Kampanye media sosial merupakan salah satu jenis digital marketing yang sedang banyak digemari. Bagaimana tidak? Penetrasi internet melalui kanal-kanal media sosial memang sedang tinggi-tingginya, dengan kata lain media sosial memiliki jumlah pengguna yang cukup besar untuk disasar sebagai market dalam memasarkan produk dan jasa.
Sayangnya, tak banyak pelaku usaha yang benar-benar memahami cara melakukan kampanye yang baik di media sosial sebagai salah satu bentuk kegiatan pemasarannya. Padahal, jika praktik ini dapat dimaksimalkan, angka penjualan pun dapat lebih optimal.
Seperti apa, sih, praktik terbaik dalam memasarkan produk dan jasa di media sosial?
Mengenali Platform Kampanye Media Sosial
Sebagai media yang sedang sangat dinikmati, para penggiat produk teknologi pun berlomba-lomba dalam meluncurkan berbagai fitur maupun platform media sosial. Sebagai hasilnya, ada banyak sekali platform yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pemasaran.
Meski demikian, perlu diingat pula bahwa karakter setiap kanal media sosial yang ada saat ini berbeda-beda, demikian pula segmentasi penggunanya. Otomatis kegiatan pemasaran yang dilakukan di setiap media sosial tersebut juga memiliki pendekatan yang tak bisa disamakan.
Tentukan terlebih dahulu kampanye seperti apa yang ingin dilakukan dan mana platform yang ingin digunakan, kenali dengan baik karakter serta segmentasi penggunanya, dan barulah strategi pemasaran terbaik dapat disusun berdasarkan hasil penilaian tersebut.
Baca juga: Menyesuaikan Konten Instagram Bisnis untuk Pelanggan
Memanfaatkan Keberadaan Key Opinion Leader
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat dengan menemukan public figure–biasanya merupakan selebritas–yang dijadikan ujung tombak dalam kegiatan pemasaran konvensional, misalnya saja melalui iklan-iklan yang dibintangi di televisi atau poster yang dipasang di baliho dan papan-papan reklame. Dalam media sosial, kita juga memiliki sosok yang dapat menginspirasi tersebut dan mengenalnya sebagai key opinion leader atau influencer.
Melakukan kampanye media sosial secara mandiri jelas tidak ada salahnya, terlebih jika kampanye tersebut memang dimaksudkan untuk berjalan dalam jangka waktu yang panjang sehingga ada beberapa pos pengeluaran yang perlu ditekan. Akan tetapi, memanfaatkan keberadaan key opinion leader juga tetap bisa dilakukan, meski mungkin tidak di seluruh durasi pelaksanaan kampanye.
Sama seperti keberadaan public figure, key opinion leader atau influencer dianggap dapat memberikan dorongan bagi audiens media sosial untuk melakukan pembelian. Sekalipun belum ada audiens yang tertarik untuk melakukan pembelian, key opinion leader tetap dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan brand awareness yang juga menjadi tujuan dari kegiatan pemasaran, kan?
Baca juga: Menerapkan Strategi Omnichannel pada Bisnis, Apa Untungnya?
Menyesuaikan Jenis Posting dengan Sifat Kampanye
Salah satu fakta yang sering terlewat oleh pelaku usaha adalah perbedaan sifat antara sebuah kampanye dengan posting pemasaran digital biasa.
Berbeda dengan posting pemasaran pada umumnya, kampanye membutuhkan lebih dari satu posting yang dapat dirangkai untuk mencapai tujuan akhir kegiatan pemasaran. Tergantung dari durasi kampanye yang ingin dijalankan, pemilik usaha perlu menyusun timeline agar tetap ada keterkaitan antara satu posting dengan posting lain.
Dengan kata lain, dalam sebuah kampanye, perlu ada momentum yang dibangun dari awal hingga puncaknya ketika posting andalan diterbitkan. Inilah mengapa model kampanye lebih sering digunakan untuk kegiatan pemasaran bagi produk-produk atau fitur baru, sehingga ketika produk akhirnya diluncurkan, perhatian dan animo yang diberikan oleh target pasar akan lebih besar.
Melalui praktik ini, pelanggan tidak akan kaget atau bertanya-tanya saat produk atau fitur yang baru diluncurkan. Justru, rasa penasaran yang dimiliki sudah terbangun seiring momentum kampanye, sehingga pelanggan pun akan masuk dalam euforia untuk menyambut produk maupun fitur baru tersebut.
Baca juga: Merancang Program Promo Terbaik bagi Target Audience
Perlu Diikuti dengan Modal yang Cukup
Jika kegiatan pemasaran lainnya dapat diibaratkan seperti sprint, kampanye media sosial tak ubahnya marathon dengan durasi serta jarak yang lebih panjang. Oleh karena itu, pemilik usaha perlu melakukan manajemen sumber daya yang baik agar kegiatan kampanye dapat dijalankan hingga akhir.
Salah satu penentunya jelas terdapat pada kesiapan modal. Inilah mengapa saat ingin melakukan kegiatan pemasaran berbentuk kampanye, perlu ada penyusunan strategi yang benar-benar matang dan mampu menghitung seluruh pengeluaran tak terduga yang mungkin akan muncul seiring berjalannya pelaksanaan kampanye.
Jangan sampai beban pengeluaran dimaksimalkan sebesar-besarnya di awal padahal timeline kampanye rencananya masih akan berakhir satu bulan ke depan. Terlebih lagi bagi kampanye yang dilakukan untuk membangun momentum, sehingga kegiatan yang paling penting justru berada di akhir rangkaian.
Susun kegiatan yang sesuai dengan modal yang dimiliki. Jika waktu pelaksanaan masih panjang, kurangi sebanyak mungkin pos pengeluaran yang masih dapat ditekan. Barulah ketika momentum sudah mulai terbangun dan kampanye akan berakhir, sisa pengeluaran tersebut difokuskan untuk kegiatan akhir untuk memunculkan dorongan yang lebih besar bagi pelanggan untuk melakukan pembelian.
Pelaksanaan jenis digital marketing yang satu ini mungkin memang sedikit sulit dan membingungkan. Namun, hasil yang akan diperoleh jika segalanya dapat dijalankan secara optimal pun akan terasa lebih memuaskan.
Nah, selama tim berfokus pada pelaksanaan kampanye maupun kegiatan pemasaran lainnya, manfaatkan aplikasi majoo untuk mengatasi pengelolaan operasional bisnis sehari-hari. Setiap fitur yang terdapat dalam aplikasi majoo sudah dirancang untuk memberikan kemudahan bagi pelaku usaha untuk memperoleh pendapatan bisnis yang sebesar-besarnya. Jadi, tunggu apa lagi? Segera berlangganan aplikasi majoo sekarang!
Baca juga: Strategi Iklan untuk Memastikan Online Shop Tidak Merugi