Dengan maraknya seruan cashless society, aplikasi e-Wallet pun mulai menjadi andalan pelanggan untuk menyelesaikan setiap transaksinya. Penetrasi teknologi digital memang tak usah diragukan lagi. Jangkauannya tidak hanya sebatas kota-kota besar saja, tetapi merata hampir ke seluruh daerah. Penyedia layanannya juga beragam, mulai dari badan-badan usaha milik perorangan hingga bank pun rerata juga turut meluncurkan layanan dompet digital ini. Namun, di antara banyak layanan serupa, mari kita intip 3 e-Wallet yang paling banyak digunakan di Indonesia.
1. Gopay
Gopay merupakan layanan e-Wallet yang diluncurkan oleh Gojek, perusahaan transportasi berbasis daring, pada tahun 2016. Awalnya diluncurkan dalam ekosistem Gojek sendiri sebagai e-money untuk membayar jasa angkutan yang menjadi layanan primernya, di tahun 2017 Gojek melakukan ekspansi layanan Gopay hingga ke luar ekosistem Gojek. Alhasil, Gopay kini tak hanya dapat digunakan untuk membayar berbagai layanan yang ditawarkan oleh Gojek saja, tetapi juga dapat digunakan untuk menyelesaikan transaksi di berbagai merchant yang menjadi mitranya.
Luasnya cakupan Gopay serta kemudahan pembayaran yang ditawarkannya membuat Gopay menjadi layanan e-Wallet dengan tingkat pendapatan yang stabil. Di tahun 2019, 30% dari total transaksi uang elektronik di Indonesia diperkirakan dilakukan menggunakan Gopay.
2. OVO
Dimulai sejak tahun 2016 pula, OVO sempat mengalami penurunan pengguna di tahun 2018 hingga pertengahan 2019. Namun, di akhir tahun 2019, OVO muncul sebagai layanan dompet digital yang paling banyak digunakan kedua setelah Gopay di Indonesia. Kepopuleran OVO sebagai sebuah layanan uang elektronik sebagian disumbangkan oleh kepiawaiannya dalam menggandeng e-commerce unicorn di Indonesia seperti Tokopedia, selain sebagai metode pembayaran luring di sejumlah department store besar. Sama seperti Gopay, OVO juga menjadi metode pembayaran jasa transportasi berbasis luring, Grab. Kini, kamu bisa memilih untuk membayar dengan OVO di hampir seluruh merchant yang sudah menerapkan model pembayaran nontunai.
3. Dana
Dalam bisnis dompet digital, Dana bisa dibilang sebagai pemain baru. Penyedia layanan e-Wallet yang satu ini baru masuk ke kancah bisnis di tahun 2018, sedikit lebih lambat dibanding Gopay ataupun OVO. Meski demikian, strategi bisnis yang dilakukannya berhasil mengantarkan Dana menjadi aplikasi uang elektronik ketiga yang paling banyak digunakan di akhir tahun 2019. Tak berbeda dengan OVO, Dana juga menggandeng salah satu startup unicorn, yakni Bukalapak. Selain itu, Dana juga mudah ditemukan sebagai salah satu pilihan pembayaran di berbagai merchant yang ada di Indonesia.
Dompet digital, sebuah terobosan kemudahan bertransaksi
Tingginya penetrasi uang elektronik bukan tanpa sebab. Selain minat masyarakat yang cukup tinggi dalam mengikuti perkembangan teknologi, pada nyatanya melakukan transaksi dengan uang digital memang memberikan banyak kemudahan jika dibanding dengan transaksi konvensional. Diintegrasikan ke dalam bentuk aplikasi, uang elektronik tidak hanya membantu mereka yang enggan membawa uang tunai terlalu banyak saat bepergian, tetapi juga mencatat riwayat transaksi secara otomatis yang mudah dilacak. Dengan adanya kemudahan-kemudahan ini, tak heran jika banyak orang yang mulai beralih memilih aplikasi e-Wallet sebagai metode transaksinya.
Bagi pelaku bisnis, menyediakan berbagai ragam layanan e-Wallet sebagai pilihan pembayaran pun menjadi sesuatu yang penting pula. Mengingat banyaknya orang yang sudah mulai beralih menuju cashless society, dengan menyediakan lebih dari satu pilihan pembayaran, pelaku bisnis juga dapat menjaga loyalitas pelanggan yang merasa mendapatkan kemudahan transaksi. Gunakan aplikasi majoo yang mampu melayani pembayaran melalui berbagai e-Wallet yang banyak digunakan dan tingkatkan level bisnismu!
Baca juga: Cara dan Manfaat Mengaktifkan majoo Pay QRIS Untuk Bisnis Kamu