Start Up
Nah, agar gambaran mengenai valuasi ini lebih jelas. Kami coba jelaskan secara singkat penggolongan perusahaan start up berdasarkan nilai valuasinya.
1. Cockroach (valuasi < US$10 juta atau Rp14,7 miliar).
Perusahaan start-up baru yang masih rendah labanya dan masih memiliki struktur organisasi yang belum rapi.
2. Pony (valuasi US$10 juta–US$100 juta).
Perusahaan yang mulai kompetitif dengan pertumbuhan yang masif.
3. Centaur (valuasi US$100 juta – US$1 miliar).
Ada 27 perusahaan startup Indonesia yang masuk kategori ini, misalnya halodoc, Sociolla, Dana, RuangGuru, akulaku, kredivo, dan blibli.com.
4. Unicorn (valuasi US$1 miliar – US$10 miliar).
Gojek, Tokopedia, OVO, Traveloka, Kopi Kenangan, JD.id dan Bukalapak masuk ke dalam kategori perusahaan unicorn. Keren!
5. Decacorn (valuasi US$10 miliar hingga kurang dari US$100 miliar).
Grab dan J&T Express masuk ke dalam perusahaan decacorn. Wow!
(Sumber: https://goodstats.id/)
6. Hectocorn (valuasi mencapai US$100 miliar).
Saat ini perusahaan yang masuk dalam tingkatan hectocorn adalah Alipay, Apple, Google, Facebook, Microsoft, Oracle, dan Cisco.
Baca juga: Apa Itu Ekonomi Kreatif? Apa Saja Ciri-Ciri dan Contohnya?
Kesimpulan
Perusahaan-perusahaan rintisan berbasis teknologi alias startup memang memiliki level atau tingkatan berbeda. Tingkatan diklasifikasikan berdasarkan nilai valuasi perusahaan.
Valuasi menjadi sebuah nilai berharga bagi suatu startup karena pada umumnya startup masih tergolong semi enterprise. Nilai valuasinya berbeda, tergantung dari persetujuan antara founder dengan investor yang hendak menggelontorkan dana untuk saham valuasi.
Harap diingat bahwa biasanya para investor sudah memiliki benchmark internal dan prosedur penghitungan valuasi. Mereka akan melihat kapabilitas founder, kinerja keuangan perusahaan, produk yang dipasarkan, transaksi pengguna, manajemen pendanaan, hingga potensi produk di masa depan.
Sudah ada di kategori manakah bisnis yang sedang kamu jalankan? Tak apa masih di level paling bawah. Tingkatkan terus valuasi bisnismu dengan memperkuat kualitas baik itu produk, SDM, dan sistem kerja.
Tak cuma memperbaiki sistem secara internal, perbanyak kemitraan dan belajar dari perusahaan yang besar. Hal ini membantu bisnismu untuk selalu punya daya dorong dalam berinovasi dan berkreasi sehingga memiliki daya saing yang baik.
Referensi:
- https://dailysocial.id/post/6-tingkatan-bisnis-startup-yang-wajib-kamu-ketahui
- https://entrepreneur.uai.ac.id/pengertian-valuasi-startup-dan-cara-hitungnya-pada-tahap-awal-bisnis/
- https://glints.com/id/lowongan/valuasi-adalah/#.Y7eeCnZBzIU
- https://goodstats.id/infographic/daftar-terbaru-decacorn-dan-unicorn-asia-tenggara-2022-MeOQR
Sumber gambar: freepik.com