Pertanyaan yang bagus sekali, kan? Mengapa pelaku usaha perlu memahami karakter Gen Z dalam menjalankan bisnisnya? Karena seiring dengan berkembangnya zaman, operasional bisnis sesungguhnya bukan hanya tentang membeli atau menjual saja, melainkan juga tentang strategi, rencana, dan juga kecermatan dalam memanfaatkan peluang.
Nah, lalu, di bagian mana Gen Z mengambil peran? Meski sudah sedemikian berkembang, dunia bisnis toh masih mengedepankan konsep dasar kegiatan ekonomi, kan? Apabila generasi-generasi baru ini tidak dapat berkontribusi terhadap angka penjualan, tentu pelaku usaha pun tidak perlu repot mempertimbangkan karakter yang mereka miliki dalam strategi bisnisnya.
Namun, justru di situlah sebenarnya peran Gen Z bagi kemajuan bisnis, lho! Penasaran? Langsung saja kita bahas bersama-sama!
Karakter Pelanggan Memengaruhi Kegiatan Pemasaran
Dalam menjalankan bisnis, pelaku usaha sebaiknya tidak sepenuhnya berfokus pada aktivitas penjualan saja, tetapi juga harus memikirkan strategi pemasaran yang bisa dijalankan untuk mendorong angka penjualan.
Terkait hal ini, memahami karakter atau sifat yang dimiliki oleh pelanggan menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan. Jika tidak, fokus kegiatan pemasaran yang dilakukan pun sulit untuk diarahkan, misalnya saja secara khusus menyasar segmen tertentu, dan pada akhirnya tidak dapat secara signifikan meningkatkan angka penjualan.
Apabila suatu kegiatan pemasaran tidak mampu memberikan peningkatan penjualan yang memuaskan, tentu kegiatan pemasaran tersebut akan digolongkan sebagai beban yang akan merugikan bisnis. Oleh karena itu, penting sekali untuk memahami karakter pelanggan dan menjadikannya pertimbangan dalam menyusun kegiatan pemasaran.
Memandang Daya Beli Gen Z sebagai Peluang
Benar memang, karakter dari segmen pelanggan yang disasar akan sangat memengaruhi setiap aspek pemasaran yang dilakukan. Namun, tentu asumsi tersebut masih belum bisa digunakan sebagai jawaban untuk pertanyaan, “Mengapa harus Gen Z?”
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu kembali lagi pada definisi dari Gen Z itu sendiri, yaitu generasi yang lahir pada rentang tahun 1996 hingga 2010. Dengan kata lain, mereka yang saat ini tengah berusia 12 hingga 26 tahun merupakan bagian dari Gen Z atau generation Z ini.
Jika dilihat kembali, rentang usia generasi ini terdiri dari remaja hingga dewasa muda, dan sudah bukan rahasia lagi jika rentang usia ini merupakan salah satu segmen pelanggan yang konsumtif, khususnya untuk produk-produk atau jasa yang dapat membantu mereka mengaktualisasikan dirinya, terlebih untuk rentang usia 17 hingga 26 tahun yang umumnya sudah mulai memiliki penghasilan sendiri.
Sebagai seorang pelaku usaha, tentu daya beli dan perilaku konsumtif yang ditunjukkan oleh generasi ini dapat dilihat sebagai peluang bisnis yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin, kan? Karenanya, bukan sesuatu yang berlebihan jika pemilik usaha mulai mempertimbangkan Gen Z sebagai segmen pelanggan yang menarik untuk dilirik.
Kedekatan Gen Z dengan Teknologi dan Media Sosial
Alasan lain yang membuat pelaku usaha sebaiknya juga memperhitungkan karakter pelanggan dari Gen Z adalah kedekatan yang mereka miliki terhadap produk-produk teknologi serta media sosial.
Tak seperti kebanyakan generasi lain yang lahir lebih dahulu, Gen Z merupakan generasi yang benar-benar lahir dan tumbuh bersama perkembangan teknologi. Kecepatan mereka dalam mengadopsi produk-produk teknologi jelas tak perlu diragukan lagi, terutama apabila kita membicarakan kanal-kanal media sosial.
Di sisi lain, penetrasi produk teknologi dan juga media sosial juga tergolong baik dengan pertumbuhan tahunan yang menjanjikan. Artinya, saat ini sudah banyak orang yang mulai memasukkan media sosial sebagai bagian dari kesehariannya; termasuk untuk urusan bisnis.
Tentu gawat, kan, jika muncul sentimen negatif terkait bisnis yang viral di media sosial? Nah, perlu diketahui pula bahwa saat ini, Gen Z merupakan kontributor yang paling besar untuk setiap posting yang viral, baik yang membawa sentimen positif maupun negatif.
Dengan memahami karakter pelanggan dari Gen Z, pelaku usaha dapat melakukan penyesuaian atau gimmick dalam operasional bisnisnya dan menjaga sentimen publik terhadap bisnisnya tetap positif.
Gen Z Dapat Menjadi Segmen Pasar yang Menjanjikan
Setiap bisnis tentu memiliki segmen pasarnya masing-masing. Namun, bukan berarti pelaku usaha harus sepenuhnya berfokus pada pasar yang disasarnya tanpa melihat peluang yang dimiliki oleh segmen pasar lainnya.
Seiring berkembangnya zaman, segmen pasar yang dimiliki oleh suatu bisnis dapat ikut berubah atau bergeser. Dengan mempertimbangkan hal ini, menggarap segmen pasar Gen Z dari sekarang bisa menjadi awal yang baik untuk keberlanjutan bisnis ke depannya.
Tidak perlu melakukan perubahan yang terlalu ekstrem, tetapi jelas tak ada salahnya untuk memastikan produk atau jasa yang coba dijual juga dapat diakses dengan mudah oleh segmen pasar yang lain, khususnya mereka yang berasal dari Gen Z. Misalnya saja dengan menyediakan pilihan pembayaran nontunai dengan melihat karakter Gen Z yang memang lebih cenderung menyimpan uangnya dalam platform-platform digital seperti e-money atau e-wallet.
Agar lebih mudah, pelaku usaha bisa memanfaatkan integrasi sistem aplikasi majoo dengan berbagai penyedia jasa pembayaran nontunai untuk mempermudah transaksi dan menarik perhatian para Gen Z. Di samping itu, aplikasi majoo juga dilengkapi dengan sejumlah fitur unggulan lainnya yang dapat membantu mempermudah pengelolaan operasional bisnis.
Jadi, tunggu apa lagi? Segera gunakan aplikasi majoo sekarang juga!